PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) SEBAGAI PEWARNA LIPSTIK. Oleh : SEPTI ASPRIANI (M ) D3 FARMASI BAB I

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR LAMPIRAN. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

I. PENDAHULUAN. sehingga memberikan kesegaran bagi konsumen. Warna yang beraneka macam

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. menggunakan zat warna alami dan sintetis untuk membuat tampilan produk

I. PENDAHULUAN. adalah pewarna bibir. Pewarna bibir termasuk dalam sediaan kosmetik. untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B SEBAGAI PEWARNA PADA SEDIAAN LIPSTIK IMPOR YANG BEREDAR DI KOTA MAKASSAR

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN DARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai indikator asam dan basa telah banyak digunakan seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

Variasi Lama Maserasi Daun Tanaman Jati (Tectona grandis Linn. F) dan Pemanfaatannya sebagai Pewarna Alami dalam Sediaan Lipstik

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

INDIKATOR ASAM-BASA DARI BAHAN ALAMI

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

bahwa ternyata zat warna sintetis banyak mengandung azodyes (aromatic

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh pewarna sintetik. Selain harganya lebih murah, proses

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak jagung dan sirup, sedangkan di

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB I PENDAHULUAN. parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Transkripsi:

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) SEBAGAI PEWARNA LIPSTIK Oleh : SEPTI ASPRIANI (M3509060) D3 FARMASI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kosmetika merupakan hal yang penting dalam kehidupan, begitu luas penyebarannya baik untuk laki-laki maupun perempuan. Produk-produk itu dipakai secara berulang setiap hari di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan aman untuk digunakan (Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007). Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang terutama jika dibandingkan dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih dikenal dengan nama lipstik. Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataannya warna lainpun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985). Lipstik memang sulit dipisahkan dari wanita, dipakai dalam keseharian dengan harapan akan tampil lebih cantik dan menarik. Sebenarnya, lipstik bukan hal yang berbahaya karena terbuat dari minyak galian atau sayuran, lilin dan pewarna serta beberapa bahan tambahan seperti pelembab, pewangi, pengawet, antioksidan dan juga mungkin rasa, namun kini banyak lipstik yang dibuat dengan pewarna sintetik yang berbahaya. Salah satu pewarna lipstik berbahaya yang dipakai adalah pewarna Rhodamin yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan hati. Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri dengan kulit jangat yang sangat tipis, aliran darah lebih banyak mengalir di daerah permukaan kulit bibir, tidak terdapat kelenjer keringat,

dan sangat jarang terdapat kelenjer lemak sehingga kulit bibir lebih peka dibandingkan kulit lainnya. Karena itu hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan lipstik, terutama dalam hal memilih zat warna yang digunakan untuk maksud pembuatan sediaan tersebut (Ditjen POM, 1985). Indonesia kaya akan sumber flora dan banyak diantaranya dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami, diantara pewarna alami yang mempunyai potensi untuk dikembangkan antara lain berasal dari kulit buah manggis yang mengandung zat warna antosianin yang dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami pengganti pewarna sintetik. Antosianin merupakan salah satu zat pewarna alami karena merupakan zat berwarna merah, jingga, ungu, ataupun biru yang banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan. Penggunaan zat pewarna alami ini masih terbatas pada beberapa produk makanan dan minuman. Antosianin dapat diekstraksi dari tumbuhan menggunakan pelarut asam asetat atau asam hidroklorida (Harborne, 1987). Manggis merupakan salah satu buah eksotik daerah tropis. Tanaman manggis berasal dari hutan Indonesia dan Malaysia, lalu menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika Tengah, Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara. Buah manggis mendapat julukan "ratunya buah tropis" (queen of tropical fruits) karena memiliki rasa yang khas menyegarkan dan penampilannya menarik. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang kebaikan atau kebajikan, dan mendatangkan keberuntungan, sehingga di beberapa negara dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji (Prihatman, 2000). Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan, kayu bakar/ kerajinan (Prihatman, 2000). B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah ekstrak kulit buah manggis dapat diformulasi sebagai pewarna dalam sediaan lipstik? 2. Apakah formulasi sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis yang dibuat stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar? 3. Apakah formulasi sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis tidak menyebabkan iritasi saat digunakan?

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk membuat formula lipstik dengan memakai zat warna yang diekstraksi dari kulit buah manggis. 2. Untuk mengetahui kestabilan sediaan lipstik dengan ekstrak kulit buah manggis dalam penyimpanan pada suhu kamar. 3. Untuk mengetahui sediaan lipstik dengan ekstrak dari kulit buah manggis tidak menyebabkan iritasi saat digunakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MANGGIS Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), manggis diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermathopyta : Angiospermae : Dicotyledone : Thalamiflora : Guttiferales : Guttiferae : Garcinia mangostana

Manggis atau Garcinia mangostana merupakan buah buni yang memiliki kulit buah tebal, namun mudah dipecah biji dengan salut berdaging yang mempunyai rasa manis asam (Pantastico, 1986). Buah yang berukuran kecil ini mempunyai kulit berwarna coklat sampai keunguan. Sebagian besar kandungan kulit manggis adalah tanin dan xanton. Di bagian dalam terdapat daging buah manggis sebanyak 4 hingga 7 buah dengan ukuran yang berbeda-beda (Martin, 1980). Buah manggis merupakan buah khas daerah tropik yang berasal dari semenanjung Malaya (LIPI, 1977). Pohon manggis kini banyak tumbuh di Indonesia, Filipina, Burma, srilanka, dan sebagian Thailand. Selain di tempat tersebut, pohon manggis dapat pula tumbuh di Hawai dan India bagian barat. Pohon manggis tidak dapat tumbuh di daerah bersuhu kurang dari 5 C atau lebih dari 38 C. Pada suhu 20 C pertumbuhan pohon manggis agak kurang baik. Suhu yang optimum untik pertumbuhan manggis adalah antara 25 C sampai 35 C dengan kelembaban relatif lebih kurang 80%. Pohon manggis yang jarang tumbuh sampai 10 meter ini membutuhkan curah hujan yang tinggi, sampai lebih dari 2500 mm/tahun. Pohon manggis yang tumbuh pada kondisi optimum dapat menghasilkan 200 sampai 800 buah dalam 1 tahun (Cox, 1976). Tanaman manggis memiliki beberapa kegunaan mulai dari buah, kulit buah, kulit batang, dan batang. Buah manggis yang sudah masak dapat dimakan dalam keadaan segar, selain itu dapat pula dibuat sirop, jenang, dan lempong meskipun hal ini jarang dilakukan. Kulit buah manggis merupakan sumber potensial pigmen antosianin, selain sebagai sumber pigmen antosianin kulit buah manggis juga dapat digunakan dalam ilmu kedokteran/farmasi sebagai astrigensi. Kulit batang manggis dapat digunakan sebagai obat sedangkan batangnya kadang-kadang dipakai sebagai bahan bangunan (LIPI, 1977). B. ANTOSIANIN Antosiani merupakan pewarna paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab hampir semua warna merah jambu, merah, merah senduduk, ungu dan biru dalam daun bunga, daun, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semua terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan pemanbahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi (Harborne, 1987). Manusia sejak lama telah mengkonsumsi antosianin bersamaan dengan buah dan sayuran. Selama ini tidak pernah terjadi suatu penyakit atau keracunan yang disebabkan oleh termakannya pigmen ini. Hal ini menyebabkan antosianin merupakan salah satu sumber pewarna untuk makanan yang dapat menggantikan bahan pewarna sintetis (Brouillard, 1982). Dalam tanaman, antosianin terdapat dalam bentuk glikosida yaitu bentuk ester dengan monosakarida seperti glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang-kadang pentosa, xilosa serta

arabinosa. Disebut monosida (monoglukosida) jika molekul antosianin hanya memiliki dua molekul gula disebut biosida (diglukosida) (Winarno, 1984). Antosianin juga dapat mengalami reaksi asilasi yaitu penambahan komponen ketiga pada molekulnya. Komponen ketiga ini terikat pada molekul gula dan dapat berupa p-kumarat, ferulat, kafeat atau asam asetat (Markakis, 1982). C. EKSTRAKSI ANTOSIANIN Sumber pigmen antosianin yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah manggis. Di dalam kulit buah manggis terkandung sejumlah substansi pigmen yaitu sianidin-3-soforosida dan sianidin-3glukosida. Ekstraksi antosianin dari kulit manggis dapat dilakukan dengan jalan merendam hancuran kulit manggis dengan 1% HCL dalam metanol dan kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vakum (suhu < 35 C) hingga residu kering (Francis, 1977). Ekstraksi antosianin dapat dilakukan dengan menggunakan air, air yang mengandung SO2 dan alkohol yang diasamkan. Air yang mengandung 2000-3000 ppm SO2 (4000-6000 ppm metabisulfit) dapat digunakan untuk mengekstrak antosianin dari tanaman (Markakis, 1982). Beberapa jenis pelarut dapat digunakan untuk mengekstrak antosianin seperti metanol-hcl, aseton, etilenglikol, propilenglikol, metil etil keton, isopropanol dan air. Dari sekian banyak pelarut yang dapat digunakan ternyata metanol-hcl merupakan pelarut yang terbaik karena dapat memberikan hasil yang optimum tanpa menimbulkan efek samping terhadap antosianin (aseton dapat menyebabkan degradasi antosianin sedangkan air dapat mengekstrak pektin yang mungkin terdapat dalam kulit manggis) (Timberlake, 1980). D. BIBIR Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan jangatnya sangat tipis. Stratum germinatum tumbuh dengan kuat dan korium mendorong papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit. Pada kulit bibir tidak terdapat kelenjar keringat, tetapi pada permukaan bibir sebelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah. Sangat jarangnya terdapat kelenjar lemak pada bib ir menyebabkan bibir hampir bebas dari lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering, lapisan jangat akan cenderung mengering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang melekat pada bibir mudah penetrasi ke stratum germinativum (Depkes RI, 1985). Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwarna merah. Warna merah disebabkan warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat

lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu stratum corneum (lapisan tanduk). Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih mudah luka dan mengalami pendarahan. Disamping itu, karena kulit yang tipis, saraf yang mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif (Wibowo, 2005). E. PEWARNA BIBIR Pewarna bibir adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir hakekat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi kenyataan kemudian warna lainpun dengan corak warna sangat tua mulai digemari orang, sehingga corak warna cat bibir bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan ungu (Ditjen POM, 1985). Secara umum pewarna bibir dibedakan menjadi menjadi dua tipe, yaitu pewarna bibir berminyak (creamy type lipstick), dan pewarna bibir tidak luntur (high-stain type lipstick). Pewarna bibir dengan sifat berminyak akan membuat bibir selalu terlihat basah sekaligus dapat melembabkan bibir karena kandungan minyaknya yang tinggi, tetapi kekurangan pewarna bibir ini adalah mudah terhapus dari bibir. Sedangkan pewarna bibir tidak luntur melekat lama pada bibir, tetapi cenderung menbuat bibir menjadi kering karena kandungan minyaknya yang lebih sedikit (Tranggono, R.I. dan Latifah, F., 2007). BAB III METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah: Gelas ukur Cawan penguap Water bath Batang pengaduk Cetakan lipstik

Gelas beker Blender Timbangan analit Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah : Kulit buah manggis Etanol Asam asetat Minyak jarak Lilin putih Lemak cokelat Vaselin Madu Metil paraben Parfum B. PREPARASI SAMPEL Sampel yang digunakan dalam percobaan adalah kulit manggis yang diambil dari buah manggis yang dibeli di pasar. Buah manggis yang telah dibeli kemudian dikupas. Setelah sampel terkumpul kemudian dibersihkan dari pengotor, dicuci sampai bersih, lalu ditiriskan. Kulit buah manggis dikeringkan dengan cara diangin-anginkan sampai benar-benar kering. Setelah kering, diblender dan ditimbang sebanyak 100 gram. C. PEMBUATAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS Buah manggis dikupas, kulit dikumpulkan dan dikeringkan. Setelah kering kemudian diblender dan ditimbang 100 gram. Kemudian dimaserasi dengan 75 bagian larutan penyari (etanol 95% - asam asetat 3%). Ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari sinar matahari langsung sambil sering diaduk. Kemudian disaring, lalu ampas dicuci dengan larutan penyari secukupnya

hingga diperoleh 100 bagian. Ekstrak dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu ± 40 C sampai diperoleh ekstrak kental. D. FORMULA Sediaan pewarna bibir dari ekstrak kulit manggis yang akan dibuat adalah lipstik dengan bahan dasar berminyak (creamy type lipstick) dengan komposisi formula dasar yang terdiri dari : R/ Minyak jarak 50-70 % Lilin 10-15 % Lemak cokelat 2-5 % Ekstrak kulit manggis 0,5-3 % Madu 1-4 % Vaselin 1-3 % Parfum 0,05-0,1 % Metil paraben 0,5 % (Barel, 2000) Dari formula di atas kemudian dibuat modifikasi formula sebagai pembanding, yaitu : Komposisi Sediaan (%) 1 2 3 4 Minyak jarak 74,8 54,8 44,8 34,8 Ekstrak kulit manggis 0 20 30 40 Lilin 12,5 12,5 12,5 12,5 Lemak cokelat 6 6 6 6 Vaselin 2,5 2,5 2,5 2,5

Madu 4 4 4 4 Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1 Parfum 0,1 0,1 0,1 0,1 Keterangan : Sedian F1 : formula dasar tanpa ekstrak kulit manggis Sediaan F2 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 20% Sediaan F3 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 30% Sediaan F4 : formula dasar dengan ekstrak kulit manggis 40% Untuk cara pembuatan formula dasar berminyak (creamy type lipstick) yaitu : ekstrak kulit manggis dilarutkan dalam minyak jarak (campuran A). Lilin dan vaselin dilebur di atas cawan penguap sambil diaduk-aduk, lalu diangkat. Ditambahkan lemak cokelat dan madu, diaduk sampai homogen (campuran B). Campuran A dan campuran B dicampur perlahan-lahan sampai homogen lalu ditambahkan pengawet dan parfum. Selagi cair, campuran dimasukkan dalam cetakan dan disimpan dalam lemari es agar cepat membeku. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Buah-buahan Indonesia. Jakarta : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Barel, A. O, dkk. 2000. Handbook of Cosmetic Science and Technology. New York. Marcell Dekker INC. Page : 670-672 Brouillard, R. 1982. Chemical Structure of Anthocyanins. New York : Academic Press Cox, J. E. K. 1976. Garcinia mangostana-mangosteen. England : Farnham Royal Depkes RI. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal : 83, 85, 195-197 Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hal : 5-7 Francis, F. J. 1977. Pigments and Other Colorants. New York : Marcell Dekker INC

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Alih bahasa Kosasih Padmawinata. Bandung : ITB. Hal: 78-80 Markakis, P. 1982. Anthocyanin as Food Additives. New York : Academic Press Pantastico. 1986. Susunan Buah-buahan dan Sayur-sayuran. Yogyakarta : UGM Press Prihatman, K. 2000. Manggis (Garcinia mangostana L.). jakarta : Deputi Monogristek BPP Teknologi Timberlake. 1980. Anthocyanins. London : Applied Science Publishers LTD Tranggono, R. I & Fatma, L. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Wibowo, D. S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo. Hal : 165 Winarno, F. G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia