KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON CIREBON KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON NOMOR : T E N T A N G KEBIJAKAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAYS RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON DIREKTUR RUMAH SAKIT PERTAMINA CIREBON Menimbang : a. Bahwa dalam rangka kendali mutu dan kendali biaya pelayanan rumah sakit perlu dibuat alur klinis(clinical Pathway)untuk kasus penyakit tertentu ataut indakan tertentu. b. Bahwa penyusunan clinical pathway diperlukan pada kasus penyakit atau tindakan yang ; banyak dilakukan di RS (high volume), risiko tinggi (high risk), cenderung bermasalah (problem prone) dan yang merupakan unggulan rumah sakit. c. Standar akreditasi JCI/versi 2012 mensyaratkan agar rumah sakit menyusun setidaknya lima Clinical Pathways setiap tahun. d. Bahwa untuk penyusunan Clinical Pathways rumah sakit membentuk Tim Clinical Pathways yang terdiri dari multi disiplin pelayanan yang ada di rumah sakit. e. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a,b, c dan d), perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Pertamina Cirebon Mengingat : 1. Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang RumahSakit, Pasal 43 ; Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Mutu dan Keselamatan Pasien. 2. UndangUndang RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Pasal 40 ; Rumah Sakit wajib dilakukan Akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147/Menke/Per/I/2010 tentang perizinan rumah sakit 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 1333/Menkes/SK/XII/ 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.496/Menkes/SK/IV/2005 Medis. tentang Pedoman Audit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit. 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1438 Tahun 2010 8. Tentang Standar Pelayanan Kedokteran ; Akta Pendirian Perseroan Terbatas Rumah Sakit Pusat Pertamina No. 30 tanggal 21 Oktober 1997 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Sulami Mustafa, SH di Jakarta dan telah mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI Berdasarkan Kep.Menkeh No.C2-18 HT.01.01.Th.98 tanggal 12 Januari 1998. 9. 10. 11. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Rumah Sakit Pusat Pertamina No. 8 tanggal 15 Januari 2002 yang dibuat dihadapan Notaris Ny. Sulami Mustafa, SH di Jakarta. Surat Keputusan Direktur Utama PT PERTAMINA BINA MEDIKA No. Kpts 0109/C00000/2004-S8 tanggal 01 Maret 2004 tentang Pemberlakuan Visi dan Misi Rumah Sakit Pertamina Cirebon. Surat Keputusan Direktur Utama PT PERTAMINA BINA MEDIKA No Kpts 1441/A00000/2014-s8 tanggal 31 Desember 2014 tetang Penetapan Pejabat Definitif Direktur Rumah Sakit Pertamina Cirebon Memperhatikan : 1. Panduan Standar Akreditasi Rumah Sakit 2011. 2. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS, Depkes 1994 3. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety), Depkes RI 2008.
MEMUTUSKAN Menetapkan : Pembuatan Clinical Pathways tahap pertama RSPC sejumlah lima macam penyakit/tindakan yakni ; (1) Asma Eksaserbasi akut, (2) Tindakan Sectio Sesaria, (3) Dehidrasi Ringan Sedang, (4) Tindakan Appendictomy serta (5) Typhoid tanpa penyulit. PERTAMA : Clinical pathways ( Alur Klinis) adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di Rumah Sakit KEDUA : Clinical pathways (alur klinis) bukan merupakan clinical guidelines atau protocol karena setiap kasus dalam CPs dibuat berdasarkan standar prosedur dari setiap profesi yang mengacu pada standar pelayanan dari profesi masing masing, disesuaikan dengan strata sarana pelayanan rumah sakit (multidisiplin). KETIGA : Dalam menyusun Clinical Pathways harus secara terpadu/integrasi dan berorientasi focus terhadap pasien (Patient Focused Care) serta berkesinambungan (continuing care). KEEMPAT : Kegiatan pelayanan yang akan di buat Clinical Pathways harus melibatkan seluruh profesi pelayanan di rumah sakit (dokter, perawat/bidan, penata, laboratoris, radiologis, nutrisionist, fisioterapis, farmasis dan akuntasi RS). KELIMA : Clinical Pathways harus di buat dalam batasan waktu yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan perjalanan penyakit pasien dan dicatat dalam bentuk periode harian (kasus rawat inap) atau jam (kasus GD/emergency). KEENAM : Pencatatan Clinical Pathways seluruh kegiatan pelayanan yang diberikan kepada pasien secara terpadu dan
berkesinambungan tersebut dalam dokumen yang merupakan bagian dari Rekam Medik. KETUJUH : Setiap penyimpangan langkah dalam penerapan Clinical Pathways dicatat sebagai varians dan dilakukan kajian analisis dalam bentuk audit. KEDELAPAN : Varians tersebut dapat karena kondisi perjalanan penyakit, penyakit penyerta atau komplikasi maupun kesalahan medis (medical errors). KESEMBILAN : Varians tersebut dipergunakan sebagai salah satu parameter dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan. KESEPULUH : Rumah Sakit memonitor tingkat kepatuhan praktisi klinis dalam penggunaan Clinical pathways dengan cara menetapkan sasaran mutu atas Clinical Pathway tersebut. KESEBELAS : Sasaran mutu Clinical patways dihitung dengan cara menghitung jumlah varian atas Clinical Pathways tersebut. KEDUABELAS : Clinical Pathways dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk menetapkan biaya yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan (cost of treatment) dan efisiensi biaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. KETIGABELAS : Rumah sakit menetapkan setiap tahunnya dilakukan penambahan satu Clinical pathways sesuai rekomendasi Komite Medis KEEMPAT BELAS. : Clinical Pathways (alur klinis) dievaluasi setiap tahun melalui sub komite mutu pelayanan medis kemudian hasilnya dilaporkan ke ketua Komite Medis. KELIMABELAS : Hasil evaluasi pelaksanaan Clinical Pathways dilaporkan kepada direktur setiap tahunnya melalui Komite medis. KEENAMBELAS : Formulir Clinical Pathways diisi dan ditanda tangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan Perawat Jaga. KETUJUHBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan kebijakan ini berlaku selama tiga tahun serta akan dilakukan evaluasi setiap tahunnya.
Ditetapkan di : Cirebon Pada Tanggal : Maret 2015 Rumah Sakit Pertamina Cirebon Direktur, dr. Sunardjo