BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian, penyusunan hasil, dan pembahasan, maka kesimpulan dari karya ilmiah ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemilihan Umum Legislatif 2014 bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman belum aksesibel dan masih jauh dari kebutuhan penyandang disabilitas. Regulasi, prosedur, maupun fasilitas yang ada belum berpihak pada keberadaan penyandang disabilitas. 2. Pola partisipasi politik penyandang disabilitas pemilu 2014 dapat dilihat melalui keikutsertaan penyandang disabilitas sebagai anggota Relawan Demokrasi, antusias mengikuti sosialisasi pemilu, aksi demonstrasi untuk memperjuangkan hak pilih penyandang disabilitas dan keikutsertaan dalam pemilu untuk menggunakan hak pilihnya dengan harapan akan terwujud pemilu yang aksesibel bagi penyandang disabilitas melalui kebijakan, prosedur maupun fasilitas yang tidak diskriminatif. 3. Hambatan KPU dalam mewujudkan pemilu aksesibel adalah pelaksanaan sosialisasi dan hambatan yuridis. Pelaksana sosialisasi memiliki kesulitan dalam mentransfer materi kepada penyandang disabilitas yang membutuhkan metode khusus, sehingga pihak KPU Kabupaten Sleman harus menyediakan alat peraga dan menjalin kerjasama dengan beberapa pihak. Hambatan yuridis yaitu adanya 132
133 beberapa peraturan yang memberikan batasan kewenangan KPU Kabupaten khususnya dalam hal pengadaan logistik pemilu. Akibatnya, logistik pemilu bagi penyandang disabilitas tidak dapat disediakan secara sepenuhnya. Sedangkan hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas dalam menggunakan hak pilihnya adalah belum adanya fasilitas, prosedur maupun cara yang aksesibel, yaitu yang memberikan kemudahan kepada penyandang disabilitas untuk melakukan mobilitas dalam pemilu. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti di lapangan, agar pelaksanaan pemilu selanjutnya benar-benar aksesibel, yaitu memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas dalam menggunakan hak pilihnya, maka peneliti merumuskan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi KPU Kabupaten Sleman a. KPU Kabupaten Sleman sebaiknya melakukan koordinasi secara berkesinambungan kepada PPK dan PPS maupun kepada organisasi penyandang disabilitas dalam hal pendataan pemilih penyandang disabilitas, agar kebutuhan pemilih penyandang disabilitas dapat terpenuhi melalui penyediaan prosedur dan fasilitas yang berspektif disabilitas. b. Pelaksanaan sosialisasi pemilu khususnya bagi penyandang disabilitas tidak hanya dilakukan pada kelompok-kelompok penyandang disabilitas, KPU Kabupaten Sleman dapat meminta
134 bantuan kepada KPPS untuk melaksanakan sosialisasi agar pemilih penyandang disabilitas yang tidak masuk ke dalam kelompok tetap mendapatkan sosialisasi pemilu dengan harapan akan menciptakan pemilih-pemilih yang cerdas. c. Pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) pemilu bagi KPPS benar - benar diupayakan secara optimal, agar petugas KPPS dapat memahami keberadaan penyandang disabilitas dan menyediakan kebutuhan pemilih penyandang disabilitas di TPS. d. Mengakomodir hak pilih penyandang disabilitas melalui regulasi, penyediaan prosedur dan fasilitas yang aksesibel agar hak pilih penyandang disabilitas dapat tersalurkan dengan mudah. 2. Bagi Persatuan Penyandang Cacat Sleman (PPCS) a. Menggencarkan pelaksanaan kegiatan pendampingan demokrasi bagi penyandang disabilitas untuk meningkatkan kesadaran politik bagi penyandang disabilitas. b. Melakukan advokasi penyediaan rasonable accessibility dalam penyelenggaraan pilkada dan pemilu agar kebutuhan penyandang disabilitas dalam menggunakan hak pilihnya dapat terpenuhi.
135 Buku dan Jurnal/Penelitian: DAFTAR PUSTAKA Adnan Buyung, N & Patra M. Zen. 2006. Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Anonim. 2011. Laporan Kelompok Kerja Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pemilu dan Pemilukada. Yogyakarta: KPU Kabupaten Sleman. Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta. 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka: Daerah Istimewa Yogyakarta in Figures 2013. Yogyakarta: BPS Privinsi D.I Yogyakarta. Carlton Climer Rodee, dkk. 2008. Pengantar Ilmu Politik (Introduction to Political Science) (Alih bahasa oleh Zulkifly Hamid). Jakarta: PT Raja Grafindo. Cholisin, dkk. 2007. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: UNY Press C.S.T. Kansil. 1986. Memilih dan Dipilih. Jakarta: P.T. Pradnya Paramita, cetakan ketiga yang disederhanakan. Dede Rosyada dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madanai, Edisi Revisi (Cetakan kedua). Jakarta: ICCE UIN Jakarta. Hadari Nawawi. 2000. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik: Konsep, Dimensi Indikator, dan Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media. Ishak Salim, dkk. 2014. Memahami Pemilihan Umum dan Gerakan Politik Kaum Difabel. Yogyakarta: SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel). Jimly Asshiddiqie. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jilid II, Cetakan Pertama. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI. Kacung Marijan. 2010. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Khaerul Fahmi. 2011. Pemilihan Umum dan Kedaulatan Rakyat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Khoirudin. 2004. Kilas Balik Pilpres 2004: Evaluasi Pelaksanaan, Hasil dan Masa Depan Demokrasi Pasca Pilpres 2004. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
136 Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Offset. Lijan Poltak Sinambela, dkk. 2008. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. 2007. Panduan Pemasyarakatan Undangundang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal dan Ayat. Jakarta: Sekretarian Jenderal MPR RI. Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mohammad Najib. 2005. Masyarakat Bertanya KPU DIY Menjawab: Tanya Jawab Seputar Persoalan Prosedur Teknis Pemilu 2004 dan Pilkada. Yogyakarta: Komisi Pemilihan Umum DIY. Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim. 1983. Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: PSHTN-FHUI. Muhammah A.S. Hikam. 1999. Politik Kewarganegaraan: Landasan Redemokratisasi di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga. Muladi. 2009. Hak Asasi Manusia-Hakekat, Konsep & Implikasinya dalam Perspektif Hukum & Masyarakat. Bandung: PT Refika Aditama, cetakan ketiga. Nasiwan, dkk. 2012. Dasar-dasar Ilmu Politik. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Nurul Zuriah. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori Aplikasi). Jakarta: PT Bumi Aksara. Pusat Studi dan Layanan Difabel (PSLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2012. Kompilasi Perundangan terkait Hak-hak Penyandang Disabilitas. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Ramlan Surbakti. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo. Robert. A. Dahl. 2001. Perihal Demokrasi: Menjelajahi Theory dan Praktek Demokrasi secara Singkat. (Alih bahasa: A. Rohman Zainuddin). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sudikno Mertokusumo. 2005. Mengenal Hukum: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suryatiningsih. 2014. Panduan Pemilih bagi Penyandang Disabilitas. Yogyakarta: KPU Kabupaten Sleman.
137 Utami Dewi. ---. Pelayanan Publik bagi Difabel di Kota Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Utami Rahajeng. 2013. Peran Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Kaum Difabel. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Zainul Daulay. 2013. Makna Konvensi Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) dan Implementasinya dalam Kebijakan Pembangunan Daerah yang Inklusif serta Urgensi Perda Perlindungan Disabilitas. Makalah, Seminar Sehari. Padang: Auditorium Gubernuran Sumatera Barat. Peraturan Perundang-undangan: Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimera Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas. Peraturan KPU Nomor 16 Tahun 2013 tentang Norma, Standar Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil Dan Politik). Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on The Right of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas). Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
138 Internet: No name. ---. Kaum Difabel dan Lansia harus dapat Perhatian. Diakses dari http://www.klik-galamedia.com/kaum-difabel-dan-lansia-harus-dapatperhatian pada tanggal 13 Februari 2014, jam 11.30 WIB. Herudin. 2013. KPU Diminta Akomodir Hak Pemilih Difabel. Diakses dari http://www.tribunnews.com/nasional/2013/07/10/kpu-diminta-akomodirhak-pemilih-difabel pada tanggal 13 Februari 2014, jam 11.45 WIB. Sugiarto. 2009. Kaum Difabel Kecewa Pemilu 2009. Diakses dari http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2009/04/13/26421 pada tanggal 24 Februari 2014, jam 11.00 WIB.