SOLUSI PERMASALAHAN PENGRAJIN BERBAHAN BAKU SERAT, BAMBU, KAYU, DAN KAIN BATHIK DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO MELALUI PROGRAM IbPE *)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA *)

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Kata Kunci : IbPE, enceng gondok, UKM

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

PEMANFAATAN SUMBER AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT DI DESA JERU KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG

Bisnis Sampingan Untung Besar dari Kreasi Cake 3D

METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha yang mayoritas merupakan usaha kecil. Saat ini masih banyak UKM

PENYUSUNAN ANALISIS SITUASI DALAM USULAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT: IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR (IbPE)

PENDAHULUAN Latar Belakang

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahap I (70%) Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA. Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK

Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAPORAN KEMAJUAN. I b PE KERAJINAN HANDICRAFT DAN TOYS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan di bidang furnitur mebel semakin banyak jumlahnya disetiap

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

MAGANG KEWIRAUSAHAAN PADA INDUSTRI MENDONG BAGI MAHASISWA PGSD UPI SEBAGAI TINDAK LANJUT PROGRAM KWU. HODIDJAH, dkk

BAB 1 Pendahuluan. Mengenal Bisnis Afiliasi

LAMPIRAN I. Universitas Esa Unggul. Program S-1 Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Manajemen KUESIONER PENELITIAN. Responden Yth.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengurangi pengganguran, memerangi kemiskinan dan. pemerataan pendapatan. Oleh karena itu tidak heran jika kebijakan

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. lagi ragam kerajinan yang dihasilkan oleh home industri ini. 1

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

Setia Wardani 1), Ratna Purnama Sari 2), Wibawa 3) 1), 2), 3)

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ONLINE / INTERNET NAMA : HANDOKO ARIF SAPUTRA NIM : KELAS : S1 TI-2L

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG. Nomor : 08 Tahun 2015

ABSTRAKSI. Nama: Yudo Aryo Wicaksono NIM: Kelas: S1-TI-2A

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi Pilar House (masuk gang)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 143 jenis bambu yang beranekaragam. manfaat kerna batangnya kuat, kerat dan elastis sehingga membuat bambu

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PEMASARAN KAIN LURIK

IbM Kelompok Tani Buah Naga

Industri Kayu. Tonny Soehartono

PEMBUATAN TEMPAT PEWARNAAN DAN MEJA KACA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PRODUKSI PADA USAHA BATIK TULIS

Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI SARANA HASIL PRODUKSI IKM KERAJINAN INDUSTRI ANEKA

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JAGUNG MENJADI HIASAN LAMPU PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun Oleh. Nadia Venturini F /2015

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2017 BALAI PENGEMBANGAN KEMASAN DAN INDUSTRI KREATIF

I. PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

IbM INDUSTRI RUMAH TANGGA KRUPUK MUJAIR DI DESA SENGGRENG KECAMATAN SUMBERPUCUNG KABUPATEN MALANG

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii. DAFTAR ISI... iii

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA CALL ME KEYCHAINS BIDANG KEGIATAN : PKM - KEWIRAUSAHAAN

Bisnis Sampingan Pakaian Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROPOSAL RENCANA USAHA KONVEKSI. Diajukan Sebagai Persyaratan Wirausaha Baru Jawabarat 2017 Oleh. Haris Fazlurrahman

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

IBM KELOMPOK PENGERAJIN DAUN PANDAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

BAB IV ANALISIS DATA

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pembuatan Tas Erwin di Desa Jitengan Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

JADIKAN WEBSITE SEBAGAI SENJATA MENARIK CALON PELANGGAN TOKO

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

BAB V RENCANA AKSI. persiapan yang akan dilakukan. Hal ini digunakan untuk persiapan, pelaksanaan, beberap kegiatan utama yang akan dijalankan, yaitu:

PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP TAHUN LALU Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan Capaian Renstra Tahun 2013

PENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA

I. DESKRIPSI KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 SOLUSI PERMASALAHAN PENGRAJIN BERBAHAN BAKU SERAT, BAMBU, KAYU, DAN KAIN BATHIK DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO MELALUI PROGRAM IbPE *) Oleh: Darmono 1), Endarto Waluyo 2), Tiwan 3), dan Martono 4) Abstrak Program IbPE pada tahun ketiga ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kualitas hasil produksi kerajinan serat pada kedua UKM dengan menerapkan peralatan mesin pengering (oven) dan pengukur suhu; (2) meningkatkan kuantitas produksi kerajinan serat pada kedua UKM; dan (3) meningkatkan kuantitas dan memperluas wilayah pemasaran produk ekspor dengan pembuatan web base marketing, pelatihan SDM, dan renovasi show room dan penambahan fasilitasnya. Metode pelaksanaan program diawali dengan seminar awal, koordinasi untuk merencanakan pemecahan masalah dengan UKM, pelaksanaan program, evaluasi, perbaikan hasil pelaksanaan program, dan diakhiri dengan seminar hasil kegiatan. Peralatan untuk pelaksanaan program yaitu menggunakan peralatan yang ada di UNY dan berbagai peralatan yang dimiliki oleh kedua UKM. Bahan penunjang kegiatan yaitu dengan memanfaatkan bahan baku serat sebagai bahan utama kerajinan dan berbagai bahan penunjang yang ada di Jogjakarta dan sekitarnya. Evaluasi kegiatan dilakukan secara terus-menerus dalam rangka untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan program berlangsung. Hasil program I b PE pada tahun III (2012), yaitu: Untuk UKM I, semua program dapat berjalan dengan baik sehinga berdampak pada: (1) variasi produk kerajinan meningkat, (2) terjadi pengembangan disain produk (20%), ada peningkatan kreativitas dan imajinasi untuk menciptakan produk baru, dan jumlah produksi meningkat (25%); (3) ada keberanian UKM untuk mengikuti kegiatan pameran, dan wilayah negara tujuan ekspor menjadi lebih luas hingga kira-kita mencapai 20%; dan (4) produk ekspor aman sampai negara tujuan, tidak ada lagi produk yang ditolak karena kerusakan pada saat pengiriman. Untuk UKM II, warna produk kerajinan 95% merata karena adanya mesin pengering (oven), menghemat waktu pengeringan lebih-lebih pada musin penghujan seperti ini, 100% pengiriman produk ekspor dapat diterima oleh konsumen, variasi produknya meningkat, terjadi pengembangan produk ekspor hingga mencapai kita-kita 20%, wilayah negara tujuan ekspor juga menjadi lebih luas akibat adanya pemasaran lewat web, dan pengiriman produk ekspor dapat diterima dengan baik di tempat negara tujuan. Kata kunci: permasahan UKM, ekspor, kerajinan serat, dan program I b PE. *) Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Pengabdian kepada Masyarakat Nomor: 168/SP2H/KPM/Dit.Litabmas/III/2012 Tanggal 6 Maret 2012 1) Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY. 2) Dosen Jurusan Akutansi FE UNY. 3) Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY. 4) Dosen Jurusan Seni Rupa FBS UNY.

2 A. PENDAHULUAN 1. Analisis Situasi Desa Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo merupakan sentra pengrajin serat agel, enceng gondok, pandan, akar wangi, mendong, bambu, dan kayu baik sebagai industri rumah tangga maupun sebagai usaha kecil dan menengah (UKM). Bagi sebagian masyarakat Desa Salamrejo menekuni industri kerajinan merupakan mata pencaharian pokok dan bahkan bagi masyarakat pendatang di desa tersebut. Di desa sentra industri kerajinan Desa Salamrejo terdapat banyak UKM yang telah memproduksi kerajinan berbahan serat (agel, enceng gondok, akar wangi, mendong, dan lain-lain), bambu, kayu, dan bathik dan telah dapat melakukan ekspor antar negara. Dua dari sekian banyak UKM yang telah berhasil melakukan ekspor di desa kerajinan tersebut yaitu Sain s Craft dan CV Bhumi Cipta Mandiri yang juga memanfaatkan enceng gondok dan serat agel sebagai bahan bakunya. Enceng gondok (eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang tumbuh secara liar di perairan. Jenis tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah tropis sampai subtropis dan termasuk gulma perairan yang dapat berkembang biak secara cepat karena mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan di sekitarnya. Contoh kasus pencemaran enceng gondok di Indonesia sebagimana yang dikemukakan oleh Gerbono dan Djarijah (2005: 11) terjadi di Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Pengendalian enceng gondok secara mekanis telah dilakukan oleh Negara Gajah Putih Thailand yang kemudian dimanfaatkannya sebagai bahan baku kerajinan dan furniture. Di Indonesia batang enceng gondok yang bulat berbentuk silindris dengan diameter 1-2 cm dan panjang dapat dimanfaatkan untuk membuat aneka tas dan kerajinan lain, vas bunga, media budi daya jamur, dan bahan baku kertas (Gerbono dan Djarijah (2005: 11). Aneka kerajinan dengan bahan baku enceng gondok di Indonesia yang telah banyak berkembang dan diminati pasar, seperti: tas, sandal, taplak meja, sarung bantal, dan sebagainya. Produk kerajinan berbahan baku enceng gondok ini tidak hanya diminati oleh pasar lokal, akan tetapi telah menembus pasar internacional (ekspor). Berbagai upaya dalam meningkatkan dan memperluas pemasaran produk telah dilakukan melalui program IbPE bekerjasama dengan kedua UKM baik itu

3 melalui gelar produk (pameran), brosur, CD katalog, kartu nama, media blog, face books, maupun web.stategi pemasaran yang dilakukan melalui media pameran, brosur, CD katalog, dan kartu nama pada umumnya merupakan sistem pemasaran lokal, regional, yang sangat mungkin juga dapat menjangkau ke tingkat nasional. Sedangkan pemasaran dengan memanfaatkan media blog, face books, dan web di samping bersifat lokal, regional, dan nasional dapat menjangkau juga ke tingkat pemasaran internasional (ekspor antar negara). Beberapa keuntungan dari strategi pemasaran melalui dunia maya tersebut sebagaimana yang dikemukan oleh Zimmerer, at all yang diterjemahkan oleh Kwary (2009: 5), yaitu: (1) peluang meningkatkan pendapatan dan laba, (2) kemampuan untuk memperluas jangkauan ke dalam pasar global, (3) kemampuan untuk tetap buka 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, dan (4) kemampuan untuk menggunakan sifat interaktif web dalam meningkatkan layanan pelanggan. 2. Permasalahan UKM Permasalahan di kedua UKM (Sain s Craft dan CV Bumi Cipta Mandiri) dalam pelaksanaan program IbPE tahun ketiga, yaitu permasalahan dalam: (1) penyediaan dan keberlangsungan bahan baku, (2) proses produksi, (3) peralatan penunjang produksi, (4) manajemen dan teknik pemasaran. 3. Tujuan Kegiatan Program kegiatan I b PE pada tahun ketiga bertujuan untuk: a. Menjaga ketersediaan dan keberlangsungan bahan baku kerajinan serat dalam jangka panjang. b. Meningkatkan kuantitas produk kerajinan serat melalui menerapan teknologi mesin pengering (oven) dan pengukur kadar air. c. Meningkatkan kualitas produk kerajinan serat melalui penerapan teknologi mesin pengering (oven) dan pengukur kadar air pada bahan dasar. d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pemasaran produk melalui pelatihan sumberdaya manusia (SDM). e. Meningkatkan promosi pemasaran melalui penataan dan penambahan fasilitas show room serta pameran (gelar) produk.

f. Meningkatkan kuantitas dan memperluas wilayah pemasaran produk dengan media web base marketing, brosur, dan siaran televisi. 4 B. METODE PALAKSANAAN 1. Solusi yang Ditawarkan Berdasarkan uraian permasalahan yang dialami oleh kedua UKM, maka beberapa alterrnatif solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut. a. Permasalahan ketersediaan dan keberlangsungan bahan baku serat dalam jangka panjang, alternatif solusi yang ditawarkan adalah melakukan kerjasama dengan para petani pemilik lahan dan pengepul bahan baku serat khususnya untuk serat agel. b. Permasalahan proses produksi, dalam rangka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kerajinan serat dilakukan melalui penerapan teknologi tepat guna khususnya pembangunan mesin pengering (oven) yang dilengkapi dengan pengukur kadar air. c. Permasalahan lain terkait dengan proses produksi dalam rangka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemasaran produk melalui pelatihan sumberdaya manusia (SDM) khususnya para karyawan di kedua UKM dan UKM pendukung yang ada di sekitarnya. d. Permasalahan manajemen dan teknik pemasaran dalam rangka untuk meningkatkan promosi pemasaran melalui penataan dan penambahan fasilitas show room, pameran (gelar produk UKM), siaran televisi, dan pembuatan web, brosur, leaflet, dan kartu nama. 2. Rencana dan Target Luaran Tahunan Program I b PE yang direncanakan selama tiga tahun berturut-turut dengan kegiatan tahun III adalah sebagai berikut.

5 Tabel 1. Rencana Kegiatan Program I b PE Tahun III Tujuan Kegiatan Bentuk Kegiatan di UKM I Bentuk Kegiatan di UKM II Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi Meningkatkan kuantitas dan memperluas wilayah pemasaran produk Pelatihan pembuatan kemasan produk ekspor Budidaya gebang kerjasama dengan masyarakat petani lokal Pameran produk Renovasi show room Pembuatan neon box Pembuatan mesin pengering (oven) yang dilengkapi dengan pengukur suhu Pelatihan pembuatan kemasan produk ekspor Pelatihan membangun jejaring kemitraan Pameran produk Perbaikan brosur, pembuatan web base marketing 3. Rencana Luaran Tahun III Rencana luaran secara nyata yang ingin dicapai tahun III untuk UKM I dan UKM II adalah sebagai berikut. a. UKM I Rencana luaran nyata untuk di UKM I dalam pelaksanaan program I b PE pada tahun III yaitu sebagai berikut Tabel 2. Rencana Luaran Tahun III untuk UKM I Penambahan Mesin dan Alat Pelatihan pembuatan kemasan produk ekspor Siaran TV, renovasi show room, dan pembuatan neon box Budidaya tanaman gebang jerjasama denga Peningkatan Volume Produksi Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rata-rata total 5.000 bh per bulan rata- Rencana Luaran Peningkatan Mutu Jaminan kualitas pengiriman meningkat Jangkauan pemasaran semakin meluas. Tampilan promosi meyakinkan Ketersediaan bahan baku sesuai dengan Managemen Pemasaran Perbaikan administrasi Perluasan metode pemasaran. Perbaikan pola pemasaran Perbaikan pola pemasaran Perluasan Wilayah Pemasaran Perluasan negara tujuan ekspor Perluasan negara tujuan ekspor Perluasan negara tujuan ekspor

6 Penambahan Mesin dan Alat Peningkatan Volume Produksi petani lokal rata total 7.500 bh per bulan Rencana Luaran Peningkatan Mutu kebutuhan Managemen Pemasaran Perluasan Wilayah Pemasaran b. UKM II Rencana luaran nyata untuk UKM II dalam pelaksanaan program I b PE pada tahun III yaitu sebagai berikut. Tabel 3. Rencana Luaran Tahun III di UKM II Penambahan Mesin dan Alat Pembuatan mesin pengering (oven) yang dilengkapi dengan pengukur suhu Pelatihan pembuatan kemasan produk ekspor Pelatihan membangun jejaring kemitraan Siaran TV Pameran produk Pembuatan WEB Hosting Peningkatan Volume Produksi Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rata-rata total 5.000 bh per bulan ratarata total 7.500 bh per bulan Rencana Luaran Peningkatan Mutu Kadar air ideal produk tercapai < 10%. Tahan terhadap pertumbuh an kapang (jamur) Jaminan kualitas pengiriman meningkat Jangkauan pemasaran semakin luas Tampilan promosi meyakinkan Jangkauan pemasaran semakin luas Tampilan promosi meyakinkan Managemen Pemasaran Perbaikan administrasi Perluasan metode pemasaran. Perbaikan administrasi Perluasan metode pemasa-ran. Perbaikan pola pemasaran Perbaikan pola pemasaran Perluasan Wilayah Pemasaran Perluasan negara tujuan ekspor Perluasan negara tujuan ekspor Perluasan negara tujuan ekspor Perluasan negara tujuan ekspor C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Luaran Luaran nyata yang dapat dicapai pada tahun III adalah sebagai berikut.

7 a. UKM I Luaran nyata untuk UKM I dalam pelaksanaan program I b PE pada tahun III yaitu sebagai berikut. Tabel 4. Luaran Tahun III untuk UKM I No. Rencana Hasil Keterangan 1 Peningkatan SDM Pelatihan pengembangan produk ekspor Diikuti oleh 20 orang karyawan dan UKM pendukung di sekitarnya (berhasil 90% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) Terjadi pengembangan disain produk (20%) Peningkatan kreativitas dan imajinasi untuk menciptakan produk baru. Jumlah produksi meningkat (20%). Pelatihan membangun jejaring kemitraan Pelatihan membuat kemasan produk ekspor. Diikuti oleh 20 orang karyawan dan UKM pendukung di sekitarnya (berhasil 90% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) Diikuti oleh 20 orang karyawan dan UKM pendukung di sekitarnya (berhasil 90% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) 2. Peningkatan Manajemen Pemasaran Pameran produk 95% show room dan web Renovasi show berfungsi dengan baik room Pembuatan neon box Web base marketing 3. Penyediaan bahan baku Ada keberanian UKM pendukung untuk mengikuti kegiatan pameran (1 kali pameran lokal dan pada saat ini sedang mengikuti pameran tingkat nasional di Jakarta). Wilayah negara tujuan ekspor menjadi lebih luas sehingga jumlah produk ekspor meningkat 20%. Pelatihan berjalan sesuai dengan rencana (100%). Produk ekspor aman sampai negara tujuan. Tidak ada lagi produk yang ditolok karena kerusakan pada saat pengiriman. Spesifikasi produk lebih terjamin sesuai dengan labelnya. Show room selesai direnovasi Konsumen dapat pesan dari mana saja. Pelayanan lebih cepat. Siapa saja dapat mengakses dengan cepat. Terjadi peningkatan order.

8 No. Rencana Hasil Keterangan Budidaya gebang Telah dilakukan kerjasama budidaya tanaman gebang dengan petani setempat Memanfaatkan pematang pekarangan dan hutan jati rakyat b. UKM II Luaran nyata untuk UKM II dalam pelaksanaan program I b PE pada tahun III yaitu sebagai berikut. Tabel 5. Luaran Tahun III untuk UKM II No. Rencana Hasil Keterangan 1. Selesai dibuat 1 unit mesin Peralatan mesin pengering lengkap dengan pengering sarana pendukungnya. Peralatan pengukur kadar air 2. Peningkatan Panajemen Pemasaran Pelatihan Diikuti oleh 12 orang karyawan pengembangan dan UKM pendukung di produk ekspor sekitarnya (berhasil 80% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) Pelatihan membangun jejaring kemitraan Pelatihan membuat kemasan produk ekspor. Diikuti oleh 12 orang karyawan dan UKM pendukung di sekitarnya (berhasil 85% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) Diikuti oleh 12 orang karyawan dan UKM pendukung di sekitarnya (berhasil 85% UKM sekitar terlibatkan dalam kegiatan pelatihan) 3. Peningkatan Manajemen Pemasaran Siaran TV 95% show room dan web Pameran produk berfungsi dengan baik Web base Warna produk kerajinan 95% merata. Menghemat waktu pengeringan. 100% pengiriman produk ekspor diterima konsumen. Terjadi pengembangan disain produk (20%) Peningkatan kreativitas dan imajinasi untuk menciptakan produk baru. Jumlah produksi meningkat (20%). Wilayah negara tujuan ekspor menjadi lebih luas sehingga jumlah produk ekspor meningkat (20%). Pelatihan berjalan sesuai dengan rencana (100%). Produk ekspor aman sampai negara tujuan. Tidak ada lagi produk yang ditolok karena kerusakan pada saat pengiriman. Spesifikasi produk lebih terjamin sesuai dengan labelnya. Konsumen dapat pesan dari mana saja. Pelayanan lebih cepat.

No. Rencana Hasil Keterangan marketing Siapa saja dapat mengakses dengan cepat. Terjadi peningkatan order. 9 2. Pembahasan a. Menjaga Ketersediaan Bahan Baku Serat Untuk ketersediaan dan keberlangsungan bahan baku serat dalam jangka panjang, solusi yang telah dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan para petani pemilik lahan dan pengepul bahan baku serat khususnya untuk serat agel. Serat agel yang diambil dari daun gebang melalui proses penyayatan dan pengeringan dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama ini dilakukan dengan para petani Desa Tuksono yang merupakan desa sebelah dari Desa Salamrejo. Petani dari Desa Tuksono ini memanfaatkan pematang lahan persawahan dan pekarangan mereka dengan ditanami pohon gebang. Selain itu, pemanfaatan lahan hutan jati rakyat dengan sistem tumpang sari juga merupakan solusi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan bahan baku serat untuk para perajin serat yang berada di Desa Salamrejo termasuk di dalamnya Sain s Craft dan CV Bumi Cipta Mandiri. Proses penanaman tanaman gebang dilakukan pada awal tahun 2012 yang pada waktu itu masih musin hujan sehingga peluang tanaman gebang tersebut untuk hidup sangat besar. b. Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam rangka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk kerajinan serat dilakukan melalui penerapan teknologi tepat guna khususnya pembangunan mesin pengering (oven) yang dilengkapi dengan pengukur kadar air. Pembuatan mesin oven untuk kerajinan berbahan baku serat ini berlokasi di UKM II CV Bumi Cipta Mandiri. Ruang mesin over berukuran lebar 2,5 meter, panjang 5 meter, dan tingginya 2,40 meter. Ruang oven dilengkapi sebuat pintu dan ventilasi, 4 buat lampu infra red berbkekuatan masing-masing 250 watt. Tenaga panas lampu berasal dari generator (genset) berkekuatan output 4.000 watt. Posisi lampu masing-masing dapat diatur daya pancarnya sesuai dengan kebutuhan. Di dalam ruang oven dilengkapi dengan rak sebagai tempat menaruh bahan baku atau

10 produk kerajinan yang akan dikeringkan. Untuk mengetahui suhu ruang mesin oven dilengkapi dengan termometer yang dipasang di ventilasi yang berkaca bening tebal 3 mm. c. Peningkatan SDM dan Pengembangan Produk Proses produksi dalam rangka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pemasaran produk melalui pelatihan sumberdaya manusia (SDM) khususnya para karyawan di kedua UKM dan UKM pendukung yang ada di sekitarnya. Kegiatan pelatihan SDM difokuskan pada: (1) Membangun jejaring kemitraan dan pembuatan kemasan produk ekspor dengan bahan karton serta pelabelan produk. (2) Pengembangan disain dan pembuatan produk dari disain tersebut, khususnya dengan memanfaatkan bathik kuno. Bahan baku bathik kuno diperoleh dengan cara berburu (meluru) jarit yang bathikannya lembut dan rumit ke desa-desa khususnya pada keluarga yang mempunyai warga perempuan usia lanjut. Harga satu helai jarit bathik kuno berkisar Rp 750.000,00 yang dapat dibuat menjadi sekitar 4 sampai dengan 6 tas (tergantung ukuran tas-nya). Harga 1 tas dengan bahan bathik kuno mencapai Rp 1.250.000,00 Rp 1.500.000,00. d. Peningkatan Sumber Daya Manudia (SDM) Selain pelatihan pewarnaan alami terdapat tiga jenis dalam rangka pengembangan SDM untuk mendukung peningkatan produk ekspor untuk UKM I dan II. Ketiag jenis pelatihan tersebut yaitu: (1) Pelatihan pengembangan produk ekspor, (2) Pelatihan membangun jejaring kemitraan, dan (3) Pelatihan membuat kemasan produk ekspor. Pelatihan pengembangan produk ekspor dapat menghasilkan variasi jenis yang diproduksi oleh kedua UKM. Pelatihan ini selain diikuti oleh karyawan UKM I dan II juga diikuti oleh UKM pendukung yang tersebar di Desa Salamrejo dan sekitarnya. Dengan demikian produk dari UKM mitra kerja dan UKM pendukung menjadi seragam dan saling dapat menunjang bila ada pesanan terutama bila jumlah pesanan banyak. Begitu juga dengan adanya pelatihan membangun jejaring kemitraan, UKM-UKM tersebut dapat saling bekerjasama dengan baik bukan sebaliknya mereka saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya.

11 Dengan demikian UKM-UKM tersebut dapat terkoordinasi dengan baik menjadi suatu perkumpulan (asosiasi). Pelatihan produk pembuatan kemasan produk ekspor merupakan kegiatan yang tidak kalah manfaatkan dengan kegiatan yang lain. Dengan pelatihan ini para UKM dapat mengirimkan produk ekspornya dengan aman dan dapat diterima oleh pemasannya. Kegiatan pelatihan berupa pemilihan jenis dan kualitas bahan kemasan, mendisain kemasan agar efisien tempat, teknik pengemasan produk ekspor agar menjadi aman, teknik pemasukan produk dalam kemasan, dan teknik pelabelan kemasan. Dengan adanya pelatihan ini produk UKM I dan II sampai negara tujuan dengan aman, tidak rusak, dan diterima dengan baik oleh pemesan. c. Penerapan Teknologi Informasi Teknologi informasi khususnya untuk kecepatan menyebarkan informasi tentang jasa, produk, layanan publik dan lainnya merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan bisnis perorangan atau perusahaan. Oleh karena itu, kehadiran web marketing akan dapat untuk memenuhi kebutuhan UKM II maupun UKM I tersebut. Di saat UKM ingin memasarkan produk atau jasa melewati batas kabupaten, propinsi, negara, samudera dan antar benua, di saat UKM menginginkan orang lain memperoleh informasi yang benar mengenai jenis produk dan harganya, di saat UKM ingin melakukan transaksi bisnis yang memudahkan pelangan, di saat itulah UKM membutuhkan layanan web hosting, IndoGlobalWeb ada kapanpun UKM mitra kerja membutuhkan layanan tersebut. Ratusan bahkan ribuan penyelenggara jasa web hosting, UKM dapat memulainya dengan mencari dari mesin pencari google atau yahoo, beberapa penyedia jasa layanan web hosting di Indonesia, salah satu yang terbaik dan termurah yaitu IndoGlobalWeb.Salah satu teknologi yang digunakan adalah fail over hosting, teknologi ini memungkinkan layanan anda tetap online 24 jam karena didukung oleh beberapa server komputer yang secara otomatis akan menggantikan tugas server komputer yang mengalami kerusakan, dan itu yang dilakukan IndoGlobalWeb demi kenyamanan dan kepuasan pelanggan (costumer), juga menyediakan layanan Back Up data tiap harinya secara otomatis. Untuk memilih jasa WebHosting terbaik sesuai kebutuhan, pertama harus mengetahui apa kebutuhan UKM, pilihlah space web hosting sesuai kebutuhan,

12 dan jangan lupa memperhatikan harganya, kedua, jika target pengunjung web nantinya sebagian besar berada di Indonesia maka pilihlah web hosting dengan server di Indonesia dan jika target pengunjung web sebagian besar berada di luar Indonesia (luar negeri) maka dapat memilih web server dengan lokasi di USA. Dengan memanfaatkan teknologi informasi tersebut, maka konsumen dapat memesan produk dari mana saja, pelayanan akan lebih cepat, siapa saja dapat mengakses dengan capat, komunikasi lebih lancar sehingga dapat meningkatkan jumlah order khususnya untuk produk kerajinan berskala ekspor. Manajemen dan teknik pemasaran dalam rangka untuk meningkatkan promosi pemasaran telah dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut. 1) Renovasi, penataan dan penambahan fasilitas show room khususnya untuk UKM I Sain s Craft. Hal ini dilakukan karena show room UKM I Lantai 1 yang berada di Jln Wates Km 17 disewakan kepada Alfa Mart selama 5 tahun dengan nilai kontrak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). Resiko dari keputusan ini, maka program IbPE Tahun III di UKM I adalah perlu penataan kembali show room di lantai 2 pada gedung yang sama. Pekerjaan yang dilakukan yaitu pembangunan ruang penghubung seluas 3x3,5 m 2 sebagai pintu masuk untuk menuju ke lantai 2. Untuk memberikan informasi kepada konsumen di show room lantai 2 tersebut dilengkapi dengan neon box berukuran 2x3,6 m 2 dengan disain ber-branded JOGJAVANESIA yang maknanya Jogjakarta, Jawa, Indonesia. Neon box tersebut disponsori juga oleh Mirota Kampus sebagai pihak penanggung pajak reklame. 2) Pameran (gelar) produk UKM, kegiatan ini dilaksanakan oleh kedua UKM binaan Program IbPE. Selama tahun 2012 kegiatan pameran dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu: (1) di Jakarta yang bekerjasama dengan Disperindagkop Kabupaten Kulon Progo, (2) di GOR UNY dalam rangka Dies Natalis UNY yang Tahun 2012, dan (3) di LPPM UNY dalam kegiatan Seminar Nasional dan Gelar Produk PPM LPPM UNY tahun 2012. Kegiatan Gelar Produk PPM di LPPM UNY diikuti oleh hampir sebagian besar UKM yang menjadi binaan LPPM UNY yang dihadiri dan disaksikan langsung oleh Direktur Ditlitabmas Ditjen Dikti. 3) Siaran di Trans TV, yang dilaksanakan pada Bulan April 2012. Kegiatan ini melibatkan hampir semua UKM kerajinan serat yang ada di Desa Salamrejo.

13 4) Pembuatan web, sebagai sarana promosi pemasaran lewat dunia maya. Program pembuatan web dikhususkan untuk UKM II CV Bhumi Cipta Mandiri, sedangkan untuk UKM I Sain s Craft tinggal penambahan informasi produk dan hal-hal lain terkait dengan masalah pemasaran produk. 5) Pembuatan brosur, leaflet, dan kartu nama. Program ini diperuntukan bagi UKM I dan UKM II dalam rangka untuk memperkuat promosi dan pameran produk baik itu yang di Jakarta maupun di UNY. Selain untuk pendukung kegiatan pameran; brosur, leaflet, dan kartu nama juga diperuntukan untuk kegiatan promosi produk di hotel-hotel berbintang yang ada di Jogjakarta. D. PENUTUP 1. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil program kegiatan IbPE pada tahun I (2010) untuk UKM I dan II serta UKM-UKM pendukungnya adalah sebagai berikut. a. Untuk UKM I, semua program dapat berjalan dengan baik sehinga berdampak pada: (1) variasi produk kerajinan meningkat, (2) terjadi pengembangan disain produk (20%), peningkatan kreativitas dan imajinasi untuk menciptakan produk baru, dan jumlah produksi meningkat (25%); (3) ada keberanian UKM untuk mengikuti kegiatan pameran 2 kali pameran lokal dan 1 kali pameran tingkat nasional di Jakarta, dan wilayah negara tujuan ekspor menjadi lebih luas sehingga jumlah produk ekspor meningkat hingga kira-kita mencapai 20%; dan (4) produk ekspor aman sampai negara tujuan, tidak ada lagi produk yang ditolak karena kerusakan pada saat pengiriman, dan spesifikasi produk lebih terjamin sesuai dengan labelnya. b. Untuk UKM II, seperti halnya UKM I dengan adanya program I b PE ini warna produk kerajinan 95% merata karena adanya mesin pengering, menghemat waktu pengeringan lebih-lebih pada musin penghujan seperti ini, 100% pengiriman produk ekspor dapat diterima oleh konsumen, variasi produknya meningkat, terjadi pengembangan produk ekspor hingga mencapai kita-kita 20%, wilayah negara tujuan ekspor juga menjadi lebih luas akibat adanya pemasaran lewat web, dan pengiriman produk ekspor dapat diterima dengan baik di tempat negara tujuan.

14 2. Saran-saran Untuk kedua UKM mitra, program dan keberhasilan pelaksanaan selama tiga tahun terutama yang terkait dengan peralatan perlu dilakukan perawatan dengan baik dan semua peralatan tersebut sebaiknya dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang dan meningkatkan produk ekspor yang selama ini telah berjalan dengan baik. Berbagai bentuk pelatihan baik itu pewarna alami maupun pengembangan SDM sebaiknya diaplikasikan dengan baik guna menunjang pengembangan ekspor kerajinan di masa yang akan datang. Pemasaran melalui teknologi informasi khususnya web sebaiknya terus dikembangkan dan secara bertahap UKM perlu menambah dan melengkapi sarana dan prasarana untuk kelancaran web tersebut. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasi disamapikan kepada Direktur Ditlitabmas Ditjen Dikti beserta staf, Ketua LPPM UNY beserta staf, kedua UKM mitra beserta karyawanya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabuaten Kulon Progo, Dinas Pariwisata Kabuaten Kulon Progo, para tim monitoring dan evaluasi baik dari LPPM UNY maupun Ditlitabmas Ditjen Dikti atas segala partisipasi, sumbangan pemikiran, dan evaluasinya sehingga program I b PE pada tahun III (2012) ini dapat berhasil dengan baik. DAFTAR PUSTAKA DP2M Dikti. (2006). Panduan Pengelolaan Program Hibah DP2M Ditjen Dikti. Jakarta: DP2M Ditjen Dikti. DP2M Dikti. (2009). Buku Panduan Pengelolaan Hibah Program Pengabdian Kepada Masyarakat DP2M Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta: DP2M Ditjen Dikti. Gerbono, A. dan Djarijah, A. S. (2005). Kerajinan Enceng Gondok. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Kwary, D.A. (2009). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi 5. Terjemahan dari Essentials of Entrepreneurship and Small Management, 5 th ed. oleh Thomas W. Zimmerer. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sachari Agus 1986. Paradigma Desain Indonesia. Jakarta: Rajawali.

15 Susanto Sewan. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: BPBK. Yustinus Suranto. (2002). Pengawetan Kayu; Bahan dan Metode. Yogyakarta: Kanisius.