BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

PERAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA PROMOSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

BAB III LANDASAN TEORI. penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. layanan kepada masyarakat umum tanpa memandang, latar belakang, pendidikan,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. perpustakaan yang didasarkan pada keahlian dan rasa tanggung jawab sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sumber informasi yang

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. harus mempunyai nilai kompetensi (Mony, 2012:6). yang cukup panjang dan bukan hal yang kebetulan sesaat semata.

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TUGAS. Oleh : MEI ZAQI HILDAYANA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

2016 PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

Perpustakaan umum kabupaten/kota

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kutipan Undang-Undang Dasar 1945 mencerdaskan kehidupan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERAN KODE ETIK PUSTAKAWAN PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa:

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

2016 HUBUNGAN PEMAHAMAN KEPUSTAKAWANAN DENGAN KREATIVITAS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

KEAKTIFAN PUSTAKAWAN DALAM PEMASYARAKATAN PERPUSDOKINFO GUNA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN DAN CITRA POSITIF PERPUSTAKAAN

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Isnanda, 2014

OPTIMALISASI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN BUDAYA BACA DAN MENULIS YANG UNGGUL DAN KREATIF

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1. Alasan pemilihan lokasi magang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana pengembangan sumber

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

04/SKA/DITAK/2010 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

BAB II KAJIAN TEORITIS

Promosi Jasa Pelayanan Referensi Di Perpustakaan

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PENINGKATAN MINAT BACA SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA MELALUI OPTIMALISASI LAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif, dan produktif. Seain itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan salah satu bentuk peran aktif dari pemerintah dalam rangka meningkatkan semangat untuk membaca dan menambah ilmu penegetahuan masyarakat. Melalui perpustakaan umum masyarakat atau pengguna perpustakaan dapat mencari informasi yang dibutuhkan sehingga memperkaya wawasan dan juga pengetahuan masyarakat atau pengguna perpustakaan. Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat (Sutarno, 2006:43), Berdasarkan teori Sutarno diatas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan yang sangat dekat dengan masyarakat karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat dan ditujukkan bagi

semua kalangan yang ingin memperoleh informasi dan pengetahuan, tanpa ada batasan khusus dengan menyediakan berbagai macam bahan atau koleksi bacaan yang menunjang dan memenuhi kebutuhan dari semua lapisan masyarakat atau pengunjungnya. Selain menurut Sutarno adapun pendapat lain mengenai pengertian perpustakaan umum, yakni Menurut Sulistyo Basuki (1991;46), perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum. Perpustakaan umum sangat penting bagi kehidupan kultural dan kecerdasan bangsa, karena perpustakaan umum merupakan satu-satumya pranata kepustakawanan yang dapat diraih umum. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarai oleh biaya umum dan perpustakaan mempunyai peran penting untuk mencerdaskan bangsa. 1.1.2 Ciri-Ciri Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan perpustakaan merupakan perpustakaan yang digunakan oleh masyarakat umum dalam mencari informasi. Perpustakaan umum terdiri dari berbagai macam-macam ciri.

Adapun ciri-ciri perpustakaan umum adalah : 1. Terbuka untuk umum, artinya terbuka bagi siapa saja tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras, usia, pandangan politik dan pekerjaan. 2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum adalah dana yang berasal dari masyarakat. Biasanya dikumpulkan melalui pajak dan dikelola oleh pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola perpustakaan umum, karena dana berasal dari umum maka perpustakaan umum harus terbuka untuk umum. 3. Jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma-cuma. Jasa yang diberikan jasa refeal artinya jasa memberikan informasi, peminjaman, konsultasi studi sedangkan keanggotaan bersifat cuma-cuma artinya tidak perlu membayar. (Sulistyo Basuki, 1991:46), Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang terbuka bagi mayarakat umum yang memberikan jasa dalam bidang informasi dan ilmu pengetahuan tanpa memandang perbedaan. Perpustakaan umum dibiayai oleh dana umum yang berasal dari masyarakat sendiri yang dikumpukan melalui pajak sehingga perpustakaan umum bersifat cuma-cuma dalam arti masyarakat tidak perlu membayar untuk dapat masuk ke perpustakaan umum. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemertintah daerah untuk kebutuhan masyarakat akan informasi dan pengetahuan sehingga kebutuhan tersebut terpenuhi.

Fungsi perpustakaan umum adalah : 1. Pengkajian bahan pustaka pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka. 2. Penyedian bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui pembelian, langganan, tukar menukar, penggadaan, penerbitan dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi. 5. Pendayagunaan atau pemberdayaan koleksi. 6. Pemberian layanan kepada masyarakat dengan sistem yang mudah dan tepat serta sederhana. 7. Pemasyarakatan perpustakaan. 8. Pengkajian dan pengembangan atas semua aspek kepustakawanan. 9. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatn bersama koleksi sarana prasarana. 10. Pelaksanaan koordinasi dengan berbagai pihak dan mitra kerja lainnya. 11. Administrasi perpustakaan seperti kepegawaian, ketatausahaan, keuangan dan kerumahtanggaan (Perpustakaan RI 2001) Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi untuk mengakaji bahan pustaka atau bahan bacaan dari masyarakat dalam memperoleh informasi dan bahan pustaka dengan cara membeli, berlangganan, tukar menukar dan lain-lain dengan memberikan layanan kepada masyarakat secara mudah, tepat dan sederhana. Perpustakaan umum mempunyai fungsi untuk menyimpan dan memelihara bahan bacaan atau koleksi sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi.

Fungsi perpustakaan umum yang lain yaitu menurut Sutarno (2006:37). Perpustakaan umum berfungsi untuk memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Berdasarkan teori sutarno di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mempuyai fungsi sebagai pusat informasi dan sumber belajar dengan memberikan layanan yang baik kepada pengguna atau masyarakat. Perpustakaan umum juga berfungsi sebagai tempat hiburan atau rekreasi, karena masyarakat dapat menggunakan dan memanfaatkan bahan bacaan yang ada di perpustakaan umum sehingga pustakawan harus melestarikan bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan umum. 2.2 Pustakawan Pada saat ini masih banyak orang yang belum mengenal pustakawan, pustakawan masih dianggap sebagai orang yang bekerja dan menjaga buku di perpustakaan. Namun pada kenyataannya pustakawan adalah orang yang ahli di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi baik mulai dari pelayanan sampai pada penemuan informasi yang ditujukkan kepada masyarakat atau pengguna perpustakaan. Menurut Undang-undang RI No.43 tahun 2007, pustakawan adalah sesorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.

Dari pengertian Undang-Undang RI No.43 tahun 2007 di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah orang yang berperan penting dalam perpustakaan yang mempunyai kemampuan khusus dalam bidang perpustakaan yang diperoleh melalui pendidikan tentang perpustakaan ataupun dari pendidikan dan pelatihan tentang perpustakaan yang mempunyai keahlian khusus dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pengguna perpustakaan. Adapun pengertian lain tentang pustakawan, yakni pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyrakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diperoleh dari pendidikan (Sulistyo Basuki, 1991:8). Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan adalah orang yang bertugas dalam sebuah perpustakaan yang ditugaskan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat atau pengguna perpustakaan berdasarkan ilmu yang diperoleh dari pendidikan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Undang-Undang RI No.24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan menguraikan syarat-syarat dan standar pustakawan yakni pada pasal 33, 34, dan 35 : 1. Pustakawan memiliki kualifikasi akademik paling rendah diploma dua (D-II) dalam bidang perpustakaan dari perguruan tinggi yang terakreditasi.

2. Pustakawan harus mempunyai kompetensi professional dan kompetensi personal yang mencakup aspek pengetahuan, keahlian, sikap kerja, aspek kepribadian dan interaksi sosial. 3. Pustakawan harus memiliki sertifikat kompetensi sebagai dasar pertimbangan untuk peningkatan karier pustakawan. Berdasarkan undang-undang diatas dapat disimpulkan apabila menjadi seorang pustakawan harus menempuh pendidikan sekurang-kurang diploma dua (D-II), seorang pustakawan harus mempunyai kompetensi professional dan kompetensi personal, serta pustakawan harus memiliki kompetensi sebagai dasar pertimbangan untuk peningkatan karier pustakawan sehingga dapat dengan maksimal bekerja sesuai dengan profesinya sebagai seorang pustakawan. Untuk menjadi seorang pustakawan dan disebut sebagai pustakawan, harus memenuhi beberapa persyaratan. Menurut Yusuf (1996 : 43) menyatakan bahwa persyaratan yang harus dimiliki pustakawan adalah : 1.Persyaratan Sikap Mental Pustakawan Perpustakaan Umum harus mempunyai jiwa pengabdian terhadap tugas-tugas dan fungsi-fungsi Perpustakaan Umum sebagai sarana penunjang pendidikan formal dan non formal serta senantiasa bersedia membantu, membimbing dan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara terbuka dan suka rela sehingga tujuan Perpustakaan Umum dapat tercapai. 2. Persyaratan Pengetahuan Seorang pustakawan Perpustakaan Umum harus berpengetahuan dan berwawasan luas agar dapat menjawab pertanyaanpertanyaan yang datang dari masyarakat. Pustakawan harus selalu

menambah pengetahuannya dengan memanfaatkan koleksi yang tersedia di perpustakaan dan mengikuti pendidikan, seminar, ceramah dan kegiatan yang mendukung tugas di perpustakaan. Dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan, seseorang harus dapat memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yakni berupa ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan sehingga berwawasan luas dan mampu menyerap ilmu pengetahuan lain. 2.3 Peran Pustakawan Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau orang lain menyangkut peran tersebut (Friedman, 1998:286). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan posisi sosial yang bersifat formal maupun informal yang diberikan kepada seseorang dan peran juga menentukan apa yang harus sesorang lakukan untuk memenuhi harapan dan tujuan seseorang maupun orang lain yang bersangkutan. Pengertian peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimilki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:667). Berdasarkan teori di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa peran diartikan sebagai tingkat atau kelas yang dimiliki oleh seseorang yang mempunyai kedudukan khusus di dalam masyarakat. Jadi, dalam hal ini peran merupakan kedudukan dalam suatu masyarakat berdasarkan tingkat atau kelas baik secara formal maupun informal demi kebutuhan bersama. Peran seorang pustakawan sangat penting dalam hal mempromosikan perpustakaan, karena melalui promosi perpustakaan masyarakat atau pengguna perpustakaan dapat mengetahui peran dan manfaat perpustakaan, serta dapat mengetahui peran pustakawan dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pustakawan dalam pelayanan dan pengelolaan perpustakaan. Pada saat ini peran pustakawan masih dianggap sebelah mata, namun pada kenyataannya peran seorang pustakawan dalam sebuah perpustkaan sebagai media penyampaian informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat atau pengguna perpustakaan baik oleh para pendidik maupun peneliti karena dengan peran seorang pustakawan masyarakat atau pengguna perpustakaan dapat dengan mudah memperoleh informasi. Oleh karena itu, penting mengetahui peran seorang pustakawan dalam mengelolah perpustakaan sehingga informasi yang diperoleh dapat tersalurkan dan bermanfaat bagi masyarakat atau pengguna perpustakaan. Selain tugas yang harus dilaksanakan adapun peranan seorang pustakawan di dalam sebuah perpustakaan. Pustakawan mempunyai banyak peran antara lain:

1. Edukator Sebagai edukator (pendidik), pustakawan dalam melaksanakan tugasnya harus berfungsi dan berjiwa sebagai pendidik, ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir, dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan. 2. Manager Pada hakikatnya pustakawan adalah manager informasi yang mengelola informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Informasi yang banyak dan terdapat dalam berbagai wadah yang jumlah selalu bertambah harus dikelola dengan baik. Kebutuhan informasi pengguna merupakan dasar pengelolaan informasi. 3. Administrator Sebagai administrator pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil yang telah dicapai, kemudian melakukan upaya-upaya perbaikan untuk mencapai hasil yang lebih baik. 4. Supervisor Sebagai Supervisor pustakawan harus : 1. Dapat melaksanakan pembinaan profesional, untuk mengembangkan jiwa kesatuan dan persatuan antar sesama pustakawan, sehingga dapat menumbuhkan dan peningkatan semangat kerja dan kebersamaan. 2. Dapat meningkatkan

prestasi, pengetahuan dan keterampilan, baik rekan-rekan sejawat maupun masyarakat pengguna yang dilayaninya. 3. Mempunyai wawasan yang luas, pandangan jauh ke depan, memahami beban kerja, hambatan-hambatan, serta bersikap sabar, tetapi tegas, adil, obyektif dalam melaksanakan tugasnya. 4. Mampu berkoordinasi, baik dengan sesama pustakawan maupun dengan para pembinanya dalam menyelesaikan berbagai persoalan dan kendala, sehingga mampu meningkatkan kinerja unit organisasinya (Hermawan, 2006 : 5657). Sedangkan Abbas dalam Kusumah (2001 : 1) mengemukakan peran pustakawan adalah: 1. Pustakawan sebagai gerbang ke masa depan dan masa lalu. 2. Pustakawan sebagai pengajar. 3. Pustakawan sebagai manajer knowledge. 4. Pustakawan sebagai organizer jaringan sumber-sumber informasi. 5. Pustakawan sebagai penyokong untuk pengembangan kebijakan informasi. 6. Pustakawan sebagai komunitas partner. 7. Pustakawan sebagai pengayak sumber informasi. 8. Pustakawan sebagai kolaborasi dengan penyedia sumber teknologi. 9. Pustakawan sebagai teknisi. 10. Pustakawan sebagai konsultan informasi. Berdasarkan kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa pustakawan memiliki banyak peran yakni sebagai edukator, administrator,

manager, dan supervisor. Sebagai edukator pustakawan harus mempunyai jiwa sebagai seorang pendidik yakni mendidik, mengajar, dan melatih. Sebagai administrator, seorang pustakawan harus dapat menjadi pengelolah informasi yang baik dimana informasi jumlahnya selalu bertambah dan dapat menyajikannya dalam berbagai wadah. Sebagai administrator, seorang pustakawan harus dapat melaksanakan program-program kerja di perpustakaan dan melakukan perbaikan apabila terdapat kesalahan dalam pelaksanaan program tersebut. Sebagai supervisor, seorang pustakawan harus mempunyai wawasan dan pengetahuam yang luas, dan keterampilan serta dapat bekerjasama dengan sesama pustakawan dan pengguna perpustakaan. Selain itu pustakawan juga harus dapat menemukan informasiinformasi terbaru sehingga dapat mengembangkan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan bagi pengguna perpustakaan. 2.4 Kompetensi Pustakawan Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dapat terobservasi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kompetensi pustakawan menurut Peraturan Perundangundangan No.24 tahun 2014, Pasal 34: 1. Pustakawan harus memiliki kompetensi professional dan kompetensi personal.

2. Kompetensi professional sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) mencakup aspek pengetahuan, keahlian, dan sikap kerja. 3. Kompetensi personal sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) mencakup aspek kepribadian dan interaksi sosial. 4. Ketentuan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa seorang pustakawan harus mempunyai kemampuan dan kompetensi yang mencakup pengetahuan dan sikap kerja, selain itu seorang pustakawan harus mempunyai kompetensi dalam hal berinteraksi dengan sesama yakni melalui komunikasi. Karena melalui komunikasi maka seorang pustakawan dapat menjadi penghubung antara pengunjung atau pengguna perpustakaan dengan koleksi yang ada di perpustakaan. 2.5 Promosi Pemanfaatan Perpustakaan 2.5.1 Promosi Perpustakaan Menurut Yuven (2009:1) promosi pepustakaan merupakan rangkaian kegiatan perpustakaan yang dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui koleksi, fasilitas dan produk atau layanan yang disediakan. Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa promosi perpustakaan merupakan kegiatan untuk mengenalkan seluruh kegiatan yang ada di perpustakaan baik mulai dari layanan, koleksi, fasilitas maupun produk-produk yang ada di perpustakaan dengan tujuan agar

masyarakat dapat dengan mudah mengenal dan memanfaatkan seluruh pelayanan dan fasilitas yang ada di perpustakaan. 2.5.2 Pemanfaatan Perpustakaan Pemanfaatan merupakan turunan kata dari kata Manfaat, yakni suatu penghadapan yang semata-mata menunjukkan kegiatan menerima. Sedangkan menurut Badudu dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa Pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja dalam memanfaatkan sesuatu yang berguna. ( Maha Tem, 2015). Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan merupakan suatu cara atau kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan sesuatu yang berguna. Seperti di perpustakaan, pemanfaatan dilakukan dengan cara memanfaatkan koleksi atau bahan pustaka yang ada untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pemenuhan kebutuhan akan informasi. 2.5.3 Promosi Pemanfaatan Perpustakaan Berdasarkan kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa promosi pemanfaatan perpustakaan merupakan usaha yang dilakukan oleh sebuah perpustakaan untuk menarik masyarakat atau pengguna perpustakaan memanfaatkan perpustakaan sebagai wadah atau tempat untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan. Melalui promosi pemanfaatan perpustakaan pustakawan dapat berkomunikasi dengan masyarakat atau

pengguna perpustakaan berkaitan dengan infomasi yang berguna untuk mengajak masyarakat atau pengguna perpustakaan untuk berkunjung ke perpustakaan dan memanfaatkan bahan pustaka atau koleksi yang ada di perpustakaan. 2.5.4 Media dalam Promosi Perpustakaan Menurut Sulistyo-Basuki (1991:286), media yang dapat digunakan dalam promosi yaitu nama dan logo, poster dan leaflet, pameran, ceramah dan iklan. 1. Nama dan Logo Perpustakaan memerlukan sebuah nama yang khas karena nama yang khas akan mudah diingat oleh pengguna perpustakaan, nama yang juga menunjukkan sifat yang khas juga. Nama khas ini menandai jasa baru sebuah perpustakaan walaupun umum sering tidak mengetahui bahwa jasa baru tersebut sebenarnya dikaitkan dengan perpustakaan. 2. Poster dan Leaflet Poster merupakan salah satu sarana mudah untuk menyampaikan sejumlah informasi. Poster yang dibuat hendaknya mencantumkan nama, jasa, alamat, dan nomor telepon (bilamana ada), jam buka, jasa apa saja yang ditawarkan, serta ditujukkan untuk siapa. Leflet berfungsi sebagai pencipta citra sekaligus memberika informasi sebagai perbandingan. 3. Pameran Pameran atau peragaan merupakan sarana menyampaikan informasi pada hadirin dalam jumlah yang besar, melalui pameran, pustakawan berusaha menyajikan berbagai aspek jasa

informasi. Penyajian ini sebaiknya mencakup semua jasa informasi namun dalam bahasa sederhana. 4. Ceramah Ceramah merupakan cara mudah untuk mempublikasikan jasa informasi perpustakaan. Ceramah dapat diberikan pada berbagai kelompok masyarakat. Walaupun jumlah hadirin terbatas, kesempatan ceramah harus digunakan tidak saja untuk menceritakan jasa perpustakaan melainkan juga cara memperoleh masukkan dari para hadirin. Masukan ini berupa diskusi dan tanya jawab sesuai dengan ceramah. 5. Iklan Iklan adalah media promosi dalam bentuk penyajian mengenai ide, produk atau jasa dengan cara membayar. Tujuan iklan adalah untuk mendorong dan membujuk masyarakat agar tertarik akan barang atau jasa yang ditawarkan atau dijual. (Mustafa 1996:30) Berdasarkan teori Sulistyo-Basuki dan Mustafa di atas, dapat disimpulkan bahwa, 1) Nama dan Logo merupakan cirri khas dari sebuah perpustakaan yang dapat menarik masyarakat atau pengguna perpustakaan untuk berkunjung ke perpustakaan. 2) Poster dan Leaflet merupakan salah satu bentuk promosi di perpustakaan yang disajikan dalam bentuk kertas yang berisikan pelayanan dan informasi yang diberikan oleh perpustakaan. 3) Pameran merupakan sarana penyamapaian layanan dan informasi perpustakaan kepada masyarakat dimana para pustakawan ikut serta dan turun langsung dalam pameran dengan cara dan bahasa yang sederhana sehingga pustakawan dapat menympaikan informasi kepada pengguna dengan mudah. 4) Ceramah dalam promosi perpustakaan ditujukkan kepada

kelompok masyarakat agar masyarakat atau pengguna mengenal dan mengetahui lebih dalam tentang layanan perpustakaan serta mendapat informasi yang lebih dengan cara diskusi dan tanya jawab langsung kepada pustakawan. 5) Iklan dalam promosi perpustakaan merupaka cara penyampaian informasi yang bertujuan untuk mendorong dan mengajak masyarakat atau pengguna perpustakaan untuk mengetahui layanan dan informasi yang didapat apabila datang ke perpustakaan. Oleh karena itu apa saja media dan cara yang digunakan dalam rangka mempromosikan perpustakaan sangat berperan penting untuk mengajak dan menarik perhatian dari masyarakat atau pengguna perpustakaan untuk berkunjung ke perpustakaan. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan layanan yang diberikan oleh perpustakaan, dengan layanan yang baik maka masyarakat atau pengguna merasa puas dan nyaman untuk datang dan kembali ke perpustakaan.