III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Januari 2010 Februari 2010 di Harapan Rainforest, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. 3.2. Alat dan Obyek Kajian Obyek kajian pada penelitian ini yaitu seluruh jenis burung rangkong serta satwa lain jenis burung selain Famili Bucerotidae dan jenis Mamalia sebagai obyek pendukung atraksi wisata di Harapan Rainforest. Alat yang akan digunakan pada saat penelitian dijabarkan pada Tabel 2. Tabel 2 Jenis Alat dan Bahan serta Kegunaannya. No. Jenis Alat Kegunaan 1. Alat tulis dan buku tulis Untuk mencatat hasil pengamatan lapang 2. Binokular Pengamatan obyek yang diamati 3. Kamera digital Dokumentasi penelitian 4. GPS (global positioning Untuk marking point (penitikan) sebaran area konsentrasi system) 5. Software ArcGIS Sebagai media tranformasi marking point ke dalam peta dasar (basemap) Harapan Rainforest 6. Peta lokasi Sebagai acuan peta kerja penelitian 7. Data kawasan Sebagai pedoman kerja untuk mengecek kembali kebenaran data di lapangan (verifikasi) 8. Fieldguide Burung Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan Sebagai bahan untuk mengidentifikasi jenis rangkong dan jenis burung lainnya yang melintas jalur pengamatan menuju area konsentrasi rangkong 9. Panduan wawancara Untuk mengetahui pengelolaan kawasan dari pengelola 10. Lembar kerja Jenis burung rangkong, satwa lain, kondisi kawasan dan vantage point
3.3. Data dan Informasi yang Dikumpulkan A. Data Primer Data primer berisi mengenai data dan informasi yang didapat langsung dari hasil pengamatan/lapangan (observasi) dan wawancara. Data primer terdiri dari: 1. Potensi wisata meliputi obyek dan daya tarik kawasan yaitu data potensi satwa meliputi burung rangkong dan satwa lain (Kelas Aves dan Mamalia). Parameter potensi burung rangkong yaitu waktu perjumpaan, tanggal, jenis rangkong, koordinat GPS, cuaca, jumlah individu, lokasi ditemukan, aktivitas. Parameter sarang alami burung rangkong yaitu jenis rangkong, koordinat GPS, jenis pohon, tinggi pohon, tinggi sarang, arah lubang sarang, kondisi sarang dan arah terbang rangkong jantan. Parameter pengamatan sarang buatan yaitu untuk mengetahui kondisi sarang saat penelitian. Parameter potensi satwa lain yaitu waktu perjumpaan, tanggal, jenis, cuaca, lokasi ditemukan, aktivitas, koordinat GPS dan jumlah individu. 2. Pengamatan dan pencarian data mengenai komponen kawasan yaitu aksesibilitas, sarana prasarana dan manajemen pelayanan ekowisata. Aksesibilitas meliputi infrastruktur transportasi, kondisi jalan, cara pencapaian lokasi, jarak dan waktu tempuh. Sarana dan prasarana meliputi akomodasi, forest trail, tree platform dan sarang buatan. Manajemen pelayanan ekowisata meliputi perencanaan wisata yang sudah adan dan yang akan direncanakan. B. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan yaitu data pengelolaan Harapan Rainforest yang mencakup struktur organisasi, rencana kerja umum bagian perencanaan wisata dan sistem pengelolaan habitat dan populasi burung rangkong. Data pengelolaan didapat dari Dokumen Rencana Kerja Umum (RKU) PT REKI dan Proposal Teknis PT REKI.
3.4. Metode Pengambilan Data Terdapat tiga metode pengambilan data pada penelitian ini yaitu studi literatur, observasi dan wawancara. Jenis data, metode pengambilan data dan sumber data ditabulasikan (Tabel 3). Tabel 3 Jenis dan Metode Pengambilan Data. No. Jenis Data Metode Pengambilan Data Sumber Data 1. Potensi satwa observasi dan wawancara pengelola dan pendataan lapang. 2. Komponen kawasan observasi dan wawancara pengelola dan pendataan lapang. 3. Pengelolaan kawasan wawancara dan studi literatur dokumen RKU dan proposal teknis PT REKI. A. Studi Literatur Studi literatur yaitu mengumpulkan data melalui studi pustaka serta beberapa informasi lainnya yang dapat dijadikan sebagai referensi (acuan) untuk mendukung data yang akan dihasilkan, yang digunakan sebagai data sekunder dan verifikasi dengan membandingkan hasil penelitian yang dilakukan. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data sekunder. B. Observasi Metode yang dilakukan untuk mengetahui data potensi satwa yaitu metode survei. Survei dilakukan pada jalur yang sudah ada, yaitu jalur forest trail, jalan transportasi dan sarana tree platform. Survei pada tree platform menggunakan lembar kerja vantage point yang diperoleh dari Harapan Rainforest. Vantage point merupakan lembar kerja pengamatan pada tree platform yang bertujuan untuk mengetahui arah pergerakan satwa. Pengamatan pada jalur dilakukan pukul 06.00 18.00 WIB dan pengamatan pada tree platform dilakukan pukul 08.00 17.00 WIB. Pengamatan pada forest trail dan tree platform dilakukan dua kali pengulangan, sedangkan pengamatan pada jalur kawasan tidak dilakukan pengulangan. Lokasi survei dibagi menjadi tiga blok yaitu Camp Harapan, Fokus 3 dan CS Kapas. Untuk area KM 46, KM 38, Camp 35, Simpang Gas dan Simpang Rohani masuk kedalam lokasi survei blok Camp Harapan.
Terdapat tiga macam survei pada burung rangkong yaitu pertama, survei area konsentrasi rangkong yang berupa jalur lintasan, tempat makan dan sebaran pohon pakan. Survei ini dilakukan di jalur pengamatan di CS Kapas, forest trail dan jalan kawasan di Camp Harapan, forest trail dan jalur kawasan di Fokus 3. Kedua, survei pencarian sarang alami rangkong yaitu di antara KM 38, Simpang Gas, Danau Camp 35 dan Simpang Rohani. Ketiga, survei pengamatan sarang alami rangkong yaitu pada KM 46 dan arah ke Fokus 3 jarak 100 m dari jembatan panjang. Ilustrasi pengamatan ditampilkan pada Gambar 2. Pengamat dapat melihat rangkong terbang tanpa harus tertutup oleh kanopi tegakan pohon. Obyek Pengamat Obyek Obyek Obyek Pengamat (a) Gambar 2 Ilustrasi pandangan pengamatan pada (a) jalur dan (b) platform. (b) Survei pencarian sarang alami burung rangkong dilakukan dengan tiga metode yaitu 1) penelusuran jalur pengamatan menuju KM 46, 2) pengamatan arah terbang pada waktu sore hari pukul 16.00 18.00 WIB dan 3) informasi Suku Anak Dalam dan masyarakat setempat. Observasi pada pengecekan kondisi sarang buatan dilakukan pada beberapa sarang buatan yang terletak pada forest trail Camp Harapan dan yang terletak dekat dengan jalur kawasan menuju ke area Fokus 3. Peta lokasi survei penelitian ditampilkan pada Gambar 3.
KM 46 KM 38 Camp 35 dan Simpang Gas Camp Harapan Simpang Rohani Jembatan Panjang Fokus 3 CS Kapas Gambar 3 Peta Lokasi Survei Penelitian di Harapan Rainforest. Sumber Peta: Harapan Rainforest. Sarana Tree platform merupakan sebidang papan persegi beserta besi pengaman ± 2 m x 2 m yang dipasang pada batang pohon dengan ketinggian yang bervariasi antara 13 28 m dari lantai permukaan tanah. Terdapat 5 unit tree platform yang diletakkan di dalam kawasan Harapan Rainforest. Tujuan dibuat tree platform adalah untuk pemantauan (monitoring) diantaranya yaitu bahaya kebakaran, pengamatan satwa dan wisata khusus. Kondisi jalur survei ditampilkan pada Gambar 4.
(a) (b) (c) Gambar 4 Jalur survei (a) jalur kawasan, (b) forest trail dan (c) tree platform. Pemasangan tree platform dilakukan pada bulan Desember 2009 dan selesai pada bulan Januari 2010. Penggunaan tree platform harus dilakukan pendampingan serta terdapat standard operational procedur (SOP) yaitu prosedur pengamanan dan cara pemakaian yang baik dan benar. Pada pengamatan platform dilakukan pada dua unit platform yang berada di forest trail Camp Harapan dan Fokus 3. C. Wawancara Wawancara yaitu melakukan beberapa pertanyaan kepada responden (orang yang menjadi target untuk diwawancara). Teknik pengumpulan data ini merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul data dengan responden. Kegiatan wawancara dibantu dengan panduan wawancara. Jumlah responden yang diambil menyesuaikan dengan kondisi di lokasi penelitian. Pengambilan responden untuk wawancara dilakukan dengan pendekatan purposive sampling. Pada purposive sampling, responden yang dipilih yaitu responden yang memiliki keterkaitan terhadap data yang akan dicari dalam melakukan penelitian. Responden pada penelitian ini yaitu pihak pengelola dan pra pihak. Pihak pengelola yaitu Direktur Unit Manajemen Harapan Rainforest, Direktur Pembinaan Kawasan dan Perencanaan, dan Direktur Konservasi Restorasi (Boidiversity Research). Para pihak yaitu staf riset, staf manajemen, staf GIS dan staf administrasi.
3.5. Pengolahan Data A. Data Hasil Observasi Data potensi keanekaragaman satwa ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan jenis dan lokasi ditemukan. Data burung rangkong ditampilkan dalam bentuk tabel berdasarkan jenis rangkong yang dijumpai terhadap lokasi dan waktu ditemukan. Lokasi aktif untuk dijadikan area atraksi wisata didapat dari area yang paling banyak dilintasi burung rangkong dan didukung oleh atraksi satwa lain. Waktu aktif untuk melihat atraksi perilaku rangkong didapatkan dari waktu perjumpaan yang paling banyak. Lokasi sebaran satwa ditampilkan dalam bentuk peta dengan menampilkan titik-titik sebaran GPS. Titik-titik dari GPS dimasukkan kedalam peta penutupan lahan (land cover) Harapan Rainforest melalui perangkat lunak (software) ArcGIS. B. Data Hasil Wawancara Pengolahan data perencanaan ekowisata dilakukan pada semua data yang diperoleh terdiri dari hasil inventarisir data fisik yang didapat dari observasi lapang, studi literatur dan wawancara. Proses inventarisir data dilakukan untuk memudahkan proses analisa secara deskriptif sesuai dengan kelompok data tersebut. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel, tabel dibuat berdasarkan kondisi kawasan dan pengelola terhadap perencanaan wisata yang akan dibuat. Selanjutnya didapatkan kemungkinan jalur dan tree platform yang dapat dijadikan jalur atraksi wisata, serta ketentuan pemakaian dan pertimbangan dalam mengaplikasikan konsep wisata minat khusus yang disesuaikan dengan karakteristik perilaku burung rangkong agar wisata yang diadakan tidak memberkan dampak negatif terhadap keberadaan populasi dan habitat burung rangkong.
3.6. Analisis Data Hasil dari pengolahan data kemudian dianalisis secara deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data saja, tetapi meliputi analisis dan penjelasan dari hasil penelitian. Analisis merupakan suatu proses dimana data yang dihasilkan kemudian dirumuskan dari masalah yang ada. Data yang dikumpulkan ditabulasikan kemudian dianalisis secara deskriptif yaitu data mentah ditransformasikan (diubah) kedalam bentuk data yang mudah dimengerti sehingga menjadi sebuah informasi yang lengkap. Data yang dihasilkan kemudian dicocokkan dengan penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan di Harapan Rainforest, selanjutnya dilakukan sintesis. Sintesis merupakan suatu proses pemecahan masalah yaitu berupa usulan atau rekomendasi yang diajukan dari hasil analisis data penelitian. 3.7. Perencanaan Wisata Burung Rangkong Data hasil analisis selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam membuat Perencanaan wisata burung rangkong di Harapan Rainforest. Elemen yang diperlukan untuk menyusun perencanaan wisata yaitu lokasi sebaran dan waktu perilaku burung rangkong, kebijakan pengelola dan sarana prasarana penunjang. Dari ketiga elemen perencanaan diatas maka dilakukan: 1. Penentuan lokasi untuk melihat rangkong, dengan memperhatikan jarak gangguan manusia (human disturbance) agar dalam kegiatan pengamatan satwa tidak merasa terganggu. 2. Penentuan waktu untuk dapat melihat atraksi rangkong, disesuaikan dengan perilaku yang diinginkan. 3. Rekomendasi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata burung rangkong di Harapan Rainforest. 4. Membuat perencanaan wisata berdasarkan jenis burung rangkong, perilaku burung rangkong, rencana dari pengelola dan masukan para pihak. Pelaksanaan wisata burung rangkong dilakukan dengan memperhatikan musim berbuah pohon pakan dan musim berkembang biak.
Perencanaan wisata burung rangkong dilakukan pada tingkat tapak yaitu mencakup pengadaan lokasi bangunan dan fasilitas yang menunjang kegiatan wisatanya (Pratiwi 2006; Muntasib 2008). Skema perencanaan wisata minat khusus dijelaskan pada Gambar 5. Rencana Pengelolaan Hutan Harapan Analisis Rencana Pengembangan Wisata Potensi : - Rangkong, - Satwa lainnya. Sintesis Perencanaan wisata: Wisata Minat Khusus Burung Rangkong di Hutan Harapan. - titik-titik dari lokasi pengamatan yang baik untuk rangkong, - waktu dapat melihat perilaku rangkong, - sarana dan prasarana penunjang, - kebijakan dari peraturan di Hutan Harapan. Gambar 5 Skema Analisis Data Hasil Penelitian.