1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang tajam dalam dunia bisnis saat ini mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan mencapai kinerja yang lebih baik. Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Tetapi hanya dengan sekala besar saja tidaklah cukup, karena ada beberapa strategi bagi perusahaan besar yang mampu menjamin keberhasilannya, akan tatapi ada juga strategi yang dapat merugikan dirinya sendiri. Tekanan global terhadap dunia usaha semakin meningkat yang menuntut akuntabilitas, responsibilitas dan transparansi korporat atas kinerja lingkungan, dan tanggungjawab sosial. Pengungkapan atas kinerja lingkungan dan tanggungjawab sosial tersebut kini sudah banyak dipraktekan oleh perusahaan-perusahaan baik melalui media laporan tahunan dan media lainnya seperti website atau laporan secara terpisah yang disebut sustainability report (laporan keberlanjutan) yang memuat tiga aspek pokok yaitu: kinerja lingkungan, kinerja sosial, dan kinerja ekonomi. Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholders lainnya. Pelaporan tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik dan
2 stakeholders lainnya tentang bagaimana perusahaan telah mengintegrasikan corporate social responsibilty (CSR): - lingkungan dan sosial - dalam setiap aspek kegiatan operasinya. Kesadaran perusahaan bahwa nasib dirinya tergantung juga pada kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar memang meningkat akhir-akhir ini. Karena itu, perusahaan-perusahaan giat mencari cara bagaimana meningkatkan corporate social responsibility (CSR). Perusahaan akan mampu mengangkat status CSR ke tingkat yang lebih tinggi dengan menjadikannya sebagai bagian dari upaya brand building dan peningkatan corporate image. Namun upaya-upaya CSR tersebut masih jarang yang dijadikan sebagai bagian dari perencanaan strategis perusahaan di Indonesia. Corporate social responsibility biasanya dipahami sebagai cara sebuah perusahaan dalam mencapai keseimbangan atau integrasi dari ekonomi, environment atau lingkungan dan persoalanpersoalan sosial dan dalam waktu yang sama bisa memenuhi harapan dari shareholders maupun stakeholders. Produk-produk dari Unilever yang terdiri dari consumer goods telah tersebar di seluruh dunia dengan total penjualan lebih dari 27 juta Euro, 29% disumbang dari penjualan produk mereka di Asia dan Afrika (www.unilever.com 2007). Pada sisi lain, prestasi yang diraih oleh Unilever Indonesia ini kian menegaskan keberhasilan mereka dalam menancapkan jejak bisnisnya di tanah air sebuah ikhtiar yang telah dilakukan sejak tahun 1933. Unilever Indonesia juga dipilih sebagai perusahaan terbaik nomer satu se Asia. Sebuah hasil yang sungguh layak diapresiasi. Sebuah hasil yang juga menunjukkan satu bukti bahwa roda bisnis di negeri ini ternyata terus melaju. (The Asia Business Week).
3 Salah satu produk Unilever yang menjadi pemimpin pasar adalah Lifebuoy. Menurut hasil survei yang dilakukan Swa bersama MarkPlus dan MARS, Lifebuoy adalah salah satu produk yang memiliki brand value tertinggi pada tahun 2003, 2004, 2005 untuk kategori sabun mandi padat. Perlindungan dan kebersihan adalah komitmen Lifebuoy untuk masyarakat. Oleh karena itu, sejak bertahun-tahun yang lalu Lifebuoy telah membuat program-program pertanggungjawaban sosial untuk memberikan pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang arti penting menjaga kebersihan. Program-program yang telah dilakukan oleh Lifebuoy antara lain, kampanye membudayakan mencuci tangan dengan sabun, kampanye kebersihan lingkungan, menyumbang sarana MCK untuk masyarakat miskin, menyumbang sarana kebersihan untuk sekolah-sekolah dalam program berbagi sehat yang pada intinya mengajak masyarakat untuk saling mengingatkan untuk menjaga kebersihan. Program berbagi sehat merupakan sebuah program pemasaran yang lebih difokuskan untuk memberikan manfaat sosial bagi masyarakat. Lifebuoy menjalankan program berbagi sehat dengan menekankan kampanye mencuci tangan dengan sabun dan membangun sarana kebersihan di lingkungan masyarakat dan sekolah karena hingga saat ini di negara-negara berkembang, diare adalah salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa program corporate social responsibility ini mendatangkan banyak keuntungan bagi perusahaan dan membawa efek yang positif bagi masyarakat, tetapi apakah perilaku pembelian konsumen akan terpengaruh oleh program-program corporate social responsibility? Atas dasar itulah
4 penulis bermaksud untuk mengetahui bagaimanakah respon konsumen terhadap kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan Lifebuoy dan apakah kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan oleh Lifebuoy ini membawa efek langsung terhadap perilaku pembelian konsumen dengan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DALAM PENERAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP BRAND LOYALTY SABUN MANDI LIFEBUOY. Penelitian dilakukan dengan melakukan survei terhadap mahasiswa Ekstensi S1 Fakultas Ekonomi. B. Rumusan Permasalahan Pada persaingan yang semakin ketat dan diferensiasi produk yang semakin sulit dilakukan, kegiatan corporate social responsibility merupakan salah satu alternatif yang inovatif dan sulit ditiru oleh kompetitor dalam membina hubungan baik dengan konsumen (consumer relationship), karena setiap perusahaan mempunyai strategi sendirisendiri dalam penerapan program corporate social responsibility. Perusahaan perlu mengetahui apakah program corporate social responsibility yang telah di lakukan membawa dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen terutama loyalitas merek? Agar masalah dapat terjawab secara akurat maka masalah yang akan diteliti perlu dirumuskan secara spesifik. Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility mempengaruhi brand loyalty sabun mandi Lifebuoy?
5 C. Kerangka Konseptual Persepsi Konsumen (X) 1. Persepsi Terhadap Motivasi CSR 2. Persepsi Terhadap Tujuan CSR 3. Persepsi Terhadap Kesesuaian CSR 4. Persepsi Kesesuaian Produk dengan CSR 5. Persepsi Tentang Manfaat Perilaku Pembelian Brand Loyalty (Y) Gambar 1.1 Sumber: Kotler (2001: 266) D. Batasan Masalah Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian dapat dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah akan diteliti. Untuk itu diperlukan batasan, variabel apa saja yang akan diteliti serta bagaimana hubungan variabel tersebut dengan variabel yang lain. Penelitian ini hanya dibatasi mengenai persepsi konsumen pada corporate social responsibility yang telah dilakukan oleh Lifebuoy dan pengaruhnya terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy. E. Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility terhadap loyalitas merek sabun mandi Lifebuoy.
6 F. Tujuan Dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan, maka penulis menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui dan menganalisis persepsi konsumen pada penerapan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh Lifebuoy 2007. 2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi konsumen dalam penerapan program corporate social responsibility terhadap brand loyalty sabun mandi Lifebuoy 2007. B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai sarana untuk latihan berpikir secara logis dan sistematis. b. Untuk belajar menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah. 2. Bagi perusahaan Sebagai bahan referensi jika perusahaan ingin mengetahui apakah penerapan program corporate social responsibility mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.