PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang: SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Indeks: PENDIDIKAN. PENERANGAN. Kebudayaan. Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekaman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3473);

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK, KARYA REKAM, DAN KARYA ELEKTRONIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INTERNATIONAL STANDARD BOOK NUMBER

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 94 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 11 TAHUN 1989 (11/1984) TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PELABUHAN II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN NOMOR : P.1/II-KUM/2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 51 TAHUN 2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3418); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik I

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN KOLEKSI KHUSUS

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 1988 TENTANG LEMBAGA PEMBIAYAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V IZIN PENDAFTARAN MEREK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN PERFILMAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 109/PMK.04/2008 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DI BIDANG CUKAI MENTERI KEUANGAN,

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1997 TENTANG DOKUMEN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1993 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PENDAFTARAN MEREK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1981 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) INDONESIA FARMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN NASKAH KUNO

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0115 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1990 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) LISTRIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 39 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR : 9 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. Presiden Republik Indonesia,

ANALISIS BIBLIOGRAFI NASIONAL INDONESIA PERIODE

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1995 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1985 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SANG HYANG SERI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN BUPATI TANGERANG

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

KEPUTUSAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1984 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) MENJADI PERUSAHAAN UMUM (PERUM)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2000 TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1991 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PATEN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1984 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) HUSADA BHAKTI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1993 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1992 TENTANG BENDA CAGAR BUDAYA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1990 TENTANG MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1978 TENTANG PERUSAHAAN UMUM POS DAN GIRO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA-REKAM PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, dipandang perlu mengatur pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam serta pengelolaannya dengan Peraturan Pemerintah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3418); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Karya cetak adalah semua jenis terbitan dari setiap karya intelektual dan/atau artistik yang dicetak dan digandakan dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan sejenisnya yang diperuntukkan bagi umum.

- 2-2. Karya rekam adalah semua jenis rekaman dari setiap karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan, dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi yang diperuntukkan bagi umum. 3. Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang berkedudukan di lbukota Negara yang mempunyai tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Negara Republik Indonesia. 4. Perpustakaan Daerah adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibukota Propinsi yang diberikan tugas untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di Daerah. 5. Penerbit adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum, baik milik Negara maupun swasta yang menerbitkan karya cetak. 6. Pengusaha rekaman adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum, baik milik Negara maupun swasta yang menghasilkan karya rekam. 7. Koleksi adalah kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan. 8. Bibliografi adalah daftar bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disusun menurut sistem tertentu. Pasal 2 Untuk kepentingan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian, dan penyebaran informasi serta pelestarian hasil budaya bangsa, setiap: 1. penerbit;

- 3-2. pengusaha rekaman; 3. warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan/direkam di luar negeri; 4. orang atau badan usaha yang memasukkan karya cetak dan/atau karya rekam mengenai Indonesia; wajib menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, atau badan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. BAB II PELAKSANAAN SERAH-SIMPAN KARYA CETAK Pasal 3 (1) Setiap penerbit yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia yang menghasilkan karya cetak, wajib menyerahkan karya cetaknya sebanyak 2 (dua) buah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang bersangkutan. (2) Setiap warga Negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan di luar negeri, wajib menyerahkan 2 (dua) buah setiap judul kepada Perpustakaan Nasional. (3) Penyerahan hasil karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah selesai diterbitkan. Pasal 4 (1) Setiap orang atau badan yang memasukkan karya cetak mengenai Indonesia ke dalam wilayah Indonesia dengan maksud

- 4 - diperdagangkan yang jumlahnya: a. lebih dari 10 (sepuluh) buah setiap judulnya; atau b. kurang dari 10 (sepuluh) buah setiap judul, tetapi dalam jangka waktu dua tahun memasukkan lagi karya yang sama sehingga jumlahnya melebihi 10 (sepuluh) buah; wajib menyerahkan sebuah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional. (2) Penyerahan karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dikeluarkan dari pabean. Pasal 5 (1) Jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri dari : a. buku fiksi; b. buku non fiksi; c. buku rujukan; d. karya artistik; e. karya ilmiah yang dipublikasikan; f. majalah; g. surat kabar; h. peta; i. brosur; j. karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional. (2) Selain jenis karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yang termasuk wajib diserahkan adalah edisi cetakan kedua,

- 5 - ketiga dan seterusnya, yang mengalami perubahan isi dan/atau bentuk. Pasal 6 (1) Karya cetak yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah harus memenuhi persyaratan kualitas atau sama dengan yang diedarkan. (2) Karya cetak yang diserahkan tidak dalam bentuk fotokopi. Pasal 7 (1) Penyerahan karya cetak dapat dilakukan secara langsung atau dikirimkan melalui Pos tercatat kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah. (2) Pengiriman melalui Pos sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dengan cara yang baik dan aman sesuai ketentuan pengiriman karya cetak pada umumnya. (3) Pengiriman dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini dengan dibuktikan tanggal pengiriman karya cetak tersebut. (4) Karya cetak yang telah diterima, selanjutnya dicatat oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah yang bersangkutan dan kepada pengirim diberikan tanda bukti penerimaan.

- 6 - BAB III PELAKSANAAN SERAH SIMPAN KARYA REKAM Pasal 8 (1) Setiap pengusaha rekaman yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia yang menghasilkan karya rekam dan setiap Warga Negara Indonesia yang hasil karyanya direkam di luar negeri, wajib menyerahkan sebuah karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang bersangkutan. (2) Penyerahan hasil karya rekam tersebut selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari sejak disebarluaskan atau dipasarkan. Pasal 9 (1) Setiap orang yang memasukkan karya rekam mengenai Indonesia yang jumlahnya: a. lebih dari 10 (sepuluh) buah setiap judulnya, atau b. kurang dari 10 (sepuluh) buah setiap judul, tetapi dalam jangka waktu dua tahun memasukkan lagi karya rekam yang sama sehingga jumlahnya melebihi 10 (sepuluh) buah; wajib menyerahkan sebuah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional. (2) Penyerahan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dikeluarkan dari pabean. Pasal 10 (1) Jenis karya rekam yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya

- 7 - intelektual dan/ atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita atau piringan, seperti film, kaset audio, kaset video, video disk, piringan hitam, disket dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi. (2) Penyerahan, penyimpanan dan pengelolaan karya rekam berupa film ceritera atau dokumenter diatur dengan Peraturan Pemerintah tersendiri. Pasal 11 Karya rekam yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah harus memenuhi persyaratan kualitas. Pasal 12 (1) Karya rekam yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, dapat dilakukan secara langsung atau dapat pula secara tidak langsung melalui Pos tercatat. (2) Pengiriman melalui Pos, harus dilakukan dengan cara yang baik dan aman sesuai dengan ketentuan pengiriman Pos. (3) Pengiriman karya rekam dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini, dengan dibuktikan tanggal pengiriman karya rekam tersebut. (4) Karya rekam yang telah diterima, dicatat oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, dan pengirim diberikan tanda bukti penerimaan.

- 8 - BAB IV PENYERAHAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 13 (1) Setiap penerbit di wilayah Negara Republik Indonesia dan setiap orang yang bertanggung jawab memasukkan karya cetak mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, wajib menyerahkan daftar judul karya cetaknya kepada Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah. (2) Daftar judul sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat sekurang-kurangnya keterangan judul karya cetak, nama pengarang/penyusun/penerjemah, nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, jumlah halaman, jenis edisi. (3) Daftar judul karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah yang bersangkutan secara berkala dan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan tahun takwim sekali. (4) Daftar judul karya cetak ditandatangani oleh penanggung jawab penerbit atau warga negara Indonesia yang karyanya diterbitkan di luar negeri atau orang yang bertanggungjawab memasukkan karya cetak mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Pasal 14 (1) Setiap pengusaha rekaman di wilayah Negara Republik Indonesia dan orang yang bertanggung jawab memasukkan karya rekam mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib menyerahkan daftar judul karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah.

- 9 - (2) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) memuat sekurang-kurangnya nama pencipta/komposer/pengarang/sutradara, judul karya rekam, tempat perekaman, nama perusahaan rekaman, dan tahun perekaman. (3) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah secara berkala dan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan tahun takwim sekali. (4) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditandatangani oleh penanggung jawab rekaman, atau warga negara Indonesia yang karyanya direkam di luar negeri atau orang yang bertanggung jawab memasukkan karya rekam mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia. BAB V PENGELOLAAN KARYA CETAK, KARYA REKAM DAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM Pasal 15 (1) Pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dilakukan oleh: a. Perpustakaan Nasional; b. Perpustakaan Daerah. (2) Kepala Perpustakaan Nasional bertanggung jawab atas pengelolaan karya cetak dan karya rekam yang diserah-simpankan. (3) Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi penerimaan, penyimpanan, pendayagunaan, pelestarian, pengawasan atas pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam.

- 10 - Pasal 16 (1) Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah wajib memberikan tanda bukti penerimaan karya cetak atau karya rekam yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 8 atau Pasal 11. (2) Tanda bukti penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) khusus untuk karya cetak memuat keterangan sekurang-kurangnya judul karya cetak, nama pengarang/penyusun/penerjemah, nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, jumlah, dan jenis edisi. (3) Tanda bukti penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) khusus untuk karya rekam memuat keterangan sekurang-kurangnya nama pencipta/komposer/pengaransir/sutradara, judul karya rekam, jumlah perekaman, nama perusahaan rekaman dan tahun perekaman. Pasal 17 (1) Karya cetak dan karya rekam yang diterima oleh Perpustakaan Nasional dan perpustakaan Daerah, dicatat, diolah, disimpan, dilestarikan, dan didayagunakan sesuai dengan ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam. (2) Karya cetak dan karya rekam yang karena sifatnya dilarang Pemerintah untuk diedarkan untuk umum, hanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu setelah mendapat izin khusus dari Kepala Perpustakaan Nasional. (3) Ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih

- 11 - lanjut oleh Kepala Perpustakaan Nasional. Pasal 18 Daftar judul karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Daerah, disusun, disimpan, dan digunakan sebagai alat informasi serta sebagai alat pemantau pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam. Pasal 19 (1) Karya cetak dan karya rekam yang telah diserahkan, dimuat dalam Bibliografi Nasional Indonesia yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional, dan Bibliografi Daerah, yang diterbitkan oleh Perpustakaan Daerah. (2) Bibliografi Nasional Indonesia dan Bibliografi Daerah diterbitkan secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga bulan dan kumulasi tahunan. (3) Bibliografi Nasional Indonesia, Bibliografi Daerah, dan kumulasi tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disampaikan kepada orang atau badan yang menyerah-simpankan karya cetak dan atau karya rekam, Pasal 20 (1) Perpustakaan Nasional, dan Perpustakaan Daerah dalam menyelenggarakan pengelolaan, dapat: a. melakukan pemantauan pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang menjadi tanggung jawabnya; b. memberi peringatan kepada para wajib serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang lalai melakukan kewajibannya;

- 12 - c. mendayagunakan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Pendayagunaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c harus memperhatikan keseimbangan antara peningkatan/pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Semua ketentuan yang mengatur serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang telah ada pada saat diundangkan Peraturan Pemerintah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti berdasarkan peraturan Pemerintah ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Pelaksanaan teknis ketentuan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Perpustakaan Nasional. Pasal 23 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

- 13 - Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1991 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA ttd MOERDIONO Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 1991 PRESIDEN ttd SOEHARTO

- 14 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAKDAN KARYA REKAM UMUM Karya cetak dan karya rekam mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang pembangunan pada umumnya, khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi dalam rangka peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa. Oleh karena itu semua terbitan dan rekaman hasil budaya bangsa perlu dihimpun dan dilestarikan untuk membentuk koleksi nasional yang lengkap. Untuk mewujudkan upaya tersebut, telah diundangkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Agar Undang-undang ini dapat dilaksanakan, perlu dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur tata cara serah-simpan karya cetak dan karya rekam, pengelolaan penerimaan dan penyimpanan karya cetak dan karya rekam serta pelestarian dan pendayagunaan sebagai koleksi nasional. Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan pula sebagai pedoman bagi mereka yang diwajibkan melaksanakan Undang-undang tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. PASAL DEMI PASAL

- 15 - Pasal 1 Pasal 2 Termasuk kewajiban menyerahkan disini bukan hanya yang tercantum dalam ayat ini saja, tetapi badan-badan Pemerintah yang menerbitkan dan atau memasukkan karya cetak dan karya rekam untuk kepentingan masyarakat umum. Pasal 3 Kewajiban bagi penerbit untuk menyerahkan karya cetak kepada Perpustakaan Daerah hanya berlaku bagi penerbit yang berada di wilayah Perpustakaan Daerah yang bersangkutan. Ayat (3) Selesai diterbitkan, dalam arti karya cetak tersebut telah selesai dan siap untuk dipasarkan/disebarluaskan pada masyarakat umum. Pasal 4

- 16 - Pasal 5 Karya cetak yang dimaksud dalam angka ini tidak termasuk: buku kerja/buku agenda/buku harian, kartu undangan/kartu ucapan selamat dan sejenis, kartu nama/tanda pengenal, kalender/tanggalan, surat-surat, karya ilmiah yang tidak dipublikasikan, label/stiker, spanduk, daftar harga, blanko formulir, jadwal perjalanan, neraca keuangan dan yang sejenis, laporan yang tidak dipublikasikan, pelbagai jenis karcis, kertas penutup dinding, kertas bungkus dan yang sejenis, dan lain-lain karya cetak yang bukan karya intelektual dan artistik. Pasal 6 Persyaratan kualitas misalnya penjilidan,jenis kertas, tulisan jelas, atau kondisi yang memungkinkan wujud karya cetak bisa tahan lama untuk disimpan. Pasal 7

- 17 - Kewajiban bagi pengusaha rekaman dan warga negara Indonesia yang hasil karyanya direkam di luar negeri untuk menyerahkan karya rekam kepada Perpustakaan Daerah hanya berlaku bagi mereka yang berada di wilayah Perpustakaan Daerah yang bersangkutan. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Jenis karya rekam yang tidak termasuk dalam ayat ini seperti kaset rekaman rapat, film rekaman keluarga, video permainan,

- 18 - rekaman biru, disket rekaman administrasi kantor, disket permainan, dan yang sejenis. Pengaturan secara tersendiri ini mengingat bahwa karya rekam film ceritera atau dokumenter sifatnya memerlukan penanganan secara khusus. Untuk itu perlu adanya suatu badan yang menyimpan atau mengelola secara khusus pula. Pengaturan tersendiri ini meliputi pengaturan penyimpanan, penyerahan, pengelolaan, dan penetapan badan yang berwenang untuk menyimpan atau mengelola film ceritera atau film dokumenter. Pengertian film dokumenter disini adalah film dokumenter yang tidak termasuk untuk diserahkan/disimpan di Arsip Nasional berdasarkan Undang-undang Kearsipan. Pasal 11 Rekaman yang diserah-simpankan bukan merupakan rekaman utama tetapi rekaman hasil penggandaan. Kualitas disini artinya kualitas rekaman, bahan baku, keuntuhan, kelengkapan ceritera setelah lulus sensor, atau yang memungkinkan bisa tahan lama untuk disimpan. Pasal 12 Ayat (3)

- 19 - Ayat (4) Pasal 13 Ayat (3) Ayat (4) Pasal 14 Ayat (3) Ayat (4)

- 20 - Pasal 15 Ayat (3) Pasal 16 Ayat (3) Pasal 17 Ayat (3)

- 21 - Pasal 18 Pasal 19 Ayat (3) Pasal 20 Karya cetak dan karya rekam yang diserah-simpankan kepada Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, pada hakekatnya bukan semata-mata untuk disimpan. Namun agar berguna bagi pemakainya, maka karya cetak dan karya rekam tersebut dapat didayagunakan oleh masyarakat baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun kegiatan lain yang bermanfaat. Untuk itu pendayagunaan dapat dilakukan dengan cara dipinjamkan misalnya untuk penelitian dengan dibaca, dipelajari, dilihat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendayagunaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, bukan dalam pengertian yang seluas-luasnya, misalnya untuk dijual, diperbanyak, atau di

- 22 - pertunjukkan di muka umum dengan memungut biaya, tetapi harus tetap memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini,misalnya Undang-undang Hak Cipta, Undang-undang Pengawasan Barang Cetakan yang dapat membahayakan ketertiban umum. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23