BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013

Apa yang dimaksud dengan profesi? Apakah setiap pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi? Mengapa? PENGERTIAN PROFESI

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

KISI KISI UKG 2015 GURU BK/KONSELOR

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB XII PEMINATAN PESERTA DIDIK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

Apa yang dimaksud dengan profesi? Apakah setiap pekerjaan dapat dikatakan sebagai sebuah profesi? Mengapa?

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Drs. Kuntjojo

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

PEDOMAN PEMINATAN PESERTA DIDIK

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya pendidikan tersebut, lebih lanjut diuraikan dalam Undang- Undang Pendidikan Nomor 20 tahun 2003, Pasal 5 yang berbunyi:

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengaruh Penggunaan Strategi Restrukturing Kognitif dalam Konseling Kelompok terhadap Percaya Diri dalam Memilih Karier Siswa

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian dan hasil analisis yang

Rulof Melmambessy Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon

PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN

PENGELOLAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DAN PERSIAPAN PEMINATAN DIREKTORAT P2TK DIKDAS 2014

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSISTENSI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI BALIK UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

PROFESI GURU DALAM KENYATAAN DAN HARAPAN OLEH: H. MOHAMAD SURYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

CIRI-CIRI SUATU PROFESI ADA STANDAR UNJUK KERJA YANG BAKU DAN JELAS. ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS YANG MENGHASILKAN PELAKUNYA DENGAN PROGRAM DAN JENJ

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86.

BIMBINGAN DAN KONSELING

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH: DRA. WIRDA HANIM M.PSI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

TANTANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MUTU

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diwujudkan oleh guru dalam

PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU BK/ KONSELOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI KONSELOR DI INDONESIA

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PERBEDAAN PERENCANAAN KARIR SISWA SMK DAN SMU SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. suatu sekolah dikatakan berhasil jika ia mendapatkan nilai yang bagus dan

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DATA PEMINATAN PESERTA DIDIK KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

ARTIKEL ILMIAH KREATIVITAS GURU PEMBIMBING DALAM MENCAPAI TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

Transkripsi:

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAGAIMANA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Akan dapat MENIMBULKAN MASALAH bagi peserta didik SMA/MA dan SMK yang tidak mampu di dalam menentukan pilihan arah peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran secara tepat, DAMPAKNYA kesulitan belajar dan kecenderungan gagal dalam belajar dapat terjadi

PENENTUAN ARAH PEMINATAN SISWA hendaknya sesuai dengan: kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pilihan peserta didik agar proses belajar berjalan dengan baik dan berhasil dalam belajar.

DISINILAH GURU BK/KONSELOR MELALUI PELAYANAN BK MEMPUNYAI PERANAN PENTING dalam membantu siswa: memilih dan menentukan arah peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran agar dapat menentukan pilihan sesuai kemampuan potensi dirinya dan berhasil dalam belajar

. Di SMA/MA dansmk GURU BK/KONSELOR membantu siswa memilih dan menentukan: arah peminatanan kelompok mata pelajaran, arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan ke PT sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masingmasing siswa.

jika peserta didik tidak mampu untuk menentukan arah peminatan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran, sehingga akan menghambat dalam proses pembelajaran

GURU BK/KONSELOR DIPERLUKAN mencegah terjadinya MASALAH SISWA memandirikan siswa mengambil keputusan terkait memilih, menentukan, meraih serta mempertahankan karier untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum

TUJUAN membantu siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK menetapkan arah minat pilihan kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran serta pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, karir dan/atau studi lanjutan sampai ke PT.

GURU BK/KONSELOR harus menjalankan peran dan fungsi secara optimal dalam membantu SISWA MEMILIH DAN MENENTUKAN ARAH PEMINATAN sesuai dengan potensi dirinya. BEKERJA SECARA PROFESIONAL agar amanat kurikulum 2013 yang memberikan tugas khusus BK arah peminatan dilaksanakan

PELAYANAN BK untuk arah peminatan siswa: memberikan kesempatan yang cukup luas bagi siswa untuk menempatkan diri pada jalur yang lebih tepat dalam rangka penyelesaian studi secara terarah, sukses, dan jelas dalam arah pendidikan selanjutnya

WILAYAH ARAH PEMINATAN SISWA Dalam keseluruhan program pendidikan Merupakan bidang pelayanan BK yang menjadi wilayah tugas pokok Guru BK dalam kerangka keseluruhan program pelayanan BK Pelayanan pendalaman mapel menjadi wilayah kerja Guru Mapel

GURU BK/ KONSELOR perlu mencermati secara mendalam makna peminatan dalam KURIKULUM 2013 dan melaksanakan tugas, tanggungjawab, peran,dan fungsi profesi secara kompeten serta optimal untuk kemartabatan dan public trust suatu profesi BK

PELAYANAN BK ARAH PEMINATAN SISWA PELUANG dan TANTANGAn bagi GURU BK/ KONSELOR, untuk menjalankan TUGAS,FUNGSI, TANGGUNGJAWAB,DAN PERAN yang diamanatkan dalam kurikulum 2013.

Tingkat Arah Peminatan Perguruan Tinggi 4 4 3a SMA S SMK SLTA MA 3b 2 SMP SLTP MTs SD/MI 1

Aspek Arah Peminatan

LANGKAH POKOK PEMINATAN Langkah I: Pengumpulan Data Langkah II: Informasi Arah Peminatan Langkah III: Identifikasi dan Penetapan Arah Peminatan Langkah IV: Penyesuaian Langkah V: Monitoring dan TindakLanjut

PELAKSANA PELAYANAN Guru Kelas di SD/MI PEMINATAN Guru BK atau Konselor di SMP/MTs dan SMA/MA Guru Mata Pelajaran Orang Tua siswa Kepala Sekolah/Madrasah

A Kepala Sekolah (Satuan Pendidikan) 13 12 4 D Orang Tua Mekanisme 2 3 1 B.1 Guru Mata pelajaran 5 B Guru BK/ Konselo r 7 B.2 Guru Wali Kelas 14 15 6 10 9 1 1 8 E Peserta Didik

KONDISI GURU BK DI INDONESIA

Di INDONESIA Guru BK atau Konselor di SMP,SMA dan SMK sekitar 33.000 orang. Jumlah sekolah: 80.496 SMP/MTs = 51.163 SMA/MA /SMK = 29.333

Siswa SMP,MTs,SMA,MA,SMK : 19.348.767 Jika dihitung berdasarkan rasio 1 : 150 berarti Indonesia membutuhkan Guru BK atau Konselor: 128.992 orang Indonesia kekurangan 95.992 orang guru BK atau Konselor.

Guru BK yang ada belum semuanya berlatar belakang Sarjana BK dan PPK. Di Indonesia baru ada 438 konselor yang berlatar belakang Pendidikan Profesi Konselor baik yang bekerja sebagai dosen maupun sebagai guru BK atau konselor di sekolah. 283 orang tamatan UNP dan 107 orang tamatan UNNES serta UPI 48

Program Studi BK yang ada di INDONESIA = 110 prodi Program S 1 = 110 Program S2 = 5 Program S3 = 2 Program PPK = 3

PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING

KINERJA KINERJA atau unjuk kerja atau performance atau penampilan kerja sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. KINERJA mempunyai makna yang lebih luas,bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, tetapi bagaimana proses kerja berlangsung. KINERJA adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.

Lanjutan Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja adalah perilaku seseorang yang membuahkan hasil kerja tertentu setelah memenuhi sejumlah persyaratan dalam menjalankan tugas pekerjaannya.

Lanjutan Kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Lanjutan Kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Lanjutan Untuk menyelesaiakan tugas dan pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.

Lanjutan Kinerja seseorang sangat perlu,sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya Untuk mengetahui hal itu diperlukan penentuan kriteria pencapaian yang ditetapkan secara bersama-sama.

INDIKATOR KINERJA

DIMENSI KINERJA

OPTIMALISASI KINERJA KONSELOR HARUS DITUNJUKAN ADANYA: kemampuan, kemauan, dan kesiapan belajar yang dilandasi oleh sikap, nilai, etik dan moral untuk membantu peserta didik dalam arah peminatan yang diamanatkan dalam kurikulum 2013.

KONSELOR harus memiliki KOMPETENSI: Memahami secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani; Menguasai landasan teoretik keilmuan pendidikan dan BK; Menyelenggarakan pelayanan BK terhadap klien; Mengembangkan pribadi dan profesionalitas diri secara berkelanjutan.

KONSELOR mengelola kegiatan konseling meliputi: membuat perencanaan kegiatan; mengorganisasikan berbagai unsur dan sarana di dalam kegiatan; melaksanakan kegiatan konseling; dan mengontrol pelaksanaan kegiatan konseling.

KINERJA KONSELOR harus mengikuti lima pedoman keprofesionalan: 1.Konselor harus menampilkan diri sebagai konselor dengan program kerja yang jelas dan siap untuk melaksanakan. 2.Konselor harus selalu mempertahankan sikap profesional

3.Tanggung jawab konselor untuk memahami peranannya sebagai konselor profesional dan menterjemahkan peranannya ke dalam kegiatan nyata. 4.Konselor dapat bekerja dengan efektif dan memahami tanggungjawabnya. 5.Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensinya.

PERWUJUDAN KINERJA PROFESIONAL KONSELOR ditunjang jiwa profesionalisme: Sikap mental yang mendorong dirinya untuk menjadi konselor profesional. Motivasi instrinsik pada diri konselor untuk mengembangkan diri kearah perwujudan profesional.

Profesionalisme konselor mempunyai makna penting karena profesionalisme: merupakan cara untuk memperbaiki profesi konseling, memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri memungkinkan konselor memberikan pelayanan yang baik dan memaksimalkan kompetensinya

KONSELOR HARUS MENUNJUKKAN KEMARTABATAN PROFESI DALAM KINERJANYA: Keinginan menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal; Meningkatkan dan memelihara citra profesi; Keinginan mengejar kesempatan pengembangan profesional; Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi; dan Memiliki kebanggaan terhadap profesi.

Citra dan mutu kinerja konselor dapat ditegakkan bilamana konselor telah dapat mewujudkan: Pelayanan konseling sebagai pelayanan sosial ; Pelayanan yang ditampilkan unik; Penampilan layanan atas dasar kaidah-kaidah intelektual; Menjalankan kode etik profesional; Wawasan terhadap body of knowledge konseling

KONSELOR mendesain KONSELING untuk membantu peserta didik: memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan,dan mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui: pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna dan kecerdasan,bakat,minat dan karakteristik kepribadiannya yang menunjang dalam pengambilan keputusan yang tepat.

PROFESI BK

KONSELOR harus memiliki KOMPETENSI: memahami secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani; menguasai landasan teoretik keilmuan pendidikan dan BK; menyelenggarakan pelayanan BK; mengembangkan pribadi dan profesionalitas diri secara berkelanjutan.

GURU BK ATAU KONSELOR harus PROFESIONALISME: menunjuk kepada KOMITMEN Guru BK/Konselor sebagai anggota profesi untuk Meningkatkan Kemampuan Profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.