BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
HALAMAN PENGESAHAN...

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI COVER HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1. I.1.

3.2.3 Satuan lava basalt Gambar 3-2 Singkapan Lava Basalt di RCH-9

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia khususnya Pulau Jawa memiliki banyak gunung api karena

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

DAFTAR ISI. BAB II GEOLOGI REGIONAL... 8 II.1. Fisiografi Regional... 8 II.2. Stratigrafi Regional II.3. Struktur Geologi Regional...

Geologi Daerah Sirnajaya dan Sekitarnya, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 27

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Gambar 2.1 Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TATANAN GEOLOGI

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB II TATANAN GEOLOGI

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN UCAPAN TERIMAKASIH KATA PENGANTAR SARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

SKRIPSI. Oleh : ARIE OCTAVIANUS RAHEL NIM

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 20 Desember Penyusun III

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Ciri Litologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Perbedaan Karakteristik Mineralogi Matriks Breksi Vulkanik Pada Endapan Fasies Proksimal Atas-Bawah Gunung Galunggung

Adi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) GUNUNG API PURBA PULAU NUNUKAN, KABUPATEN NUNUKAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

KIMIA AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH MAGELANG-TEMANGGUNG BAGIAN BARAT, KABUPATEN TEMANGGUNG DAN MAGELANG, PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya fosil hominid berupa tengkorak dan rahang bawah oleh von

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III Perolehan dan Analisis Data

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN 1.3 LOKASI PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

GEOLOGI DAN STUDI BATIMETRI FORMASI KEBOBUTAK DAERAH GEDANGSARI DAN SEKITARNYA KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROPINSI DIY

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

A B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

// - Nikol X - Nikol 1mm

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN... 1

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN SARI

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI

Umur, Lingkungan dan Mekanisme Pengendapan Hubungan dan Kesebandingan Stratigrafi

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PETROLOGI DAN SIFAT KETEKNIKAN BREKSI DAN BATUPASIR DI GEDANGSARI, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

vi DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xv SARI... xvi ABSTRACT... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1. Latar belakang Penelitian... 1 I.2. Maksud dan Tujuan Pemetaan... 2 I.3. Batasan Masalah... 2 I.4. Lokasi, dan Kesampaian Daerah Penelitian... 3 I.5. Manfaat Penelitian... 4 I.6. Peneliti Terdahulu... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 II.1. Geologi Regional... 7 II.2. Dasar Teori... 13 II.2.1. Gunung Api dan Batuan Gunung Api... 13 II.2.2. Klasifikasi Batuan Gunung Api... 14 II.2.2.1. Lava dan Intrusi Syn-Volcanic... 15 II.2.2.2. Endapan Piroklastik... 16 II.2.2.3. Endapan Vulkaniklastik... 17 II.2.2.4. Endapan Vulkanogenik... 19 II.2.3. Fasies Gunung api... 19 II.2.4. Gunung Api Purba... 26 II.2.5. Identifikasi Gunung Api Purba... 27 II.3. Hipotesis... 38

vii BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39 III.1.Tahapan Penelitian... 39 III.1.1. Tahap Persiapan dan Penyusunan Hipotesis... 39 III.1.2. Tahap Pengumpulan Data... 42 III.1.3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data... 43 III.1.4. Tahap Interpretasi, Hasil dan Kesimpulan... 44 III.2. Alat dan Bahan... 46 III.2. Jadwal Penelitian... 47 BAB IV URAIAN DATA PENELITIAN... 48 IV.1. Pengambilan Data Lapangan... 48 IV.1.1.Geomorfologi Daerah Penelitian... 48 IV.1.2 Stratigrafi Daerah Penelitian... 54 IV.1.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian... 62 IV.1.4 Analisis dan Interpretasi Pola Struktur Geologi... 68 IV.2. Hasil Analisis Laboratorium... 69 IV.2.1. Analisis Petrografi... 69 IV.2.2 Analisis Kimia Batuan... 78 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 80 V.1 Identifikasi Gunung Api Purba Daerah Penelitian... 80 V.2 Pembagian Fasies Gunung Api Purba Menoreh... 94 V.2.1 Fasies Proksimal Gunung Api Purba 2... 98 V.2.2 Fasies Proksimal Gunung Api Purba 3... 105 V.3 Sejarah Gunung Api Purba Daerah Penelitian... 111 BAB VI KESIMPULAN... 114 DAFTAR PUSTAKA... 116

viii LAMPIRAN LAMPIRAN PETA..Lamp.1 LAMPIRAN DATA MEASURED SECTION Lamp.2 LAMPIRAN ANALISIS PETROGRAFI..Lamp.3 LAMPIRAN ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI..Lamp.4 LAMPIRAN DATA GEOKIMIA..Lamp.5

ix DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Peta Indeks Daerah Penelitian... 3 Gambar 2.1. Fisiografi Jawa Tengah (Modifikasi dari Bemmelen, 1949)... 7 Gambar 2.2. Peta Geologi Regional Daerah Penelitian (Modifikasi dari Rahardjo,dkk, 1995)... 8 Gambar 2.3. Kolom Stratigrafi Regional Kulon Progo (dimodifikasi dari Sujanto dan Roskamil, 1975)... 11 Gambar 2.4. Skema blok diagram dome Pegunungan Kulon Progo (dimodifikasi dari Bemmelen, 1949)... 12 Gambar 2.5. Klasifikasi batuan gunung api berdasarkan genesis pembentukannya. Klasifikasi ini menunjukkan mekanisme atau proses transportasi maupun pengendapan batuan piroklastik, vulkaniklastik, dan sedimen vulkanogenik serta hasil endapanya (dimodifikasi dari McPhie dkk.,1993)... 14 Gambar 2.6. Klasifikasi ketebalan berbagai jenis macam lava dan luas pelamparan yang dapat dijangkau (After Walker 1973 dalam Fisher and Schmincke, 1984)... 15 Gambar 2.7. Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan presentase material piroklastik yang menyusunnya (Fisher, 1966 dan Pettijohn, 1975 dalam Nemeth dan Martin, 2007)... 17 Gambar 2.8. Perbandingan suskesi batuan vulkaniklastik yang diedapkan di lingkungan sub-aerial dan sub-aqueous dari sumber batuan autoklastik (kiri) dan batuan piroklastik (kanan) (dimodifikasi dari McPhie, dkk., 1993)... 18 Gambar 2.9. Perbandingan suskesi batuan vulkanogenik yang diedapkan di lingkungan sub-aerial dan sub-aqueous dari sumber vulkaniklastik (dimodifikasi dari McPhie dkk., 1991)... 19 Gambar 2.10. Pembagian zona batuan gunung api berdasarkan posisi relatif terhadap sumber erupsi gunung api komposit (Williams dan McBriney,1979)... 20 Gambar 2.11. Empat model fasies dari gunung api strato andesitik yang tidak terganggu struktur (Bogie dan Mackenzie, 1998)... 21

x Gambar 2.12. Contoh klasifikasi fasies batuan vulkanik berasarkan lingkungan pengendapan. Klasifikasi ini digunakan untuk fasies vulkaniklasik pada Eastern Oregon basin (After Wolf and Ellison, 1971 dalam Fisher dan Schmincke, 1984)... 24 Gambar 2.13. Contoh klasifikasi fasies batuan vulkanik berasarkan diagenesis batuan. Mineral zeolit dinyatakan sebagai fasies baru pada Formasi John Day Oligosen-Miosen Eastern Oregon ( After Fisher and Rensberger, 1973 dalam Fisher dan Schmincke, 1984)... 26 Gambar 2.14. Fitur gunung api purba (Fgp) dengan relief yang kasar (Bronto, 2010)... 27 Gambar 2.15. Gunung api purba Karangbolong, dengan memperlihatkan relief kasar dan bentuk sebaran relatif melingkar (Bronto, 2010).... 29 Gambar 2.1.6 Gunung api purba Jelai tersusun oleh batuan gunung api Jelai (Tomj) dan batuan terobosan andesit-basal (Tmb &Tma).Bekas titik erupsi adalah yang ditempati oleh terobosan andesit-basal (Bronto, 2010)... 30 Gambar 2.17. Identifikasi gunung api puba secara sedimentologis, berdasarkan struktur sedimen dan tekstur batuan. Semakin menjauhi sumber erupsi, struktur arus purba berpola memancar, bentuk butir dari menyudut semakin membundar, butiran semakin menghalus, dan kemas fragmen batuan semakin terbuka (Bronto, 2010)... 35 Gambar 2.18. Jurus perlapisan batuan berpola semi konsentris/ konsenstris dengan kemiringan melandai menjauhi sumber erupsi (Bronto, 2010)... 37 Gambar 3.1. Bagan alir penelitian, dibagi menjadi empat tahap persiapan dan penyusunan hipotesis, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan, analisis serta interpretasi data dan yang terakhir adalah tahap pembahasan, hasil dan kesimpulan... 45 Gambar 4.1. Morfologi satuan perbukitan vulkanik berlereng sedang - curam (kamera menghadap ke timur)... 50

xi Gambar 4.2. Morfologi satuan perbukitan patahan berlereng sedang (pada bagian bawah) dan Morfologi satuan perbukitan vulkanik berlereng curam (pada bagian bawah) (kamera menghadap arah timur laut)... 52 Gambar 4.3. Morfologi satuan dataran fluvial-vulkanik bergelombang (kamera menghadap ke barat daya)... 54 Gambar 4.4. Kenampakan kekar lembaran pada STA ABI 081 (kamera menghadap arah timur) (kiri). Kenampakan kekar tiang pada STA ABI 017 (kamera menghadap arah barat laut) (kanan)... 56 Gambar 4.5. Intrusi basalt pada STA ABI 032. Kenampakan kekar tiang pada bagian permukaan yang membentuk segi 5 (kiri). Kenampakan kekar tiang pada bagian sisinya sisinya (kamera menghadap arah utara)... 57 Gambar 4.6. Kehadiran litologi tuf pada STA ABI 117 (kamera menghadap arah barat)... 58 Gambar 4.7. Kontak lava masif dengan breksi autoklastik dalam tubuh lava masif pada STA ABI 118 (kamera menghadap arah barat laut)... 59 Gambar 4.8. Singkapan lava andesit basaltik hornblenda pada STA ABI 144 dengan kendampakan kekar plat (kamera menghadap ke timur)... 61 Gambar 4.9. Endapan pasir kerikilan-berangkalan di STA 52 (kamera menghadap ke tenggara)... 62 Gambar 4.10. Kekar gerus (merah) dan kekar tarik (biru) di STA ABI 094 (kamera menghadap utara)... 63 Gambar 4.11. Kenampakan striasi di STA 47 (kamera menghadap ke timur)... 65 Gambar 4.12. Bukti sesar geser sinistral di STA 57 (kamera menghadap ke timur)... 66 Gambar 4.13. Bukti sesar geser dekstral di STA 55 (kamera menghadap ke barat daya)... 67 Gambar 4.14. Striasi di STA 133 (kamera menghadap ke timur laut)... 68 Gambar 4.15. Mikrofoto lava andesit basaltik augit 1 (nikol bersilang) dengan medan pandang 4 mm. Sampel ABI 087 LP2 dengan

xii memperlihatkan tekstur aliran pada mikrolit plagioklas, komposisi terdiri dari plagioklas jenis andesine, augit, mineral opak, dan mineral sekunder yang terdiri dari epidot dan klorit (kiri). Sampel ABI 086, komposisi terdiri dari plagioklas jenis andesin, augit, mineral opak, dan mineral sekunder yang terdiri dari kuarsa dan klorit (kanan)... 72 Gambar 4.16. Mikrofoto lava andesit basaltik hornblenda (nikol bersilang) dengan medan pandang 4 mm. Sampel ABI 144 dengan memperlihatkan tekstur aliran pada mikrolit plagioklas, komposisi terdiri dari plagioklas jenis andesin, augit, hornblenda, mineral opak dan mineral sekunder yang terdiri dari serisit dan klorit... 74 Gambar 4.17. Mikrofoto intrusi basalt (nikol bersilang) dengan medan pandang 4 mm. Sampel ABI 032 dengan kenampakan tekstur porfiritik, komposisi terdiri dari plagioklas jenis andesin, augit, olivin, mineral opak dan mineral sekunder yang terdiri dari mineral lempung dan klorit... 76 Gambar 4.18. Mikrofoto batupasir tufan (nikol bersilang) dengan medan pandang 4 mm. Sampel ABI 117 komposisi terdiri dari plagioklas, augit, litik sedimen, hornblenda dan massa dasar berupa gelas vulkanik... 77 Gambar 4.19. Mikrofoto sayatan alterasi argilik (nikol bersilang) dengan medan pandang 4 mm. Sampel ABI 062 komposisi terdiri dari klorit, mineral lempung, kuarsa, dan mineral opak... 78 Gambar 5.1. Analisis citra DEM kompleks Pengunungan Kulon Progo.... 81 Gambar 5.2. Keterdapatan kekar pendinginan pada daerah penelitian. Kenampakan kekar tiang pada stasiun pengamatan ABI 032 (kamera menghadap arah barat, kiri). Kenampakan kekar plat pada stasiun pengamatan ABI 096 (kamera menghadap arah barat daya, kanan)... 83 Gambar 5.3. Peta pengambilan sampel geokimia (dimodifikasi dari Bronto, 2010)... 86

xiii Gambar 5.4. Penentuan jenis batuan menggunakan klasifikasi batuan vukanik berdasarkan kendungan SiO 2 dan Na 2 O+K 2 O (Le Maitre et al., 1989 dalam Rollinson, 1993)... 87 Gambar 5.5. Penentuan seri magma berdasarkan kendungan SiO 2 dan K 2 O (Peccerillo dan Taylor, 1976 dalam Rollinson, 1993)... 88 Gambar 5.6. Pengeplotan data geokimia pada diagram Harker antara oksida utama SiO 2 (absis) dengan oksida lainnya (ordinat) untuk batuan vulkanik Gunung Gajah... 91 Gambar 5.7. Pengeplotan data geokimia pada diagram Harker antara oksida utama SiO 2 (absis) dengan oksida lainnya (ordinat) untuk batuan vulkanik Gunung Menoreh... 93 Gambar 5.8. Kenamapakan DEM Kompleks Pegunungan Kulon Progo bagian Barat dan interpretasi pembagian fasies... 94 Gambar 5.9. Interpretasi penempatan fasies daerah penelitian dalam fasies model berdasarkan bentukan morfologi dan asosiasi batuanya. Kiri berdasarkan fasies model (Bogie dan McKanzie, 1988), kanan berdasarkan fasies model (Williams dan McBirney, 1979)... 95 Gambar 5.10. Kenamapakan morfologi perbukitan lava andesit basaltik augit 1, yang merupakan bagian dari fasies Proksimal Gunung Api Purba Gajah (kamera menghadap arah utara)... 98 Gambar 5.11. Stasiun pengambilan data measured section pada fasies proksimal gunung api purba Gajah... 100 Gambar 5.12. Interpretasi urutan pembentukan lava pada fasies proksimal gunung api purba Gajah yang mewakili data measured section berdasarkan analisis morfologi dan ditambah data penunjang berupa data XRF. Paling tua ditandai dengan nomor 1, kemudian nomor 2 dan terakhir nomor 3... 102 Gambar 5.13. Urutan stratigrafi data measured section yang mewakili fasies proksimal gunung api purba Gajah... 103 Gambar 5.14. Kenampakan foto lapangan yang mewakili data measured section fasies proksimal gunung api purba Gajah... 104

xiv Gambar 5.15. Kenamapakan morfologi perbukitan lava andesit basaltik basaltik augit 2 yang merupakan bagian dari fasies proksimal Gunung Api Purba Menoreh (kamera menghadap arah timur laut)... 105 Gambar 5.16. Stasiun pengambilan data measured section pada fasies proksimal gunung api purba Menoreh... 106 Gambar 5.17. Interpretasi urutan pembentukan lava pada fasies proksimal gunung api purba Menoreh yang mewakili data measured section berdasarkan analisis morfologi dan ditambah data penunjang berupa komposisi mineralogi. Paling tua ditandai dengan nomor 1, kemudian nomor 2 dan terakhir nomor 3... 108 Gambar 5.18. Urutan stratigrafi data measured section yang mewakili fasies proksimal gunung api purba Menoreh... 109 Gambar 5.19. Kenampakan foto lapangan yang mewakili data measured section fasies proksimal gunung api purba Menoreh... 110 Gambar 5.20. Kenampakan lereng utara Gunung Gajah yang menghasilkan lava andesit basaltik (kiri). Morfologi yang dihaslkan erupsi Gunung Gajah pada daerah penelitian (kanan)... 111 Gambar 5.21. Kenampakan gunung api parasit yang berada di sebelah timur laut Gunung Gajah (kiri). Kenampakan morfologi ntrusi basalt yang merupakan produk gunung api parasit (warna ungu) daerah penelitian (kanan)... 112 Gambar 5.22. Kenampakan lereng selatan Gunung Menoreh yang menghasilkan lava andesit augit (merah) dan lava andesit hornblenda (coklat) pada daerah penelitian (kiri). Morfologi daerah penelitian (kanan)... 113

xv DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Pembagian fasies gunung api dalam hubungannya dengan bentang alam kerucut gunung api dan asosiasi batuan penyusunnya (Bronto, 2010)... 31 Tabel 3.1. Jadwal Penelitian... 47 Tabel 4.1. Variasi komposisi dan persentase mineralogi sayatan petrografi daerah penelitian 70 Tabel 4.2. Hasil analisis oksida utama geokimia sampel batuan gunung api..79 Tabel 5.1. Pengukuran data kekar lembaran dan kekar tiang pada daerah penelitian 85 Tabel 5.2. Penjabaran kakarteristik fasies proksimal oleh Williams dan McBirney (1979) (kiri), dan Bogie dan McKanzie (1998) (kanan)... 96 Tabel 5.3. Penjabaran kakarteristik fasies proksimal gunung api purba Gajah (kiri), dan gunung api Menoreh (kanan) 96 xi