Daftar Pustaka. Morimoto, M. et al, (2002), Control of Functions of Chitin and Chitosan by Chemical Modification, 14(78),

dokumen-dokumen yang mirip
6. Daftar Pustaka. Cowd, M., (1982), Kimia Polimer, Harry Firman (Penterjemah) (1991), Penerbit ITB, Bandung, 1,

4 Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

4. Hasil dan Pembahasan

Sintesis Membran Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

4. Hasil dan Pembahasan

15. Silverstein. RM., Bassler. GC dan Morill. TC., (1991), Spectrometric Identification of Organic Compound, Jhon willey & sons, Inc, New York, 5.

Pengaruh Waktu Sulfonasi terhadap Karakteristik Polistiren dan Polyblend-nya dengan Kitosan

3. Metodologi Penelitian

3. Metode Penelitian

3 Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Daftar Pustaka. 2. Haile, S. M., (2003), Fuel cell materials and components, Acta Materialia, 51,

Metode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

3. Metodologi Penelitian

PEMANFAATAN KITIN DARI CANGKANG RAJUNGAN SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KITOSAN SULFONAT UNTUK MEMBRAN

2. Tinjauan Pustaka Polymer Electrolyte Membran Fuel Cell (PEMFC) Gambar 2.1 Diagram Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

6 Daftar Pustaka. Antal, M. et.al., (2005), Papermaking Additive, WIPO, WO 2005/

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

Pembuatan Membran Poliblend PSS-lignin dan Karakterisasinya untuk Aplikasi Sel Bahan Bakar

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

Bab III Metodologi Penelitian

Pengaruh Komposisi Kitosan, dan Pemlastis Gliserol terhadap Sifat Edible Film dari Pati Singkong (Manihot utilisima) ABSTRAK

Pengaruh Derajat Sulfonasi terhadap Degradasi Termal Polistirena Tersulfonasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

3.1 Alat dan Bahan Alat

4. Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan pembahasan

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

2 Tinjauan Pustaka. Gambar 2. 1 Struktur stiren

Hasil dan Pembahasan

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT ABSTRAK. Kata kunci: Membran komposit, khitosan, persentase swelling, Waktu operasi

Indonesian Journal of Chemical Science

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL B

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

4. Hasil dan Pembahasan

Kata Kunci : styrofoam, polistyren, polistyren tersulfonasi, amilosa, polibled

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

3 Metodologi Penelitian

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

3 Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

4. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

Jurusan Kimia, FMIPA, UNS, Surakarta *Korespondensi: Abstract

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

MEMBRAN KOMPOSIT POLISTIRENA TERSULFONASI (PST) BERPENGISI LEMPUNG SEBAGAI MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT UNTUK APLIKASI SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI AIR KELAPA UNTUK APLIKASI BATERAI ION LITHIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

A = log P dengan A = absorbans P 0 = % transmitans pada garis dasar, dan P = % transmitans pada puncak minimum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

4 Hasil dan Pembahasan

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

2. Tinjauan Pustaka Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAMPIRAN. I. SKEMA KERJA 1. Pencucian Abu Layang Batubara

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

Laboratorium Teknologi Pengolahan Limbah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN PENUKAR PROTON POLISTIRENA TERSULFONASI SEBAGAI BAHAN PERANGKAT DIRECT METHANOL FUEL CELL HANY FITRI SUSIYANTI

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENGARUH PVA TERHADAP MORFOLOGI DAN KINERJA MEMBRAN KITOSAN DALAM PEMISAHAN PEWARNA RHODAMIN-B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

3 Metodologi penelitian

PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN DAN JENIS IMPELLER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM

Polisulfon tersulfonasi dan Pengembangannya sebagai membrane penukar proton

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA TEGANGAN PERMUKAAN

Transkripsi:

Daftar Pustaka Bilmeyer, F. W., (1971), Textbook of Polymer Science.2 nd New York, 264-265, 395-397 Edition, Wiley-Interscience Inc., Chen, S.L. et al., (2004), Ion exchange resin/polystyrene sulfonate composite membranes for PEM fuel cells, J.Membrane Sci, 243, 327 328, 330 Cui, Z. et al., (2007), Polyelectrolyte complexes of chitosan and phosphotungstic acid as proton-conducting membranes for direct methanol fuel cells. Journal of Power Sources, 167, 94 96, 98 Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S., Kimia Organik, Aloysius Hadyana Pudjaatmaka (Penterjemah) (1986), Jilid I edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta, h. 315-316,480 Focher, B. et al., (1992). Structural Differences Between Chitin Polymorphs and Their Precipitates from Solution Evidence from CP-MAS 13 C-NMR, FT-IR and FT-Raman Spectroscopy, Carbohidrat Polymer, 17 (2), 97 102 Fu, R.Q. et al, (2008). Sulfonated polystyrene/polyvinyl chloride composite membranes for PEMFC applications. Journal of Membrane Science. 309. 156 157. Khan, T. A. et al.,(2002), Reporting Degree of Deacetylation Values of Chitosan:The Influence of Analytical Methods, J.Pharm Pharmaceut Sci, 5 (3), 202-206 Makowski, H.S et.al., 1975, US pat, 3.870, 841 Martins, C.R. et al, (2003), Synthesis in Pilot Plant Scale and Physical Properties of Sulfonated Polystyrene, J. Braz. Chem. Soc., Vol. 14(5), 797-802 Morimoto, M. et al, (2002), Control of Functions of Chitin and Chitosan by Chemical Modification, 14(78), 205 206 Rahmawati, F., (2007), Skripsi, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 10,13,14-15 Smitha, B. et al., (2003), Synthesis and characterization of proton conducting polymer membranes for fuel cells.j.membrane Sci,225,63 65.

Won, J. et al., (2003) Structural characterization and surface modification of sulfonated polystyrene (ethylene butylene) styrene triblock proton exchange membranes. J. Membrane Sci, 214, 245 246 Zubir, N.A., Physico-chemical study of sulfonated polystyrene pore-filled electrolyte membranes by electrons induced grafting. 1-3 49

Lampiran Lampiran A Sintesis Polistiren dan Kitosan 1. Rendemen polistiren Tabel A. 1 Data sintesis polistiren Vol stiren (ml) Massa Stiren (g) Massa PS hasil sintesis (g) Rendemen (%) 15 13,63 12,84 90,97 30 27,27 21,71 79,61 Contoh perhitungan : ρ stiren = 0,909 g/ml Rendemen = 100% = 100% = 90,97 % 2. Penentuan derajat sulfonasi Tabel A. 2 Data penentuan derajat sulfonasi Massa PSS awal Vol NaOH titran % derajat sulfonasi (g) rata-rata (ml) 0,1511 2,15 24,19 0,1508 2,05 23,11 0,1512 2,60 29,23 Derajat sulfonasi rata-rata 25,33 % Contoh perhitungan : mol PSS massa PSS = mol NaOH = (2,15x 10-3 ) L x 0,0924 M = 1,9866x10-4 mol = mol PSS x Mr (unit ulang PSS) = (1,9866x10-4 ) mol x 184 g/mol = 0,03655 g % derajat sulfonasi = 100%

= 100% = 24,19% 51

Lampiran B Penentuan Massa Molekul Rata-Rata Viskositas (Mv) 1. Penentuan Mv Kitosan Tabel B. 1 Waktu alir asam asetat dan larutan kitosan Asam asetat 2% Kitosan 1000 ppm Kitosan 2000 ppm Kitosan 3000 ppm Kitosan 4000 ppm Kitosan 5000 ppm t 1 3,82 14,02 31,16 50,4 69 99,1 t 2 3,82 14,06 31,17 50,4 69,3 99,2 t 3 3,82 14,07 31,17 50,5 69,4 99,4 t 4 3,82 14,08 31,02 50,7 68,7 99,9 t 5 3,82 14,15 31,08 50,8 68,4 98,4 t ratarata 3,82 14,076 31,12 50,56 68,96 99,2 Tabel B. 2 Viskositas larutan kitosan t rata-rata C (g/ml) η r (t/t 0 ) η sp (η r -1) η red (η sp /C) 3,82 14,076 0,001 3,68 2,68 2684,82 31,12 0,002 8,14 7,14 3573,30 50,56 0,003 13,23 12,23 4078,53 68,96 0,004 18,05 17,05 4263,09 99,2 0,005 25,97 24,97 4993,72 Gambar B. 1 Kurva η red terhadap konsetrasi kitosan 52

Cara perhitungan : η ( Mv) red [ η] a = 0.83 [ η] = k' R² = 0,957 = 2326 2 [ η] C + [ η] y = 53075x + 2326 K = 1.40 10 = K. Mv 2326 = 1.40 10 0.83 a 2 2 ml / g ml / g 2326 = 2 1.40 10 ml / g Mv = 1.948.663,98g / mol ( Mv) 0.83 = 166142,8571 2. Penentuan Mv Polistiren Tabel B. 3 Waktu alir toluen dan larutan polistiren Larutan t 1 t 2 t 3 t 4 t 5 t rata-rata Toluen 3,08 3,08 3,06 3,07 3,06 3,07 PS1 3,19 3,18 3,18 3,20 3,17 3,18 PS2 3,30 3,30 3,27 3,27 3,26 3,28 PS3 3,38 3,39 3,37 3,37 3,38 3,38 PS4 3,48 3,47 3,47 3,48 3,47 3,47 PS5 3,52 3,57 3,57 3,57 3,50 3,55 Tabel B. 4 Viskositas larutan polistiren t rata-rata C (g/ml) η r (t/t 0 ) η sp (η r -1) η red (η sp /C) 3.07 3.18 0,001 1,04 0,037 37,13 3.28 0,002 1,07 0,068 34,20 3.38 0,003 1,10 0,100 33,44 3.47 0,004 1,13 0,131 32,90 3.55 0,005 1,15 0,155 31,01 53

Gambar B. 2 Kurva phi red terhadap konsentrasi larutan polistiren Cara perhitungan : ( Mv) 2 [ η] C + [ η] η red = k' y = -1011, x + 36,43 R² = 0,920 [ η] = 36,43 K = 0,0105mL / g a = 0.73 a [ η] = K. Mv 0.73 36,43 = 0,0105mL / g ( Mv) 0.73 36,43 = = 3469,5238 0,0105mL / g Mv = 70.743,21g / mol 54

Lampiran C Data dan Perhitungan Analisis Polyblend 1. Derajat swelling Tabel C. 1 Data analis swelling Membrannn m o (g) m t (g) DSw 1 (%) m o (g) m t (g) D Sw 2 (%) m o (g) m t (g) DSw 3 (%) PS 0,0688 0,0703 2,18 0,0689 0,0707 2,61 0,0691 0,0691 0,43 80-20-0 0,0464 0,0587 26,5 0,0464 0,0494 6,47 0,0472 0,0472 0,42 80-15-5 0,0504 0,0675 33,9 0,0516 0,0605 17,2 0,0515 0,0515 11,26 80-10-10 0,0746 0,0986 32,2 0,0751 0,0818 8,92 0,0756 0,0756 5,95 80-5-15 0,0511 0,0645 26,2 0,0513 0,056 9,16 0,0516 0,0516 6,78 80-0-20 0,0492 0,061 24 0,0506 0,0552 9,09 0,0511 0,0511 10,17 2. Ion Exchange Capacity [NaOH] = [HCl] Vol NaOH blanko 1 Vol NaOH blanko 2 Vol NaOH blanko rata-rata = 0,0972 M = 5,55 ml = 5,60 ml = 5,575 ml Tabel C. 2 Data analisis IEC V NaOH rata-rata Membran Massa (g) (ml) IEC (m ekiv/g) 80-20-0 0,04 5,45 1,14 80-15-5 0.05 5,55 0,20 80-10-10 0.04 5,2 3,75 80-5-15 0.06 5,2 2,55 80-0-20 0.05 5,5 0,55 IEC = 55

3. Konduktivitas Tabel C. 3 Data konduktivitas Membran 1/Rtotal (µs) Rtotal (Ω) R blanko (Ω) R membran (Ω) Tebal (cm) σ (µs/cm) σ rata-rata (µs/cm) 80-20-0 60 16666,67 156,25 16510,42 0,02 1,94 5,32 24 4166,67 156,25 4010,41 0,02 8,70 80-15-5 12 8333,33 156,25 8177,08 0,05 9,93 7,69 80 12500,00 156,25 12343,75 0,04 5,19 80-10-10 95 10526,31 156,25 10370,06 0,03 4,27 8,22 165 6060,60 156,25 5904,35 0,04 12,173 80-5-15 70 14285,71 156,25 14129,46 0,04 4,14 3,00 35 28571,43 156,25 28415,18 0,03 1,86 80-0-20 340 2941,17 156,25 2784,92 0,05 31,045 3,93 505 1980,20 156,25 1823,95 0,05 47,54 4. Analisis Mekanik Tabel C. 4 Data analisis mekanik Membran Tebal (mm) Lebar (mm) Gaya (Kgf) ΔL (mm) Tegangan saat putus (Kgf/mm 2 ) Regangan saat putus (%) PS press 0,29 3,2 2 0,67 2,16 1,68 0,34 3,49 2 0,55 1,69 1,38 0,31 3,73 2,7 1,2 2,34 3 80-20-0 0,36 3,42 1,2 0,4 0,97 1 0,26 3,29 1 0,37 1,17 0,93 0,29 3,69 1,5 0,47 1,4 1,18 80-15-5 0,32 3,49 0,7 0,4 0,63 1 0,33 3,51 1,5 0,47 1,3 1,18 0,42 3,51 1,2 0,37 0,81 0,93 80-10-10 0,35 3,05 1 0,27 0,94 0,68 0,32 3,26 1,2 0,3 1,15 0,75 0,3 3,47 0,9 0,22 0,86 0,55 80-5-15 0,24 3,35 0,7 0,4 0,87 1 56

0,41 3,06 0,7 0,35 0,56 0,88 0,35 3,16 1 0,37 0,9 0,93 80-0-20 0,27 3,34 1 0,25 1,11 0,63 0,37 3,26 0,7 0,47 0,58 1,18 Tabel C. 5 Hasil uji tarik Membran Tegangan saat Putus rata-rata (Kgf/mm 2 ) Regangan saat putus rata-rata (%) Modulus Young saat putus PS press 2,06 2,02 1,02 80-20-0 1,18 1,03 1,14 80-15-5 0,91 1,03 0,88 80-10-10 0,98 0,66 1,49 80-5-15 0,78 0,93 0,83 80-0-20 0,69 1,02 0,68 Modulus Young saat putus = 57

Lampiran D Percobaan Pembuatan Polyblend Sebelum melakukan pembuatan membran secara mekanik, penulis telah melakukan pengujian dan metode lain pembuatan membran, yaitu : 1. Dengan pelarut DMF Massa polistiren Massa kitosan Volume DMF Massa polistiren tersulfonasi Massa kitosan Volume DMF = 0,8005 g = 0,1118 g = 3,2 ml = 0,8029 g = 0,1055 g = 3,2 ml Penggunaan pelarut DMF berdasarkan kelarutan polistiren tersulfonasi dalam DMF. Cara kerjanya yaitu, campuran polistiren-kitosan-dmf dimasukkan dalam gelas kimia dan pada gelas kimia yang lain dimasukkan campuran polistiren tersulfonasi-kitosan-dmf. Keduanya kemudian diaduk dengan magnet stirrer selama beberapa jam. Hasilnya dalam percobaan ini DMF tidak dapat melarutkan polistiren-kitosan, dan polistiren tersulfonasi-kitosan karena perbedaan sifat kepolaran polistiren dan kitosan. Kitosan bersifat polar, polistiren bersifat non polar serta polistiren tersulfonasi dalam percobaan ini bersifat cenderung non polar. 2. Penggunaan surfaktan (polietilen glikol) Berdasar sifat kitosan yang polar dan sifat polistiren tersulfonasi yang cenderung non polar,dilakukan percobaan menggunakan surfaktan sebagai pelarut kedua molekul polimer ini. Pertama-tama, masing-masing bahan dilarutkan ke dalam pelarutnya terlebih dahulu, PSS dengan DMF dan kitosan dengan asam asetat 2 % lalu setelah kedua larutan polimer terbentuk dilakukan penambahan polietilen glikol (PEG), dengan perbandingan PSS:kitosan:PEG 80:10:10. Larutan kemudian diaduk dan ditempatkan di cawan petri. Setelah satu minggu telah terbentuk padatan namun bersifat seperti gel dan basah sehingga padatan ini tidak dapat diangkat dari cawan karena lengket. Kemudian ditambahkan aquades ke dalam cawan sehingga padatan terendam dan supaya padatan dapat lepas dari cawan karena PSS dan kitosan tidak larut dalam air. Namun setelah berminggu-minggu padatan tetap tidak dapat terangkat dari cawan. Surfaktan yang digunakan hendaknya diuji kompatibilasnya dan pada penambahan berapa surfaktan dalam membantu dalam pembentukan membran PSS-kitosan. 58

3. Uji titik leleh Uji titik leleh polimer dilakukan untuk menentukan suhu yang diperlukan untuk pembuatan membran dengan metode hotpress. Suhu yang dipakai polimer dalam metode hotpress yaitu berada sedikit di bawah titik leleh polimer tersebut. Alat yang digunakan yaitu electrothermal melting point apparatus. Hasilnya, polistiren leleh pada suhu 184 o C, sementara kitosan tidak memiliki titik leleh namun langsung hancur (hangus) pada suhu 216 o C. 4. Metode hotpress dengan perbandingan PSS-kitosan=2:8 Massa polistiren tersulfonasi Massa kitosan = 0,4073 g = 1,6174 g Kedua bahan dicampur dan dihaluskan dengan blender, kemudian dilakukan hotpress dengan suhu 120 o c dan tekanan 200 kgf selama 5 menit. Hasilnya, kedua bahan tidak homogen, dan masih berbentuk hancuran (tidak saling menempel). Lalu dilakukan pengulangan hotpress dengan menaikkan suhu dan tekanan menjadi 130 o c dan 250 kgf. Hasil yang didapat kedua bahan terlihat lebih menempel namun tetap tidak homogen (Gambar D. 1). Gambar D. 1 Membran dengan komposisi 20% PSS-80% kitosan 5. Dengan pelarut tolen-n butanol = 7:3 PSS larut baik dalam tolen-n butanol = 7:3 namun ternyata kurang baik untuk menghasilkan membran PSS. Pada penelitian tersebut sulfonasi dilakukan selama 1 jam sedangkan pada tugas akhir ini sulfonasi dilakukan selama 20 menit sehingga produk yang dihasilkan berbeda. Pada penelitian ini membran yang dihasilkan berpori besar dan memiliki permukaan yang kasar. Hal ini mungkin terjadi karena kurang cocoknya pelarut dengan polimer serta perbedaan kecepatan menguap antara pelarut toluen dan butanol. 6. Metode perendaman membran PSS dalam larutan kitosan Berdasar sifat kelarutan polistiren dengan diklorometana, dilakukan percobaan kelarutan PSS dengan diklorometana. Hasilnya, PSS larut baik dalam diklorometana dan cocok sebagai pelarut dalam pembuatan membran karena diklorometana dengan cepat menguap. Membran PSS (6% b/v dalam 10 ml) terbentuk dan kering dalam waktu dua malam sehingga 59

namun hasilnya sedikit berpori, karena kemungkinan terlalu cepatnya diklorometana menguap. Membran PSS kemudian dicelupkan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi bervariasi. Setelah sekitar lima hari membran kering namun kitosan tidak dapat menempel sempurna pada PSS karena terbentuk lapisan kitosan diatas PSS dengan warna sedikit kekuningan dan hanya menempel di bagian pinggir saja. Hal ini mungkin karena perbedaan kepolaran kedua polimer dan sifat film kitosan yang mudah mengkerut dalam keadaan kering. 7. Metode press membran kitosan dengan PSS Metode ini dilakukan karena pada metode 6 kitosan bersifat mengkerut sehingga tidak menempel sempurna pada PSS. Asumsi jika membran kitosan terlebih dahulu dibuat dengan cara pelarutan, kemudian di press dengan PSS kedua polimer akan lebih tercampur karena bentuk kitosan yang tetap rata (tidak mengkerut). Namun karena sifat pengkerutan membran kitosan sangat kuat, hasil membran PSS-kitosan yang dihasilkan memiliki permukaan kasar karena besarnya sifat pengkerutan kitosan. 60

Lampiran E Penentuan Derajat Deasetilasi Kitosan 55 F %T 50 45 40 C 1 E 1662.64 1635.64 2 1421.54 1379.10 1344.38 1323.17 1251.80 1151.50 1091.71 1028.06 894.97 775.38 665.44 651.94 599.86 35 30 B 25 3448.72 20 4500 4000 Khitosan 3500 A D 3000 2500 2000 1750 1500 1250 Gambar E. 1 Spektrum IR Kitosan 1000 750 500 1/cm = [1-61