BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

dokumen-dokumen yang mirip
BABl PENDAHULUAN. Negara membutuhkan ketersediaan dana untuk membiayai keperluan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan modernisasi perpajakan melalui penerapan e-spt dan e-filing diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai perkembangan yang sangat pesat.keunggulan dari internet tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus korupsi seperti kasus Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, dan yang baru-baru

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk kebutuhan negara juga kemakmuran rakyatnya (UU NO.16 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia & Lilis (2014:1) dalam bukunya menjelaskan pajak adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas negara. Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang diharapkan oleh suatu bangsa yang telah merdeka. Salah satu cara untuk

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam membayar pajak. Pajak dibayar untuk kepentingan negara dalam. membiayai pembangunan daerah. Pajak diarahkan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk kelangsungan sistem pemerintahan suatu negara. Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penerimaan pajak di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. macam kemudahan, kecepatan akses informasi, efektifitas dan efisiensi pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen dalam mengatur perekonomian negara, dapat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan pemerintah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali di Indonesia. Dari hari- kehari pengaruh globalisasi semakin kuat

BAB I PENDAHULUAN. yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. mewujudkan sistem administrasi perpajakan modern, SPT menurut

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

KONTRIBUSI PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (PPh OP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejak saat itulah Indonesia menganut Self Assessment System. di Indonesia memberi kepercayaan kepada pengusaha kena pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam penerimaan negara. Perkembangan kontribusi penerimaan pajak terhadap. Tabel 1. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib membayar pajak. pajak, yaitu dengan memperluas subyek dan obyek pajak atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perpajakan Indonesia dari sistem Official Assessment ke sistem Self Assessment.

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun diubah/disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, pajak

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia saat ini bersumber dari dalam negeri yaitu pajak. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Pajak yang bertujuan meningkatkan. kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan dan penambahan

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan, disebutkan bahwa: WajibPajak adalah orang pribadi atau

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional. Pembangunan nasional. merupakan kegiatan yang akan terus-menerus dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang perpajakan untuk tujuan. akan terlaksana dan target penerimaan pajak akan tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah. membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional diperoleh dari pendapatan sektor pajak. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membayar pajak adalah salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan bangsa. Sistem self assessment sudah berjalan selama lebih dari tiga dekade telah terbukti menjadikan pajak sebagai tulang punggung penerimaan negara untuk membiayai pembangunan negeri ini. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan tidak dengan mendapat imbalan secara langsung yang dikelola oleh Direktorat Jendral Pajak. (DJP,2015). Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan di bidang perpajakan berada di anggota masyarakat sendiri untuk memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan system self assessment yang dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia yaitu suatu sistem dimana wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya pajak yang terutang, memperhitungkan besarnya pajak yang sudah dipotong oleh pihak lain, membayar pajak yang harus dibayar dan melaporkan ke Kantor Pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku. Supaya sistem tersebut dapat berhasil dibutuhkan kesadaran, kejujuran, kedisiplinan dan keinginan Wajib Pajak untuk melakukan kewajibannya sesuai peraturan perpajakan yang berlaku. Akan tetapi dalam kenyataannya, keinginan masyarakat untuk membayarkan pajak masih tergolong rendah. Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak hingga 30 November 2015 mencapai Rp 876,975 triliun atau 67,76% dari target penerimaan pajak yang ditetapkan sesuai APBN-P 2015 sebesar Rp 1.294,258 triliun. Berdasarkan data pada tahun 2014, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak ada sebanyak 44,8 juta orang. Namun demikian, baru 26,8 juta orang diantaranya yang

2 telah terdaftar sebagai Wajib Pajak. Berdasarkan jumlah tersebut, hanya 10,3 juta Wajib Pajak yang menyampaikan SPT. (Kemenkeu,2015). Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pajak sejak 2004 telah memperkenalkan program penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan melalui aplikasi elektronik yang dikenal dengan nama e-filing atau electronic filing system. Langkah ini mengikuti beberapa negara yang tergolong maju yang telah lebih dulu memperkenalkan e-filing. Direktorat Jenderal Pajak melihat bahwa penggunaan e- Filing memberikan keuntungan bagi semua pihak, tidak hanya bagi wajib pajak dan otoritas perpajakan saja, serta ramah lingkungan (go green). (DJP, 2014) Dengan diterapkan sistem e-filing, diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mempersiapkan dan menyampaikan SPT karena dapat dikirimkan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang digunakan Wajib Pajak untuk perhitungan, pengisian dan penyampaian SPT. E-filing dapat meminimalkan biaya dan waktu karena hanya dengan komputer yang terhubung internet, penyampaian SPT dapat dilakukan kapan saja yaitu selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu (termasuk hari libur) dan dimana saja tanpa perlu datang ke kantor pajak untuk memberikannya kepada Petugas Pajak. (DJP, 2015). Menkeu menjelaskan dengan adanya e-filing diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat antara lain meningkatkan pelayanan perpajakan, sehingga masyarakat dapat dengan mudah melaporkan pajak dimana saja mereka akan membayar. Tetapi kenyataannya masih banyak Wajib Pajak yang belum menggunakan fasilitas tersebut. (Liputan6,2016) Berikut ini rasio penggunaan sistem e-filing oleh Wajib Pajak Orang Pribadi:

3 Tabel 1.1 Rasio Penggunaan Sistem E-Filing Uraian 2015 2014 Pertumbuhan Manual 6,429,925 6,510,408-1,24% E-Filing 2,496,397 1,081,164 130,90% Total 8,926,322 7,591,572 17,58% Sumber : Dashboard Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2014, Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak, dapat disimpulkan bahwa di Tahun Pajak 2015 secara manual tanpa e-filing mengalami penurunan sebesar -1,24% atau sejumlah 80,483 SPT, kemudian peningkatan terhadap pengguna e-filing sebesar 130,90% atau sejumlah 1,415,233. Dari data tersebut meskipun peningkatan pengguna e-filing dari tahun sebelumnya dapat dikatakan tinggi, namun tetap saja masih banyak wajib pajak yang belum memanfaatkan sistem tersebut atau dapat disimpulkan bahwa masih banyak wajib pajak yang belum menggunakan sistem e-filing terlihat dari masih banyaknya jumlah pelapor SPT secara manual yaitu sebesar 6,429,397 SPT manual. Sistem e-filling hanya dapat diakses dengan memanfaatkan jaringan internet dan untuk dapat menggunakan e-filling Wajib Pajak dituntut untuk dapat mengoperasikan internet. Meskipun masyarakat Indonesia yang dapat mengoperasikan internet dapat dikatakan banyak namun masih banyak pula yang belum dapat memanfaatkannya. Hal tersebut terlihat dari data statistik internet Indonesia di beberapa kota di DKI Jakarta seperti berikut:

4 Tabel 1.2 Statistik Internet Indonesia di DKI Jakarta Sumber : Badan Pengawas Statistik (2014) Badan Pengawas Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah pengguna internet di DKI Jakarta mencapai 6,3 juta orang hingga akhir tahun 2014 dari 10 juta orang. Menurut populasi dari tabel diatas, jumlah pengguna internet terbanyak adalah di Jakarta Selatan sebanyak 84,54%, dan pengguna internet yang paling rendah terdapat di Jakarta Pusat yaitu 73,10%. Dari survei tersebut pengguna internet di DKI Jakarta dapat dikatakan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa sudah banyak orang yang dapat menggunakan internet tapi tidak mengerti cara menggunakannya atau memanfaatkannya karna masih banyak wajib pajak yang melapor SPT secara manual. Wilayah Populasi Total (Jiwa) Pengguna Internet (Jiwa) Penetrasi Pengguna Internet (%) Kepulauan 23.011 18.118 78,74% Seribu Jakarta Selatan 2.164.070 1.829.504 84,54% Jakarta Timur 2.817.994 2.297.792 81,54% Jakarta Pusat 910.381 665.488 73,10% Jakarta Barat 2.430.410 1.842.250 75,80% Jakarta Utara 1.729.444 1.353.289 78,25% Total 10.075.310 6.348.416 63.00% Sesuai latar belakang masalah diatas, penelitian tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkaji adakah pengaruhnya penerapan sistem e-filing dan pemahaman internet terhadap kepatuhan wajib pajak berdasarkan kenyataan bahwa penggunaan sistem e-filing yang masih rendah serta statistik penggunaan internet yang tinggi namun pemahaman terhadap pemanfaatan internet yang kurang karena untuk dapat menggunakan e-filing Wajib Pajak harus dapat mengoperasikan internet. Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dengan ini peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Sistem E-filing dan

5 Pemahaman Internet terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung Dua. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan kondisi tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah Penerapan Sistem e-filing berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Cakung Dua? 2. Apakah Pemahaman Internet berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Jakarta Cakung Dua? 3. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara Penerapan Sistem e- Filing dan Pemahaman Internet terhadap Kepatuhan Wajib Pajak? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Cakung Dua. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemahaman internet terhadap kepatuhan Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Cakung Dua. 3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filing dan pemahaman internet secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang dibedakan menjadi dua macam yaitu manfaat bagi penulis, pembaca dan bagi Dirjen Pajak. 1. Bagi Penulis dan Pembaca a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk penelitian sejenis yang tertarik melakukan penelitian selanjutnya. b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan wawasan, informasi, serta pemikiran dan ilmu pengetahuan yang

6 khususnya berkaitan dengan Pengaruh Sistem E-Filing dan Pemahaman Internet terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi untuk menambah wawasan mengenai kemudahan pelaporan SPT bagi Wajib Pajak. 2. Bagi Direktorat Jendral Pajak dan KPP Pratama Jakarta Cakung Dua, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi aparat pajak dalam memberikan gambaran mengenai pengaruh sistem e-filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak sehingga dapat berinovasi dalam mengembangkan teknologi untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap Wajib Pajak. 1.5 Batasan Masalah Peneliti perlu membatasi masalah dalam kegiatan penelitian ini agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas. Batasan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai Pengaruh Penerapan Sistem E-filing dan Pemahaman Internet terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang dijadikan subyek penelitian adalah Wajib Pajak yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Cakung Dua. 1.6 Sistematis Penulisan Didalam sistematika penulisan ini penulis membagi 5 bagian pembahasan, yaitu: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang informasi umum yaitu latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori yang diambil dari beberapa kutipan buku, yang berupa pengertian dan definisi, kerangkan pemikiran.

7 BAB 3 BAB 4 BAB 5 : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan variabel data, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data serta analisis. : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang profil organisasi/ perusahaan, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian. : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran penulis.