17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga dan di Laboratorium Biologi Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH) Cimanggis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah 17 galur harapan benih kedelai hitam yaitu SSD-10, SSD-13, SSD-17, SSD-18, SSD-20, SSD-27, SSD-39, SSD-46, SSD-51, SSD-54, SSD-75, SSD-82, SSD-91, SSD-102, SC-39-1, SC-68-2, GC-74-7, dan tiga varietas pembanding yaitu Cikuray, Malika dan Wilis. Alat yang digunakan adalah germinator, oven, electric conductivity meter, alat pengepres kertas, timbangan, desikator, plastik, kertas merang dan alat tulis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Perlakuan yang digunakan adalah faktor genotipe yang terdiri dari 17 galur harapan benih kedelai hitam dan tiga varietas pembanding dengan tiga ulangan. Galur-galur tersebut disimpan pada beberapa periode simpan yaitu 0, 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 minggu. Model rancangan yang digunakan adalah : Y ij = + α i + β j + ij (i=1,.a; j=1, r) Y ij i = Respon perlakuan galur ke-i, ulangan ke-j = Nilai tengah umum = Pengaruh galur ke-i
j 18 = Pengaruh ulangan ke-j ij = Pengaruh Galat Percobaan galur ke-i dan ulangan ke-j Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan uji F dengan taraf 5%. Uji lanjut yang akan digunakan adalah uji dunnet bertaraf 5% (Gomez dan Gomez, 1995). Pelaksanaan Penelitian Benih kedelai hitam disimpan dalam kemasan plastik kedap udara pada suhu 27-30 C dan RH 57-60%. Setelah benih disimpan dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui daya simpan benih pada periode waktu tertentu. Benih ditimbang sebanyak 100 butir masing-masing genotipe untuk mengetahui bobot 100 butir dan dihubungkan dengan volume benih. Pengujian Daya Berkecambah (DB), pengujian Kecepatan Tumbuh (K CT ), Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) dan pengujian Indeks Vigor (IV) dilakukan dengan menggunakan metode Uji Kertas Digulung didirikan dalam plastik (UKDdp) dengan jumlah benih 25 butir tiap gulungan. Pengujian Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) dilakukan dengan metode UKDdp pada suhu 60 C selama 3 X 24 jam. Pengujian kadar air benih (KA) dilakukan dengan metode langsung. Metode langsung yaitu metode pengujian kadar air benih dengan dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air dari dalam benih. Pengujian langsung menggunakan oven dengan suhu 103±2 C selama 17 jam. Pengujian daya hantar listrik (DHL) dilakukan untuk melihat tingkat kebocoran pada benih yang disimpan selama periode tertentu dengan menggunakan alat electric conductivity meter. Benih direndam dengan aquades selama 24 jam di dalam botol kaca tertutup. Conductivity meter dimasukkan ke dalam larutan benih setelah benih diaduk dengan pengaduk yang bersih dan hasilnya diamati dalam monitor alat conductivity meter.
19 Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk menganalisis mutu fisiologis benih. Beberapa tolok ukur pengamatan yang dilakukan adalah : 1. Daya Berkecambah (DB) Daya Berkecambah (DB) adalah total kecambah normal yang mampu hidup pada kondisi optimal. Pengamatan dilakukan pada hari ketiga dan kelima. KN I = Jumlah kecambah normal pada hitungan I KN II = Jumlah hitungan normal pada hitungan II 2. Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) Potensi Tumbuh Maksimum (PTM) adalah potensi tumbuh benih untuk tumbuh baik dalam keadaan normal maupun abnormal dengan batas minimal yaitu dengan keluarnya radikal atau akar dari benih. Pengamatan dilakukan pada hari terakhir yaitu hari kelima. 3. Kecepatan Tumbuh (K CT ) Kecepatan tumbuh diukur dengan menghitung kecambah normal. Jumlah kecambah normal dibagi etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif dihitung mulai benih ditanam sampai pengamatan terakhir. Perhitungan KCT berdasarkan rumus Thronebery & Smith (Sadjad et al, 1999). t = waktu pengamatan N = persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan tn = akhir waktu pengamatan 4. Indeks Vigor Pengamatan indeks vigor dilakukan pada hitungan pertama (hari ketiga).
20 5. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) Pengamatan BKKN dilakukan pada hari terakhir (hari kelima) dengan mengambil kecambah yang normal kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60 C selama 3 x 24 jam. BKKN (gram) = K 1 K 0 K 1 = Bobot kecambah + amplop setelah dioven K 0 = Bobot amplop kosong 6. Bobot 100 butir Bobot 100 butir dihitung dengan menimbang 100 butir benih masing-masing genotipe tiga ulangan. 7. Volume Benih Pengukuran volume benih dilakukan dengan cara menghitung selisih volume air setelah dimasukkan benih dan sebelum dimasukkan benih. Volume Benih = V 1 V 0 V 1 = Volume air setelah dimasukkan benih V 0 = Volume air sebelum dimasukkan benih 8. Kadar Air (KA) Kadar air benih adalah jumlah air yang dapat ditahan oleh benih (Kuswanto, 2003). Perhitungan kadar air benih dengan menggunakan oven suhu rendah yaitu 103 ± 2 C selama 17 jam. KA = Kadar air benih M1 = Berat cawan + tutup kosong M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dioven M3 = Berat cawan + tutup + benih setelah dioven
21 9. Daya Hantar Listrik (DHL) Daya hantar listrik diukur dengan menggunakan alat electric conductivity meter. Benih masing-masing genotipe sebanyak 50 butir dimasukkan ke dalam botol tertutup yang berisi aquades kemudian disimpan selama 24 jam. X = Nilai yang terbaca pada monitor electric conductivity meter Pengolahan Data Data kuantitatif dari hasil penelitian diperoleh dari analisis ragam (ANOVA) yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata diantara galur-galur. Apabila terdapat perbedaan yang nyata pada uji F maka akan dilanjutkan dengan uji dunnett pada taraf 5 %. Sumber Keragaman Tabel 2. Analisis ragam dan komponen pendugaan ragam Derajat Bebas (db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) E(KT) FK 1 Ulangan r-1 JKulangan KTulangan σ 2 2 e + σ u Galur g-1 JKgalur KTgalur σ 2 2 e + r σ g Galat (r-1)(g-1) JKgalat KTgalat 2 σ e Perhitungan komponen ragam dan nilai heritabilitas dalam arti luas (h 2 bs) adalah untuk menentukan karakter yang dapat dijadikan karakter seleksi. Pendugaan komponen ragam dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1. Ragam Fenotipe (σ 2 p) = σ 2 g + σ 2 e 2. Ragam Genotipe (σ 2 g) = 3. Ragam Lingkungan (σ 2 e) = KT Galat
22 Menurut Stansfield (1991) heritabilitas merupakan proporsi dari total ragam fenotipik yang disebabkan oleh faktor genetik. Perhitungan nilai heritabilitas dapat menggunakan rumus sebagai berikut : h 2 bs = h 2 bs = heritabilitas dalam arti luas 2 σ g = ragam genetik 2 σ p = ragam fenotipik Salah satu faktor yang paling penting dalam pemuliaan yang efektif untuk meningkatkan kualitas genetik tanaman adalah mengetahui kontribusi faktor genetik (Stansfield, 1991). Kontribusi faktor genetik terhadap keragaman daya simpan menunjukan pengaruh genetik yang mendominasi keragaman daya simpan galur kedelai hitam. Kontribusi faktor genetik dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : Kontribusi (%) = Hubungan antara karakter daya hantar listrik terhadap tolok ukur pengamatan lainnya dianalisis dengan uji korelasi Pearson. Masing-masing nilai koefisien korelasi diuji pada taraf nyata 5% (Gomez dan Gomez, 1995).