BAB I PENDAHULUAN. Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat. normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar ini dipengaruhi oleh faktor endogen (keadaan jasmani, panca

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kekurangan Energi Protein (KEP) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut data World

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB V PEMBAHASAN. seseorang saat ini. Menurut Depkes untuk memudahkan penyelenggaraan terapi diet

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) generasi. penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Komplikasi infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) terhadap

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan besarnya jumlah penderita kehilangan darah akibat

BAB I PENDAHULUAN. proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lahir dalam waktu yang cukup (Andriana, 2007). fisiologi, anatomi dan hormonal yang berbeda-beda. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Schizophrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri dari hubungan antar pribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang panca indra). Pada pasien penderita ditemukan penurunan kadar transtiretin atau prealbumin yang merupakan pengusung hormon tiroksin yang menyebabkan permasalahan pada zalir serebrospinal (Suryani, 2003). Hingga sekarang belum ditemukan penyebab (etiologi) yang pasti mengapa seseorang menderita schizophrenia. Ternyata dari penelitianpenelitian yang telah dilakukan tidak ditemukan faktor tunggal. Penyebab schizophrenia menurut penelitian terakhir antara lain karena Faktor Genetik, Virus, Auto Antibodi dan malnutrisi (Yosep, 2008). Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran bagi timbulnya schizophrenia kelak

2 dikemudian hari. Gangguan ini muncul, misalnya, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal (Yosep, 2008). Pada penelitian baru yang dilakukan oleh Srensen ditemukan adanya risiko schizophrenia pada bayi dari wanita yang menderita anemia. Hal ini menurut peneliti karena wanita hamil membawa perangkat organ dan jaringan tambahan, maka dia membutuhkan tambahan zat besi yang diperlukan untuk memproduksi haemoglobin sebagai protein yang mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk memastikan tercukupinya oksigen yang yang dibutuhkan. Kami menduga bahwa kekurangan zat besi pada ibu dapat mengganggu jalur penting yang mempengaruhi pengiriman oksigen dan nutrisi ke janin," ujar Srensen pada laporannya yang telah diterbitkan di Journal Schizophrenia Bulletin. Pada penelitian sebelumnya juga didapati bahwa kegagalan untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada otak yang sedang berkembang dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap gangguan seperti schizophrenia. Pada penelitian Tiao-lai huang tentang penurunan albumin serum pada pasien Taiwan dengan schizophrenia disebutkan bahwa albumin memainkan peran penting dalam fungsi fisik yang dapat menunjukkan cerebrospinal fluid (CSF) / kecerdasan. Konsentrasi serum albumin dapat

3 menjadi penanda prognostik untuk kematian pada pasien rawat inap lansia, Oleh karena itu, tingkat albumin serum mungkin juga diterapkan sebagai penanda untuk kasus klinis pada pasien dengan schizophrenia. Oleh karena itu peran albumin serum adalah penting dalam Penyakit kejiwaan. Pada tahun 2011, dari 2.584 pasien yang di rawat inap di RS Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta sebanyak 1873 pasien (72.5%) dengan diagnosa Schizophrenia. Dari pasien rawat inap dengan diagnosa Schizophrenia tersebut, 37% (956 pasien) berasal dari pasien Dinas Sosial. Sedangkan status gizi pasien rawat inap 15% dengan status gizi kurang kategori kurus dan 15.4% dengan status gizi kurang kategori kurus sekali. Status gizi kurang kategori kurus dan kurus sekali paling banyak ditemukan pada pasien Dinas Sosial. Pasien Dinas Sosial adalah Penduduk dengan KTP DKI Jakarta yang tercatat sebagai peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dalam penelitian ini, hubungan kadar haemoglobin dan kadar albumin akan dieksplorasi pada pasien rawat inap dengan schizophrenia yang dibedakan dari status gizi yaitu pasien status gizi kurang dengan kategori kurus dan status gizi kurang dengan kategori kurus sekali yang diberikan perlakuan diet 3000 kkal di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.

4 1.2 Identifikasi Masalah Pasien schizophrenia rata-rata mempunyai status gizi kurang dengan kategori kurus dan kurus sekali karena mereka kebanyakan mempunyai riwayat hidup di jalanan, tidak terurus badan maupun makannya. Dengan faktor tersebut dan faktor lain yang mendukung terjadinya schizophrenia maka diperkirakan pasien ini mempunyai kadar haemoglobin dan kadar albumin yang rendah. Terapi gizi yang adekuat menjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan tentunya harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Pemberian diet 3000 kkal diharapkan dapat diterima pasien sehingga dapat meningkatkan status gizi pasien baik secara antropometri yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Massa Tubuh (IMT) atau secara klinis dengan peningkatan kadar haemoglobin dan albumin. 1.3 Pembatasan Masalah Adanya keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka variabel yang diteliti yang berhubungan dengan perlakuan pemberian diet 3000 kkal pada penderita schizophrenia yang dibedakan berdasarkan status gizi adalah kadar

5 haemoglobin dan albumin. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. Dimana peneliti mengambil sampel pasien schizophrenia dengan status gizi kurang dengan kategori kurus dan status gizi kurang dengan kategori kurus sekali yang dirawat inap selama 21 hari di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. 1.4 Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan kadar haemoglobin dan kadar albumin berdasarkan status gizi penderita schizophrenia setelah diberikan perlakuan diet 3000 kkal di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan kadar haemoglobin dan kadar albumin berdasarkan status gizi penderita schizophrenia setelah diberikan perlakuan diet 3000 kkal pada RS Jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta. 1.5.2 Tujuan Khusus a) Mengidentifikasi karakteristik pasien ( Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Status Gizi, Kadar Haemoglobin dan Kadar Albumin ).

6 b) Menganalisis perbedaan kadar haemoglobin pada pasien schizophrenia dengan status gizi kurang (dengan kategori kurus dan kategori kurus sekali) setelah diberikan diet 3000 kkal. c) Menganalisis perbedaan kadar albumin pada pasien schizophrenia dengan status gizi kurang (dengan kategori kurus dan kategori kurus sekali) setelah diberikan diet 3000 kkal. d) Menganalisis perbedaan status gizi dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) pada pasien schizophrenia dengan status gizi kurang (dengan kategori kurus dan kurus sekali) setelah diberikan diet 3000 kkal. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai perbedaan kadar haemoglobin dan albumin berdasarkan status gizi penderita schizophrenia setelah diberikan diet 3000 kkal di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. 1.6.2 Bagi Rumah Sakit tempat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut pasien schizophrenia yang mempunyai status gizi kurang dengan kategori kurus dan status gizi

7 kurang dengan kategori kurus sekali yang dilihat dari parameter kadar haemoglobin dan kadar albumin. 1.6.3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Institusi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Jurusan Ilmu Gizi Universitas Esa Unggul untuk menambah perbendaharaan bacaan dan informasi khususnya tentang perbedaan kadar haemoglobin dan kadar albumin berdasarkan status gizi penderita schizophrenia setelah diberikan diet 3000 kkal di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.