BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DATA EVALUASI DATA.47. Belawan 47. Paksa Surat Paksa.57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..59. B. Saran...

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. belum satu satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang masih terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tengah menggalakkan pembangunan disegala aspek kehidupan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi Anggaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dari sektor perpajakan merupakan sumber utama. untuk pembangunan nasional dan penyelenggaraaan pemerintahan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi Perpajakan dan mata kuliah yang harus dicapai oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dapat dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai terobosan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber utama penerimaan pendapatan Negaraterbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. berbagai faktor pendukung terutama stabilitas ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) tujuan pembangunan tersebut. Untuk mencapai pembangunan itu maka pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan (daya pikul) masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan tanpa imbalan jasa secara langsung untuk. membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) untuk menjembatani antara dunia pendidikan dengan dunia kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja nyata guna memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi negara maju. Memiliki penduduk yang termasuk padat tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar yang memerlukan biaya yang besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang berkembang Negara kesatuan Republik Indonesia, kini tengah mengoptimalkan pembangunan disegala bidang yaitu pembangunan bidang ekonomi, sosial budaya, Hukum, Pertahanan dan yang lainnya. Pembangunan tersebut bertujuan untuk menggapai cita-cita bangsa yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterakan rakyatnya secara adil dan makmur. Tujuan yang demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional secara bertahap, terencana, berkesinambungan dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan pembagunan yang dimaksud, diperlukan dana yang tidak sedikit. Pemerintah perlu melakukan usaha-usaha yang cukup optimal, salah satunya adalah menggali sumber dana yang berasal dari dalam negri antara lain berupa pembayaran pajak oleh masyarakat. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang,dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Pajak merupakan bentuk pembayaran mandiri suatu bangsa. Oleh karena itu peran serta masyarakat dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan untuk melaksanakan pembangunan. Namun dalam kenyataannya masih banyak dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat dari tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya. selama ini masyarakat masih menganggap pajak sebagai suatu beban. Tingkat pendapatan yang rendah serta minimnya pengetahuan tentang pajak merupakan suatu faktor yang menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam melunasi kewajiban perpajakannya.maka dari itu aparat pajak harus aktif dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan perpajakan, tindakan yang harus dilakukan aparatur negara yaitu penagihan. Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajaknya, Penagihan dimulai dengan penerbitan surat teguran yang berfungsi untuk memperingaktkan wajib pajak agar segera melunasi utang pajaknya yang telah lewat jatuh tempo. Apabila pernyataan ini tidak dihiraukan oleh wajib pajak, pajak yang terutang ditagih dengan surat paksa dan dapat dilanjutkan dengan penyitaan barang-barang, penyandraan dan menjual barang yang telah disita wajib pajak atau penanggung pajak. Dalam melakukan tugasnya aparatur pajak harus didukung dengan berbagai faktor penunjang salah satunya adalah penerapan strategi meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam rangka pelunasan dan pencairan tunggakan pajak yang terutang sesuai dengan prosedur penagihan sehingga

tercapainya pelunasan tunggakan pajak yang semestinya untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan pelunasan tunggakan pajak tersebut maka potensi dari para aparat pajak atau fiskus sangat dibutuhan dalam hal penagihan pajak. Pentingnya pelaksanaan penagihan dalam pelunasan utang pajak oleh wajib pajak guna mencapai penerimaan negara dari sektor pajak, mengingat dasar ini lah penulis tertarik untuk membuat Laporan Tugas Akhir dengan judul PROSEDUR PELAKSANAAN PENAGIHAN TERHADAP WAJIB PAJAK DALAM PENCAPAIAN PELUNASAN TUNGGAKAN PAJAK DIKANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEMATANG SIANTAR B. Tujuan dan Manfaat Tugas Akhir 1. TujuanTugas Akhir Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak dalam pencapaian pelunasan tunggakan pajak dengan surat teguran dan surat paksa di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar. b. Untuk mengetahui Realisai Pencapaian Pelunasan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak dalam melaksanakan Realisasi pencapaian pelunasan tunggakan pajak di Kantor Pelayanan (KPP) Pratama Pematang Siantar

2. Manfaat Tugas Akhir Adapun manfaat dari Tugas Akhir ini adalah : 2.1 Bagi Mahasiswa a. Menambah wawasan dibidang perpajakan khususnya di prosedur pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak dalam pencapaian pelunasan tunggakan pajak. b. Mendorong mahasiswa untuk belajar menjadi tenaga ahli yang siap pakai. 2.2 Bagi Program studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip USU. a. Untuk meningkatkan hubungan baik antara Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Instansi Pemerintah yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar b. Mempromosikan Sumber Daya yang dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara (USU) khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang memahami tentang perpajakan. 2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar a. Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyelenggaran penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar

b. Mempromosikan citra Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar kepada masyarakat khususnya sivitas akademika FISIP USU C. URAIAN TEORITIS 1. Pengertian Pajak Menurut Rochmat Soemitro Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan,dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut Undang-Undang No.16 tahun 2009 Tentang Ketentuan dan Tata Cara perpajakan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarmya kemakmuran rakyat. 2. Asas-Asas Perpajakan Prinsip-Prinsip ini masih digunakan sampai saat ini dalam sistem perpajakan modern,tiga prinsip utama perpajakan adalah : a) Efficiency Pemungutan pajak harus mudah dan murah dalam penagihanya, sehingga hasil pemungutan pajak lebih besar dari biaya pemungutanya.

b) Equity Pemungutan pajak harus adil di antara satu wajib pajak dengan wajib pajak lainya.pajak dikenakan kepada wajib pajak harus sebanding dengan kemampuanya untuk membayar pajak tersebut dan manfaat yang diterimanya. c) Economic effects must be considered Pajak yang dikumpulkan dapat mempengaruhi kehidupan ekonomis wajib pajak, hal ini harus dipertimbangkan ketika merumuskan kebijakan perpajakan.pajak yang dikumpulkan jangan sampai membuat seseorang melarat atau menggangu kelancaran produksi perusahaan. 3. Fungsi Pajak 3.1 Fungsi Finansial (budgetair) Memasukkan uang sebanyak-banyak nya ke kas negara,dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara. Penerimaan dari sektor pajak dewasa ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 3.2 Fungsi Mengatur (regulerend) Yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu. Pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu seperti pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat)dalam rangka meningkatkan investasi dalam negri

maupun investasi asing. Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negri. Pengenaan bea masuk dan pajak penjualan atas barang mewah untuk produk-produk import tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negri. 4. Jenis-Jenis Pajak Jenis pajak dikelompokkan kedalam 3 bagian.: 4.1 Pajak Menurut Golongannya: a. Pajak langsung yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan pembebannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. b. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pembebananya dapat dilimpahkan kepada pihak lain 4.2 Pajak Menurut Sifatnya : a) Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya dan selanjutnya dicari syarat objektifnya dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak. b) Pajak Objektif yaitu pajak yang berdasarkan objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak.

4.3 Pajak Menurut Lembaga Keuangan nya : a) Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Misalnya Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN). b) Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah, pajak daerah terdiri atas: pajak provinsi, dan pajak kabupaten/kota Misalnya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Pajak Restoran. 5. Penagihan Pajak Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan oleh jurusita agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyandraan, menjual barang yang telah disita (UU.PPSP pasal 1 ayat(9)) Defenisi penagihan pajak menurut soemitro (1996:17) yaitu penagihan pajak adalah perbuatan yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak karena wajib pajak tidak mematuhi ketentuan Undang-Undang pajak, khususnya mengenai pembayaran pajak yang terutang Sedangkan penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak termaksud wakil yang menjalankan hak

dan memenuhi kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. 6. Juru Sita Pajak Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, penyitaan dan penyandraan. (UU.PPDSP pasal 1 ayat (6)). Dalam hukum pajak, juru sita pajak meliputi juru sita pajak bagi pajak negara dan juru sita pajak bagi pajak daerah.juru sita pajak bagi pajak negara diangkat dan diberhentikan oleh pejabat pajak yang ditugasi mengelola pajak negara dan juru sita bagi pajak daerah diangkat dan diberhentikan oleh pejabat pajak yang ditugasi mengelola pajak daerah. 7. Utang Pajak Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termaksud sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketententuan peraturan perundangundangan perpajakan. (UU.PPDSP pasal 1 ayat (8))

Terdapat 2 (dua) ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak : a) Ajaran materil Utang pajak timbul karena adanya undang-undang dan adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu rangkaian peristiwa atau keadaan yang dapat menimbulkan utang pajak. b) Ajaran formil Utang pajak timbul karena adanya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini tidak melihat tentang adanya sesuatu yang menyebabkan, yaitu rangkaian peristiwa atau keadaan sebagai dasar yang menimbulkan utang pajak, tetapi tergantung pada adanya surat ketetapan pajak. Berakhirnya utang pajak dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu: pembayaran atau pelunasan, Kompensasi, penghapusan utang, daluwarsa, pembebasan. 8. Dasar Hukum Penagihan Pajak a) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. b) Undang-undang no 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) c) Keputusan menteri keuangan No. 561/KMK.04/2000 Tentang tata cara pelaksanaan penagihan seketika dan sekaligus dan pelaksanaan surat paksa

d) Peraturan pemerintah (PP) Nomor 135 tahun 2000 tentang tata cara penyitaan dalam rangka penagihan pajak dengan surat paksa. 9. Dasar Penagihan Pajak Sesuai dengan SistemSelf Assesment yang berlaku sekarang ini, wajib pajak diwajibkan menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak yang terutang atau wajib pajak melanggar ketentuan Undang-Undang Perpajakan barulah Direktorat Jendral Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak yang dapat berupa Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB),Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan (SKP), Surat Keputusan Keberatan (SKK), Putusan Banding (PB) Keenam jenis surat ini merupakan dasar, sarana atau administrasi Direktorat Jendral Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak, menteri keuangan akan mengatur tata caranya termaksud aspek administratif baik mengenai tindakan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak. 10. Tata Cara Penagihan Pajak Tujuan penagihan pajak adalah agar wajib pajak atau penanggung pajak melunasi utang pajak atau biaya penagihan pajaknya. Agar tujuan penagihan pajak tersebut tercapai maka diperlukan serangkaian tindakan yang dapat diambil oleh juru

sita pajak Seperti yang lazim dilakukan, Wajib pajak akan diberi peringatan tertulis terlebih dahulu, apabila ternyata bahwa pajaknya baik yang dihitung sendiri melalui self assessment maupun yang tercantum pada Surat Ketetapan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak Tambahan belum dibayar pada waktunya. Jika sekalipun ada surat peringatan pajak juga masih belum dibayar maka akan dikeluarkan surat teguran yang agak keras disertai ancaman sanksi. Dan jika setelah dikeluarkan surat teguran masih juga belum dibayar dalam jangka waktu yang ditentukan maka akan dikeluarkan surat paksa dan bila perlu diikuti dengan sita dan lelang atau diterapkan alat paksa perdata berupa sandera. D. Ruang Lingkup Dalam Laporan Tugas Akhir ini, yang menjadi ruang lingkup penulis adalah : 1. Prosedur pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak dalam pencapaian pelunasan tunggakan pajak yang dilakukan olek Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar 2. Kendala yang dihadapi oleh aparatur pajak dalam melaksanakan penagihan pajak. 3. Upaya yang dilakukukan oleh fiskus dalam Pencapaian pelunasan tunggakan pajak. E. Metode Laporan Tugas Akhir Adapun yang menjadi metode pada Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum membuat proposal tugas akhir yang meliputi kegiatan seperti pemilihan objek, Lokasi, Pengajuan proposal, dan menerima surat pengantar dari Fakultas. 2. Studi Literatur Studi Literatur merupakan suatu kegiatan mencari data dan informasi dengan membaca serta menelaah landasan teori, buku literature, peraturan perundangundangan perpajakan, surat kabar, internet, catatan-catatan tertulis yang berhubungan dan dapat dijadikan sumber dalam melaksanakan Laporan Tugas Akhir. 3. Observasi Lapangan Observasi lapangan merupakan kegiatan penulis dalam melakukan observasi lapangan selalu sesuai dengan peraturan yang berlaku, dimana dalam observasi ini penulis mengharapkan bantuan dalam setiap permasalahan yang dihadapi dan nantinya akan dijadikan bukti dalam daftar dokumentasi. 4. Pengumpulan Data Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topik yang akan dibahas. Dengan memperhatikan lokasi penulis mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan sumber-sumber yang digunakan penulis,misalnya

buku-buku mengenai materi yang dibahas, wawancara yang dilakukan penulis dan sebagainya 5. Analisis dan Evaluasi Data Penulis melakukan Analisis dan Evaluasi Data mengenai Prosedur penagihan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama Pematang Siantar. F. Metode Pengumpulan Data Laporan Tugas Akhir Hal ini berkaitan dengan pengumpulan data dan informasi serta keterangan dalam pembuatan Tugas Akhir, Penulis menggunakan beberapa metode yaitu : 1. Wawancara Dengan cara melakukan komunikasi dan Tanya jawab secara langsung dengan pihak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar mengenai hal yang menjadi objek pembahasan dalam kegiatan Laporan Tugas Akhir. 2. Observasi Dengan melakukan pengamatan langsung dan melakukan pencatatan data yang diperlukan untuk untuk pembahasan masalah pada Laporan Tugas Akhir. 3. Dokumentasi Yaitu data atau informasi yang diperoleh melalui studi literatur seperti sumbersumber pustaka, Undang-Undang Perpajakan, Dokumentasi maupun Literatur lain yang ada hubungannya dengan objek dalam kegiatan Laporan Tugas Akhir.

G. Sistematika Penulisan Laporan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, Tujuan dan Manfaat, Uraian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Pengumpulan Data serta Sistematika Penulisan. BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pematang Siantar, struktur organisasi,uraian tugas pokok dan fungsi serta gambaran pegawai. BAB III GAMBARAN DATA Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai gambaran, pengertian penagihan pajak, dasar-dasar Penagihan Pajak, beserta dasar hukum penagihan pajak, tata cara penagihan pajak serta tujuan penagihan pajak. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini berisi analisis penulis dan pembahasanpembahasan mengenai prosedur pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak,cara penyelesaian masalah dalam

pelaksanaan penagihan terhadap wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri dari dua hal yaitu kesimpulan dan saran, Kesimpulan Merupakan intisari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas proposal tugas akhir, sedangkan saran merupakan ide atau gagasan yang dilakukan dalam menemukan solusi atau masalah yang dibahas dari objek pembahsan yang terdapat dalam laporan pembuatan Tugas Akhir.