Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2. Intisari. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah

Karya Tulis Ilmiah. Disusun Oleh : KURNIA DWI SAFITRI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan cross sectional, dimana variabel independen dan dependen

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMA NEGERI PLANDAAN JOMBANG. M. Miftahul Laili Ramadhana. Junaidi Budi Prihanto

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

Karya Tulis Ilmiah. Disusun oleh RISTYO UTARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN ANTARA TES BANGKU METODE QUEEN S COLLEGE DAN TES BANGKU METODE FREKUENSI TETAP 25 KALI/MENIT

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU ASTRAND-RYHMING TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Indraji Dwi Mulyawan, 2002; Pembimbing: DR. Iwan Budiman, dr.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE MODIFIKASI YMCA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasi yang menunjukkan

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE PROGRESIF

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TREADMILL METODE BRUCE DAN TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

ABSTRAK. Rommy Andika Kurniawan, Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., MKes., AIF

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Syarat Memperoleh. Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh : DEWI PUTRI WULANDARI NIM: J

sebagainya. Menurut Susan M Sawyer et al, 2012 masa remaja merupakan salah satu fase kehidupan saat fungsi fisik hampir mencapai puncaknya.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

ABSTRAK. Jieni Hardiyanto, Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

LEMBAR PERSETUJUAN...

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA FOX

Tomi Sutanto, 2007 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KETAHANAN KARDIORESPIRASI PADA DOSEN PRIA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU QUEEN S COLLEGE

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran DIAJUKAN OLEH : TIARA RIDIASEPRINA J

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KECEPATAN BERJALAN PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BLORA

Journal of Sport Sciences and Fitness

Usep suhendra, Pembimbing: Dr. Iwan budiman, dr., MS.

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG ABSTRAK

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

Oleh SHOFI IKRAMINA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

Universitas Lampung. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL PRIA USIA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PADA MAHASISIWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA SEMESTER AKHIR (Corelation Between Physical Fitness Level And Heart Rate The Student Of Nursing Science At The University Muhammadiyah Of Yogyakarta Last Semester) Kurnia Dwi Safitri 1, Nurvita Risdiana 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Yogyakarta 2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Yogyakarta Intisari Latar Belakang: Kebugaran jasmani memiliki arti kemampuan tubuh dalam melukakan aktifitas sehari-hari tanpa kelelahan dan masih cukup energi. Denyut nadi adalah gelombang yang dirasakan pada arteri yang diakibatkan karena pemompaan darah oleh jantung menuju pembuluh darah. Seseorang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik maka akan memiliki denyut nadi yang stabil karena efisiensi kerja kardiovaskuler. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi pada mahasisiwa program studi ilmu keperawatan universitas muhammadiyah yogyakarta semester akhir Metode: Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasi yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan denyut nadi. Rancangan peneliti dengan pendekatan cross sectional dengan uji statistic Spearman Rank Sample peneliti 55 mahasiswa dengan teknik total sampling menggunakan istrumen penelitian berupa Hardvard Step Test untuk kebugaran jasmani dan pengukuran denyut nadi dengan palpasi. Hasil: Uji statistik menggunakan Spearman Rank didapatkan nilai 0,002 (p value < 0,05) yang artinya terdapat hubungan antara kedua variabel yaitu tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi. Selain itu, nilai kekuatan korelasi (r) sebesar -0,409 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kebugaran jasmani dan variabel denyut nadi bernilai kuat, sedangkan arah korelasinya adalah negatif (-) yang menunjukkan bahwa arahnya berlawanan. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi pada mahasisiwa program studi ilmu keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semester akhir Kata Kunci: tingkat kebugaran jasmani, frekuensi denyut nadi Abstract Background: Physical fitness means the body s ability to perform daily actifities without fatigue and still enough energy. The heart rate is a wave that is felt in the arteries caused by blood pumping by the heart to the blood vessels. Someone has a good level of physical fitness will have a stable heart rate due to the efficiency of cardiovascular work. Objective: To determine the correlation between physical fitness level and heart rate the student of nursing science at the university muhammadiyah of yogyakarta last semsters Methods: The type of this research is quantitative study with correlational design using cross-sectional approach. The sample of this research as much as 55 respondens used proportional stratified total sampling technic physical fitness level and heart rate was measured by Hardvard Step Test and palpasi. The statistic test to determine the correlation between physical fitness level and heart rate used Spearman Rank Result: Analysis by Spearman Rank p value 0,002 (<0,05), its mean there is correlation between both of variable (physical fitness level and heart rate). With strong correlation (r = -0.409) and negative direction. Conclusion: There is correlation between physical fitness level and heart rate the student of nursing science at the university Muhammadiyah Of Yogyakarta last semester Keyword: physical fitness level heart rate 1

Pendahuluan Kemampuan fisik seseorang untuk dapat beraktivitas sehari-hari secara efisien dan efektif dapat dilihat dari tingkat kebugaran jasmaninya. Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan aktifitas yang dilakukan 1. Kebugaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan tes kebugaran jasmani yang biasanya disebut dengan Harvard Step Test 2. Tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki seseorang dikatakan baik apabila memiliki daya tahan kardiovaskuler yang baik. Daya tahan kardiovaskuler akan berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas seharihari secara rutin 3. Indikator untuk mengetahui daya tahan kardiovaskuler yang baik adalah dengan pengukuran frekuensi denyut nadi 4. Orang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani akan mempengaruhi frekuensi denyut nadi. Penelitian Kravitz menunjukkan bahwa dengan melakukan aktifitas fisik secara teratur seseorang akan memiliki kebugaran kardiovaskuler yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut nadi 5. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh 6 mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semester akhir didapatkan hasil 4 mahasiswa saat istirahat frekuensi denyut nadi normal sedangakn 2 mahasiswa saat istirahat frekuensi denyut nadi tinggi. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester akhir Program Studi Ilmu Yogyakarta yang berjumlah pada bulan Maret 2017. Sampel yang digunakan sebanyak 55 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Harvard Step Test. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan menggunakan uji Spearman Rank Sample. Hasil Penyajian data yang ditampilkan meliputi data analisa univariat dan data analisa bivariat. Data analisa univariat meliputi tingkat kebugaran jasmani dan frekuensi denyut nadi. Tabel 1 Tabel 4.5 Distribusi Denyut Nadi Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Semester Akhir (N=55). Tabel 1 menunjukkan bahwa rata rata denyut nadi responden pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Semester Akhir adalah 83 kali permenit. Denyut nadi terendah adalah 56 kali permenit dan denyut nadi tertinggi adalah 161 kali permenit. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini denyut nadi responden yang mengikuti Hardvard Step Test berkisar antara 84,08-90,49 kali permenit. 2

Tabel 2 Distribusi Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Semester Akhir (N=55). Tabel 2 menunjukkan bahwa rata rata tingkat kebugaran jasmani responden pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Semester Akhir adalah 76 dengan kategori sedang. Tingkat kebugaran jasmani yang paling tinggi adalah 133 dengan kategori sangat baik dan tingkat kebugaran jasmaniyang paling rendah adalah 21 dengan kategari sangat kurang. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini denyut nadi responden yang mengikuti Hardvard Step Test berkisar antara 69,65-84,02 dengan kategari tingkat kebugaran jasmani sedang dan baik. Tabel 3 Hasil Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Frekuensi Denyut Nadi pada Mahasiswa Tingkat Akhir Program Studi Ilmu Yogyakarta (N=55). Table 3 menunjukkn bahwa dari denyut nadi tinggi sebanyak 6 responden, mendapatkan tingkat kebugaran jasmani 1 sangat kurang, 3 responden dengan tingkat kebugaran jasmani sedang dan 2 responden dengan tingkat kebugaran jasmani baik. Sedangkan denyut nadinormal terdapat 47 responden dengan rincian 10 responden dengan tingkat kebugaran jasmani sangat kurang, 2 responden dengat tingkat kebugaran jasmani yang kurang, 9 responden dengan kebugaran jasmani sedang, 12 responden dengan tingkat kebugaran jasmani baik dan 14 responden dengan tingkat kebugaran jasmani sangat baik. Denyut nadi rendah sebanyak 2 responden dengan tingkat kebugaran sangat baik. Hasil uji statistic menggunakan Spearman Rank didapatkan nilai 0,002 (p value < 0,05) yang artinya terdapat hubungan antara kedua variabel yaitu tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi. Selain itu, nilai kekuatan korelasi (r) sebesar -0,409 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel kebugaran jasmani dan variabel denyut nadi bernilai sedang, sedangkan arah korelasinya adalah negatif (-) yang menunjukkan bahwa arahnya berlawanan. Artinya semakin tinggi skor tingkat kebugaran jasmani maka semakin rendah frekuensi denyut nadi. Pembahasan Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kesiagaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energi untuk beraktivitas pada waktu senggang dan menghadapi hal-hal yang bersifat emergency 5. Sedangkan pendapat yang dikemukakan oleh Mubarak, Rahayu & Hidayah kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang untuk menjadi kemampuan fisik dalam 3

menyelesaikan tugas atau pekerjaan atau gambaran kemampuan tubuh untuk melakukan aktifitas secara umum 6. Melakukan aktivitas merupakan salah satu strategi meningkatkan aktivitas fisik pada seorang dan cenderung memiliki tingkat kebugaran jasmani yang sangat baik 2. Menurut hasil penelitian Wijayanti, Yuwono & Pujianto menyatakan bahwa dengan melakukan aktivitas yang terstruktur dan terencana yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dapat meningkatkan tingkat kebugaran jasmani yang optimal 1. Semakin tinggi tingkat aktivitas fisik akan memberikan manfaat lebih bagi kesehatan dan dapat meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Berdasarkan penelitian, tingkat kebugaran jasmani pada responden Program Studi Ilmu Yogyakarta semester akhir, mayoritas dari 55 responden sebanyak 16 (29,10%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani dengan kategori sangat baik, selanjutnya 14 (25,50%) dengan kategori baik, diikuti 12 (21,80%) dengan kategori sedang, 11 (20,00%) dengan kategori sangat kurang dan terakhir sebanyak 2 (3,60%) responden memiliki tingkat kebugaran jasmani dengan kategori kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semester akhir termasuk dalam kategori sangat baik yaitu sebanyak 16 (29,10%) responden. Denyut Nadi Denyut nadi adalah gelombang yang dirasakan pada arteri yang diakibatkan karena pemompaan darah oleh jantung menuju pembuluh darah 7.Denyut jantung memiliki sifat authorhytmicity yang artinya jantung berkontraksi tidak memerlukan adanya impuls dari syaraf, kontraksi otot jantung disebabkan oleh gelombang depolarisasi yang berasal dari bagian kecil pada jaringan khusus di atrium 8.Dari proses berkontraksinya otot ini dapat diketahui dari luar yaitu melalui perhitungan denyut nadi. Kesanggupan jantung serta pembuluh darah yang berfungsi secara maksimal dalam keadaan istirahat atau latihan untuk mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh 9. Menurut Dhewangga salah satu cara untuk menghitung jumlah konsumsi oksigen maksimal adalah dengan mengetahui jumlah denyut jantung per menit 10. Apabila seseorang memiliki jumlah denyut nadi yang sedikit menandakan bahwa semakin efisien penggunaan oksigen di dalam tubuh seseorang. Kemampuan sistem kardiovaskuler dalam mengambil oksigen secara maksimal adalah untuk menyesuaikan diri terhadap beban kerja fisik seseorang dalam waktu tertentu 14. Apabila seseorang memiliki jantung yang bekerja lebih efisien dan maksimal, maka akan menjadikan seseorang itu lebih berenergi. Menurut Hermawan, Subiyono & Rahayu bahwa jantung dapat berkontraksi sekitar 60-100 kali permenit sepanjang hidup, akan tetapi frekuensi setiap orang berbeda-beda tergantung usia, latihan fisik, indeks massa tubuh, jenis kelamin dan lain-lain 11. Penelitian Penggalih, Hardiyanti & Santi juga menyatakan bahwa kinerja jantung dapat 4

dipengaruhi oleh bebrapa factor yang akan berdampak pada frekuensi denyut nadi 9. Berdasarkan penelitian, frekuensi denyut pada responden mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan semster akhir memiliki denyut nadi normal sebanyak 39 (70,90%) responden, selanjutnya 14 (25,50%) responden memiliki denyut nadi tinggi dan 2 (3,60%) responden memiliki denyut nadi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa denyut nadi pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta semester akhir memiliki denyut nadi normal yaitu sebanyak 39 (70,90%) responden. Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Denyut Nadi Berdasarkan hasil uji Spearman Rank didapatkan nilai 0,002 (p value < 0,05) yang artinya terdapat hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa PSIK FKIK UMY semester akhir. Hal tersebut menujukkan bahwa responden dengan tingkat kebugaran jasmani yang sangat baik cenderung memiliki denyut nadi rendah. Hasil ini sesuai dengan Kravitz yang menyatakan bahwa dengan melakukan aktifitas fisik secara teratur seseorang akan memiliki kebugaran kardiovaskuler yang dapat mempengaruhi frekuensi denyut nadi 4. ` Menurut Wulandari, seseorang dengan tingkat aktivitas yang rutin cenderung memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dari pada seseorang dengan tingkat aktivitas fisik yang buruk 12. Hal tersebut didukung oleh penelitian Indrawagita, menunjukkan bahwa terdapat hubungan aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran pada mahasiswa program studi gizi fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia dengan nilai signifikasi p= 0,001 13. Tingkat kebugaran jasmani sangat berhubungan erat dengan aktivitas fisik yang dilakukan seseorang seperti melakukan olahraga secara teratur. Begitu juga dengan frekuensi denyut nadi dapat meningkat sejalan dengan meningkatnya aktifitas fisik. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Naesilla, Argarini, & Mukono bahwa dengan melakukan aktifitas fisik dapat meningkatkan frekuensi denyut nadi yang akan mempengaruhi kebugaran dan kesehatan tubuh seseorang 15. Peningkatan frekuensi denyut nadi ini disebabkan karena pada saat latihan, kebutuhan darah untuk mengangkut O2 ke jaringan tubuh akan meningkat. Denyut jantung atau denyut nadi dikontrol oleh sistem saraf. Dalam system pengaturan ini, respon yang berupa peningkatan impuls saraf dari batang otak ke saraf simpatis akan menyebabkan penurunan terhadap diameter pembuluh darah dan peningkatan terhadap frekuensi denyut jantung 16.Menurut Herru & Priatna menyatakan bahwa peningkatan saraf simpatis ini membuat pusat kardiovaskular berusaha untuk menjaga homeostatis tubuh dengan cara meningkatkan aktivitas saraf parasimpatis 17. Meningkatnya aktivitas saraf parasimpatis maka kerja denyut jantung yang dipengaruhi oleh nodus sinoatrial (SA) serta kecepatan denyut jantung yang dipengaruhi oleh nodus atrioventrikular (AV) kerjanya menjadi melambat 17. Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, volume darah dan cardiac output. 5

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden memiliki tingkat kebugaran jasmani sangat baik sebanyak 16 (29,10%) responden dan mayoritas frekuensi denyut nadi normal sebanyak 39 (70,90%) responden. Selanjutnya, didapatkan nilai p value sebesar 0,002 (p<0,05) menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kebugaran jasmani dengan frekuensi denyut nadi pada mahasisiwa Program Studi Ilmu Yogyakarta semester akhir dengan korelasi kuat (r -0,409) dan arah yang negatif. Saran Diharapkan kampus meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana untuk kegiatan mahasiswa dalam menunjang kebugaran jasmani. Kampus juga dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk kegiatan olahraga. Daftar Pustaka 1. Wijayanti, D., Yuwono, C & Pujianto, A. (2014) Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Siswa-Siswi Tuna Grahita SMP Luar Biasa Negeri Kota Salatiga. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation.1 (2). 2. Adidharma, N. (2016). Karakteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Siswa Kelas 6 Sd Di Desa Mengwitani Tahun 2014. E-Jurnal Medika. 5(5). 3. Ridiaseprina, T. (2014). Hubungan Antara Frekuensi Denyut Jantung Dengan Volume Oksigen Maksimal Pada Anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Universitas Muhammadiyah Surakarta (http://eprints.ums.ac.id/29213/9/naska h_publikasi.pdf, diakses pada tanggal 3 Desember 2016). 4. Kravitz Len. 2001. Divisi Buku Sport. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 5. Sugiyanto, B & Nurhayati, F. (2014). Hubungan Antara Daya Tahan Jantung Dan Paru-Paru Dengan Prestasi Akademik Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Tarik Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 2 (1). 6. Mubarak, H., Rahayu, S & Hidayah, T. (2015). Analisis Profil Tingkat Kesegaran Jasmani Pemain Futsal Anker FC. Journal of Sport Sciences and Fitness.4(3). 7. Sandi, N. I. (2016). Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi. Journal Sport and Fitness. 4 (2). 8. Febrianta, Y. (2015). Kebugaran Kardiorespirasi Pemain UKM Sepakbola Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2015. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar. 7 (2) : 10-20. 9. Penggalih, M.H.S.T., Hardiyanti, M., & Santi, F.I. (2015). Perbedaan perubahan tekanan darah dan denyut jantung pada berbagai intensitas latihan atlet balap sepeda. Jurnal Keolahragaan. 3(2): 218-227. 10. Dhewangga, Wisnu. (2014). Pengaruh peningkatan intensitas latihan futsal terhadap VO2 Max. (Skripsi). Diakses darihttp://eprints.ums.ac.id/32839/12/n ASKAH%20PUBLIKASI.pdf. 11. Hermawan. L, Subiyono & Rahayu. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik Journal of Sport Sciences and Fitness. 1 (2). 12. Wulandari, Ayu Lestari. (2012). Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Kebugaran Pada Anak Usia 10-12 Tahun. 13. Indrawagita, L. (2010). Hubungan Status Gizi dan Tingkat Kebugaran Jasmani. Fakultas Universitas 6

Indonesia. (http://lib.ui.ac.id diakses pada tanggal 11 Januari 2017). 14. Sulaeman, M.F. (2012). Hubungan antara aktivitas fisik dengan daya tahan jantung pada mahasiswa universitas hasanuddin yang mengikuti bela diri kempo. Makassar. 15. Naesilla, Argarini, R & Mukono, I.S. (2016) Latihan Interval Intensitas Tinggi Menurunkan Tekanan Darah Sistol Istirahat Tetapi Tidak Menurunkan Tekanan Darah Diastol Dan Denyut Nadi Istirahat Pada Dewasa Muda Sehat Normotensif. Sport and Fitness Journal. 4 (1). 16. Bafirman, HB. (2013). Kontribusi fisiologi olahraga mengatasi resiko menuju prestasi optimal. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, 3, 41-47. Diakses dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php /miki 17. Herru & Priatna, H. (2015). Penambahan Resistance Exercise Pada Senam Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit Setelah Latihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal fisioterapi. 15 (1). 7