BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Typhoid Abdominalis merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi yang ditandai dengan gangguan pada sistem pencernaan dan terkadang disertai dengan gangguan kesadaran. Penyakit Typhoid Abdominalis masih dijumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis ( Ngastiyah, 2005 ). Penyakit Typhoid Abdominalis juga merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat dengan hygiene perorangan yang kurang baik yaitu kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sanitasi lingkungan yang jelek (misalnya penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang kurang memenuhi syarat kesehatan, pengawasan makanan dan minuman yang belum sempurna), serta fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat (Ngastiyah, 2005). Sumber penularan penyakit Typhoid Abdominalis ada lima macam, yaitu melalui 5f (Food, Feces, Fingers, Fly,dan Fomitus) diamana lalat membawa kuman Salmonella Typhi dan hinggap didalam makanan. Oleh karena itu, makanan yang terkontaminasi kuman tersebut adalah salah satu sumber penularan langsung pada penyakit Typhoid Abdominalis. ( Ngastiyah, 2005 ). 1
Data dari World Health Organisation (WHO) 2003 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus Typhoid Abdominalis di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Sedangkan di Indonesia kasus Typhoid Abdominalis telah tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Insidensi penyakit ini bervariasi di tiap daerah dan terkait dengan sanitasi lingkungan, di daerah rural ( Jawa Barat ) 157 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan di daerah urban ditemukan 760-810 kasus per 100.000 penduduk. Perbedaan insidensi di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkungan. Berdasarkan data yang diambil dari Riskesdas 2007, dalam 12 bulan terakhir, Typhoid Abdominalis klinis dapat dideteksi di Provinsi Jawa Tengah dengan prevalensi 1,6%, dan tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan rentang 0,2 3,5%. Prevalensi typhoid tertinggi dilaporkan dari Kabupaten Wonosobo, Pemalang, dan Cilacap, yaitu lebih dari 3%. Sedangkan di Kota Semarang, angka kejadian Typhoid Abdominalis yang terdiagnosis yaitu sebesar 0,4 % dan yang disertai dengan gejala sebesar 0,8 %. Sedangkan data yang ada di Rumah Sakit ROEMANI, khususnya di ruangan Khotijah dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, yaitu pada bulan September 2011 sampai dengan Februari 2012 didapatkan data pasien yang menderita typhoid sebesar 2,82%. Maka dari itu, Typhoid Abdominalis perlu dilakukan penanganan secara serius karena apabila tidak dilakukan penanganan akan mengakibatkan semakin tingginya penyebaran penyakit dan meningginya angka kematian penderita. Diawali 2
dengan memperbaiki kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pengawasan makanan dari kotoran yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan peran awal tenaga kesehatan khususnya perawat adalah memberikan tindakan preventif pada masyarakat yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit Typhoid dan melakukan perawatan secara maksimal ketika penderita Typhoid berada di Rumah Sakit. Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Klien dengan Typhoid Abdominalis di RS. Roemani semarang. B. Tujuan penulisan 1. Tujuan Umum a. Untuk mendeskripsikan Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis di Ruang Khodtijah RS. ROEMANI Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mampu memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan Typhoid Abdominalis. b. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis. c. Mampu merumuskan Masalah Keperawatan pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis. 3
d. Mampu menyusun Rencana Keperawatan terhadap masalah yang timbul sesuai dengan prioritas masalah pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis e. Mampu melakukan Implementasi Keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis. f. Mampu melakukan Evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada pasien Ny. M dengan Typhoid Abdominalis. C. Metode penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah metode deskriptif yang berbentuk study kasus. Pendekatan proses keperawatan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Anamnesa ( wawancara ) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara aktif, mencari informasi secara langsung terkait dengan data dan informasi yang diperlukan baik melalui Allow anamnesa maupun Auto anamnesa. 2. Observasi Upaya mendapatkan data secara langsung melalui pengamatan dan melakukan pemeriksaan fisik untuk memperoleh data objektif dari klien. 4
3. Study Dokumentasi Mempelajari data-data yang didapat dari klien dan mendokumentasikan data yang telah dikumpulkan. 4. Study Pustaka Mendapatkan keterangan yang rinci yang digunakan sebagai landasan teori dari berbagai macam referensi. 5. Sistematika penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis dan diurutkan menjadi lima BAB : Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II : Konsep Dasar yang terdiri dari Pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan, pengkajian fokus, pathways keperawatan, diagnosa keperawatan, fokus intervensi dan rasional. Bab III : Tinjauan Kasus yang terdiri dari pengkajian, analisa data, pathway kasus, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Bab IV : Pembahasan yang berisi tentang gambaran klinis munculnya masalah. Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 5