BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 KUESIONER

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Menstruasi merupakan kondisi fisiologis yang terjadi dan di alami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN SINDROM PRA MENSTRUASI PADA SISWI SMA NEGERI 1 PADANG PANJANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB V PEMBAHASAN. menjawab pertanyaan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DENGAN PERILAKU MENGATASI GEJALA PREMENSTRUASI SYNDROME (PMS) DI MAN MODEL KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN B6 DAN KALSIUM DENGAN KEJADIAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASUPAN KALSIUM, VITAMIN B 6, KEBIASAAN MAKAN KARBOHIDRAT KOMPLEKS, TINGKAT STRES HUBUNGANNYA DENGAN SINDROM PRAMENSTRUASI.

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH 20 DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR DI SELURUH KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. waktu menjelang atau selama menstruasi. Sebagian wanita memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sembab, sakit kepala, dan nyeri dibagian perut 1. dengan PMS (Premenstruation Syindrom). Bahkan survai tahun 1982 di

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI SMAN 1 TONGKUNO KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA SULAWESI TENGGARA.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN ESTU UTOMO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu A,H,C,dan D. PMS A (Anxiety) ditandai dengan gejala

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pre Menstrual Syndrome Pada Mahasiswa Tk II Semester III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

KEBIASAAN KONSUMSI PANGAN SUMBER KALSIUM, MAGNESIUM DAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS) PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 5 TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PANDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya mengalami periode menstruasi atau haid. Menstruasi adalah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

TINJAUAN PUSTAKA Sindrom pra menstruasi Pengertian Etiologi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

HUBUNGAN GAYA HIDUP SEHAT DENGAN KEJADIAN PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWI KELAS XI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus pada masa remaja yang dimana terjadi proses pertumbuhan

AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA SISWA SMP PHYSICAL ACTIVITY IN STUDENTS WITH PREMENSTRUAL SYNDROME

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses. kematangan manusia. Pada masa ini merupakan masa transisi antara masa

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

PROFESI Volume 11 / Maret Agustus 2014

BAB I. yang pasti dihadapi dan harus dilalui dalam perjalanan hidup normal. seorang wanita dan suatu proses alamiah. Berdasarkan hasil studi

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWI KELAS XI JURUSAN AKUTANSI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan perubahan psikologis yang meliputi proses transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada perempuan, pubertas merupakan suatu proses yang berjalan lambat. Pada masa ini seorang perempuan mengalami perubahan, salah satu diantaranya adalah menstruasi (Saryono, 2009). Menstruasi adalah keluarnya darah, mucus, dan debris sel dari mukosa uterus secara berkala. Menstruasi terjadi dalam interval-interval yang kurang lebih teratur, siklis, dan dapat diperkirakan. Keluhan utama yang dialami remaja wanita menjelang menstruasi adalah kram dibawah perut, nyeri pinggang, nyeri pada payudara, lemah dan lesu, emosional dan muncul jerawat. Keluhan menstruasi lainnya adalah stres, pusing, mual, berat badan meningkat (Cunningham, 2006). Menurut (Prawiroharjo, 2002) Pra menstruasi sindrom adalah suatu gejala yang terjadi sebelum menstruasi dan menghilang dengan keluarnya darah menstruasi, serta dialami oleh banyak wanita sebelum awitan setiap siklus menstruasi. Pra menstruasi sindrom biasanya ditemukan 7-10 hari menjelang menstruasi. Penyebab pasti belum diketahui, tetapi diduga hormon 1

2 estrogen, progesteron, prolaktin, dan aldosteron yang berperan dalam terjadinya pra menstruasi sindrom. Pra menstruasi sindrom disebabkan karena berbagai hal, diantaranya, kelainan biologik yang meliputi kelainan organik atau disfungsional (Saryono, 2009), mengemukakan bahwa zat kimia yang terlibat pada proses menstruasi dan pra menstruasi sindrom adalah hormon. Ketidakseimbangan hormon mempunyai peran penting atas berbagai macam manifestasi pra menstruasi sindrom. Kadar estrogen yang meningkat dalam darah dapat menimbulkan gejala-gejala depresi dan akan mengganggu proses kimia tubuh. Pra menstruasi sindrom sering dianggap tidak bisa dihindari, akan tetapi gangguan menstruasi bisa diatasi dengan berbagai macam cara pencegahan dan pengobatan. Salah satu cara pencegahan keluhan pra menstruasi yaitu dengan meningkatkan konsumsi sumber vitamin B6 dan kalsium. Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak. Hubungan utama antara sindrom pramenstruasi dan gizi terutama terfokus pada metabolisme energi dan status vitamin serta mineral. Faktor gizi yang berperan dalam membantu mengurangi terjadinya gejala pra menstruasi sindrom salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung B6 dan kalsium (Briawan, 2004).

3 Vitamin B6 berperan dalam bentuk fosforilasi PLP (piridoksal fosfat) dan PMP (pridoksamin fosfat ) sebagai koenzim terutama dalam transaminasi, dekarbokilasi dan reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein. Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah, mudah tersinggung. Angka kecukupan vitamin B6 yang dianjurkan untuk wanita berumur 16-19 tahun dan 19 tahun ke atas adalah 1,6 mg (Saryono, 2009). Menurut Almatsier (2010), vitamin B6 dapat meringankan gejala depresi, gelisah, mengontrol produksi serotonin. Asupan vitamin B6 dapat menjadikan relaks. Vitamin B6 didapat dari sayur (wortel, bayam, kacang, telur, daging). Kalsium merupakan salah satu mineral yang berfungsi sebagai anti stres. Stres dapat disebabkan karena penyebab fisik maupun faktor emosional, dampak negatif stres bagi tubuh adalah terganggunya keseimbangan hormonal, berkurangnya vitamin dan mineral, serta melemahnya sistem kekebalan tubuh. Timbulnya stres dapat merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan sehingga menyebabkan jantung berdebar keras dan cepat. Produksi hormon adrenalin membutuhkan kehadiran zat-zat gizi seperti berbagai vitamin B, mineral seng, kalium, dan kalsium (Khomsan, 2003). Sumber kalsium diantaranya yaitu ikan yang dimakan dengan tulang, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe serta sayuran

4 hijau. Susu dan hasil olahan susu, seperti keju adalah sumber kalsium utama, Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan untuk wanita berumur 16-19 tahun dan 19 tahun ke atas adalah 800mg-1000mg. (Almatsier, 2010), menyatakan bahwa susu merupakan sumber kalsium yang paling tinggi dan merupakan penyumbang kalsium terbesar dari konsumsi kalsium harian. Wiseman, (2002) menyatakan bahwa apabila susu dan produk susu tidak dikonsumsi maka akan sulit untuk mendapatkan asupan kalsium yang baik. Penelitian Lutfiah (2007), dalam penelitiannya tentang Hubungan konsumsi Pangan Sumber Kalsium Dengan Keluhan Menstruasi Pada Remaja, mengungkapkan bahwa dari total wanita usia 16-19 tahun yang menjadi responden dalam penelitiannya 72,2 % mengatakan mengalami pra menstruasi sindrom. Hasil survey awal yang dilakukan di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali pada 14 januari 2013, dengan melakukan wawancara terhadap 32 siswi, peneliti mendapatkan hasil bahwa gejala pra menstruasi yang dirasakan yaitu 22 siswi mengalami nyeri dada, perut kembung, perubahan mood dan 10 siswi hanya mengalami perubahan mood. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Antara Asupan Gizi B6 Dan Kalsium Terhadap Kejadian Pra Menstruasi Sindrom pada remaja. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu adakah Hubungan Antara Asupan Gizi Vitamin B6

5 Dan Kalsium Terhadap Kejadian Pra Menstruasi Sindrom Pada Siswi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Antara Asupan Gizi Vitamin B6 Dan Kalsium Terhadap Kejadian Pra Menstruasi Sindrom Pada Siswi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui asupan gizi vitamin B6 Pada Siswi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. b. Mengetahui asupan gizi kalsium Pada Siswi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. c. Mengetahui angka kejadian Pra Menstruasi Sindrom Pada Siswi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi bidang keperawatan maternitas, menambah pengetahuan mahasiswa tentang Hubungan Antara Asupan Gizi Vitamin B6 dan Kalsium Terhadap Kejadian Pra Menstruasi Sindrom. 2. Bagi Remaja Remaja mampu mengetahi informasi tentang sindroma pra menstruasi melalui penyuluhan.

6 3. Bagi Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tentang terjadinya sindroma pra menstruasi pada remaja putri, serta diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku kuliah dalam kehidupan bermasyarakat. E. Keaslian Penelitian 1 Handayani, (2008). Hubungan Konsumsi Vitamin B6, dengan Kejadian Premenstrual Sindrom (PMS); Studi pada Mahasiswi tingkat I dan II Kebidanan Poltekes. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan crosssectional yang dilakukan pada mahasiswi Mahasiswi tingkat I dan II Kebidanan Poltekes. Dengan metode proportional random sampling dan jumlah subyek 73 orang. Data asupan vitamin B6, diperoleh melalui kuesioner semi-quantitative food frequency. Data PMS diperoleh melalui kuesioner lembar catatan harian selama 2 siklus menstruasi. Data dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil: Umur subyek berkisar antara 19-22 tahun. Sebanyak 76,7% subyek memiliki IMT normal. Subyek yang mengalami PMS sebesar 27,4%. Rerata skor PMS adalah 2,5±0,58. Rerata asupan vitamin B6, sebesar 1,3±0,75 mmm mg/hari,. Sebanyak 60,3%, 82,2%, dan 46,6% subyek memiliki asupan vitamin B6. Tidak terdapat hubungan asupan vitamin B6 kejadian PMS ( p=0,270; p= 0,700; p=0,489) Simpulan: Sebagian besar subyek tidak mengalami PMS dan tidak terdapat hubungan asupan vitamin B6, kejadian PMS.

7 2 Christiany, 2009 (skripsi). Status Gizi, Asupan Zat Gizi Mikro ( Kalsium, Magnesium) Hubungannya Dengan Sindrome Premenstruasi Pada Remaja Putri SMU Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Status Gizi, Asupan Zat Gizi Mikro ( Kalsium, Magnesium) Hubungannya Dengan Sindrome Premenstruasi Pada Remaja Putri SMU Surabaya. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan pendekatan kuantitafif. Populasi penelitian adalah remaja putri (siswi) SMU sejahtera yang bertempat tinggal disurabaya. Sample dipilih berdasarkan rumus quota sampling dan yang terpilih sebanyak 97 orang. Sebanyak 60 (60,9) sample memiliki status gizi normal dengan asupan kalsium dan magnesium kurang, masing-masing sebanyak 60(62%) dan 55 (56%) sample. Sindrome premenstruasi ringan terdapat pada 59 (60,8%) sample dan yang termasuk kategori berat sebanyak 38 (33%) sample. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian dengan judul Hubungan Antara Asupan Gizi B6 Dan Kalsium Terhadap Kejadian Pra Menstruasi Sindrom ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara asupan gizi b6 dan kalsium terhadap kejadian pra menstruasi sindrom. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan metode penelitian deskriptif koleratif. Penelitian ini dilakukan di SMA Bhinneka karya 2 Boyolali. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Subjek yang digunakan adalah siswi kelas X yang berjumlah 93 siswi.