BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, keepemimpinan dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.2 Fungsi-fungsi Manajemen / POLC 2.2.1 Fungsi Perencanaan / Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2.2.2 Fungsi Pengorganisasian / Organizing Adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta mencapai tujuan perusahaan. 5
2.2.3 Fungsi Kepemimpinan / Leading Merupakan suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya. 2.2.4 Fungsi Pengendalian / Controling Adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. 2.3 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2007:3) pengertian manajemen keuangan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. 2.4 Definisi Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan (sumber Weston dan Copeland, 1992:2) 6
2.5 Tujuan Manajemen Keuangan Tujuan utama manajemen keuangan adalah, memaksimalkan kemakmuran para pemilik perusahaan/para pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan cara memaksimalkan harga saham (biasa) perusahaan. Peran manajer keuangan dalam memaksimalkan harga saham adalah dengan mempengaruhi faktor-faktor sebagai berikut : a. Laba per lembar saham (Earning Per Share = EPS) masa yang akan datang b. Ketepatan waktu (Timing) dari arus penghasilan. c. Resiko dari penghasilan yang diproyeksikan. d. Cara memperoleh sumber dana untuk perusahaan : lialibitas atau modal sendiri. e. Kebijakan dividen. 2.6 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Ruang lingkup manajemen keuangan sesungguhnya hanya mencakup tiga hal utama, yaitu keputusan keuangan, keputusan investasi dan kebijakan deviden. 2.6.1 Keputusan Keuangan (Financial Decision) Semua keputusan manajerial yang dilakukan untuk mencari dana-dana. Keputusan itu tercermin pada sisi kanan neraca yang 7
mengungkapkan seberapa besar proporsi utang dan ekuitas suatu perusahaan. Contoh keputusan keuangan adalah menentukan berapa banyak obligasi (utang jangka panjang) yang harus ditambah dan berapa banyak saham biasa baru yang perlu diterbitkan. 2.6.2 Keputusan Investasi (Investment Decision) Segala keputusan manajerial yang dilakukan untuk mengalokasikan dana pada berbagai macam aktiva. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan investasi adalah keputusan bisnis, di luar keputusan keuangan. Keputusan itu tercermin pada sisi kiri neraca yang mengungkapkan berapa besar aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang dimiliki perusahaan. Contoh keputusan investasi adalah menentukan apakah aktiva tetap yang sekarang dimiliki sebaiknya diganti dengan aktiva tetap baru, apakah pembangunan gedung baru sudah layak dijalankan. 2.6.3 Kebijakan Dividen (Dividen Policy) Seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan untuk menetapkam berapa besar laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar laba bersih yang ditahan (retained earning) untuk cadangan investasi tahun depan. Kebijakan itu akan tercermin dari besarnya perbandingan laba yang 8
dibayarkan sebagai dividen terhadap laba bersih (dividen payout). Contoh kebijakan dividen adalah menetapkan apakah persentase pembagian dividen saat ini perlu ditingkatkan atau tetap dipertahankan sebagaimana pada tahun sebelumnya.(mardiyanto,2009) 2.7 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. 2.8 Jenis Laporam Keuangan 2.8.1 Neraca ( Balance Sheet) Menggambarkan kondisi/posisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Didalam neraca memuat aktiva (harta kekayaan yang dimiliki perusahaan), utang (kewajibanperusahaan untuk membayar dengan uang atau aktiva lain kepada pihak lain, pada waktu tertentu yang akan datang), dan modal sendiri /ekuitas. 2.8.2 Laporan Laba Rugi (Profit & Loss Statement) 9
Memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan biaya-biaya yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. Pada laporan laba rugi ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih sebagai hasil dari operasi kinerja perusahaan selama periode tertentu (umumnya satu tahun). 2.8.3 Laporan Arus Kas (Cashflow Statement) Menyediakan informasi menyangkut perubahan posisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Di dalam laporan arus kas memperlihatkan sumber-sumber darimana modal kerja telah diperoleh dan penggunaan/pengeluaran /modal kerja yang telah dilakukan selama jangka waktu tertentu. (Mardiyanto,2009) 2.9 Keterbatasan Laporan Keuangan Ada empat prinsip yang pada hakekatnya merupakan keterbatasan daripada laporan keuangan yaitu : a. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report), dan bukan merupakan laporan final, karena labarugi riil (laba-rugi final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu. Waktu satu tahun (dua belas bulan) umumnya dianggap sebagai periode akutansi baku. 10
Alokasi revenue dan cost sepanjang periode tertentu dipengaruhi pula adanya pertimbangan pribadi. Pertimbangan pribadi ini misalnya dalam memilih metode penilaian persediaan akhir, penentuan besarnya penyusutan, deplesi, amortisasi dan kerugian karena adanya piutang yang tidak tertagih, pemisahan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran penghasilan. Transaksi penghasilan dan biaya akan terjadi terus menerus selama untuk perusahaan, di mana setiap periodenya disisipi dengan laporan keuangan (interim report). Jadi, jelaslah bahwa data laporan keuangan itu tidak bersifat pasti, tidak dapat diukur secara mutlak diteliti, kekurang pastian ini antara lain diakibatkan adanya contingent assets, contingent liabilities dan deferred maintenance. b. Laporan keuangan ditunjukkan dalan jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain (karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan). Hal ini bisa saja terjadi pada laporan keuangan yg dibuat pada perusahaan yang terkena likuidasi, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda. Aktiva tetap dimilai berdasarkan harga historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Jumlah bersihnya tidak mencerminkan nilai penjualan aktiva tetap. Dalam keadaan likuidasi, aktiva tidak berwujud seperti hak paten, merek dagang, biaya organisasi hanya dinilai satu rupiah. 11
c. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan taransaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu tersebut mungkin nilai rupiah sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga-harga). Aktiva tetap yang dibeli pada tahun 1971 misalnya, harga beli sekarang sudah naik tiga kali lipat, sebagai akibatnya biaya penyusutan yang dibebankan akan jauh lebih kecil bila dibandingkan tingkat penyusutan berdasarkan replacement cost basis. Kenaikan volume penjualan dalam jumlah rupiah belum tentu sebagai pencerminan dari kenaikan jumlah satuan yang terjual. Kenaikan jumlah rupiah volume penjualan mungkin disebabkan oleh naiknya harga jual per satuan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya analisis yang menyesatkan, analisis perbandingan harus dilakukan dengan hati-hati. d. Laporan keuangan tidak memberikan hambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha, karena tidak semua faktor dapat diukur dengan satuan uang. Faktor tersebut misalnya kemampuan dalam menemukan penjual dan mencari pembeli, nama baik dan prestise perusahaan di mata masyarakat, kepercayaan pihak luar kepada perusahaan, efisiensi, loyalitas dan integritas dari pimpinan dan karyawan, kualitas barang yang dihasilkan, kondisi pesaing- 12
pesaingnya serta kondisi perekonomian pada umumnya.(jumingan,2011) 2.10 Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Guna memutuskan suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat apakah perusahaan tersebut telah menjalankan manajemen dengan baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan ( financial performance ) dan kinerja non keuangan (non financial performance). Dimana kinerja keuangan terlihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan yaitu pada neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian kinerja keuangan tersebut. Setiap kegiatan bisnis yang dijalankan, baik secara perorangan maupun berkelompok bertujuan untuk mensejahterakan pemilik atau menambah nilai perusahaan dengan laba yang maksimal dan berkelanjutan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, akantetapi memerlukan perhitungan 13
yang cermat dan teliti dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perusahaan, baik faktor intern maupun faktor eksternal. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio. Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan menyangkut pemeriksaan keterkaitan angka-angka dalam laporan keuangan dalam beberapa periode, Analisa laporan keuangan sebenarnya banyak sekali namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan analisa rasio keuangan Profitabilitas, tujuannya adalah memberi gambaran perkembangan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun. 2.11 Jenis jenis Rasio Keuangan 2.11.1 Rasio Likuiditas Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Ada 3 (tiga) macam rasio likuiditas yang digunakan, yaitu : a. Current Ratio ( Rasio Lancar) 14
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio = Aktiva Lancar Hutang Lancar b. Quick Ratio ( Rasio Cepat ) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu : Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar 2.11.2. Rasio Profitabilitas Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Ada 3 (tiga rasio profitabilitas yang digunakan, yaitu a. Rasio Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas) / ROE Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh 15
pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Return on Equity = Laba Bersih Ekuitas Pemegang Saham b. Rasio Return on Assets / ROA Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu : Earning Power of Total investment = Laba Bersih Total Aset c. Rasio Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu : Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak Penjualan Bersih 16
2.11.3 Rasio Solvabilitas ( leverage) Sampai sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial leverage). 2.11.4 Rasio Nilai Pasar / Market Value Ratio Adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. a. Harga/ laba (P/E) : Harga per saham Laba per saham b. Harga/ arus kas : Harga per saham Arus kas per saham c. Nilai pasar/ nilai buku : Harga pasar per saham Nilai buku per saham Dalam penelitian ini, penulis memilih dan menggunakan rasio profitabilitas secara umum yaitu, Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (PM) guna mengetahui prosentase perkembangan kinerja keuangan PT. Indosat Tbk. 17
2.12 Manfaat Rasio Profitabilas a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Dapat menghitung pengembalian asset perusahaan (ROA) f. Dapat menghitung pengembalian modall perusahaan ( ROE). g. Dapat mengukur keuntungan bersih dari margin perusahaan (NPM). 18