PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Aminah SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study are: (1) To improve the ability of reading Al-Qur'an students on Islamic studies by using method in class IX SMP Negeri 1 Stabat discrit Langkat academic year 2016-2017; (2) To improve student learning outcomes in Islamic religious lessons by using Contextual Teaching and Learning method in class IX SMP Negeri 1 Stabat discrit Langkat TP. 2016-2017. The result of the improvement of learning is obtained as follows: (1) In the first cycle, only 20 people (58.8%) were categorized completely; (2) In Cycle II, only 29 people (85,7%) were categorized completely. Implementation of method can improve the reading ability of Al-Qur'an by applying the reading law of dead / tanwin and death mim in the reading of Qur'an letters significantly. Keyword: education of Islam, Al Quran, dead nun, death mim Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur an siswa pada pelajaran agama Islam dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning di kelas IX SMP Negeri 1 Stabat Kab. Langkat TP.2016-2017; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran agama Islam dengan menggunakan metode di kelas IX SMP Negeri 1 Stabat Kab. Langkat TP. 2016-2017. Hasil perbaikan pembelajaran diperoleh sebagai berikut: (1) Pada siklus I diperoleh hanya 20 orang (58,8%) yang dikategorikan tuntas; (2) Pada Siklus II diperoleh hanya 29 orang (85,7%) yang dikategorikan tuntas. Penerapan metode dapat meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur an nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur an secara signifikan. Kata kunci: pendidikan agama Islam, Al Quran, nun mati, mim mati 282
Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dalam membimbing anak yang beragama Islam, sehingga ajaran Islam benar-benar diketahui, dimiliki, dan diamalkan oleh peserta didik baik tercermin dalam sikap, tingkah laku maupun cara berfikirnya. Melalui pendidikan Islam terjadilah proses pengembangan aspek kepribadian anak, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sehingga ajaran Islam diharapkan akan menjadi bagian integral dari pribadi anak yang bersangkutan. Dalam arti segala aktifitas anak akan mencerminkan sikap Islamiyah. Sedangkan dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTS, Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (2) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; (3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Pendidikan Agama Islam; (4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari; (5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari; (6) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pendidikan agama Islam memiliki kompetensi spesifik untuk menanamkan landasan Al-Quran dan Hadist Nabi agar siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur yang tercermin dalam prilaku sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami Al-Quran, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama Pembelajaran PAI tidak dapat berhasil dengan baik sesuai dengan misinya bila hanya transfer atau pemberian ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya kepada anak didik, atau lebih menekankan pada aspek kognitif. Pembelajaran PAI justru harus dikembangkan pada internalisasi nilai afektif dan yang dibarengi dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah diinternalisasikan dalam diri anak psikomotorik yang dapat memberikan pemahaman yang 283
terbangun dari dalam diri siswa. Pembelajaran PAI selama ini yang dilakukan di SMP Negeri I Secanggang Kabupaten Langkat masih menekankan aspek kognitif sehingga siswa merasa Pembelajaran PAI seperti pembelajaran hapalan dan membosankan, membuat siswa juga tidak aktif dalam belajar, padahal salah satu tujuan pembelajaran PAI antara lain timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan menaati ajaran. Untuk itu diperlukan suatu strategi belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu alternatif yang bisa digunakan agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien adalah dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan pembelajaran kontekstual atau (CTL), dikarenakan ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika lingkungannya diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembela-jaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugastugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelum-nya. belajar mengeluarkan potensi penuh seorang siswa secara alamiah. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas agar kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga pro-fesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkem-bang. Berkaitan dengan pentingnya peranan guru dalam keberhasilan pendidikan menumbuhkan anggapan bahwa tinggi rendahnya aktifitas dan hasil belajar siswa ditentukan oleh upaya guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. METODE Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri I Secanggang Kab: Langkat yang berjumlah 34 Orang, 13 orang lakilaki dan 21 orang perempuan Dengan alamat. Jl. Sicanggang No.124, Sicanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Data kemampuan siswa dalam siswa menerapkan hukum bacaan nun bacaan surat-surat Al-Qur an, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan 284
mengacu pada model analisis interaktif yaitu interaksi dari ketiga komponen utama yiaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Pembelajaran CTL di kelas VII-1 kompetensi dasar: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dan Standar Kompetensi adalah Menerapkan hukum bacaan bacaan surat-surat Al-Qur an dengan benar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 70. Setelah melaksanakan pembelajaran dan dilakukan proses penilaian diperoleh data hasil belajar siswa tertuang dalam tabel 1. Tabel 1. Hasil Siklus I Uraian Ket. Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 90 Nilai Rata-Rata 72,6 Persentase Ketuntasan 58,8% Dari tabel diperoleh bahwa nilai membaca Al-Qur an dengan menerapkan hukum bacaan nun bacaan surat-surat Al-Qur an Pada Siklus I mata pelajara PAI kelas VII-1 SMP Negeri 1 Secanggang dari 34 orang siswa diperoleh hanya 20 orang atau sekitar (58,8%) yang dikategorikan tuntas dan 14 tidak tuntas atau sekitar (41,1%). Dari 20 rang yang tuntas tersebut 6 orang memperoleh nilai 90 yang artinya masih Melakukan 1 2 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya dan yang 14 orang memperoleh nilai 80 yang artinya masih Melakukan 3 4 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya. Dari 14 orang yang tidak tuntas tersebut 8 orang memperoleh nilai 70 yang artinya Melakukan 5 6 Mim mati serta makhrajnya dan dan 6 orang memperoleh nilai 60 yang artinya Melakukan 7 8 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal untuk itu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dengan rekan sejawat. Siklus II Setelah melakukan refleksi kekurangan yang terjadi disiklus I dan merancang pembelajaran kembali dengan memperbaiki kelemahan pada siklus I maka hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas VII-1 kompetensi dasar: menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dan standar kompetensi adalah menerapkan hukum bacaan nun bacaan surat-surat Al-Qur an dengan benar, pada siklus II diperoleh data hasil belajar siswa pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Siklus II Uraian Ket. Nilai Terendah 60 Nilai Tertinggi 100 Nilai Rata-Rata 79,2 285
Persentase Ketuntasan 85,3% Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai membaca Al-Qur an bacaan surat-surat Al-Qur an. Pada siklus II mata Pelajara PAI Kelas VII- 1 SMP Negeri 1 Secanggang dari 34 orang siswa diperoleh hanya 29 orang atau sekitar (85,7%) yang dikategorikan tuntas dan 5 tidak tuntas atau sekitar (14,3%). Dari 29 rang yang tuntas tersebut 3 orang memperoleh nilai 100 yang artinya Tidak melakukan kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya. Ada 14 orang yang nilai 90 yang artinya Melakukan 1 2 Mim mati serta makhrajnya dan yang 10 orang memperoleh nilai 80 yang artinya masih Melakukan 3 4 Mim mati serta makhrajnya. Dari 5 orang yang tidak tuntas tersebut ada 4 orang memperoleh nilai 70 yang artinya Melakukan 5 6 Mim mati serta makhrajnya dan dan 1 orang memperoleh nilai 60 yang artinya Melakukan 7 8 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II telah mencapai ketuntasan kelasikal 85% dengan begitu pembelajaran dengan menggunakan metode (CTL) dapat meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur an dengan menerapkan hukum bacaan nun bacaan surat-surat Al-Qur an Pada Siklus I Mata Pelajara PAI Kelas VII- 1 SMP Negeri 1 Secanggang. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran (CTL) di kelas VII-1 pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I Secanggang dapat diketahui peningkatan hasil meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur an bacaan surat-surat Al-Qur an. Dari data penelitian diketahui bahwa siklus I sebanyak 58,8% meningkat menjadi 85,7% pada siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur an bacaan surat-surat Al-Qur an secara signifikan temuan penelitian ini sesuai dengan pendapat Yumani Ningsih (2012) Salah satu alternatif yang bisa digunakan agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien adalah dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas. metode (CTL) cukup efektip dalam pembelajaran PAI Hal ini apat dilihat dari tingkat peningkatan kemampuan siswa dalam Membaca Al-Qur an bacaan surat-surat Al-Qur an. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Metode Contextual 286
Teaching and Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur an Siswa di Kelas VII-1 SMP Negeri I Secanggang Kab. Langkat TP 2016/2017, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada siklus I dari 34 orang siswa diperoleh hanya 20 orang atau sekitar (58,8%) yang dikategorikan tuntas dan 14 tidak tuntas atau sekitar (41,1%). 2. Pada Siklus II dari 34 orang siswa diperoleh hanya 29 orang atau sekitar (85,7%) yang dikategorikan tuntas dan 5 tidak tuntas atau sekitar (14,3%). 3. Perbandingan siklus I sebanyak 58,8% meningkat menjadi 85,7% pada siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan Membaca Al- Qur an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan suratsurat Al-Qur an secara signifikan. DAFTAR PUSTAKA Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Supriono, A. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sutardi & Sudiro. 2007. Pembahaharuan Dalam PBM Di SD. Bandung: UPI Press 287
Vol. 4 No. 2, Maret 2017 e-issn 2549-4694 288