ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG.

dokumen-dokumen yang mirip
BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

PANDUAN TEKNOLOGI APLIKATIF SEDERHANA BIOGAS : KONSEP DASAR DAN IMPLEMENTASINYA DI MASYARAKAT

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

EVALUASI TEKNO-EKONOMI PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

Analisa Hasil Penyimpanan Energi Biogas Ke Dalam Tabung Bekas

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL PENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS MELALUI DAUR ULANG LIMBAH TERNAK

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

TINJAUAN LITERATUR. Biogas adalah dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

PEMBUATAN INSTALASI UNTUK BIOGAS DARI ENCENG GONDOK (EICHHORNIA CRASSIPES ) YANG EFISIEN UNTUK LAHAN KECIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

SERAH TERIMA DIGESTER TERNAK. Kulonprogo, DI. Yogyakarta. Oleh : Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA Menteri Negara Lingkungan Hidup

JURNAL PENGEMBANGAN BIODIGESTER BERKAPASITAS 200 LITER UNTUK PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2014 di Laborartorium

Agustin Sukarsono *) Eddy Ernanto **)

PRODUKSI BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI GENERATOR LISTRIK DENGAN POLA PEMURNIAN MULTI-STAGE

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

Modifikasi Biogester Tipe Vertikal Menggunakan Pengaduk dengan Teknik Pengelasan

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan salah satu dari bentuk bioenergi (biological energy) yang

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMANFAATAN LIMBAH DARI KOTORAN SAPI UNTUK MENGHASILKAN BIOGAS

TEKNOLOGI BIOGAS PEMBUATAN, OPERASIONAL, DAN PEMANFAATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

STUDI PEMANFAATAN BIOGAS SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK 10 KW KELOMPOK TANI MEKARSARI DESA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

BAB III PERANCANGAN ALAT

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KOTORAN TERNAK MENJADI BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA (Oleh: ERVAN TYAS WIDYANTO, SST.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

Adelia Zelika ( ) Lulu Mahmuda ( )

SNTMUT ISBN:

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

PENGEMBANGAN BIOGAS BERBAHAN BAKU KOTORAN TERNAK UPAYA MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI DI TINGKAT RUMAH TANGGA 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK/CAIR MENJADI BIOGAS, PUPUK PADAT DAN CAIR

SERAH TERIMA DIGESTER TERNAK DAN IPAL TAHU

Analisis Finansial Pengolahan Limbah Biogas Menjadi Pellet Ikan dan Pupuk Organik Cair

BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA. Kelompok Tani Usaha Maju II. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Kelompok Masyarakat S A R I

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

ANALISIS KELAYAKAN PENDIRIAN KANDANG SAPI DAN INSTALASI BIOGAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Populasi Ternak di Indonesia (000 ekor) * Angka sementara Sumber: BPS (2009) (Diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU DENGAN TINJA SAPI. Dewi Ayu Trisno Wati **) dan Sugito *).

III KERANGKA PEMIKIRAN

SNTMUT ISBN:

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

STUDI AWAL TERHADAP IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BIOGAS DI PETERNAKAN KEBAGUSAN, JAKARTA SELATAN. Oleh : NUR ARIFIYA AR F

TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

OUTLINE Prinsip dasar produksi biogas. REAKTOR BIOGAS SKALA KECIL (Rumah Tangga dan Semi-Komunal) 4/2/2017

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS. energi (PLTBm) dengan pengolahan proses pemisahan. Selanjutnya subsistem

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. ANALISIS FINANSIAL

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

III. METODE PENELITIAN

Chrisnanda Anggradiar NRP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN (TERNAK SAPI) SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS

APLIKASI BIOTEKNOLOGI UNTUK ISI RUMEN SAPI, KERBAU DAN KAMBING SEBAGAI SUMBER ENERGI UNTUK BIOGAS YANG RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

Transkripsi:

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN EKONOMIS BIOGAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA HOME INDUSTRY KRIPIK SINGKONG. Wignyanto 1) ; Susinggih Wijana 2) ; Saiful Rijal 3) ABSTRAK Penelitian itu bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan teknis dan ekonomis biogas sebagai bahan bakar home industry kripik singkong, Hasil perhitungan produksi biogas di Mahad Nurul Haromain dengan jumlah 10 ekor sapi potong menghasilkan kotoran 150 kg/hari dengan volume digester 19.800 kg dan ukuran digester 18 m³. Produksi biogas 0,21 m³/jam dengan ukuran penampung gas 5,04 m³. Perbandingan nilai ekonomis antara biogas dan LPG yaitu LPG yang digunakaan 16 kg. Isi ulang LPG Rp 75.000,- waktu pemakaian 5 hari. Harga peralatan LPG Rp 1.250.000,00 Harga biogas Rp 0 dan produksi biogas 4,41 m³/hari. Harga peralatan biogas Rp 9.000.000,- Nilai umur ekonomis 30 tahun. Isi ulang tabung LPG Rp. 5.400.000,00 /tahun dan biaya peralatan Rp. 1.250.000,00. Jadi pemakaian LPG membutuhkan biaya Rp. 6.650.000,00/tahun. Jika memakai biogas dengan nilai umur ekonomis peralatan 30 tahun dapat menghemat biaya Rp 154.250.000,00. Secara ekonomis biogas layak dijalankan dengan modal tetap Rp 22.659.254,00 terdiri dari modal tetap Rp 10.469.800,00 dan modal kerja Rp 12.189.454,00. HPP biogas Rp 7,21/liter dan harga jual Rp 10,09/liter. Hasil perhitungan kelayakan investasi menunjukkan nilai NPV Rp 61.259.216,00; IRR 20,02%; Net B/C sebesar 3,7 dan Payback Period selama 2 tahun dan 3 bulan, dapat memperoleh BEP jika memproduksi biogas sebanyak 1.201.438.5 liter dan menghasilkan pendapatan Rp 12.122.494,00. Kata kunci : Biogas, LPG, Home Industry, Kripik Singkong. PENDAHULUAN Biogas merupakan salah satu hasil dari pemanfaatan limbah kotoran ternak. Biogas terbentuk oleh proses fermentasi secara anaerobik oleh bakteri metan atau bakteri biogas. Gas yang dihasilkan berupa jenis metana (CH 4 ) yang bersifat mudah terbakar. Gas metana merupakan hasil sampingan dari proses dekomposisi mikroba pada suatu biomasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai sumber energi. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai pengganti minyak tanah dan Liquid Petroleum Gas (LPG) serta listrik untuk penerangan di rumah-rumah. Menurut Yunus (1991) seiring dengan perkembangan teknologi biogas dapat digunakan untuk bahan bakar mesin pendingin, mesin penggerak, dan mesin pembangkit listrik. Biogas diperoleh juga hasil samping berupa pupuk organik yang digunakan untuk memupuk lahan pertanian dan juga dapat dijual untuk mendapatkan tambahan pendapatan peternak. Potensi pengembangan biogas di Indonesia, khususnya di Jawa Timur dapat dikatakan baik. Hal ini diketahui berdasarkan data statistik tahun 2009 yang menyebutkan bahwa potensi energi biogas yang berasal dari limbah sapi, kerbau, dan babi di Jawa Timur sebesar 1.102.812.257,00 kwh atau 125.891,81 kw (Anonymous, 2006 h ). Potensi biogas dalam angka ini hingga saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal, karena hanya 22

diproduksi oleh peternak sapi kecil dan berumur pendek. Berdasarkan data statistik tahun 2009 potensi biogas yang dihasilkan dari kotoran limbah sapi di Jawa Timur sebesar 1.018.223.467.00 kwh (Anonymous, 2009 a ). Pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar masih belum diterapkan dalam skala home industry. Penerapan energi biogas sebagai bahan bakar home industry khususnya home industry kripik singkong merupakan langkah yang tepat sebagai substitusi energi dalam proses produksinya. Akan tetapi hingga saat ini pemanfaatan biogas pada home industry kripik singkong masih belum diketahui kelayakannya, sehingga perlu dilakukan penelitian kelayakan biogas sebagai bahan bakar pada home industry kripik singkong. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian biogas dilaksanakan di JL. Brigjen Abdul Manan Wijaya 141 Ngroto Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Mahad Nurul Haromain yang sekaligus terdapat home industry kripik singkong. Sedangkan penelitian LPG sebagai pembanding dilaksanakan pada industri kripik Surandi di Jl. Imam Bonjol Gg. 1 No. 43 Batu. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat biogas dan home industry kripik singkong. Alat-alat yang digunakan adalah pengiris, ember plastik, tampah, dandang, panci, digester, kran, kompor biogas, dan flowmeter. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah singkong, bawang putih, kapur jenuh, garam dapur, minyak kelapa, kotoran sapi dan air. Untuk singkong yang digunakan sebanyak 25 kg. Sedangkan kotoran dan air yang digunakan dengan perbandingan 1 : 1,2. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder untuk mengetahui tingkat kelayakan penggunaan biogas baik secara teknis maupun ekonomis pada home industry kripik singkong. Kelayakan teknis diketahui dari kebutuhan bahan baku, kapasitas produksi, dan perbandingan nilai ekonomis biogas dan LPG. Sedangkan untuk kelayakan finansial/ekonomi diketahui dari biaya investasi, operasional yaitu (BEP, PP, NPV, IRR). HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi Bahan Baku Biogas Potensi kotoran biogas masih belum dimanfaatkan secara optimal, karena kotoran merupakan sumber utama untuk dapat menghasilkan biogas (Anonymous, 2005 b ). Kotoran yang dihasilkan adalah berbeda-beda tergantung dari bobot sapinya. Berdasarkan hasil penelitian dilapang untuk produksi kotoran sapi perah adalah lebih banyak dibandingkan dengan sapi potong. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi dan Kandungan Bahan Kering Kotoran Sapi Perah dan Sapi Potong di Mahad Nurul Haromain. Jenis Ternak Bobot Ternak/Ekor Produksi Kotoran (kg/hari) % Bahan Kering Sapi Potong 350 kg 15 12 Sapi Perah 450 kg 20 14 23

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwasannya produksi kotoran sapi potong per harinya adalah 15 kg, sedangkan jumlah sapi potong yang ada adalah 10 ekor dan jumlah kotoran yang dihasilkan 150 kg per hari. Menurut (Uli, 1989) untuk sapi potong yang mempunyai bobot 300-550 kg dapat menghasilkan kotoran sebanyak 13-32 kg perhari. bahan kering yang dihasilkan dari sapi potong sebanyak 12% dan sapi perah sebanyak 14%. Biodigester Biodigester yang digunakan di Mahad Nurul Haromain tipe fixed dome dengan jumlah 10 ekor sapi untuk ukuran kapasitas digesternya sebesar 18 m³. Menurut Suyitno, dkk (2009) jumlah 6 ekor sapi dapat dibuat biodigester dengan ukuran 16,4 m³. Biodigester ini dapat bertahan selama 30-60 tahun. Biodigester ini digunakan sebagai tempat utama produksi biogas yang disalurkan ke kompor home industry kripik singkong. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Tipe Digester yang Digunakan di Mahad Nurul Haromain. Proses Produksi Biogas Reaktor yang digunakan dalam proses produksi biogas sebesar 18 m³. Dalam produksi biogas, kotoran dan air perbandingannya adalah 1 : 1,2 yaitu 330 kg. Kemudian diproses secara biologis yang menghasilkan 30% biogas dan 70% limbah biogas dari input yang digunakan dan kemudian dikeluarkan pada lubang outlet (Anonymous, 1999 ). Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2. 24

Kotoran dan air (1:1,2) = 330 kg Pemisah Pengaduk Inlet Reaktor Skala 18 m³ Reaktor Skala 18 m³ Proses Biologis CH + CO Methanogenesis Acetogenesis Hidrolisis 30% biogas = 8,28 kg LPG Limbah biogas 70% Kompor biogas Outlet Gambar 2. Proses Produksi Biogas Pada Reaktor Skala 18 m³ di Mahad Nurul Haromain Hasil Produksi Biogas Hasil perhitungan produksi biogas dengan jumlah 10 ekor sapi menghasilkan 150 kg/hari. 1 kg kotoran menghasilkan biogas 0,033 m³/jam. Volume digester 19.800 kg dengan ukuran digester 18 m³. Produksi biogas 0,21 m³/jam dengan ukuran penampung gas 2,52 m³. Jika 20 ekor sapi menghasilkan 360 kg/hari. Volume digester 37.800 kg dibuat ukuran digester 34,4 m³ produksi biogas 0,41 m³/jam dan ukuran penampung dibuat 4,92 m³. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. 25

Jumlah Tabel 2. Perhitungan Hasil Produksi Biogas di Mahad Nurul Haromain. S d G y (m³/kg) V d (kg) digester (m³) G (m³/jam) V g (m³) 10 ekor 330 kg/hari 0,033 19.800 18 0,21 2,52 Jika 20 ekor 360 kg/hari 0,033 37.800 34,4 0,41 4,92 Keterangan : S d : Jumlah masukan kotoran sapi setiap hari + air G y : Produksi biogas spesifik dari bahan baku dan pemasukan bahan baku harian V d : Volume digester G : Produksi biogas per jam V g : Ukuran gas penampung Aspek Teknis Bahan Baku Biogas Bahan baku biogas adalah kotoran sapi potong sebanyak 150 kg/hari yang dihasilkan dari 10 ekor sapi dengan bobot sapi 350 kg. Kotoran sapi tersebut memililki komponen yang mendukung terhadap produksi gas metan. Komponen tersebut adalah padatan total (TS) yang mana terdapat padatan volatil (VS). Komponen dari padatan volatil (VS) secara umum terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, kanji, protein, eter, amonia dan asam (Anonymous, 2005 a ). Bahan Baku Singkong Di Indonesia produksi singkong tahun 2010 mencapai 18,20 ton dengan tingkat permintaan sebesar 23,32 ton sehingga masih terdapat kekurangan sebesar 4,67 ton (Sutomo, 2001). Sedangkan produksi kripik singkong di home industry Mahad Nurul Haromain sebesar 25 kg/hari. Produksinya dilakukan selama 3 hari untuk seminggu, sehingga dalam satu bulan dapat memproduksi selama 12 hari. Produksi pertahun sebesar 1,2 ton. Kapasitas Produksi Berdasarkan penelitian pada biogas dengan kapasitas produksi 25 kg/hari dibutuhkan waktu 5 jam dengan 2 jumlah kompor, maka biogas yang dibutuhkan 4,9 m³ dan jika dikonversi ke LPG sebesar 3,4 kg. Menurut (Suyitno, 2009) 1 kg singkong membutuhkan biogas sebesar 0,22 0,33 m³. Jika kapasitas produksi 40 kg/hari dibutuhkan waktu 10 jam dengan 2 jumlah kompor, maka dibutuhkan biogas 7,9 m³ dan jika dikonversikan ke LPG sebesar 5,4 kg. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. 26

Tabel 4. Biogas Yang Dibutuhkan Berdasarkan Kapasitas Produksi Home Industry Kripik Singkong di Mahad Nurul Haromai. Kapasitas Jumlah Biogas Konversi Bahan baku Waktu produksi kompor m³ /hari LPG Singkong 25 kg/hari 5 jam 2 4,9 3,4 kg Singkong 40 kg/hari 10 jam 2 7,9 5,4 kg Berdasarkan penelitian pada LPG dengan kapasitas produksi 25 kg/hari dibutuhkan waktu 2,5 jam dengan 2 jumlah kompor, maka LPG yang dibutuhkan 6 kg dan jika dikonversi ke biogas sebesar 8,7 m³. Jika kapasitas produksi 40 kg/hari dibutuhkan waktu 4,5 jam dengan 2 jumlah kompor, maka dibutuhkan LPG 10 kg dan jika dikonversikan ke biogas sebesar 14,5 m³. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. LPG Yang Dibutuhkan Berdasarkan Kapasitas Produksi di Industri Kripik Surandi. Bahan baku Kapasitas Jumlah LPG Konversi Waktu produksi kompor kg Biogas Singkong 25 kg/hari 2,5 jam 2 6 8,7 m³ Singkong 40 kg/hari 4,5 jam 2 10 14,5 m³ Perbandingan Nilai Ekonomis Biogas dan LPG Penelitian juga dilakukan dengan membandingkan biogas dan LPG. LPG yang digunakaan 16 kg. Isi ulang LPG Rp 75.000 waktu pemakaian 5 hari. Harga peralatan LPG Rp 1.250.000,- Harga biogas Rp 0 dan produksi biogas 4,41 m³/hari. Harga peralatan biogas Rp 9.000.000,- Nilai umur ekonomis 30 tahun. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan Nilai Ekonomis Biogas dan LPG Nilai ekonomis Jenis bahan bakar Harga bahan bakar Periode Penggun aan Harga/har i Biaya/tahun Harga peralatan 16 kg LPG Rp. 75.000/ tabung 5 hari Rp 15.000 Rp.5.400.000 Rp.1.250.000 18 m³ Biogas Rp. 0 5,04 m³/hari Rp. 821 Rp. 0 Rp. 9.000.000 Biaya yang dikeluarkan untuk isi ulang tabung sebesar Rp. 5.400.000,-/tahun dan biaya peralatan Rp. 1.250.000,-. Jadi untuk pemakaian gas LPG membutuhkan biaya Rp. 6.650.000,-/tahun. Jika memakai biogas dengan nilai umur ekonomis peralatan 30 tahun dapat menghemat biaya Rp 154.250.000,- Aspek Ekonomi/Finansial Dana awal mendirikan biogas sebesar Rp 22.659.254,00 yang terdiri dari modal tetap meliputi kompor, flowmeter, selang, kran gas, rak arsip, kalkulator dan alat tulis sebesar Rp 10.469.800,00 dan modal kerja Rp 12.189.454,00 sehingga dapat diketahui proyeksi rugi laba dengan HPP biogas Rp 7,21 dan harga jual Rp 10,09. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7. 27

3.7 Proyeksi Rugi Laba Uraian Tahun 1 2 3 4 5 Jumlah produksi 1.839.600 1.839.600 1.839.600 1.839.600 1.839.600 (liter) HPP (Rp/liter) 7,21 8,29 9,53 10,95 12,59 Harga jual 10,09 11,60 13,34 15,33 17,93 (Rp/liter) Hasil Penjualan 18.561.564 21.339.360 24.540.264 28.201.068 32.984.028 Sewa alat 250.000 250.000 250.000 250.000 250.000 Penjualan 18.811.564 21.589.360 24.790.264 28.451.068 33.234.028 bersih Total 13.171.675 13.171.675 13.171.675 13.171.675 13.171.675 pengeluaran Pendapatan 5.639.889 8.417.685 11.618.589 15.279.393 20.006.353 Penyusutan 958.400 958.400 958.400 958.400 958.400 Net profit 6.598.289 9.376.085 12.576.989 16.237.793 20.964.753 Hasil perhitungan kelayakan investasi menunjukkan nilai NPV Rp 61.259.216,00; IRR 20,02%; Net B/C 3,7 dan Payback Period selama 3 tahun dan 4 bulan. Biogas ini dapat memperoleh BEP apabila telah memproduksi biogas sebanyak 1.201.438.5 liter dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 12.122.494,00. KESIMPULAN Biogas layak digunakan sebagai bahan bakar pada home industry kripik singkong baik dari aspek teknis maupun ekonomis. Kelayakan teknis dilakukan dengan membandingkan antara biogas dan LPG dengan nilai umur ekonomis peralatan biogas 30 tahun dapat menghemat biaya Rp 154.250.000,- Sedangkan kelayakan ekonomi/finansial diketahui nilai NPV Rp 61.259.216,00; IRR 20,02%; Net B/C 3,7 dan Payback Period selama 3 tahun dan 4 bulan. Biogas ini dapat memperoleh BEP jika memproduksi biogas sebanyak 1.201.438.5 liter dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 12.122.494,-. 1), 2) Dosen Jurusan Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya Malang DAFTAR PUSTAKA Anonymous.1999. Biogas Digester Volume I Biogas-Application and Product Development. http://www.gtz.de/de/ dokumente/en-biogas-volume2.pdf. diakses tanggal 22 januari 2010..2005 a. Pemanfaatan Biogas sebagai Energi Alternatif. http://.balispot. co.id/balispotcetak/2005/7/11/op.htm. diakses tanggal 16 januari 2010..2005 b. Pencipta Reaktor Biogas. http://www.energi.lipi.go.id/utama. cgi/ article&1124147846. diakses tanggal 14 februari 2010. Sutomo, Bambang. 2001. Analisis Usaha Industri Rumah Tangga Kripik : Studi Kasus Didusun Sumodaran Desa Banyuraden Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman DIY. Yogjakarta : Fakultas Pertanian UPN Veteran. Suyitno, Muhammad Nizam dan Dharmanto. 2009. Teknologi Biogas. Graha Ilmu. Yogyakarta. 28