Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

DENGAN HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT DHF DI DESA KARANGCANGKRING KEDUNGPRING LAMONGAN. Ati ul Impartina ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP DAN UPAYA PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: INDRIANI KUSWANDARI

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

Mahaza, Awaluddin (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

13 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan berkelanjutan 2030/Suistainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH DENGAN KEJADIAN DHF PADA ANAK DI DI POLINDES WARUKULON KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan didaerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Acuan Pembangunan kesehatan pada saat ini adalah konsep Paradigma

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Demam Berdarah Dengan Motivasi Keluarga Terhadap Pencegahan Demam Berdarah

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

SUMMARY HASNI YUNUS

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN ABIANBASE KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

Oleh : Budi Herminto 1, Diyono 2, Windra Kusumaningtyas 3. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

ABSTRAK. Feti Andriani, Pembimbing : Donny Pangemanan, Drg., SKM.

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

GAMBARAN PELAKSANAAN PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK) DENGAN 3M DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) OLEH KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

PENINGKATKAN KEMANDIRIAN DASA WISMA KELURAHAN SEKARAN DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

GAMBARAN PERILAKU KELUARGA TENTANG UPAYA PENCEGAHAN DBD DI DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO TAHUN Ade Rahmatia Podungge

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA ANTIGA, WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGGIS I

ABSTRAK A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGAN INDEKS JENTIK. (The Correlation Knowledge of Dengue Fever Prevention with The Pinch Index)

Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), juta orang di seluruh dunia terinfeksi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DHF DENGAN PREVALENSI DHF

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN PENCEGAHAN DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER (DHF) DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DI DESA KUJUNG KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN Dian Hidayatul C, Dian Nur Afifah, Arifal Aris.......ABSTRAK....... Pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) penting bagi masyarakat khususnya bagi keluarga karena sangat berpengaruh pada kesehatan keluarga maupun masyarakat. Dari survey awal menunjukan bahwa 60% keluarga yang tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasinya adalah 100 keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban tahun 2011, dengan besar sampel 80 keluarga, mengunakan simple random sampling. Pada penelitian ini variabel independen adalah pengetahuan pencegahan Dengue Haemarrhagic Fever (DHF) dan variabel dependen adalah tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner, kemudian di uji dengan mengunakan uji koefisien kontingensi, α = 0,05 Hasil penelitian menunjukan dari sebagian keluarga yang berpengetahuan kurang sebanyak 55,0% dan yang tidak melakukan PSN yaitu sebanyak 53,8% sedangkan dengan pengujian statistik dengan tingkat signifikasi α = 0.05 dengan uji koefisien kontingensi diperoleh hasil p = 0.031 (p < 0.05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah H 0 ditolak artinya ada hubungan pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. Melihat hasil penelitian ini maka perlu bagi petugas kesehatan melakukan penyuluhan tentang pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Kata Kunci : Pengetahuan Pencegahan DHF, Tindakan PSN PENDAHULUAN... Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Salah satu faktor yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat adalah kesehatan lingkungan. Kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan sosial, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penanggulangan penyakit. Setiap wilayah yang terdapat nyamuk Aedes Aegypti mempunyai resiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan, drum dan barang bekas yang dapat menampung air hujan di rumah dan tempat umum. Untuk mencegah berjangkitnya penyakit ini, nyamuk Aedes Aegypti perlu diberantas. Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan suatu mata rantai penularan dengan pemberantasan vector (nyamuk dewasa dan jentik-jentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD (kelompok kerja oprasional DBD), pemberdayaan masyarakat dalam gerakan SURYA 25 Vol.03, No.X, Des 2011

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dan peningkatan profesionalisme pelaksanaan program. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah satu diantaranya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur). Kegiatan ini telah diintensifkan sejak tahun 1992 dan pada tahun 2000 dikembangkan menjadi 3M Plus yaitu dengan cara menggunakan larvasida, memelihara ikan dan mencegah gigitan nyamuk. Sampai saat ini upaya tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan karena setiap tahun masih terjadi peningkatan angka kematian. Dari suatu penelitian terhadap 1.457 rumah warga yang dilakukan selama tahun 2008 di kota Surabaya sebanyak 1.040 (71,3%) rumah yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dan data dari Dinas Kabupaten Tuban mencatat dari Desa/Kelurahan endemis DBD yang melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk hanya 43% sedangkan sasarannya 100%. (Dinkes Kab Tuban). Berdasarkan hasil survey awal di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban didapatkan dari 20 keluarga hanya 8 (40%) yang sudah melakukan pemberantasan sarang nyamuk, 12 (60%) keluarga di Desa Kujung yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Dari data tersebut di dapatkan masih banyaknya (60%) kel uarga yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Maka masalah penelitian dari data diatas adalah masih tingginya keluarga yang belum melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan baik. Faktor yang dapat mempengaruhi pencegahan DHF adalah lingkungan, biologis dan kimiawi. Faktor pertama lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhui perkembangan dan perilaku orang atan kelompok. Lingkunngan adalah input kedalam diri seseorang sebagai system adatif yang melibatkan baik faktor internal maupun factor eksternal. Semakin tinggi tingkat kebersihan lingkungan maka semakin rendah terjadinya penyakit DBD. Faktor kedua biologis Pengendalian secara bioligis merupakan pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. Seperti pemeliharaan ikan cupang pada kola/ sumur yang sudah tak terpakai atau menggunakan dengan bakteri Bt H-14. Faktor ketiga kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah cara pengendalian serta pembasmian nyamuk dan jentik dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Diantaranya adalah : Pengasapan/togging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan aides aegypti dengan batas tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat yang sering menjadi tempat penampungan air. Apabila faktor tersebut diatas mendukung maka tindakan PSN akan berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan dan sebaliknya jika faktor tersebut tidak mendukung maka akan timbul penyulit sehingga hal tersebut akan membawa dampak pada keluarga atau masyarakat. Cara memberantas nyamuk Aedes Aegypti yang tepat guna ialah melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yaitu kegiatan untuk memberantas jentik di tempat berkembang biaknya. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara 3 M plus (menguras, menutup, mengubur, serta menghindari gigitan nyamuk) tempat berkembang biak nyamuk penular penyakit Demam Berdarah Dengue atau usaha lain untuk memberantas jentik seperti abatisasi, memelihara ikan, dll.(depkes RI, 2005) Pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) adalah kegiatan memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-tempat perkembang biakannya. (Depkes RI, 2005). Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan suatu metode untuk mencegah penyakit DHF, yang dalam pelaksanaanya memerlukan peran serta penyakit agar hasil yang diperoleh maksimal, SURYA 26 Vol.03, No.X, Des 2011

karena yang melakukan pemberantasan sarang nyamuk ini adalah masyarakat. Tapi dalam kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum melakukan pencegahan ini. Untuk meningkatkan perilaku atau tindakan keluarga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), kita perlu meningkatkan rasa kepedulian masyarakat khususnnya keluarga terhadap kesehatan lingkungan dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. Khususnya tentang Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dari uraian diatas peneliti ingin mengangkat penelitian tentang hubungan pengetahuan pencegahan dengue haemorrhagic fevere (DHF) dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Tujuan penelitian di atas adalah Untuk mengatahui Hubungan Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional dengan menggunakan metode simple random sampling. Populasi penelitian ini adalah Seluruh keluarga yang tinggal di Desa Kujung Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban sedangkan sampelnya Sebagian keluarga yang tinggal di Desa Kujung Kematan Widang Kabupaten Tuban selama bulan Maret sampai September tahun 2011. Dengan besar sampel 80 responden dari 100 populasi. Variabel independen yakni pengetahuan pencegahan DHF dan variabel dependen yakni tindakan PSN. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Analisa data menggunakan uji koefisien kontingensi dengan taraf signifikansi 0,05. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Pekerjaan Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan Jumlah responden Presentase (%) 1 2 3 4 Petani Pegawai Pedagang Tidak 36 10 29 5 45,0 12,5 36,2 6,2 bekerja Dari Tabel 1 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden bekerja petani yaitu 36 keluarga (45,0%) dan sebagian kecil yaitu 5 keluarga (6,2%) tidak bekerja. 2) Umur Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan umur No Umur Jumlah responden 1 < 20 th 4 2 20-35th 51 3 > 35 th 25 Dari Tabel 2 diatas diperoleh hasil bahwa lebih dari sebagian responden berumur 20-35 tahun yaitu 51 keluarga (63,8%) dan sebagian kecil yaitu 4 keluarga (5,0%) berumur < 20 tahun. 2. Data Khusus 1) Pengetahuan Pencegahan DHF Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan pencegahan DHF di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011. No 1 2 3 Presentase (%) 5,0 63,8 31,2 Pengetahuan Pencegahan DHF Frekuensi Presentase (%) Kurang Cukup 44 55,0 Baik 20 25,0 16 20,0 Dari Tabel 3 diatas diperoleh hasil bahwa hampir sebagian responden SURYA 27 Vol.03, No.X, Des 2011

berpengetahuan kurang yaitu 44 keluarga (55,0%) dan sebagian kecil respoden berpengetahuan baik yaitu 16 keluarga (20,0%). 2) Tindakan PSN Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan tindakan PSN No Tindakan PSN Frekuensi Presentase 1 2 Melakukan tindakan PSN Tidak melakukan tindakan PSN 37 43 (%) 46,2 53,8 Dari Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden tidak melakukan tindakan PSN yaitu sebanyak 43 keluarga (53,8%). 3) Hubungan Pengetahuan Pencegahan DHF Dengan Tindakan PSN Di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011 Tabel 5 Tabel silang hubungan pengetahuan pencegahan DHF dengan tindakan PSN Pengetahuan Pencegahan DHF Kurang Cukup Baik Tindakan PSN Jumlah Tidak Melakukan Melakukan % % % 23 15 5 52,3 75,0 31,2 21 5 11 47,7 25,0 68,8 44 20 16 100 100 100 Jumlah 43 52,5 37 46,2 80 100 Koefisien kotingensi = 0,282 p = 0,005 Dari Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa keluarga yang tidak melakukan tindakan PSN sebanyak (53,2%) karena pengetahuan pencegahan DHF yang kurang dan keluarga yang melakukan tindakan PSN sebanyak (47,7%) karena pengetahuan pencegahan DHF yang kurang. PEMBAHASAN.. 1) Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Berdasarkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 44 keluarga (55,0%) berpengetahuan kurang, Menurut Wash, Linda V (2007), disebabkan oleh faktor umur. Faktor umur sangatlah berpengaruh pada seseorang dalam berpengetahuan baik. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga berumur 20-35 tahun. Menurut Wash, Linda V (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental), pada aspek tersebut taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan tentang pencegahan DHF. Berdasarkan uraian diatas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur 20-35 tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). Namun dari hasil penelitian mayoritas keluarga yang berumur 20-35 tahun berpengetahuan kurang hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi tentang pengetahuan pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), serta kurangnya motifasi petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan pada masyarakat mengenai pengetahuan pencegahan DHF. 2) Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner pada Tabel 4 bahwa sebagian besar keluarga (53,8 %) tidak melakukan tindakan PSN. Kepatuhan keluarga dalam tindakan PSN dipengaruhi oleh umur dan pekerjaan. Faktor umur sangatlah berpengaruh bagi seseoarang dalam tindakan PSN. Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga berumur 20-35 tahun. Menurut Wash, Linda V (2007) dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis SURYA 28 Vol.03, No.X, Des 2011

(mental), pada aspek tersebut taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Berdasarkan uraian diatas terdapat kesenjangan antara fakta dan teori. Pada umumnya taraf berfikir keluarga yang berumur 20-35 tahun semakin matang dan dewasa sehingga keluarga sadar akan pentingnya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun dari hasil penelitian mayoritas keluarga yang berumur 20-35 tahun tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) hal ini disebabkan oleh pengetahuan keluarga yang kurang, pengetahuan tentang dengue haemorhagic fever (DHF) kurang, kurangnya motifasi petugas kesehatan dan masyarakat serta keluarga mengakibatkan efek samping dari tindakan PSN. Selain itu faktor pekerjaan mempengaruhi keluarga dalam tindakan PSN. Dari Tabel 1 menujukkan bahwa sebagian keluarga sebagai petani. Menurut mollad (2010) seseorang yang bekerja memilik kecenderungan sulit dalam membagi waktunya. Kebanyakan seorang petani lebih menutup diri terhadap informasi tentang kesehatan terutama pada pencegahan DHF sehingga memunculkan tindakan yang negatif, seperti tidak melakukan tindakan PSN dengan baik dan benar sesuai anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan. 3) Hubungan Pengetahuan Pencegahan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Dengan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011 Berdasarkan Tabel 5 terdapat hubungan pengetahuan pencegahan DHF dengan tindakan PSN, bahwa keluarga yang berpengetahuan kurang sebagian besar tidak melakukan tindakan PSN. Sedangkan keluarga yang tingkat pengetahuannya baik sebagian kecil melakukan tindakan PSN. Dari uji analisis SPSS 16.0 menggunakan uji koefisien kontingensi yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan pencegahan DHF dengan Tindakan PSN di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Tahun 2011. Berdasarkan penjelasan diatas keluarga yang berpengetahuan kurang tidak melakukan tindakan PSN hal ini disebakan karena tingkat pendidikan atau pengetahuan keluarga kurang bisa memahami dan mengaplikasikan informasi. hal ini yang mendukung sikap negatif dalam diri keluarga keluarga tidak patuh dalam melakukan tindakan PSN sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan, meskipun demikian ada sebagian kecil keluarga yang patuh dalam melakukan tindakan PSN. Hal ini disebabkan karena peran pendidik atau petugas kesehatan, masyarakat dalam memberikan dukungan pada keluarga dalam melakukan tindakan PSN. Keluarga yang berpengetahuan baik memiliki perilaku yang baik pula dalam melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mayoritas keluarga dalam melakukan tindakan PSN akan lebih mampu memahami dan mengaplikasikan informasi yang dimiliki. Keadaan tersebut membuat keluarga akan bersikap positif dan akan melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sesuai dengan anjuran yang diberaikan tenaga kesehatan. Dari beberapa urain diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi kepatuhan keluarga dalam melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) s emakin baik pengetahuan keluarga maka semakin baik pula kepatuhan keluarga dalam melakukan tindakan PSN dan sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori Soekidjo Notoatmodjo (2003), bahwa seseorang yang berpengetahuan atau berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Oleh karena itu perlu memberikan wawasan dan bimbingan tentang pengetahuan pencegahan DHF dan tindakan PSN sehingga tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dapat terlaksana dengan baik dan maksimal. SURYA 29 Vol.03, No.X, Des 2011

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan 1) Lebih dari sebagian keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban memiliki pengetahuan kurang. 2) Lebih dari sebagian keluarga di Desa Kujung Kecamatan Widang Tuban tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3) Ada hubungan pengetahuan pencegahan dengue haemorrhagic fever (DHF) dengan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Desa Kujung Kecamatan Widang Kabupaten Tuban. 2. Saran Diharapkan supaya lebih dikembangkan lagi untuk menambah ilmu khususnya tentang pengetahuan pencegahan DHF sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi pihak lain dalam mengembangkan wacana tentang pengetahuan pencegahan DHF. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai membangun bagi ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya. Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi dalam program dan sebagai sumber data dan masukan. Bidan perlu meningkatkan penyuluhan pada keluarga atau masyarakat tentang pengetahuan pencegahan DHF agar masyarakat lebih mengerti bagaimana melakukan tindakan PSN yang benar. Diharapkan bias menambah jumlah responden, jumlah sampel dan observasi lebih lanjut pada responden....daftar PUSTAKA... A. Azis Alimul Hidayat, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Budiman Chandra, (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC Depkes RI, (1992). Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Dirjen PP & PL. Depkes RI, (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP & PL Depkes RI, (2007). Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue Dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku. Jakarta : Dirjen PP & PL Effendi, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Mardalis, (2004). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara Nursalam dan Siti Pariani, (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Utama. Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba medika Praktiknya, Ahmad Watik, (2010). Dasardasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta SURYA 30 Vol.03, No.X, Des 2011

Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Suharsini Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Wahid Iqbal Mubarok, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC Wahid, Iqbal dkk, (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta : Graha Ilmu http://abahjack.com/rmah-sehat-dalamlingkungan-yang-sehat.html#more-13 SURYA 31 Vol.03, No.X, Des 2011