BAB I PENDAHULUAN wisata (orang) Sumber : Dinas Pemuda,Olahraga dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun rohani dari kesibukan bekerja dan akitivitas lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. sejarah. Salah satunya adalah Makam Bung Karno. Makam Bung Karno

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting dimasa yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan asing dari luar negeri. Hampir setiap hari libur atau weekend kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, cukup berperan dalam membangun kemajuan kuliner di. sektor kuliner. Data Kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi keutungan tersendiri untuk menarik wisatawan. Seakan tidak ingin

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi yang penting dalam

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN. Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari pembahasan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENGANTAR. merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal di Indonesia. Kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. andalan bagi perekonomian Indonesia dan merupakan sektor paling strategis

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa di Indonesia memberikan kontribusi yang cukup berarti,

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata dalam kegiatan ekonomi, meningkatkan investasi di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pariwisata yang semakin pesat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia. Sebagai ibu kota

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

minimal 1 (satu) kali, sedangkan pada tahun 2013 tidak dilaksanakan pameran/ekspo.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri pariwisata dunia semakin pesat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Tempat-tempat rekreasi serta tempat-tempat wisata yang bersaing saat ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Lazada Berikut ini adalah logo dari lazada :

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan globalisasi ditandai dengan semakin tingginya intensitas

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia, salah satunya yaitu pariwisata di Indonesia. Pariwisata

B A B I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia terkenal dengan pariwisatanya yang menawarkan keindahan

PERILAKU MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT MAKAN BERCIRI INTERNASIONAL. Oleh : Muliasari Pinilih 1, Intan Shaferi 2. Abstrak

Gambar 1.1 Logo UNKL347

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran sejumlah tempat wisata di Provinsi Jawa Barat, telah menjadikan Provinsi Jawa Barat sebagai kota wisata. Hal ini dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah wisatawan yang datang ke Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya. Menurut data Dinas Pemuda Dan Olahraga Provinsi Jawa Barat, terjadi peningkatan kunjungan pariwisata setiap tahunnya, berikut adalah tabel daftar kunjungan pariwisata di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Provinsi Jawa Barat No Uraian 2011 2012 2013 1 Jumlah objek wisata 49 50 53 2 Jumlah kunjungan wisata 4.306.602 5.458.218 6.069.539 Rata rata kunjungan per objek 3 87.890 111.392 123.869 wisata (orang) Sumber : Dinas Pemuda,Olahraga dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2013 Tabel 1.1 menunjukkan peningkatan kunjungan setiap tahunnya. Dengan demikian pariwisata telah menjadi sektor unggulan di Provinsi Jawa Barat. Di daerah tersebut terdapat berbagai sektor pariwisata baik itu wisata alam, kuliner hingga wisata belanja. Salah satu objek wisata yang ada di Jawa Barat adalah Dusun Bambu. Berdiri seluas 15 hektar di bawah kaki Gunung Burangrang, Dusun Bambu Family Leisure Park dengan konsep ekowisata yang menggabungkan antara wisata alam dan restoran, mencoba menjadi founder di Provinsi Jawa Barat. Latar belakang berdirinya Dusun Bambu adalah lahan yang ditinggalkan para petani sekitar dalam keadaan yang memperihatinkan. Pada tahun 2008, sekumpulan pengusaha Indonesia berinisiatif untuk memperbaiki ekosistem lahan yang rusak ini dan menjadikannya sebuah surga juga lahan konservasi bambu. Berangkat dari kesuksesan Kampung Daun Cultural Gallery and Cafe, Dusun Bambu pun memiliki konsep dengan mengedepankan keindahan alam yang 1

hijau. Proyek Dusun Bambu dimulai dengan melakukan penghijauan melalui penanaman lebih dari 100.000 pohon. Pada tahun 2008 hingga tahun 2011, proyek Dusun Bambu diambil alih oleh alam sekitar. Pohon-pohon yang kecil pun tumbuh menjadi besar dan Dusun Bambu menjadi hijau kembali. Di bawah arahan arsitek hijau, Oky Kusprianto, bangunan di Dusun Bambu pun dirancang sebegitu rupa, sehingga tidak hanya indah secara estetika tetapi juga memiliki konsep green. Tahun 2012 proses konstruksi pun mulai berjalan, kontraktor dan puluhan landscaper menciptakan sebuah simponi yang indah antara alam dan arsitektur. Setelah sekian lama, penantian pun berakhir. Dusun Bambu membuka pintu pertama kali pada tanggal 16 Januari 2014, dihadiri berbagai pemuka masyarakat, pengusaha, serta masyarakat lokal. Dari banyaknya tempat wisata seperti wisata alam, sejarah (museum), wahana permainan, kuliner hingga wisata belanja, Dusun Bambu hadir menambah salah satu destinasi tempat wisata di Provinsi Jawa Barat. Dusun Bambu menerapkan konsep wisata alam yang dikemas dengan menarik. Dengan menggabungkan unsur tradisonal (bangunan yang menggunakan interior bambu dan bentuk yang sederhana) dan unsur alam yang masih sangat kental dengan sajian pemandangan khas dataran tinggi, juga ditambah nuansa danau buatan membuat pengunjung seakan merasa bersatu dengan alam. Dusun bambu yang didirikan pada tanggal 16 Januari 2014 ini, juga menawarkan konsep wisata alam yang dikemas dengan unsur edukasi. Selain itu, di daerah yang cukup luas ini terdapat beberapa fasilitas yang membuat para pengunjung merasa sangat nyaman, diantaranya adalah resto dengan sajian makanan tradisional dan internasional, saung yang dikelilingi oleh danau buatan, vila yang dikelilingi oleh sawah, dan juga fasilitas sepeda dengan pemandangan alam terbuka. Berikut adalah daftar jumlah kunjungan wisatawan di Dusun Bambu pada tahun pertamanya: 2

Tabel 1.2 Daftar Kunjungan Wisatawan Dusun Bambu di tahun 2014 ( Januari September) Waktu Jumlah Pengunjung Weekday (Senin Jumat) 2.000 Orang Weekend (Sabtu Minggu) 8.000 Orang Long Weekend (Libur Panjang) 13.000 Orang Sumber : Data wawancara perusahaan Dusun Bambu Tabel 1.2 membuktikan bahwa Dusun Bambu, mampu menarik pengunjung dengan jumlah yang banyak dibandingkan dengan objek wisata yang lain seperti Kampung Daun. Bahkan menurut data yang dirangkum oleh internal Dusun Bambu, dibandingkan dengan objek wisata lain yang cukup besar seperti Kampung Daun, yang hanya mampu meraih pasar sebanyak 750 orang setiap harinya tentu Dusun Bambu lebih unggul. Terlebih usia Dusun Bambu yang masih sangat baru dibanding dengan Kampung Daun. Salah satu faktor penting mengapa Dusun Bambu mampu meraup pasar yang besar adalah straetegi pemasaran yang dilakukan. Hal ini menjadi faktor kunci bagi suksesnya sebuah bisnis di tengah persaingan yang ada. Pengelola wisata harus mampu mengelola strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan target jumlah wisatawan. Salah satu aspek yang penting dalam strategi pemasaran adalah promosi. Keberhasilan suatu obyek wisata dalam meningkatkan jumlah wisatawan secara kontinyu tidak terlepas dari strategi promosi yang dilakukan pengelola objek wisata tersebut. Salah satu contoh perusahaan yang melakukan strategi promosi melalui media sosial adalah permandian air panas Bantingmurung yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut data internal Bantingmurung (http://visitsualwesiselatan.com), salah satu strategi promosi yang mereka lakukan ialah melalui media sosial dan hasil dari promosi melalui media sosial dapat terlihat dengan jumlah kunjungan yang semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini yang juga dilakukan Dusun Bambu untuk mengingkatkan tingkat kunjungan wisata. Strategi pemasaran yang efektif dan efisien akan mempercepat pengenalan produk dan jasa yang ditawarkan. 3

Pendapat penulis di atas didasari oleh Philip Kotler & Gerry Amstrong (2008:6) yang mendefinisikan pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan. Berbagai kiat menyusun strategi promosi dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Dengan demikian, strategi promosi pemasaran merupakan modal paling penting, karena dengan mengadakan kegiatan pemasaran maka produk dan jasa yang ditawarkan dapat dikenal oleh publik. Dalam proses pemasaran terdapat strategi yang harus dilakukan, menurut Tull dan Kahle dalam buku Tjiptono (1997:15) strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Rangkuti (2009:141) menjelaskan kiat menyusun strategi promosi yang kreatif berpedoman pada tiga hal penting, yaitu : 1) Save yang dimana pelanggan mendapatkan keutungan dari penghematan yang diperoleh apabila membeli suatu produk 2) Free yang dimana pelanggan mendapatkan gratis produk tertentu apabila membeli suatu produk, gratis menjadi member dalam suatu perkumpulan, dan sebagainya. 3) Win merupakan kiat yang populer digunakan oleh banyak produsen untuk menarik pelanggan. Dengan demikian strategi pemasaran menjadi bagian penting untuk menentukan bentuk pemasaran yang dilakukan. Dalam menentukan bentuk promosi, tentu faktor yang paling utama untuk ditinjau adalah faktor minat masyarakat. Di negara Indonesia sendiri, sedang terjadi masa transisi dari bentuk konvensional menuju bentuk modern. Hal ini tidak terlepas dari masuknya internet di Indonesia. Pada setahun akhir ini, populasi pengguna internet di Indonesia cukup besar, dapat dilihat pada gambar berikut: 4

Gambar 1.1 Data Pengguna Internet di Indonesia Sumber : Data statistik pengguna Internet (http://www.technasia.com) Dari data pada Gambar 1.1 terlihat bahwa internet telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Bahkan menurut harian online Tempo.com (http://www.tempo.co/read/news/2012/12/12/072447763/) Provinsi pengguna terbanyak ada di Jawa Barat. Lalu, diikuti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Menurut Samuel A Pangerapan, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, ini menunjukkan penyebaran yang relatif bagus. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan melakukan promosi melalui media internet, agar proses penyebaran informasi seputar produk atau jasa yang ditawarkan dengan mudah tersebar dikalangan masyarakat. Menurut George (2001:229) para marketer saat ini, dapat memanfaatkan media internet sebagai alat untuk menawarkan segala macam produk yang diinginkan. Iklan secara online dapat bertujuan untuk perlengkapan bauran marketing. Teori di atas menunjukan bahwa promosi melalui media sosial, sudah seharusnya dilakukan karena memiliki prospek yang cukup besar. Hal ini pula yang dilakukan oleh Dusun Bambu, bagaimana sistem promosi yang dilakukan berjalan cukup baik, sehingga mampu membangun hubungan yang kuat kepada konsumen. Hasilnya pun, ribuan pengunjung 5

berdatangan setiap harinya. Dalam kegiatan promosi, Dusun Bambu banyak melakukannya melalui media sosial dan media konvensional. Berikut adalah tabel saluran promosi yang dilakukan oleh Dusun Bambu: Tabel 1.3 Data Saluran Pemasaran Dusun Bambu Waktu Saluran Pemasaran Januari 2013 Januari 2014 Baliho dan spanduk Januari 2014 sekarang Media Sosial ( Twitter) Januari 2014 - Mei 2014 Koran Lokal Januari 2014 - Agustus 2014 Televisi Sumber : Data Wawancara Perusahaan Dusun Bambu (dengan bapak Dadang pada bulan agustus 2014 ) Dari table 1.3 tersebut, terlihat bahwa Dusun Bambu melakukan pemasaran melalui berbagai media promosi, namun media yang paling konsisten dipakai adalah media sosial. Hal ini dilihat dari frekuensi Dusun Bambu, dalam melakukan promosi yang berlangsung terus menerus hingga saat ini. Menurut data internal yang penulis peroleh, dalam satu hari minimal Dusun Bambu melakukan promosi melalui Twitter sebanyak 15 kali. Menurut Oetman,dkk (2007:11) pola kehidupan sehari hari telah berubah sejak adanya teknologi internet, karena dengan adanya teknologi internet, bumi seakan menjadi desa kecil yang tidak pernah tidur, semua jenis kegiatan dapat difasilitasi oleh internet. Dengan adanya internet, proses promosi dapat lebih mudah dan sering dilakukan. Alhasil kemajuan teknologi saat ini membawa suatu perubahan yang cepat dalam suatu kehidupan manusia dengan tanpa batas dan lebih efektif. Salah satu dampak teknologi adalah hadirnya masyarakat informasi. Masyarakat informasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan adanya pemanfaatan internet yang semakin luas oleh masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Menurut Ismamulhadi (2002:78) kehadiran masyarakat informasi membawa perubahan dan pergeseran yang sangat cepat dalam suatu kehidupan dunia tanpa batas (borderless world), yang pada gilirannya mempengaruhi mekanisme perdagangan baik secara nasional maupun internasional. Media sosial yang digunakan oleh Dusun Bambu 6

adalah Twitter, aplikasi jejaring berbentuk microblogging. Menurut Dan Zarella (2010 : 31) microblogging adalah bentuk blogging yang membatasi ukuran setiap post-nya. Misalnya Twitter updates hanya dapat berisi 140 karakter. Pembatasan ini melahirkan fitur, protocol dan perilaku yang sangat unik. Twitter berkembang cukup pesat dan menjadi salah satu media sosial yang digemari oleh masyarakat, khususnya di Indonesia. Hal ini dinyatakan pada Koran Tempo (http//www.tempo.com) Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2013 oleh Semiocast, peneliti sosial media, ada lima negara yang dianggap paling banyak menggunakan Twitter. Negara terbanyak pertama adalah Amerika Serikat, kedua Jepang, ketiga Indonesia, keempat Inggris, dan kelima Brazil. Sebanyak 24,3 persen pengguna atau sekitar 3,7 miliar tweet datang dari Amerika Serikat dan langsung mendominasi dunia Twitter. Jepang menyumbang 9,3 persen pengguna dan sekitar 1,8 miliar tweet. Sementara Indonesia memberikan angka sebanyak 6,5 persen pengguna dan 1 miliar tweet. Berdasarkan fakta di atas, terbukti bahwa Twitter adalah akses paling penting dalam melakukan kegiatan promosi melalui media sosial. Karena tingkat penggunaan Twitter khususnya di Indonesia cukup tinggi, sehingga proses penyebaran informasi seputar produk yang ditawarkan dapat berlangsung secara cepat. Berikut adalah bentuk promosi yang dilakukan melalui media Twitter: Gambar 1.2 Bentuk Promosi Dusun Bambu Melalui Twitter Sumber : Data twitter Dusun Bambu (https://twitter.com/dusun_bambu) Dikarenakan jumlah pengguna media sosial twitter di Indonesia, khususnya Provinsi Jawa Barat cukup besar, membuat Dusun Bambu untuk konsisten dalam melakukan promosi melalui jalur media sosial yang dilakukan hingga sekarang. Dusun 7

Bambu beranggapan bahwa media sosial adalah saluran yang tepat di era globalisasi, karena mampu mencangkup jangkauan yang cukup besar dalam waktu yang singkat. Dusun Bambu menggunakan media internet khususnya media sosial sebagai saluran promosi, dan hasilnya pun cukup memuaskan karena tidak kurang dari 1.000 pengunjung yang datang setiap harinya. Hal ini tidak terlepas dari promosi yang dilakukan melalui media sosial twitter oleh para pengunjung, yang kemudian menjadi perbincangan orang lain dan akan memancing orang untuk melakukan kunjungan ke Dusun Bambu. Berikut adalah riset perusahaan mengenai sumber informasi konsumen perihal Dusun Bambu: Tabel 1.4 Sumber Informasi Konsumen Mengenai Dusun Bambu Persentasi jumlah konsumen Saluran Promosi 57 % Twitter 15% Koran 16% Televisi 12% Baliho Sumber : Data Wawancara Perusahaan Dusun Bambu (dengan bapak Dadang pada bulan agustus 2014 ) Berdasarkan data pada Tabel 1.4, jumlah pengguna internet yang cukup banyak sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan promosi melalui media internet. Pemilihan Dusun Bambu sebagai obyek penelitian kali ini, didasarkan pada kesuksesan brand tersebut dalam memasarkan produk dan jasanya melalui media sosial, yang tergolong masih baru namun telah mampu menarik wisatawan dengan jumlah yang cukup banyak tiap harinya, sehingga bagaimana strategi promosi yang telah dilakukan oleh Dusun Bambu menjadi sangat menarik untuk diteliti bagi penulis. Dalam penelitian kali ini, masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah mengenai Bagaimana Strategi Promosi Melalui Media Sosial Twitter yang Dilakukan Dusun Bambu? 8

1.2 Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, Grand fokus yang ingin diangkat oleh peneliti adalah: Bagaimana Strategi Promosi Melalui Media Sosial Twitter yang dilakukan Dusun Bambu, yang terdiri dari sub fokus: 1) Apa latar belakang penggunaan media sosial twitter oleh Dusun Bambu? 2) Bagaimana pelaksanaan penggunaan media sosial twitter oleh Dusun Bambu? 3) Bagaimana evaluasi penggunaan media sosial twitter oleh Dusun Bambu? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengidentifikasi apa latar belakang Dusun Bambu menggunakan media sosial twitter dalam promosi 2) Untuk mengidentifikasi bagaimana bentuk pelaksanaan promosi Dusun Bambu melalui media sosial twitter 3) Untuk mengidentifikasi bagaimana evaluasi yang dilakukan oleh Dusun Bambu dalam promosi melalui media sosial twitter 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini kelak diharapkan menjadi rujukan dan masukan bagi penelitian di bidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan Analisis Strategi Promosi melalui media sosial dengan menggunakan analisis studi kasus serta memberikan kontribusi pemikiran dan gagasan ilmiah mengenai Dusun Bambu. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian mengenai Analisis Strategi Promosi melalui media sosial dapat dijadikan referensi perusahaan di bidang pariwisata lainnya yang sedang menyusun kegiatan strategi promosi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat 9

memberikan peran bagi industri pariwisata untuk terus meningkatkan kreatifitas dalam penyusunan strategi promosi dalam menarik calon wisatawan. 1.5 Tahapan Penelitian Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, penelitian harus lebih sistematis agar dapat diperoleh hasil penelitian yang sistematis pula. Berikut adalah alur tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis Gambar 1.3 Tahap Penelitian Mencari Ide Pengumpulan Data Data Primier Dusun Bambu Studi kepustakaan Pencarian teori terkait Analisis Data Validitas Data Hasil Akhir Penelitian Sumber : olahan peneliti 10

1.6 Lokasi dan Waktu Peneliti 1.6.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Dusun Bambu, yang berlokasi di Jalan Colonel Matsuri KM, Cisarua, Bandung Barat, Jawa Barat. 1.6.2 Waktu Penelitian Sedangkan waktu penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 hingga Januari 2015. Rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut: 11