ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa)

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. sebenarnya yaitu untuk mengetahui bagaimanakan

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

BAB III KONSEP PENGASUHAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

RANCANGAN QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRAHIM

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

Pencatatan Nama Orang Tua Bagi Anak Yang Tidak Diketahui Asal-usulnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TAMAN ANAK CERDAS (TAC) KOTA SURAKARTA

PENETAPAN HAKIM TERHADAP PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 1979 (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

Daya Mas Media Komunikasi dan Informasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 1 Nomor 2 September 2016; ISSN :

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DI KOTA DENPASAR

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

PERLINDUNGAN HAK ANAK

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK MELALUI PENDEKATAN RESTORATIVE JUSTICE DI TINGKAT PENYIDIKAN DI TINJAU DARI UU

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

III. METODE PENELITIAN

INDONESIA. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. menumbuhkan kesadaran siswa terhadap penegakan Hak asasi manusia

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS TINGGI SD N 1 MUDALREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

I. PENDAHULUAN. melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian diperlukan suatu langkah-langkah pengkajian

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ABSTRAK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR DI DESA SUMBER JAYA. (Leni widianingsih, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa)

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

III. METODE PENELITIAN. diharapkan dapat tercapai. Sesuai dengan sasaran penelitian, maka penelitian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

III. METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan atau cara mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pembahasan mengenai anak merupakan suatu kajian yang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Institute for Criminal Justice Reform

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upayanya memanfaatkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan jumlah sekolah luar biasa di daerah-daerah yang jauh dari perkotaan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak. Di Indonesia seringkali dalam rumah tangga juga ada sanak saudara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN RESTITUSI BAGI ANAK YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa) Purpose of this research is analyze how is perceptions of local government about child abuse in Srimulyo I. This reasearch used descriptive quantitative method. The result of this research shows that understanding of government apparatus on child abuse 75% are included in category of understand, respon from government apparatus about child abuse 50% are included in category of disagree, and government apparatus hope to resolve problems of shild abuse 62,5% are included in category of high expectations. Then, government apparatus disagree with physical abuse in children looks at data that as many as 75% included in category of disagree, and they also disagree with verbal abuse in children, looks at data that as many as 62,5% included in the category of disagree. Research result shows there local government apparatus in Srimulyo I disagree with child abuse, then they have high expectations with child abuse Tujuan penelitian ini adalah menganalisis Persepsi Aparatur Pemerintah Desa Tentang Kekerasan Terhadap Anak Di Srimulyo I. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman aparatur pemerintah desa tentang kekerasan anak adalah 75% kategori paham, tanggapan aparatur pemerintah desa tentang kekerasan pada anak adalah 50% kategori tidak setuju. Harapan aparatur pemerintah desa tentang penanggulangan kekerasan pada anak adalah 62.5% kategori harapan tinggi. Aparatur pemerintah Desa tidak setuju dengan kekerasan fisik pada anak ditunjukkan dengan 75% kategori tidak setujua, dan mereka juga tidak setuju dengan kekerasan verbal ditunjukkan dengan 62,5% tidak setuju. Hasil penelitian ini menunjukkan aparatur pemerintah Desa Srimulyo I tidak setuju dengan kekerasan pada anak dan memiliki harapan tinggi untuk menyelesaikannya. Kata kunci : anak, aparatur pemerintah desa, kekerasan, orang tua.

Latar Belakang Kelompok masyarakat yang rentan, seperti anak-anak dan fakir miskin serta perempuan berhak mendapatkan perlindungan lebih terhadap hak asasinya. Sebagaimana isi pasal 28B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yaitu V H W L D S D Q D N E H U K D N D W D V N H O D Q J V X Q J D Q hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan G L V N U L P L Q D V L Orang tua sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam masa perkembangan anak wajib memberikan apa yang sudah menjadi hak anak, terutama dalam hal perlindungan dan pendidikan agar perkembangan anak menjadi optimal. Tugas orang tua selain mengasuh, mendidik, juga memberikan perlindungan dari perlakuan diskriminasi, kekerasan, penganiayaan, dan pengesploitasian untuk tujuan komersil, baik secara ekonomi maupun seksual. Selain orang tua, pihak-pihak yang bertanggung jawab menjamin hak-hak anak ini adalah pemerintah dan negara. Negara menjamin hak-hak anak seperti hak mendapat pendidikan, perlindungan dan hak lainnya dan tercantum dalam UUD 1945. Anak merupakan generasi penerus bangsa sehingga memerlukan perlindungan yang khas dari orang tua, pemerintah, maupun negara. Fakta yang terjadi di lapangan tidak selalu berjalan sesuai dengan peraturan yang ada. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak yang dikutip dari tribunnews.com jakarta, tercatat dari bulan Januari hingga akhir Juni 2013 ada 1032 kasus kekerasan yang terjadi pada anak di indonesia. Dari jumlah itu kekerasan fisik tercatat ada 294 kasus atau 28%, kekerasan psikis 203 kasus atau 20% dan kekerasan seksual 535 kasus atau 52%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan pada anak. Menurut pengamatan penulis, ada beberapa perlakuan orang tua terhadap anaknya dilingkungan penelitian yaitu Dusun Srimulyo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yang memiliki indikasi kekerasan, baik kekerasan secara fisik maupun kekerasan secara verbal. Tingkat pendidikan masayarakat di lingkungan ini tidak terlalu tinggi, sehingga mereka tidak begitu memahami bagaimana bentuk kekerasan terhadap anak baik kekerasan fisik maupun verbal, terlebih mengetahui tentang Undang-Undang Perlindungan Anak. Dengan tingkat pemahaman yang minim, masyarakat Dusun Srimulyo I, menganggap bahwa hal-hal yang menjadi indikasi kekerasan teradap anak adalah sesuatu yang wajar dan sah-sah saja dilakukan orang tua dalam rangka upaya orang tua mendidik anak. UUD 1945 mengamanatkan kepada negara dan pemerintah untuk menjamin tiap-tiap hak warga negaranya termasuk anak-anak, dan dalam hal ini, aparatur pemerintahan desa juga termasuk bagian dari pemerintahan. Karena tempat penelitian adalah Dusun Srimulyo I, maka perangkat desanya adalah Kepala Dusun, Rukun Tetangga, dan Rukun Warga. Berdasarkan salah satu fungsi RT, yakni penanganan masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi warga, yang dalam hal ini adalah kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak, maka sudah seharusnya RT memiliki peran serta dalam penanggulangannya. Aparatur pemerintah desa sudah seharusnya memiliki peran serta dalam penanggulangan masalah-masalah yang dialami dimasyarakat termasuk kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak.

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di lingkungan penelitian, belum ada warga yang melaporkan masalah kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak kepada aparat pemerintahan Dusun Srimulyo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi perangkat desa ini, yaitu seluruh ketua RT di Dusun Srimulyo I, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang persepsi aparatur pemerintah desa tentang kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak di Dusun Srimulyo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman aparatur pemerintah desa tentang kekerasan terhadap anak, faktor pendidikan masyarakat, faktor lingkungan sekitar. Tinjauan Pustaka Definisi Kekerasan Pada Anak Suatu tindakan penganiayaan atau perlakuan salah pada anak dalam bentuk menyakiti fisik, emosional, seksual, melalaikan pengasuhan dan eksploitasi untuk kepentingan komersial yang secara nyata atau pun tidak dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup, martabat atau perkembangannya, tindakan kekerasan diperoleh dari orang yang bertanggung jawab, dipercaya atau berkuasa dalam perlindungan anak tersebut Tinjauan tentang Anak Definisi Anak Definisi anak menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang 3 H U O L Q G X Q J D Q $ Q D N D G D O Dseseorang K yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam N D Q G X Q J D Q Macam-Macam Kekerasan Pada Anak Kekerasan pada anak dibagi menjadi beberapa macam, yaitu Kekerasan secara Fisik, Kekerasan Emosional, Kekerasan Verbal, Kekerasan Seksual. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar, anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa, atau memiliki potensi dan/atau bakat istimewa, anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan, anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan, dan kesehatan, karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak secara wajar. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas, anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. Hak-Hak Anak Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dijelaskan

Asas 4 Anak-anak harus mendapat jaminan. Mereka harus tumbuh dan berkembang secara sehat. Untuk maksud ini, baik sebelum maupun sesudah dilahirkan harus ada perawatan dan perlindungan khusus bagi si anak dan ibunya. Anak-anak berhak mendapat gizi yang cukup, perumahan, rekreasi, dan pelayanan kesehatan. Asas 5 Anak-anak yang cacat tubuh dan mental atau yang berkondisi sosial lemah akibat suatu kadaan tertentu harus memperoleh pendidikan dan perlakuan khusus. Asas 6 Agar kepribadiannya tumbuh secara maksimal, dan harmonis anak-anak memerlukan kasih sayang dan pengertian. Sedapat mungkin mereka harus dibesarkan dibawah asuhan dan tanggung jawab orang tua mereka sendiri dan bagaimanapun harus diusahakan agar mereka tetap berada dalam suasana yang penuh kasih sayang, sehat jasmani dan rohani. Tijauan tentang Orang Tua Dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak definisi orang tua adalah : D \ D K dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat, dan wali adalah orang atau badan yang dalam kenyataannya menjalankan N H N X D V D D Q D V X K V H E D J D L Melalui proses pengasuhan yang dijalankan, orang tua berupaya mencapai harapannya pada anak dengan berbagai cara. Cara-cara yang digunakan orang tua terkait erat dengan pandangan ornag tua mengenai tugas-tugas yang mesti dijalankan dalam mengasuh anak. Orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam menjalankan peran sebagai orang tua. Hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi anak dalam mengambil keputusan untuk kehidupannya. Kesempatan dalam mengambil keputusan sendiri tersebut merupakan proses pembelajaran yang penting bagi anak kelak agar dapat menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mandiri. Tugas orang tua adalah membantu memberikan tambahan wawasan bagi anak sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keinginan orang tua untuk mengarahkan anak yang terlampau besar, tanpa disadari telah mengambil hak anak untuk belajar mengambil keputusan bagi kehidupannya. Orang tua memang memiliki tujuan tertentu dalam menjalankan perannya sebagai orang tua yang tercermin dalam arapanharapannya terhadap anak, dan melalui praktik pengasuhannya orang tua ingin mewujudkan keinginannya tersebut. Harapan orang tua yang berorientasi pada kebutuhan anak akan lebih optimal pencapaiannya dibandingkan dengan harapan orang tua yang berorientasi pada kebutuhan pribadi orang tua. Untuk itu, orang tua perlu menanamkan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk disosialisasikan pada anak-anaknya, antara lain rajin beribadah, bersikap jujur, bersikap hormat, rukun dengan saudara dan masyarakat, berprestasi di sekolah, dan lain-lain. Metode sosialisasi yang digunakan oleh orang tua berpengaruh trhadap keberhasilan yang dicapai dalam sosialisasi nilai. Metode dialog dan peneladanan oleh orang tua menunjukkan dampak positif pada anak dibandingkan dengan metode pemberian instruksi. Metode pemberian hukuman digunakan orang tua ketika anak masih

c. alternatif jawaban yang tidak mendukung diberikan nilai b. Teknik Pendukung Teknik pendukung dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pendukung untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, karena hasil wawancara digunakan untuk memperkuat hasil data yang diperoleh dari teknik angket. 2. Teknik dokumentasi Penelitian ini menggunakan teknik pendukung teknik dokumentasi yakni pengambilan data yang diperoleh dari informasi, keterangan ataupun fakta-fakta yang berhubungan dengan objek penelitian Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Validitas yang digunakan yakni logical validity dengan cara judgment. Uji Reliabilitas Langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut : a. menyebarkan angket untuk uji cobakan kepada 10 orang diluar responden b. untuk menguji reliabilitas angket digunakan teknik belah dua atau ganjil dan genap c. mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan Korelasi Product Moment Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan rumus interval dan presentase. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana persepsi aparatur pemerintah desa tentang kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak di Dusun Srimulyo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Luas Wilayah Luas wilayah Desa Pemanggilan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah 500 Hektar. Batas Wilayah Batas-batas wilayah Dusun Srimulyo I adalah : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Natar b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dusun Srimulyo II c. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Marga Kaca d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Natar Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Dusun Srimulyo I, adalah laki-laki sebanyak 904 jiwa, perempuan sebanyak 844 jiwa, sehingga total jumlah penduduk Dusun Srimulyo I adalah sebanyak 1.748 jiwa.

No. Kelas Interval Frekuensi Presentase Kategori 1 10 6 75% Tidak Setuju 12 2 8 9 1 12.5% Kurang Setuju 3 6 7 1 12.5% Setuju Jumlah 8 100% Indikator Kekerasan Verbal Tabel 19. Distribusi Frekuensi Indikator Kekerasan Verbal No. Kelas Interval Frekuensi Presentase Kategori 1 11 12 5 62.5% Tidak Setuju 2 9 10 2 25% Kurang Setuju 3 7 8 1 12.5% Setuju Jumlah 8 100% Pembahasan Indikator Pemahaman Pemahaman berguna untuk membantu dalam pengambilan keputusan, sehingga pengambilan keputusan yang diambil akan tepat karena didasarkan pada pertimbanganpertimbangan tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa 6 responden atau sebesar 75% yang menyatakan tahu dan paham mengenai indikator pemahaman tentang kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak. Aparatur Pemerintah Desa merupakan orang-orang terpilih dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi Aparatur Pemerintah Desa. Selain kepribadian baik, hal lain yang harus dimiliki adalah pengetahuan yang memadai. Kekerasan pada anak merupakan salah satu masalah kemasyarakatan yang wajib ditangani Aparatur Pemerintah Desa sesuai dengan fungsinya, yang perlu untuk diperhatikan. Terlebih hal ini menyangkut masa depan anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu Aparatur Pemerintah Desa perlu memiliki pemahaman yang lebih tentang hal ini. Untuk menangani masalah kekerasan pada anak sehubungan dengan pemahaman Aparatur Pemerintah Desa tentang hal tersebut, maka perlu diadakan sosialisasi baik dari lembaga perlindungan anak atau elemen pemerintahan lainnya yang bersangkutan, agar Aparatur Pemerintah Desa memiliki peranan dalam penanggulangan masalah kekerasan pada anak.

sewajarnya dilontarkan pada seorang anak merupakan tindakan kekerasan secara verbal pada anak. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa 5 responden atau sebesar 62.5% yang menyatakan tidak setuju terhadap kekerasan verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak. Orang tua tida seharusnya memberikan perlakuan yang mencerminkan kekerasan verbal pada anaknya. Upaya penanggulangan yang prlu dilakukan Aparatur Pemerintah Desa adalah sosialisasi khusus tentang tata cara penggunaan bahasa-bahasa yang mendidik dan tidak mendidik terhadap anak. Sosialisasi ini sangat bermanfaat mengingat masyarakat desa belum sepenuhnya mengerti pola asuh yang baik bagi perkembangan emosional anak, dan hanya mendidik anak dengan meneruskan tradisi turun menurun mereka Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang persepsi aparatur pemerintah desa tentang kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anak di Dusun Srimulyo I Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa aparat pemerintah desa tidak setuju dengan adanya tindak kekerasan terhadap anak, yang ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu sebanyak 75% menyatakan tidak setuju, baik kekerasan secara fisik maupun kekerasan secara verbal dan memiliki harapan yang tinggi untuk mengadakan kegiatan antisipasi atau pencegahan sebelum tindakan kekerasan pada anak terjadi dan kegiatan penanggulangan apabila tindakan kekerasan pada anak sudah terlanjur terjadi, yang ditunjukkan dengan hasil penelitian bahwa sebanyak 62,5% masuk dalam kategori harapan tinggi Saran Dari hasil penelitian ini, maka hal yang dapat dijadikan masukan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Orang Tua a. Lebih selektif dalam mengambil tindakan dalam hal mendidik anak, tidak perlu menggunakan tindakantindakan yang mencerminkan kekerasan pada anak, baik kekerasan fisik maupun verbal. b. Memperhatikan perkembangan anak lebih mendalam, dan mengawasi pergaulan anak apabila dalam lingkungan bermainnya terdapat unsurunsur kekerasan yang berbahaya untuk masa perkembangannya 2. Bagi Pemerintahan Desa a. Lebih aktif dalam melakukan pengawasan dilingkungan masyarakatnya sehingga tindakan yang melanggar aturan hukum bisa diminimalisir. b. Melakukan sosialisasi atau musyawarah bersama orang tua yang membahas tentang tindak kekerasan terhadap anak. Baik dalam bentuk sosialisasi cara mendidik anak yang baik dan benar maupun penyuluhan hukum tentang tindakan kekerasan terhadap anak. c. Memiliki rencana kerja khusus untuk menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan anak, seperti kekerasan pada anak, pendidikan untuk anak usia dini, pendidikan untuk anak abnormal, dan lain-lain.