BAB V PENUTUP. bidangnya. Aset biologis yang dimiliki oleh Koperasi Peternakan Sapi Perah

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaaannya yang mendukung penelitian ini. assets bahwa pengakuan Pengakuan ayam peternak yang dilakukan oleh PT.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan

PENCATATAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA KOPERASI PETERNAKAN SAPI PERAH SETIA KAWAN NONGKOJAJAR SKRIPSI

PENCATATAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA KOPERASI PETERNAKAN SAPI PERAH SETIA KAWAN NONGKOJAJAR ARTIKEL ILMIAH

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PERKEBUNAN PT. KUSUMASATRIA AGROBIO TANI PERKASA (KUSUMA AGROWISATA) SESUAI IAS 41 AGRICULTURE

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka

BAB V PENUTUP. Sampel dari penelitian ini sebanyak 120 perusahaan sektor manufaktur yang. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012.

DEPLESI ASET BIOLOGIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KUD KOTA BOYOLALI

ANALISIS DAMPAK PENERAPAN IAS 41 DI INDONESIA (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII DAN UNITED PLANTATIONS BERHAD)

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS CV MILKINDO BERKA ABADI SKRIPSI

ARTIKEL PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANTARAN BLITAR

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB V PENUTUP. diperoleh dari wawancara yang berasal dari Bagian Akuntansi tepatnya bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

Sulistyorini Rafika Putri Universitas Negeri Surabaya Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

AKUNTANSI ASET BIOLOGIS: PERLUKAH ADOPSI INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARD (IPSAS) 27 DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)?

AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI

PENGEMBANGAN MODEL ASET BIOLOGIS TANAMAN KELAPA BERBASIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 41. Manado,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, Oktober 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak diluar perusahaan. Segala informasi yang menyangkut keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. International Accounting Standards Board (IASB) dan International Accounting

IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

Kepada: PROGRAM FAKULTAS

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dimanfaatkan untuk usaha. Indonesia menghasilkan berbagai macam

PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PETERNAKAN SAPI POTONG XXX SALATIGA KERTAS KERJA

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB V PENUTUP. penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

AGRIKULTUR PSAK. Juli ED PSAK 69 (07 Sept 2015).indd 1 07/09/ :02:45

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB V PENUTUP DAN SARAN. komprehensif. Dengan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. tentang Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Peta Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

PRAKTIK PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN (PERSERO) DI INDONESIA. Rani Dame Simanjorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kekayaan Indonesia akan sumber daya alam yang dapat dijadikan

negara pengekspor ternak (Bamualim, 2007). Budidaya sapi potong adalah salah

PENDAHULUAN CRITICAL REVIEW JURNAL

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH (STUDI KASUS PADA KPSP SETIA KAWAN )

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD Isi-isu Kontemporer Terkait Pelaporan Keuangan Aset Tetap, Aset Tak Berwujud, Aset Sewa dan Hak atas Tanah

BAB I PENDAHULUAN. suatu laporan keuangan yang memiliki kredibilitas tinggi. International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum siklus hidup perusahaan terdiri atas start-up, infant, youth, growing,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. bergerak di bidang agrikultur yaitu PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Way

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar merupakan koperasi peternakan sapi perah terbesar dijawa timur dalam bidangnya. Aset biologis yang dimiliki oleh Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar berupa sapi perah yang menghasilkan produk susu segar murni. Dalam melakukan proses pencatatan akuntansi, KPSP Setia Kawan menggunakan dasar Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Sapi perah yang dimiliki oleh KPSP Setia Kawan Nongkojajar dikategorikan dalam dua kelompok yaitu sapi guliran dan sapi gaduhan. Sapi guliran merupakan sapi bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk dikembangkan kepada anggota koperasi. Sedangkan sapi gaduhan merupakan sapi perah yang dimiliki oleh koperasi sendiri dan juga dikembangkan ke anggota koperasi. a. Pengakuan Sapi Perah guliran dan gaduhan Mekanisme pengakuan sapi guliran dan gaduhan pada KPSP Setia Kawan Nongkojajar sudah sesuai dengan yang dianjurkan oleh SAK-ETAP yang mana dalam pengakuannya aset diakui ketika mimiliki potensi manfaat untuk entitas dimasa depan dan dapat diukur secara handal. Sapi guliran dan gaduhan mulai diakui apabila sudah lahir berupa pedet (anak sapi) dan pencatatan nilai aset biologis akan disesuaikan dengan nilai harga pasar pada saat itu. 80

81 b. Pengukuran Sapi Perah guliran dan gaduhan KPSP Setia Kawan Nongkojajar melakukan pengukuran aset biologisnya menggunakan harga perolehan awal yang disesuaikan dengan harga pasar saat itu. Nilai perolehan dicatat pada saat awal kali pengakuan tanpa dilakukan penyesuaian harga setiap periodenya. Hal ini dilakukan karena KPSP Setia Kawan Nongkojajar menganggap penyesuaian nilai yang dilakukan setiap periode pada laporan keuangan memiliki potensi yang buruk terhadap nilai aset apabila terjadi resiko seperti kematian pada sapi, kehilangan, sakit ataupun sapi harus dipotong paksa. Penyesuaian nilai dilakukan namun hanya untuk kepentingan internal koperasi tanpa mengubah nilai pada laporan keuangan. Berbeda dengan yang dianjurkan oleh SAK-ETAP untuk setiap aset yang digunakan untuk proses operasional perusahaan dan memiliki dampak langsung terhadap kinerja perusahaan harus dilakukan penyusutan dimulai dari awal penggunaan aset tersebut. Aset biologis berupa sapi perah yang dimiliki oleh KPSP Setia Kawan Nongkojajar masih belum dijelaskan secara terperinci mengenai metode penyusutan aset biologis yang digunakan dalam proses operasional perusahaan. Penyusutan aset biologis berupa sapi perah dilakukan ketika sudah mulai memasuki laktasi lima (beranak lima) karena sudah dianggap tidak produktif lagi. Namun penyusutan ini hanya dilakukan untuk kepentingan internal koperasi tanpa mengubah nilai aset biologis pada laporan keuangan Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar. Hal ini berdampak pada pengukuran aset biologis

82 pada laporan keuangan tahunan yang masih belum handal dan belum sesuai dengan yang terjadi sebenarnya di lapangan. c. Pengungkapan Sapi Perah guliran dan gaduhan SAK-ETAP menjelaskan untuk setiap aset yang digunakan dalam proses operasional entitas guna menghasilkan produk dan jasa harus diungkapkan mengenai metode penyusutan, umur masa manfaat, jumlah akumulasi penyusutan dan rekonsiliasi jumlah tercatat awak dan akhir periode. Dalam laporan keuangan KPSP Setia Kawan Nongkojajar, pengungkapan aset biologis dipaparkan sebatas perkembangan sapi perah, data perkembangan sapi gaduhan, data pemberian sapi guliran. Pengungkapan aset biologis sapi perah masih belum terperinci mengenai penyusutan aset, masa manfaat aset biologis. Hal ini mungkin dikarenakan SAK-ETAP masih belum menjelaskan secara terperinci mengenai perlakuan akuntansi aset biologis pada perusahaan agrikultur yang menyebabkan pengungkapan aset belum bisa tersaji secara lengkap. d. Penyajian Sapi Perah guliran dan gaduhan Mekanisme penyajian aset biologis berupa sapi perah gaduhan dan guliran pada KPSP Setia Kawan Nongkojajar diklasifikasikan dalam aset lain-lain. Hal ini bertentangan dengan yang dianjurkan oleh SAK-ETAP yang menyatakan bahwa setiap aset yang berpotensi memiliki manfaat dimasa depan dan digunakan guna proses operasional perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa harus diklasifikasikan kedalam aset tetap. Sedangkan aset biologis yang digunakan untuk menghasilkan produk susu

83 segar pada KPSP Setia Kawan masih digolongkan kedalam aset lain-lain. Penyajian aset biologis pada KPSP Setia Kawan Nongkojajar dikelompokkan pada divisi susu segar. setelah perincian nilai pada divisi susu segar, nilai dari akan dikelompokkan kedalam pos aset lain-lain dan disajikan didalam laporan posisi keuangan (neraca) pertanggungjawaban pengurus tahunan. 5.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian dengan berjudul Pencatatan Akuntansi Aset Biologis pada Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar ini memiliki keterbatasan sehingga informasi yang diperoleh oleh peneliti masih dibutuhkan perbaikan. Keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini antara lain : 1. Keterbatasan waktu untuk proses pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi dikarenakan penelitian bertepatan dengan akhir periode sehingga mengalami benturan kegiatan dengan persiapan pembuatan laporan keuangan koperasi dan tutup buku yang dilakukan oleh Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar. 2. Keterbatasan dokumen, data stock opname revaluasi nilai sapi perah yang dilakukan oleh Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar masih belum selesai sehingga masih belum bisa dilakukan analisis data. Data ini berguna bagi peneliti untuk mengetahui mekanisme revaluasi nilai aset biologis sapi perah pada koperasi. 3. Keterbatasan dokumen mengenai perjanjian awal dengan pemerintah mengenai pemberian sapi guliran kepada Koperasi Peternakan Sapi Perah

84 (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar. Dokumen ini berguna bagi peneliti untuk melengkapi proses analisis data sapi guliran. 4. Keterbatasan informan, proses wawancara hanya bisa dilakukan kepada tiga narasumber dalam 2 kali proses wawancara. Dikarenakan terjadi bentrok kegiatan dengan persiapan laporan keuangan koperasi dan proses tutup buku. Hal ini menyebabkan kurangnya informasi dari narasumber pada divisi lain guna sebagai pembanding pernyataan hasil wawancara mengenai perlakuan akuntansi aset biologis sapi perah dalam analisis data. 5.3. Saran Dari penelitian yang sudah dilakukan ini, peneliti memiliki saran bagi penelitian yang akan melakukan penelitian pada agrikultur bisnis dan penelitian mengenai aset biologis sebagai berikut : 1. Penentuan sampel yang akan digunakan sebagai objek penelitian harus transparan dan terbuka dalam pencatatan aset biologis agar tidak mempersulit proses penelitian yang dilakukan. 2. Dasar perlakuan akuntansi untuk perbandingan pencatatan aset biologis dapat menggunakan PSAK terbaru yaitu PSAK 69 mengenai agrikultur bisnis yang efektif mulai januri 2017. 3. Untuk penelitian selanjutnya dapat memperluas penelitian tidak hanya terfokus kepada aset biologis saja namun bisa menambahkan perlakuan akuntansi terhadap dampak limbah yang dihasilkan oleh aset biologis tersebut (green accounting).

DAFTAR RUJUKAN Adita Kiswara. 2012. "Analisis Penerapan International Accounting Standard (IAS) 41 Pada PT. Sampoerna Agro, Tbk." Diponegoro Journal of Accounting 1.1 (2012): 808-821. Agus Utantoro. 2014. Indonesia Menjadi Penghasil Cengkeh Terbesar di Dunia. (Online), (http://ekonomi.metrotvnews.com/makro/3nord53k-indonesia-jadipenghasil-cengkeh-terbesar-dunia, diakses 29 September 2016) Amanah, Dian Martha Nurrul, and Riska Fitriasari. "Analisis Perbandingan Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Pada Industri Perkebunan (Studi Kasus pada PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk)." Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 3.1 (2015). Bogdan, R.C. & Bikllen, S.k. 1984. Qualitative Research fo Educarion : an Introduction to Theory and Methods. Boston, Mass and Bacon, Inc. David Woodruff Smith, 2007 Husserl. London, Routledge. Ditjenbun (Direktorat Jenderal Perkebunan). 2016 Industri Plastik dan Karet Hilir di Indonesia Masih Prospek. (Online), (http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-415-industri-plastik-dan-karethilir-di-indonesia-masih-prospek.html, diakses 28 September 2016) Fidhayatin, Septy Kurnia, and Nurul Hasanah Uswati Dewi. 2012. "Analisis nilai perusahaan, kinerja perusahaan dan Kesempatan bertumbuh perusahaan terhadap return Saham pada perusahaan manufaktur yang listing di bei." The Indonesian Accounting Review 2.02 (2012): 203-214. Ike Farida. 2013. "Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Berdasarkan International Accounting Standard 41 Pada Pt. Perkebunan Nusantara Vii (Persero)." Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan 2.1. Indonesian Mining Association. 2016. Data Flora dan Fauna Indonesia 2013. (Online), (http:/www.ima-api.com, diakses 28 September 2016) Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai.Jakarta : LP3S Murtianingsih, and Anas Hari Setiawan. 2016. "The Implementation Of Fair Value On Short Term Assesment Of Biological Assets." Journal of Accounting and Business Education 1.1. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 1. 2015. Penyajian Laporan Keuangan. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 14. 2015. Persediaan. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 16. 2015. Aset Tetap. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Putri, Sulistyorini Rafika. 2014. "Analisis Perbandingan Pelaporan Dan Pengungkapan Aset Biologis Sebelum Dan Setelah Penerapan Ias (International Accounting Standard) 41 Pada PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk." Jurnal Akuntansi Unesa 2.2. Rusdiana, S., and Wahyuning K. Sejati. 2009 "Upaya pengembangan agribisnis sapi perah dan peningkatan produksi susu melalui pemberdayaan Koperasi susu." Jurnal Agro Ekonomi 27. Saur Maluri dan Aria Farah Mita. 2010. "Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis Dalam Penilaian Aset Biologis Pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan Kritis Rencana Adopsi IAS 41." Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Tyas, Esti Laras Aruming, and Nurul Fachriyah. 2013. "Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus Pada Koperasi M )." Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 1.1. Widoyoko, E. P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Calon Pendidik dan Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Yin, Robert K. 2011. Aplikasi Penelitian Studi Kasus