KEDUDUKAN IMMIGRATION ON BOARD (IOB) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

dokumen-dokumen yang mirip
2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Udara yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2018, No Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1951 tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Nomor 23 dari Republik

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2014

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.1331, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Cap Imigrasi. Bentuk. Penggunaan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 1993 TENTANG PEMBERIAN SURAT KETERANGAN FISKAL LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA MASUK BAGI ORANG ASING DI KANTOR IMIGRASI DENPASAR

BERITA NEGARA. No.1331, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Cap Imigrasi. Bentuk. Penggunaan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PENERAPAN PENGGUNAAN MATA UANG RUPIAH BAGI PELAKU USAHA PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI DALAM MENDUKUNG FASILITASI (FAL) UDARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BAGI ORANG PRIBADI YANG BERTOLAK KE LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Hukum keimigrasian di Indonesia telah ada sejak pemerintahan Kolonial Belanda. Ketentuan

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI DESEMBER 2014

PERBANDINGAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

SURAT IZIN MENGEMUDI SEMENTARA BAGI WISATAWAN ASING YANG BERKENDARA DI BALI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN APABILA TERJADI KECELAKAAN AKIBAT PILOT MEMAKAI OBAT TERLARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Visa. Terbatas. Bekerja. Berlibur. Kemudahan.

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) FRAKSI-FRAKSI DPR RI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN

KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEIMIGRASIAN. Belanda. Pada saat itu terdapat badan pemerintah kolonial bernama Immigratie Dients

KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS PERAIRAN. Direktorat Jenderal Imigrasi 2017

PENERAPAN YURISDIKSI NEGARA DALAM KASUS PEMBAJAKAN KAPAL MAERSK ALABAMA DI PERAIRAN SOMALIA. Oleh: Ida Ayu Karina Diantari

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA FEBRUARI 2012

BAB I PENDAHULUAN. Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta diapit oleh dua benua yaitu

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan untuk skripsi ini adalah penelitian hukum normatif

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI YANG AKAN BERTOLAK KE LUAR NEGERI.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral)

BAB I PENDAHULUAN. Pulau. Kepulauan Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 53/PJ/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor: KP 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA DESEMBER 2011

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP-447 TAHUN 2014 TENTANG PEMBAYARAN PASSENGER SERVICE CHARGE (PSC) DISATUKAN DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan praktik penerbangan bukanlah perkara sederhana. Ada banyak

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

NOMOR : KP 261 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR KP 104 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-658.IZ TAHUN 2003 TENTANG KEMUDAHAN KHUSUS KEIMIGRASIAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI AGUSTUS 2016

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG. Adapun dasar hukum penetapan tarif angkutan penumpang yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk sekitar 231 juta jiwa merupakan negara kepulauan yang memiliki

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Bab IV huruf A angka 2 huruf a dan b

SE - 86/PJ/2008 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 53/PJ/2008 TENTANG TATA CA

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI UDARA DAN LAUT PROVINSI BALI SEPTEMBER 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3925); 3. Peraturan Presiden No

BAB II SYARAT-SYARAT DAN PROSEDUR MENDAPATKAN IZIN MASUK SEBAGAI IMIGRAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEDUDUKAN IMMIGRATION ON BOARD (IOB) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN Oleh Rudie Charles Ticoalu Pembimbing Akademik: Made Maharta Yasa Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Immigration On Board (IOB) adalah pemeriksaan keimigrasian oleh petugas imigrasi Indonesia dalam penerbangan internasional yang sedang menuju ke salah satu bandara di Indonesia yang dioperasikan oleh pihak maskapai Garuda Indonesia. Jurnal ini secara khusus membahas kedudukan hukum IOB dalam Undang-Undang Keimigrasian Indonesia serta untuk mengetahui manfaat yang diberikan dalam program ini. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif yang mengkaji dan meneliti peraturan-peraturan tertulis. Kata kunci: IOB, Kedudukan hukum, Undang-Undang Keimigrasian Indonesia ABSTRACT Immigration On Board (IOB) is an immigration examination by the Indonesia immigration officer at international flight that is directing to one of airport in Indonesia that exclusively operated by Garuda Indonesia airways. This journal in specifically aimed to discuss the legal status of IOB in Indonesia Immigration Act and to identify the benefit of this program. This article is written by using normative legal research method that study and examine the written regulation. Keywords: IOB, Legal Status, Indonesian Immigration Act I. PENDAHULUAN Hukum Keimigrasian merupakan bagian dari sistem hukum yang berlaku di Indonesia, bahkan merupakan subsistem dari Hukum Administrasi Negara. Sebagai sebuah subsistem hukum, hukum keimigrasian di Indonesia telah ada sejak pemerintahan Kolonial Belanda. 1 Fungsi keimigrasian adalah sebagai pelayan masyarakat, penegak hukum dan fasilitator pembangunan ekonomi (trifungsi imigrasi). Mengingat fungsi keimigrasian ikut menentukan kedaulatan negara yang bersangkutan, dimana setiap pihak yang datang dan keluar wilayah Indonesia wajib melalui 1 M. Iman Santoso, 2004, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, UI Press Jakarta, hal. 1. 1

pemeriksaan imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) baik di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia. Salah satu aktual mengenai keimigrasian saat ini adalah mengenai program Immigration On Board (IOB) yang dipraktikkan oleh petugas keimigrasian Indonesia kepada penumpang maskapai Garuda Indonesia yang datang dari luar negeri. Melalui program yang telah berlangsung sejak 2 (dua) tahun silam ini, p emeriksaan keimigrasian dilakukan langsung oleh petugas imigrasi Indonesia di atas alat angkut udara Garuda Indonesia yang berangkat dari beberapa negara yaitu Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Cina dengan tujuan Jakarta dan Denpasar. Account Manager Outbound Sales Japan PT Garuda Indonesia, Marlene Riwati menjelaskan prosedur teknis IoB bahwasanya dalam setiap penerbangan, ada dua petugas imigrasi yang melayani semua penumpang yang menstempel paspor di pesawat dan memberikan kartu tanda terima, sehingga penumpang saat baru turun akan langsung menuju pintu khusus dan menyerahkan kartu tersebut pada petugas yang disiapkan. 2 Sepanjang penelusuran penulis, program ini didasarkan pada Perjanjian Kerjasama antara Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor: IMI-UM.01.01-560 (selanjutnya, dalam tulisan ini disebut sebagai Perjanjian Kerjasama). Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini hendak menganalisis kedudukan hukum program IOB dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian. Selain itu, tulisan ini juga bertujuan untuk mengetahui manfaat yang diberikan dalam program ini. II. ISI MAKALAH 2.1 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah jenis penelitian hukum normatif. Karena penelitian ini adalah penelitian hukum normatif maka sumber datanya adalah berupa data sekunder yang berupa bahan hukum baik bahan hukum 2 http://travel.kompas.com/read/2013/06/01/08364684/garuda.manjakan.penumpang.dengan.im migration.on.board. 2

primer maupun bahan hukum sekunder. 3 Jenis pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan perundang-undangan pendekatan konsep. Analisis terhadap bahan-bahan hukum yang telah diperoleh dilakukan dengan cara deskriptif, analisis, dan argumentatif. 4 2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1 Kedudukan Immigration on Board (IOB) ditinjau dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Perjanjian Kerjasama, IOB adalah pemeriksaan keimigrasian dalam penerbangan internasional yang sedang menuju ke salah satu bandara di Indonesia yang dioperasikan oleh pihak maskapai Garuda Indonesia. Secara teknis, program ini memastikan setiap pihak yang datang dari luar negeri dapat diverifikasi secara database dalam Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian. Dalam konteks hukum, tentu menjadi menarik untuk menganalisis bagaimana sesungguhnya kedudukan hukum program IOB ini dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (selanjutnya disebut UU Keimigrasian). Dalam pencermatan penulis, terdapat ketentuan di dalam UU Keimigrasian yang dapat diinterpretasikan sebagai landasan pelaksanaan program IOB, yaitu Pasal 1 butir 12 UU Keimigrasian yang menyebutkan Tempat Pemeriksaan Imigrasi adalah tempat pemeriksaan di pelabuhan laut, bandar udara, pos lintas batas, atau tempat lain sebagai tempat masuk dan keluar wilayah Indonesia. Istilah tempat lain yang terdapat di dalam rumusan ketentuan di atas tampaknya menjadi legitimasi bagi program IOB. Penting kiranya untuk disampaikan bahwa secara substansi proses pemeriksaan keimigrasian yang diterapkan dalam pesawat pada program ini sesungguhnya sama halnya dengan proses pemeriksaan yang dilakukan di darat (bandar udara) sebagaimana lazimnya. Dalam tulisan ini, penulis juga hendak sedikit mengaitkan konsep IOB dengan ruang yang jelas dalam pelaksanaan pemeriksaan keimigrasian oleh petugas suatu 3 Amirudin, dan H. Zainal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 118. 4 Ibid, hal. 131. 3

negara di atas alat angkut yang memang menjadi yurisdiksi negara tersebut. 5 Dengan demikian program ini tentu tidak bertolak belakang dengan hukum internasional. 2.2.2 Manfaat Yang Diberikan Dalam Program Immigration on Board (IOB) Perlu diketahui bahwa program IOB telah didukung oleh fasilitas peralatan standar proses pemeriksaan keimigrasian sebagaimana lazimnya. Dengan demikian, program ini sesungguhnya menjamin bahwa setiap warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia bebas dari daftar penangkalan sehingga faktor keamanan dalam negeri dapat terjamin. Secara internal, program ini turut mendukung pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian. Dalam konteks hubungan antar lembaga, IoB juga menjadi bentuk konkrit dari koordinasi antara Direktorat Jenderal Keimigrasian Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Kementerian Luar Negeri dan Garuda Indonesia sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menyediakan jasa pengangkutan. 6 Penumpang Garuda Indonesia tujuan Indonesia, baik kelas bisnis maupun kelas ekonomi, tentu merasakan manfaat langsung dari program ini. Sebab, mereka tidak perlu lagi berlama-lama mengantre di Imigrasi. 7 Program ini juga telah terbukti memberikan manfaat positif terhadap peningkatan perekonomian nasional sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kunjungan wistawan manca negara. Direktur layanan Garuda Indonesia Faik Fahmi menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah penumpang sekitar 20 persen dengan mengatakan IoB sebagai salah satu penyebabnya. 8 III. KESIMPULAN Dari uraian di atas, penulis hendak menyimpulkan dua hal. Pertama, program IOB sesungguhnya telah memiliki legitimasi hukum, sebagaimana dapat 5 Lihat pengertian ekstrateritoral misalnya dalam M. Tasrief, 1988, Hukum Diplomatik Teori dan Praktiknya, CV. Al Ihsan, Surabaya, hal. 34. 6 Lihat, Ambassador of Indonesia in Beijing launched the immigration on board service of Garuda Indonesia, 4 Mei 2013, http://www.setkab.go.id/international-8523-ambassador-of-indonesia-inbeijing-launched-the-immigration-on-board-service-of-garuda-indonesia.html 7 http://travel.kompas.com/read/2013/06/01/08364684/garuda.manjakan.penumpang.dengan.im migration.on.board. 8 http://news.detik.com/read/2013/05/04/020158/2237850/10/layanan-immigration-on-boardmampu-genjot-jumlah-penumpang-garuda-indonesia 4

diinterpretasikan dari rumusan ketentuan Pasal 1 butir 12 UU Keimigrasian. Selain dalam konteks hukum nasional Indonesia, program ini juga tidaklah bertentangan dengan teori yurisdiksi eksteritorial dalam hukum internasional. Kedua, ada sejumlah manfaat yang akan didapat dalam pengimplementasian program IOB, yaitu ikut menjamin bahwa setiap warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia bebas dari daftar penangkalan. Program ini juga ikut memberikan dampak positif terhadap peningkatan perekonomian nasional sebagai akibat dari meningkatnya jumlah pengunjung. 5

DAFTAR PUSTAKA Amirudin, dan H. Zainal Asikin, 2013, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta M. Iman Santoso, 2004, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, UI Press Jakarta. M. Tasrief, 1988, Hukum Diplomatik Teori dan Prakteknya, CV. Al Ihsan, Surabaya Perjanjian Kerjasama Nomor : IMI-UM.01.01-560 Tentang Pemeriksaan Keimigrasian Dalam Penerbangan Dan Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak Atas Biaya Visa Kunjungan Saat Kedatangan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian 6