PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI. DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang baik perlu mengembangkan diri. Apa lagi saat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB I PENDAHULUAN. diartikan karakter adalah sifat bawaan seseorang yang mempengaruhi tingkah laku, budi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB I PENDAHULUAN. Badan Narkotika Nasional, sebagian besar korban penyalah gunaan narkoba. remaja berusia dibawah 20 tahun. (Rahman, 2008: 71).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia 0-6 tahun disebut juga sebagi usia kritis dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membutuhkan rangsangan dari lingkungannya. Masa dimana anak mulai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 95/I OLAK KECAMATAN MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK DI RA/BA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan hukuman menurut konsep ini, disiplin digunakan hanya bila anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. semua orang, terutama menjadi guru maupun lingkungan masyarakat. Karena

ANALISIS NILAI MORAL PEMBIASAAN PENGUCAPAN TERIMA KASIH PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI KECAMATAN PONTIANAK KOTA

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sesuai dengan moral dan cara hidup yang diharapkan oleh ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertanyaan tersebut dapat dinyatakan tanpa berbelit-belit dan dapat

Transkripsi:

PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed Email : damaiwaty@gmail.com ABSTRAK Salah satu aspek yang penting yang harus di bentuk dan dikembangkan dalam upaya menjadikan manusia yang berkepribadian baik adalah disiplin anak. Keluarga merupakan salah satu lembaga pengembang tugas dan tanggung jawab pendidikan pertama. Tujuan pendidikan adalah mengupayakan subyek didik menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi, orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab menanamkan disiplin diri, mengembangkan, memperjelas, memperdalam dan memperluas berbagai makna yang menjadi pedoman dalam kehidupan anak. Salah satu aspek untuk mendorong dan mengembangkan kepribadian anak secara utuh adalah disiplin diri. Kata Kunci : Peran Orangtua, Disiplin Anak PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang di tujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak untuk memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, non formal dan informal. Sedangkan dalam Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab1 ayat 14, menyatakan bahwa Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan bagi anak usia dini sangat penting di lakukan sebab pendidikan bagi anak usia dini merupakan dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu dengan karakter budi pekerti, pandai dan terampil. Anak usia dini adalah anak yang berusia nol atau sejak lahir sampai usia enam tahun yang juga di sebut dengan masa emas (golden age). Di masa emas (golden age) inilah, masa sensitif semua potensi yang di miliki berkembang. Di rentang usia inilah orangtua maupun guru sebagai pendidik membentuk anak menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang baik dan terampil. Salah satu aspek yang penting yang harus di bentuk dan 24

dikembangkan dalam upaya menjadikan manusia yang berkepribadian baik adalah disiplin anak. Rusdinal (2005:131) menegaskan bahwa pembiasaan disiplin pada diri anak penting karena dengan berdisiplin akan dapat memantapkan peran sosial anak. Oleh karena itu, kedisiplinan anak sangat perlu di bentuk sejak dini, agar dapat menghadapi kehidupannya yang akan datang. Peneliti melakukan pengamatan di beberapa lembanga pendidikan anak usia dini dan menemukan bahwa kedisiplinan anak sudah semakin berkurang, seperti anak yang terlambat ke sekolah karena bangun terlambat, anak yang tidak memakai seragam sekolah sesuai dengan seragam yang seharusnya karena baju kotor dan banyak lagi hal lainnya, di karenakan oleh berbagai faktor yaitu pola asuh orangtua yang tidak konsisten dalam menerapkan disiplin. Kita ketahui bahwa di rumah, orangtua dan anggota keluarga lainnya merupakan model yang ditiru anak dalam pembentukan disiplin diri, sehingga orangtua harus konsisten dalam menerapkan disiplin. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang ada di PAUD terlalu fokus terhadap calistung sehingga faktor kedisiplinan menjadi terlalaikan, tidak adanya pemberian hadiah/ penghargaan pada anak seperti pujian atau sentuhan yang mengelus kepala maupun punggung anak sehingga anak tidak termotivasi untuk menerapkan disiplin diri, metode pembelajaran yang di gunakan di sekolah dalam menerapkan disiplin kurang bervariasi dan tidak berkesan bagi anak. Selain itu faktor lain yang menyebabkan anak tidak disiplin adalah orangtua yang terlalu keras memberikan hukuman pada anak saat ia melanggar suatu aturan sehingga anak menjadi semakin takut dan akhirnya anak akan menjadi seorang pengecut, ia akan melakukan semua peraturan yang telah dibuat saat ada orangtua saja. Keluarga merupakan salah satu lembaga pengembang tugas dan tanggung jawab pendidikan pertama. Tujuan pendidikan adalah mengupayakan subyek didik menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi, orang tua memiliki tugas dan tanggung jawab menanamkan disiplin diri, mengembangkan, memperjelas, memperdalam dan memperluas berbagai makna yang menjadi pedoman dalam kehidupan anak. Salah satu aspek untuk mendorong dan mengembangkan kepribadian anak secara utuh adalah disiplin diri. Disiplin merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Telaah dunia barat terutama yang berpedoman pada filosufi pragmatisme dan nilai sosial menempatkan pada urutan pertama dan terpenting menyatakan; Keteraturan diri merupakan esensi disiplin diri hanya terfokus pada segi kemanusiaan (humanistik), kepuasan diri, dan mengabaikan keteraturan diri manusia berhubungan dengan Tuhan. (Bernhardt 1964) 25

menyatakan bahwa tujuan disiplin diri adalah mengupayakan perkembangan minat dan mengembangkan anak menjadi manusia yang akan menjadi sahabat yang baik, tetangga yang baik, anak bangsa yang baik, dan warga negara yang baik. Oleh Karena demikian maka orang tua memiliki tanggungjawab kodrati mendidik anak. (Soelaeman 1988) menegaskan bahwa tanggungjawab pendidikan yang kodrati sepenuhnya ada pada orang tua. Bila kita menyimak lebih jauh tujuan pendidikan yang esensial adalah pembinaan dan pengembangan kepribadian secara utuh dan terintegrasi yang merupakan tanggungjawab bersama, orang tua, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Keluarga merupakan salah satu dan terutama dalam membentuk kepribadian anak. PEMBAHASAN 1. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Orang tua seharusnya memahami bahwa merekalah sebagai penanggung jawab utama dalam pendidikan putra-putrinya. Dan secara umum, berhasil tidaknya pendidikan seorang anak biasanya dihubungkan dengan perkembangan pribadi orang tuanya dan baik tidaknya hubungan, komunikasi dan role model dalam keluarga. Dalam sebuah keluarga, tentunya yang sangat berperan adalah ayah dan ibu (orang tua) dalam mendidik anak. Apa saja yang harus dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai sebuah keluarga yang ideal dalam mendidik dan mengembangkan potensi/kemampuan anak-anak. Memahami makna mendidik. Sebagai orang tua harus memahami benar apa makna dari mendidik sehingga tidak berpendapat bahwa mendidik adalah melarang, menasehat atau memerintah si anak. Tetapi harus dipahami bahwa mendidik adalah proses memberi pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar si anak dapat memahami lingkungan sekitarnya dan dapat mengembangkan dirinya secara bertanggung jawab. Proses memberi pengertian atau pemaknaan inidapat melalui komunikasi maupun teladan/tindakan, contoh : jika ingin anak disiplin maka orang tua dapat memberi teladan kepada si anak akan hal-hal yang baik dan beretika atau orang tua menciptakan komunikasi dengan si anak yang dialogis dengan penuh keterbukaan, kejujuran dan ketulusan. Apabila kita mengedepankan sikap memerintah, menasehat atau melarang maka langsung ataupun tidak akan berdampak pada sikap anak yang bergaya otoriter dan mau menang sendiri. Kiranya orang tua dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte dengan judul Anak Belajar dari Kehidupannya : Ada hubungan kausal antara bagaimana orang tua mendidik anak dengan apa yang diperbuat anak. Atau ibaratnya apa yang orang tua tabur itulah yang nanti akan dituai. Peran orang tua dalam mendidik 26

anak tidak dapat tergantikan secara total oleh lembaga-lembaga persekolahan atau institusi formal lainnya. Karena bagaimanapun juga tanggung jawab mendidik anak ada pada pundak orang tua. 2. Disiplin Anak Usia Dini Disiplin adalah salah satu karakter utama, yang harus di internalisasikan pada anak sejak dini. Sayangnya, sebagian besar orangtua di negeri ini sering salah persepsi mengenai disiplin. Mereka menyamakan disiplin itu dengan hukuman, dan anak yang melanggar harus di hukum secara fisik. Wiyani (2013:41) menyatakan secara etimologi, kata disiplin berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina dan disciplus yang berarti perintah dan murid. Jadi, disiplin adalah perintah yang di berikan oleh orangtua kepada anak atau guru kepada murid. Selanjutnya, Ahmad (dalam Naim :143) menyatakan bahwa disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengaharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang berlaku. Disiplin sangat penting artinya bagi anak usia dini. Diharapkan dengan disiplin anak akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil dan penuh kasih sayang (Rimm, 2003: 47).Disiplin sebagai kebutuhan perkembangan dan sekaligus upaya pengembangan anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang di tetapkan oleh masyarakat mempunyai lima unsur penting. Menurut Kurtinez & Greif (dalam Wantah 2005: 150) kelima unsur itu adalah sebagai berikut: (1) Peraturan sebagai pedoman tingkah laku, (2) kebiasaan, (3) hukuman untuk pelanggaran aturan, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik dan (5) konsistensi dalam menjalankan aturan. Dalam disiplin banyak terdapat nilai yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh anak. Sehingga anak di tuntut untuk mengetahui hal yang baik dan meninggalkan hal yang buruk. Disiplin anak sangat di perlukan karena dapat membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Terlebih saat anak telah memasuki jenjang pendidikan di pendidikan anak usia dini. Secara tidak langsung anak akan di tuntut untuk mengikuti semua peraturan yang di berikan oleh sekolah. 3. Peran Orangtua Dalam Menanamkan Disiplin Anak Usia Dini Anak usia dini adalah masa depan bangsa bukanlah omong kosong belaka. Karena masa depan suatu bangsa akan sangat bergantung pada anak saat ia masih pada usia dini. Sebagai masa keemasan (golden age), yaitu masa dimana semua stimulasi segenap aspek perkembangan mengambil peran penting bagi pertumbuhan anak selanjutnya (Wibowo 2012: 27

25). Salah satu peranan penting dalam pertumbuhan anak adalah karakter kedisiplinan. Ibung (2009:94-95) memaparkan tentang fungsi disiplin bagi anak usia dini yaitu: 1) Membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya seperti lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Dengan disiplin, anak akan belajar berperilaku terhadap lingkungannya dan akhirnya akan menentukan apakah mereka dapat di terima atau di tolak dalam lingkungan tersebut. 2) Memberi anak rasa aman. Dengan adanya disiplin yang jelas mengatur apa yang dapat di lakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan akan memudahkan anak beradaptasi sehingga akan membuat anak merasa aman. 3) Dengan anak merasa aman karena arahan yang jelas, maka anak akan terhindar dari rasa bersalah dan rasa malu yang mungkin akan ia alami jika ia melakukan kesalahan dalam berperilaku di lingkungannya. 4) Dengan adanya arahan yang jelas maka anak juga dapat mengembangkan keinginan untuk berbuat baik, benar dan terutama perbuatan yang sesuai dengan harapan lingkungannya. 5) Disiplin dalam porsi yang sesuai dengan perkembangan anak akan membantu anak mengembangkan kepribadiannya. Rusdinal (2005:144-147) membagi tiga macam tehnik yang dikenal dalam pembinaan disiplin yaitu tehnik otoriter, permisif dan demokratis. Tehnik ini di bedakan berdasarkan bagaimana aturan di terapkan pada anak. 1. Teknik Otoriter Penerapan hukuman pada anak bertujuan untuk memperkuat kepatuhan anak akan aturanaturan yang telah di tetapkan. Bila anak melakukan pelanggaran terhadap aturan tersebut, maka anak akan di hokum. Dalam penerapan tehniuk ini hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama kali penguatan positif seperti senyuman maupun pujian bila anak bertingkah laku sesuai dengan aturan. Pengekangan pada anak sangat menonjol sekali terlihat dalam penerapan disiplin dengan tehnik otoriter ini. Penerapan tehnik disiplin ini dapat menjadikan anak berperilaku yang diinginkan, patuh, tenang dan menjadi anak yang manis, tapi secara diamdiam anak menaruh rasa tidak puas. Kepribadian anak menjadi kaku, tidak luwes dan sulit melakukan penyesuaian diri dengan kelompoknya. Dalam tindakannya, anak akan di bayangi oleh perasaan takut berbuat salah, karena kesalahan dan pelanggaran dari aturan yang di tetapkan akan berakibat hukuman. 28

2. Teknik Permisif Teknik permisif ini merupakan kebalikan dari tehnik otoriter. Teknik permisif tidak mengarahkan anak untuk berperilaku yang sesuai dengan aturan dan kebiasaan yang ada. Anak di perbolehkan untuk melakukan apa saja. Pola pengasuhan yang serba membolehkan ini dapat menimbulkan kesulitan bagi anak untuk memutuskan sesuatu karena tidak ada patokan sama sekali dalam berperilaku. Pemahaman anak yang masih rendah dan minimnya pengalaman dan pengetahuan mereka membuiat mereka bingung untuk berperilaku. Hal ini mengakibatkan tumbuhnya rasa cemas dan takut yang berlebihan. Sebaliknya anak akan menjadi agresif, karena sedikit sekali pengawasan yang di berikan guru pada anak, sehingga anak merasa tidak takut dan melakukan tindakab berdasarkan kemauan sendiri. 3. Teknik Demokrasi Penerapan teknik disiplin demokratis menekankan pada pemberian kesempatan pada anak untuk tumbuh dan berkembang secara wajar. Dasar pemikiran dari tehnik ini adalah mengembangkan kendali tingkah laku sehingga anak mampu melakukan hal yang benar tanpa harus di awasi dengan ketat. Dalam penerapan tehnik ini anak berhak mengeluarkan pendapat, usul dan inisiatif dan dalam menentukan keputusan anak akan di bantu oleh guru. Untuk itu guru sering memberikan menggunakan penjelasan, diskusi dan mengemukakan alasan-alasan dalam mengajarkan anak berperilaku. Teknik disiplin demokratis dapat mengembangkan kendali diri pada anak, sehingga membuat anak merasa puas. Anak biasanya menjadi seorang yang dapat diajak bekerja sama, mandiri, percaya diri, kreatif dan ramah. Berdasarkan uraian yang di kemukakan oleh Rusdinal di atas, teknik disiplin yang paling tepat digunakan pada anak usia dini oleh orangtua dan guru adalah tehnik disiplin demokratis. Hal ini di sebabkan dalam penerapannya terdapat nilai-nilai demokratis, yaitu menekankan hak anak untuk menentukan pilihannya dalam berbuat dan kewajiban anak untuk menerima konsekuensi dari perbuatannya. PENUTUP Dengan bimbingan dan pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak usia dini, maka diharapkan setelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku. Sekarang ini banyak sekali para orang tua yang kurang memperhatikan dan 29

mengarahkan anaknya, justru mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri sehingga lupa dengan kewajibannya sebagai orang tua yang sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Dalam disiplin banyak terdapat nilai yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh anak. Sehingga anak di tuntut untuk mengetahui hal yang baik dan meninggalkan hal yang buruk. Disiplin anak sangat di perlukan karena dapat membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga. Terlebih saat anak telah memasuki jenjang pendidikan di pendidikan anak usia dini. Secara tidak langsung anak akan di tuntut untuk mengikuti semua peraturan yang di berikan oleh sekolah. Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini (Strategi Membangun Karakter Di Usia Emas). Yogyakarta : Pustaka Belajar Wiyani, Novan Ardhy. 2013. Bina Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: AR - RUZZ Media. RUJUKAN Rusdinal, dkk. 2005. Pengelolaan Kelas Ditaman Kanak- Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Shochib, Moh. 2010. Pola Asuh Orangtua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta. Rineka Cipta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wantah, Maria. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada 30