KAJIAN ph DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI Cd(II) DAN Zn(II) PADA HUMIN. Study of ph and EquilibriumTime on Cd(II) and Zn(II) Adsorption by Humin

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI Pb(II) OLEH ASAM HUMAT TERIMOBILISASI PADA HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI

KAJIAN ADSORPSI RHODAMIN B PADA HUMIN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI ADSORBEN ASAM HUMAT TERIMOBILISASI PADA HIBRIDA MERKAPTO SILIKA DARI ABU SEKAM PADI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

II. METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

2. Metodologi 2.1. Sampling Tanah Gambut 2.2. Studi Adsorpsi Kation Kobal(II) dengan Tanah Gambut (Alimin,2000) Pengaruh Waktu Adsorpsi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

3. Metodologi Penelitian

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP EKSTRAKSI ASAM HUMAT DARI KOMPOS KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Optimasi Kondisi Penyerapan Ion Aluminium Oleh Asam Humat

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

4. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Kajian Termodinamika Adsorpsi Hibrida Merkapto-Silika dari Abu Sekam Padi Terhadap Ion Co(II)

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Adsorpsi Congo Red (Roy Andreas dan Tien S) ADSORPSI CONGO RED PADA HUMIN HASIL ISOLASI DARI TANAH HUTAN DAMAR BATURRADEN PURWOKERTO

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

PENGARUH KONSENTRASI PELARUT DAN PRAPERLAKUAN DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA TERHADAP EKSTRAKSI ASAM HUMAT DARI KOMPOS KOTORAN SAPI

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

STUDI ADSORPSI ION Au (III) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM HUMAT

PENGARUH WAKTU KONTAK DAN FREKUENSI EKSTRAKSI PADA ISOLASI ASAM HUMAT DARI KOMPOS KOTORAN SAPI

PROGRAM STUDI S3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Penurunan Kadar.. (Tien setyaningtyas dan Roy A) PENURUNAN KADAR ZAT WARNA RODAMIN B MENGGUNAKAN HUMIN HASIL ISOLASI DARI TANAH HUTAN DAMAR BATURRADEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

I. PENDAHULUAN. serius, ini karena penggunaan logam berat yang semakin meningkat seiring

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

Pengaruh Penambahan 2-Propanol pada Adsorpsi- Reduksi Ion AuCl 4

3 Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : tanah mineral masam, kapasitas absorpsi, fosfat, ph, konsentrasi CaCl 2 ABSTRACT

KAJIAN BIOSORPSI Al(III) DALAM LARUTAN OLEH BIOMASSA BATANG PISANG (Musa Paradisiaca) YANG TERIMMOBILKAN PADA ABU LAYANG BATUBARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Fotodegradasi Senyawa Biru Metilena

Bab III Metodologi Penelitian

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III. METODE PENELITIAN

KARAKTERISASI KEASAMAN DAN LUAS PERMUKAAN TEMPURUNG KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd 2+

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

KAJIAN ADSORPSI METILENA BIRU PADA HUMIN

Indonesian Journal of Chemical Science

Selulosa Bakterial Nata De Coco Sebagai Adsorban Pada Proses Adsorpsi Logam Cr(III)

Sains dan Terapan Kimia, Vol.7, No. 2 (Juli 2013), SINTESIS HIBRIDA ANORGANIK-ORGANIK V 2 O 5 -ASAM HUMAT DENGAN METODE SOL- GEL

PENGARUH KOMPOSISI BERAT KITOSAN-ZEOLIT TERHADAP STABILITAS FISIKO-KIMIA KOMPOSIT YANG DIHASILKAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Etilendiaminopropil)-Trimetoksisilan). Perlakuan modifikasi ini diharapkan akan

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PENYERAPAN LOGAM KADMIUM OLEH ASAM HUMAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

KAPASITAS ADSORPSI BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ION Cd 2+ CAPACITY OF ADSORPTION TECHNICAL BENTONITE AS ADSORBENT Cd 2+ IONS

Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

Transkripsi:

151 KAJIAN ph DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI Cd(II) DAN Zn(II) PADA HUMIN Study of ph and EquilibriumTime on Cd(II) and Zn(II) Adsorption by Humin Yunitawati, Radna Nurmasari, Dwi Rasy Mujiyanti, Dewi Umaningrum Program Studi Kimia Fakultas MIPA Unlam, Jl. Jend. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalimantan Selatan. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) oleh humin. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi ph optimum, waktu kesetimbangan adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) oleh humin serta mengetahui gugus fungsi yang berinteraksi dengan logam dengan menggunakan spektrofotometer FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ph optimum adsorpsi untuk Cd(II) adalah 5 dan ph optimum adsorpsi Zn(II) adalah 2. Waktu kontak reaksi untuk Cd(II) adalah 45 menit dan Zn(II) adalah 30 menit. Hasil spektra inframerah menunjukkan bahwa gugus COOH dan OH berperan dalam interaksi antara ion logam dengan humin. Kata kunci : Adsorpsi, Humin, Kadmium, Seng ABSTRACT The research of Cd(II) and Zn(II) adsorption by humin had been done. Aims of this research are to measure the condition of optimum ph, equilibrium time adsorption Cd(II) and Zn(II) by humin and to know the functional group that interact with metal using FTIR. The result is showed that the optimum ph adsorption of Cd(II) is 5 and Zn(II) is 2. Equilibrium time of Cd(II) is 45 minutes and Zn(II) is 30 minutes. Infrared spectra showed that COOH group and OH affected interaction for metal ions and humin. Keywords: Adsorption, Humin, Cadmium, Zinc PENDAHULUAN Pencemaran pada tanah dan perairan merupakan problem lingkungan yang banyak mendapat perhatian dunia. Luasnya distribusi pencemaran ini terkait dengan banyaknya industri menghasilkan limbah yang bersifat toksik (Sanjay, 1999). Limbah kebanyakan mengandung bahan-bahan berbahaya, antara lain adalah logam berat yang bersifat toksik. Salah satu metode untuk mengatasi pencemaran ini yaitu metode adsorpsi dengan menggunakan bahan alam yang berpotensi sebagai adsorben logam berat seperti asam humat yang berasal dari tanah gambut (Santoso, et al., 2008).

152 Salah satu sumber senyawa humin terdapat pada tanah gambut. Kalimantan Selatan adalah salah satu propinsi yang memiliki areal lahan gambut yang luas, salah satunya diantaranya adalah Kabupaten Banjar, khususnya di Kecamatan Gambut. Pemanfaatan gambut di Indonesia sendiri memang baru dimulai dalam taraf berkembang. Gambut merupakan jenis tanah yang secara alami mengandung senyawa humat sebagai komponen terbesar. Penelitian tentang humin dan pemanfaatannya saat ini masih jarang dilakukan. Humin sebagaimana humat, merupakan senyawa alami yang terkandung dalam tanah gambut yang memiliki gugus-gugus fungsional yang mirip dengan gugus fungsional pada asam humat berupa asam karboksilat, fenolat dan hidroksil, namun komponen terbesar yang terdapat dalam humin adalah komponen non polarnya. Keberadaan gugus-gugus fungsional inilah yang diharapkan mampu mengadsorpsi logam, maka dapat diasumsikan bahwa humin dapat juga digunakan sebagai adsorben seperti halnya pada asam humat dan asam fulvat. Untuk memastikan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian terhadap proses adsorpsi humin pada tanah gambut terhadap logam berat yaitu Cd(II) dan Zn(II). Dalam hal ini akan dipelajari mengenai pengaruh ph dan waktu kontak adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) terhadap humin. METODOLOGI Alat-alat yang digunakan adalah alat-alat gelas (Pyrex), neraca OHAUS merk Galaxy 400, pengaduk kayu, kertas saring, hot plate merk Barnstead No. SP46920, ph meter merk Cyberscan, shaker merk GKL 3005, oven merk Carbolyte, Spektrofotometer Serapan Atom merk Genesis 10 UV, dan spektrofotometer inframerah Shimadzu FTIR Prestige-21. Bahan-bahan yang digunakan adalah humin dari tanah gambut yang berasal dari Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, akuades, kertas saring Whatman No.42. Bahan kimia yang dengan kualitas p.a yang digunakan dalam penelitian ini adalah HCl pekat (37% dan ρ=1,19 kg/l (b/v)) E.Merck, HNO 3 (69,5% dan ρ= 1,5 kg/l (b/v)), HF (40%, ρ=1,13 g/mol) E.Merck, AgNO 3 E. Merck, NaOH E.Merck, CdOH 2 E.Merck, ZnSO 4 E.Merck. Ekstraksi humin dari tanah gambut Tanah gambut ditimbang sebanyak 500 gram kemudian dimasukkan ke dalam toples plastik dan diekstraksi dengan 5 L NaOH 0,1 N (perbandingan tanah dengan pelarut 1:10) selama 24 jam di bawah kondisi atmosfer. Endapan yang terbentuk merupakan humin dan pengotorpengotornya. Pemurnian humin Endapan humin yang diperoleh dimurnikan dengan menggunakan larutan campuran HCl 0,1 M dan HF 0,3 M Kajian ph dan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi (Yunitawati dkk)

153 sebanyak 1 L, kemudian digojog dengan shaker selama 24 jam dan dilakukan sebanyak 3 kali. Pemurnian antara HF dan HCl bertujuan untuk membebaskan humin dari pengotor bahan-bahan anorganik seperti lempung dan logam. Karakterisasi humin Humin yang telah dimurnikan dikarakterisasi dengan menggunakan instrumen spektrofotometer inframerah untuk mengidentifikasi gugus fungsionalnya. Penentuan ph optimum adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) pada humin Sebanyak 1 gram humin ditimbang kemudian diinteraksikan dengan 50 ml larutan Cd(II) dengan konsentrasi 100 ppm. Interaksi dilakukan pada ph awal larutan Cd(II) yaitu ph 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9,0 dan 10 dengan cara digojog selama 1 jam. Larutan campuran didiamkan selama 24 jam kemudian filtrat dan endapan dipisahkan dengan cara disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian dianalisis dengan AAS. Hal yang sama dilakukan pada Zn(II) dengan variasi ph 1; 1,5; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; dan 9. Penentuan waktu optimum adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) pada humin Sebanyak 1 gram humin diinteraksikan dengan 50 ml larutan Cd(II) dengan konsentrasi 100 ppm. Interaksi dilakukan pada ph awal larutan Cd(II) yaitu ph optimum dengan cara digojog selama 15, 30, 45, 60, 75 dan 90 menit. Filtrat dan endapan dipisahkan dengan cara disaring. Filtrat yang diperoleh kemudian dianalisis dengan AAS. Hal yang sama dilakukan pada Zn(II). HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Isolasi Senyawasenyawa Humat dari Tanah Gambut Pemurnian humin didasarkan pada perbedaan kelarutannya dalam asam dan basa. Metode isolasi yang digunakan secara garis besar menggunakan NaOH 0,1 N. Larutan NaOH diketahui sangat efektif mengekstrak senyawa humin, dimana senyawa humin tidak larut dalam NaOH. Larutan 0,1 N NaOH lebih disukai karena sifat ekstraksinya tidak terlalu kuat dibanding 0,5 N NaOH (Pierce dan Feldbeck, 1975 dalam Tan, 1998). Proses selanjutnya adalah pemurnian humin, hal ini dilakukan dengan cara melarutkan humin hasil isolasi ke dalam larutan campuran 0,1 N HCl dan 0,3 N HF. Kedua pereaksi tersebut berfungsi untuk memisahkan kontaminan berupa bahan-bahan anorganik dari humin terutama silika dan logam. Setelah itu baru endapan yang dihasilkan disaring dan dibilas dengan akuades hingga endapan tersebut bebas dari Cl -. Endapan kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 70 o C. Endapan kering yang dihasilkan merupakan humin murni. Dari hasil penelitian didapatkan 131 gram humin dari 1500 gram tanah gambut dengan rendemen sebesar

154 8,7%. Serapan karakteristik humin ditunjukkan pada bilangan gelombang 3401,82 cm-1 yang menunjukkan vibrasi ulur OH, serapan pada bilangan gelombang 2919,7 cm-1 yang mengidentifikasikan adanya vibrasi ulur C-H alifatik, bilangan gelombang 1623,77 cm-1 menunjukkan sebagai C=C aromatik. Penentuan ph Optimum Adsorpsi Cd(II) dan Zn(II) pada Humin ph akan mempengaruhi spesies logam yang ada dalam larutan sehingga akan mempengaruhi terjadinya interaksi ion logam dengan situs aktif adsorben. Penentuan ph optimum dilakukan dengan mengontakkan humin dengan logam Zn(II) dan Cd(II). Pengaruh ph pada adsorpsi Zn(II) dan Cd(II) dipelajari dengan melakukan variasi ph. Dalam larutan (ph 3,5-9) humin membentuk sistem koloid polielektrolit linier yang bersifat fleksibel, sedangkan pada ph rendah humin berbentuk kaku dan cenderung teragregasi membentuk suatu padatan makromolekul melalui ikatan hidrogen. Dengan meningkatnya ph maka akan menyebabkan ikatan hidrogen semakin lemah sehingga agregat terpisah satu sama lain. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh disosiasi gugus fungsional yang bersifat asam pada humin seperti COOH. Umumnya gugus COOH terdisosiasi pada ph sekitar 4-5, sedangkan gugus OH fenolat dan OH alkoholat terdisosiasi pada ph sekitar 8-10. Hasil analisis pengaruh ph dapat dilihat pada Gambar 1. Dalam larutan (ph 3,5-9) humin membentuk sistem koloid polielektrolit linier yang bersifat fleksibel, sedangkan pada ph rendah humin berbentuk kaku dan cenderung teragregasi membentuk suatu padatan makromolekul melalui ikatan hidrogen. Meningkatnya ph menyebabkan ikatan hidrogen semakin lemah sehingga agregat terpisah satu sama lain. jumlah logam teradsorpsi (mg/g) 5 4 3 2 1 Zn(II) Cd(II) 0 1 2 3 4 5pH 6 7 8 9 10 Gambar 1 Kurva hubungan jumlah logam yang teradsorpsi (mg/g) dengan ph pada adsorpsi Zn(II) dan Cd(II) pada humin Kajian ph dan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi (Yunitawati dkk)

155 Keadaan tersebut dipengaruhi oleh disosiasi gugus fungsional yang bersifat asam pada humin seperti COOH. Umumnya gugus COOH terdisosiasi pada ph sekitar 4-5, sedangkan gugus OH fenolat dan OH alkoholat terdisosiasi pada ph sekitar 8-10. Pada ph yang relatif rendah, humin cenderung tidak berinteraksi dengan ion logam, akan tetapi sebagai padatan polielektrolit humin memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi logam. Humin dengan ion logam dapat mengalami presipitasi. Tingkat flokulasi yang terjadi bergantung pada ph, sifat-sifat gugus fungsional pada humin yang dapat bertindak sebagai ligan dan sifat ion logam. Walaupun humin pada ph yang relatif tinggi (basa) cenderung membentuk kompleks dengan logam yang larut dalam air, tingginya konsentrasi OH - dalam larutan memberi peluang untuk terbentuknya endapan hidroksida logam yang sukar larut dalam air. Pada kisaran ph basa, kedua logam cenderung mengendap sebagai hidroksida logam Zn(OH) 2 dan Cd(II) 2 yang sukar larut dalam air. Hal ini sesuai dengan kelarutan yang diharapkan dari masing-masing harga Ksp hidroksida kedua logam tersebut (Ksp Zn(OH) 2 = 3,0. 10-16 dan Ksp Cd(OH) 2 = 4,5. 10-15 ) yang menunjukkan bahwa Zn(OH) 2 mengendap pada ph 7,44 dan Cd(OH) 2 mengendap pada ph 8,02. Pengaruh Waktu Kontak Zn(II) dan Cd(II) Untuk mempelajari pengaruh waktu terhadap adsorpsi logam dengan adsorben maka diinteraksikan larutan Zn(II) dan Cd(II) dengan humin pada beberapa variasi waktu dapat dilihat pada Gambar 2. Jumlah Logam yang Teradsorpsi (mg/g) 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 Cd(II) Zn(II) 0.00 15 30 45 60 75 90 Waktu (menit) Gambar 2 Kurva hubungan jumlah logam yang teradsorpsi (mg/g) dengan waktu (menit) pada analisis pengaruh waktu kontak logam Cd(II) dan logam Zn(II)

156 Waktu kontak optimum adsorpsi logam Cd(II) adalah 45 menit dengan jumlah logam yang teradsorpsi sebesar 4,98 mg/g dan waktu optimum adsorpsi Zn(II) adalah 30 menit dengan jumlah logam yang teradsorpsi sebesar 4,05 mg/g. Pada logam Cd(II) dan Zn(II) jumlah logam yang teradsorpsi semakin meningkat seiring pertambahan waktu. Hingga pada menit ke 30, tercapai waktu optimum untuk adsorpsi logam Zn(II) dan menit ke 30 untuk adsorpsi logam Cd(II), dimana seluruh situs aktif pada humin telah jenuh oleh logam. Pada menit ke 60 hingga ke 90, banyaknya logam yang teradsorpsi semakin berkurang. Penurunan adsorpsi disebabkan karena proses pengontakan secara batch, dimana ikatan lemah yang terjadi antar gugus yang terdapat pada adsorben dengan logam lepas kembali ke dalam larutan dan hanya gugus yang berikatan kuat dengan adsorben saja yang masih dapat berikatan. Identifikasi Gugus Fungsional Humin dari Tanah Gambut dengan FTIR Spektrum inframerah humin murni dan humin yang telah dikontakkan dengan larutan logam Cd(II) dan Zn(II) dipelajari untuk mengetahui gugus-gugus fungsional yang ada. Gambar 3 Spektra inframerah (a) humin hasil pemurnian (b) humin setelah dikontakkan dengan Zn(II), dan (c) humin setelah dikontakkan dengan Cd(II) Kajian ph dan Waktu Kontak Optimum Adsorpsi (Yunitawati dkk)

157 Tabel 1. Data hasil FTIR humin dan humin setelah dikontakkan dengan Cd(II) dan Zn(II) Gugus Fungsional Vibrasi ulur -OH Vibrasi tekuk -CH alifatik Uluran OH dari gugus -COOH C=C aromatik Humin (cm -1 ) 3401,82 2919,7 2368,16 1623,77 Humin setelah dikontakkan dengan Zn(II) (cm -1 ) 3405,67 2919,7 2372,01 1623,77 Humin setelah dikontakkan dengan Cd(II) (cm -1 ) 3405,67 2919,7 2364,3 1627,63 Spektrum inframerah dari humin menunjukkan beberapa perbedaan dengan spektrum inframerah dari humin yang telah dikontakkan dengan logam Zn(II) dan Cd(II). Serapan karakteristik humin ditunjukkan pada bilangan gelombang 3401,82 cm -1 yang menunjukkan vibrasi ulur OH, serapan pada bilangan gelombang 2919,7 cm -1 yang mengidentifikasikan adanya vibrasi ulur C-H alifatik, bilangan gelombang 1623,77 cm -1 menunjukkan sebagai C=C aromatik dan muncul serapan baru pada bilangan gelombang 2368,16 cm -1 yang menunjukkan vibrasi ulur OH dari gugus COOH. Selain itu C=C aromatik ditunjukkan pula dengan munculnya pita serapan lemah pada bilangan gelombang sekitar 1623,77 cm -1. Setelah humin dikontakkan, terdapat pergeseran panjang gelombang pada humin yaitu pada vibrasi ulur OH yang awalnya berada di panjang gelombang 3401,82 cm -1 kemudian melebar pada panjang gelombang 3405,67 cm -1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan antara lain : ph optimum adsorpsi Zn(II) pada humin adalah 2 dan Cd(II) adalah 5. Sedangkan waktu kontak optimum adsorpsi Zn(II) pada humin adalah 30 menit Cd(II) adalah 45 menit. Secara spektroskopi, dapat dikonfirmasi bahwa adanya gugus COOH dan OH berperan dalam interaksi antara ion logam dengan humin. DAFTAR PUSTAKA Sanjay, H.G., Fataftah, A.K., Walia, D.S dan Srivastava, K.C. 1999., Humasorb-CS TM : a Humic Acid-Based Adsorbent to remove Organic and Inorganic Contaminants. Ghabbour, E.A. dan Davies, G., The Royal Society of Chemistry, Cambridge. Santoso, U.T., Umaningrum, D., Irawati, U., dan Nurmasari, R. 2008., Imobilisasi Asam Humat pada Kitosan Menggunakan Metode Reaksi Pengikatan-Silang Terproteksi dan Aplikasinya sebagai Adsorben Pb(II), Cd(II), Cr(III), Indo.J.Che. 8(2):177-183. Tan, K.H., 1998. Dasar-dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.