PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2013

PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2012

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbarui adalah sumber daya lahan. Sumber daya lahan sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi bangsa dan rakyat. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas 3.185,80 km 2 ini terdiri

Tabel 2.8 Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Urusan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN HAK DI KABUPATEN LAMONGAN

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

Gambar 4.18 Bentuk partisipasi pemuda Dusun Baros tahap pemanfaatan mangrove. 56 Gambar 4.19 Bentuk partisipasi pemuda Dusun Tegalrejo tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB I PENDAHULUAN. bibit tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna Multi Purpose Tree Species

RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, berbatasan dengan : 1. Sebelah Utara: Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 6 TAHUN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas wilayah 506,85 km 2

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR

Data Capaian Pada Tahun Awal Perencan aan. Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN PADA TANAH MILIK DAN KEBUN RAKYAT

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

KEADAAN UMUM KABUPATEN BANTUL. Kabupaten Bantul terdiri dari 17 kecamatan, 75 desa, dan 933 dusun. Secara

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

BAB III PENUTUP. Kabupaten Bantul dalam rangka pengamanan pasir di wilayah pesisir di

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB I PENDAHULUAN. asli (alami) maupun perpaduan hasil buatan manusia yang dimanfaatkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

DAFTAR PERDA/PERKADA KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR YANG DIBATALKAN OLEH GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kondisi Kebun Buah Mangunan. 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Kebun Buah Mangunan

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN MENANAM POHON BELITUNG TIMUR PELANGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

PROGRAM/KEGIATAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DIY KHUSUS URUSAN KEHUTANAN TAHUN 2016

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

NGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN HAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 25 TAHUN 2005 TENTANG LEGALITAS DAN PEREDARAN HASIL KAYU HUTAN HAK/RAKYAT BUPATI KULON PROGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

MATRIKS RENCANA KERJA TA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.394/menhut-II/2004 TANGGAL : 18 Oktober 2005

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak diantara koordinat 110 o o Bujur Timur,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6886/Kpts-II/2002 TENTANG

Desa Semoyo merupakan salah satu desa di Kec. Pathuk kab. Gunung Kidul.

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

KRITERIA DAN INDIKATOR ADIPURA KENCANA

BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelangi Depok, Pantai Samas, Pantai Goa Cemara, dan Pantai Baru Pandansimo

KEBUTUHAN BENIH (VOLUME) PER WILAYAH PER JENIS DALAM KEGIATAN REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN. Oleh : Direktur Bina Perbenihan Tanaman Hutan

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

Transkripsi:

PROGRAM MENUJU INDONESIA HIJAU KABUPATEN BANTUL 2011 1. PROFIL KABUPATEN BANTUL 1.1. Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Apabila dilihat dari bentang alamnya secara makro, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat, serta kawasan pantai disebelah selatan. Kondisi bentang alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04-08 o 00 27 Lintang Selatan dan 11 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur 1.2. Luas wilayah administratif : 50.685 Ha, terdiri dari 17 kecamatan dengan jumlah penduduk 942.384 jiwa 1.3. Batas wilayah administrasi : Sebelah Timur Kabupaten Gunungkidul, Sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia, Sebelah Barat dengan Kabupaten Kulon Progo, dan Sebelah Utara dengan Kabupaten Sleman 1.4. Wilayah Kabupaten Bantul pada umumnya berupa daerah dataran (kemiringan kurang dari 2 %) dengan penyebaran di wilayah selatan, tengah dan utara seluas 31.371 Ha ( 61,96 %); daerah dengan kemiringan 2,1 40 % di wilayah timur dan barat seluas 15.148 Ha (30%) dan sebagian kecil wilayah timur dan barat seluas 4.011 Ha (8%) mempunyai kemiringan lereng diatas 40 % 2. KEBIJAKAN TERKAIT KONSERVASI 2.1. Peraturan Daerah Kab. Bantul No. 01 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2011 2015 2.2. Peraturan Daerah Kab. Bantul No. 04 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantul Tahun 2010 2030 2.3. Peraturan Daerah Kab. Bantul No. 10 Tahun 2011 tentang Izin Pemakaian Air Tanah dan Izin Pengusahaan Air Tanah 2.4. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 16 Tahun 2003 tentang Pengamanan Pasir, Kerikil dan Batu di Lingkungan Sungai dan Pesisir 2.5. Peraturan Bupati Bantul No. 13 Tahun 2005 tentang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Usaha Pertambangan Daerah Bupati Bantul

2.6. Peraturan Bupati Bantul No. 23 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul No. 16 Tahun 2003 tentang Pengamanan Pasir, Kerikil dan Batu di Lingkungan Sungai dan Pesisir 2.7. Peraturan Bupati Bantul No. 25 Tahun 2011 tentang Pertambangan Mineral 2.8. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul No. 567/Kep/BT/1998 tentang Penetapan Flora dan Fauna Identitas Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul 2.9. Instruksi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul Nomor 05/B/Inst/Bt/1996 tentang Larangan Penebangan Pohon Perindang Jalan 2.10. Instruksi Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bantul No. 10/B/Inst/Bt/1998 tentang Larangan Perburuan (Menembak dan Membunuh) Satwa Jenis Burung di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul 3. PROGRAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM 3.1. Pengelolaan Kawasan Lindung 3.2. Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan 3.3. Penyelamatan Penyu di Pantai Samas, Patihan dan Pandansimo 3.4. Pelestarian Hutan Mangrove 3.5. Rehabilitasi pantai 3.6. Konservasi sumber daya air 3.7. Rehabilitasi Hutan dan lahan 3.8. Penghijauan Lingkungan 3.9. Pengembangan agroforestri ( integrasi tanaman pertanian dan tanaman kehutanan) 3.10. Pengembangan Lahan Bawah Tegakan 4. PROGRAM DAN KEGIATAN TERKAIT PERUBAHAN IKLIM 4.1. Hemat energi 4.2. Energi terbaharukan 4.3. Energi alternatif 4.4. Inventarisasi dan identifikasi sumber emisi gas rumah kaca, khususnya BPO dan pembinaan serta pemantauan bengkel refrigerator 5. PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN KERUSAKAN HUTAN DAN LAHAN 5.1. Pelaksanaan izin di bidang kehutanan dan perkebun meliputi:

Pengesahan Laporan Hasil Penebangan (LHP) kayu rakyat oleh P2LHP (Pejabat Pengesah Laporan Hasil Penebangan); Penerbitan dokumen angkutan kayu berupa Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) untuk jenis kayu jati, mahoni dan sonokeling oleh P2SKSKB (Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sah Kayu Bulat); Penerbitan dokumen Surat Keterangan Asal Usul yang dilaksanakan oleh desa; yang merupakan dokumen angkutan kayu Rekomendasi izin tebang untuk kegiatan penebangan yang akan dilaksanakan di lokasi umum (milik pemerintah), dalam hal ini izin dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah sedangkan Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pekerjaan Umum dan Kantor Lingkungan Hidup mempunyai kewenangan sebatas rekomendasi. 5.2. Pengawasan kegiatan penambangan mineral /Batuan Dilakukan kegiatan pengawasan dan penertiban kegiatan penambangan mineral/batuan harus memiliki Izin Pertambangan Rakyat (IPR) bagi penambang rakyat dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bagi perseorangan yang menambang dengan alat berat dan bagi pengusaha. 5.3. Pengawasan terhadap kegiatan eksplorasi/pengeboran air tanah dan penurapan mata air Kegiatan pengawasan dan penertiban/penaatan untuk kegiatan pengeboran air tanah dan penurapan mata air harus memiliki ijin pemakaian air tanah 6. PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KONSERVASI SDA DAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN 6.1. Kegiatan Penghijauan Kawasan Pantai - Kelompok kelompok tani didaerah pesisir (antara lain Kelompok Tani Raharjo di Kwaru, Poncosari, Srandakan, Kel. Rindangsari di Patihan, Gading sari, Sanden) seluas kurang lebih 20 Ha dengan tanaman cemara udang, akasia, buah naga, melon - Kelompok Tani Lahan Pasir Makmur, dusun Soge, desa Srigading, Sanden, penghijauan tanaman pantai selatan dengan penyemaian 50.000 bibit jati, sengon dan cemara udang 6.2. Kegiatan Konservasi Penyu

Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Forum Konservasi Penyu Bantul dengan kegitan penyelamatan/konservasi penyu di lokasi penangkaran Pantai Samas, Patihan dan Pandansimo 6.3. Pelestarian Hutan Mangrove Kelompok masyarakat Pemuda Pemudi di Baros, Tirtohargo, Kretek dengan penanaman Mangrove dan tanaman lainnya seluas 6 Ha. 6.4. Pelestarian Sumber Mata Air Kelompok masyarakat di sekitar mata air, misalnya di 3 mata air di Kajor Kulon, Selopamioro, Imogiri 6.5. Kegiatan Evaluasi Pengelolaan LH di 17 Kecamatan Meliputi : Kegiatan Kalpataru (4 kategori), Pembinaan Kampung Hijau, Pembinaan Sekolah dan Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan; 6.6. Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan LH di 4 Kecamatan Meliputi Sosialisasi Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, Penyuluhan Pengendalian Pencemaran Air;

7. KEGIATAN PIHAK SWASTA DALAM KONSERVASI SDA DAN PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN NAMA PERUSAHAAN KEGIATAN LOKASI BRI Cabang Bantul Gerakan Menanam Pohon dalam rangka Ultah BRI ke 115 sebanyak 2650 pohon. Lahan kritis BPD DIY Cabang Bantul KAGAMA Yogyakarta PT. Adi Satria Abadi PT. Madubaru PT. Pertamina UPIV Bantuan alat biopori sebanyak 600 unit Kab. Bantul Yayasan Budha Tzu Chi Yogyakarta Bantuan Bibit sengon 50.000 batang Lahan kritis