STANDAR TEKNIS BANGUNAN STASIUN KERETA API : IR. SUTJAHJONO

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN OBJEK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 47 TAHUN 2014 STANDAR PELAYANAN MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB III LANDASAN TEORI

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GEDUNG PERTUNJUKAN SENI

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

2015, No Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5468); 4. Peraturan Presiden Nomor 47

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi Kinerja Stasiun Kereta Api Berdasarkan Standar Pelayanan Minimum. Risna Rismiana Sari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

Kriteria Green Infrastructure dalam Penentuan Luas Stasiun Kereta Api

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Ne

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai lalu lintas dan angkutan kereta api;

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN TENIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... I-1

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. transportasi darat seperti kereta, mobil, bis, dan lain-lain.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PADA KERETA API SANCAKA SERTA STASIUN SURABAYA (GUBENG SEMUT)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembar

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1998 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis Jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

EVALUASI KINERJA STASIUN KERETA API MALANG KOTA BARU BERDASARKAN SPM K.A. DAN IPA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT DAN ORANG SAKIT PADA SARANA DAN PRASARANA PERHUBUNGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

, No.2007 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tamb

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIRE KTORAT J EN DER AL P ERK ERETAA PIAN STANDAR TEKNIS BANGUNAN STASIUN KERETA API OLEH : IR. SUTJAHJONO BANDUNG, OKTOBER 2013

UMUM

DEFINISI a. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. b. Kereta Api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api. c. Prasarana Perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. d. Jalur Kereta Api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.

e. Jalan Rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah, dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api. f. Stasiun Kereta Api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian kereta api. g. Bangunan Stasiun Kereta Api adalah bangunan untuk keperluan operasional kereta api yang terdiri dari gedung, instalasi pendukung dan peron. h. Gedung Stasiun Kereta Api adalah gedung untuk operasional kereta api yang terdiri dari gedung untuk kegiatan pokok, gedung untuk kegiatan penunjang dan gedung untuk kegiatan jasa pelayanan khusus. i. Gedung Stasiun Untuk Kegiatan Pokok Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang kegiatan pokok di stasiun. j. Gedung Stasiun Untuk Kegiatan Penunjang Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang kegiatan usaha penunjang di stasiun.

k. Gedung Stasiun Untuk Kegiatan Jasa Pelayanan Khusus Kereta Api adalah gedung yang berfungsi untuk menunjang kegiatan jasa pelayanan khusus di stasiun. l. Instalasi Pendukung Bangunan Stasiun Kereta Api adalah instalasi yang mendukung kegiatan operasional kereta api. m. Peron adalah bangunan yang terletak di samping jalur kereta api yang berfungsi untuk naik turun penumpang. n. Fasilitas Pengoperasian Kereta Api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dapat dioperasikan. o. Persyaratan Teknis adalah ketentuan teknis yang menjadi standar spesifikasi teknis prasarana atau sarana perkeretaapian. p. Spesifikasi Teknis adalah persyaratan umum, ukuran, kinerja, dan gambar teknis prasarana atau sarana perkeretaapian. q. Pengujian Prasarana Perkeretaapian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis dan kondisi dan fungsi prasarana perkeretaapian.

r. Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian adalah tenaga yang memenuhi kualifikasi keahlian dan diberi kewenangan untuk melaksanakan pengujian prasarana perkeretaapian. s. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya. t. Pendidikan dan Pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku sumber daya manusia yang diperlukan dalam penyelenggaraan transportasi. u. Sertifikat Kompetensi Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai tenaga penguji prasarana perkeretaapian. v. Sertifikat Keahlian Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi dan keahlian sebagai tenaga penguji prasarana perkeretaapian. w.menteri adalah Menteri yang membidangi urusan perkeretaapian. x. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian.

PERATURAN TERKAIT PENGUJIAN a. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. b. Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.97 tahun 2010 tentang Sertifikat Keahlian Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian. d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.28 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. e. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.29 tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Kereta Api. f. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.30 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana Perkeretaapian.

JENIS STASIUN KA STASIUN PENUMPA NG JENIS STASI UN STASIUN BARANG STASIUN OPERASI

FUNGSI STASIUN KA

PERSYARATAN TEKNIS

GEDUNG STASIUN KA

PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG STASIUN KA 1. Konstruksi, material, disain, ukuran dan kapasitas bangunan sesuai dengan standar kelayakan, keselamanan dan keamanan serta kelancaran sehingga seluruh bangunan stasiun dapat berfungsi secara handal. 2. Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan gedung dari bahaya banjir, bahaya petir, bahaya kelistrikan dan bahaya kekuatan konstruksi. 3. Instalasi pendukung gedung sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang bangunan, mekanikal elektrik, dan pemipaan gedung (plumbing) bangunan yang berlaku.

4. Luas bangunan ditetapkan untuk: a) Gedung kegiatan pokok dihitung dengan formula sebagai berikut: L = 0,64 m2/orang x V x LF dimana: L = Luas bangunan (m2) V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu tahun (orang) LF = Load factor (80%). b)gedung kegiatan penunjang dan gedung jasa pelayanan khusus di stasiun kereta api, ditetapkan berdasarkan kebutuhan.

5. Menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata letak ruang gedung stasiun, sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman. 6. Komponen gedung meliputi: a) gedung atau ruangan; b)media informasi (papan informasi atau audio); c) fasilitas umum, terdiri dari: 1)ruang ibadah; 2)toilet; 3)tempat sampah; dan 4)ruang ibu menyusui. d)fasilitas keselamatan; e) fasilitas keamanan; f) fasilitas penyandang cacat atau lansia; g)fasilitas kesehatan.

PERSYARATAN OPERASI GEDUNG STASIUN KA 1. Gedung Kegiatan Pokok a) Pengoperasian gedung stasiun harus sesuai dengan alur proses kedatangan dan keberangkatan penumpang kereta api serta tidak mengganggu pengaturan perjalanan kereta api. b)menjamin bangunan stasiun dapat berfungsi secara optimal dari segi tata letak ruang gedung stasiun, sehingga pengoperasian sarana perkeretaapian dapat dilakukan secara nyaman. c) Pengoperasian gedung stasiun sesuai dengan jam operasional kereta api dan ketersediaan sumber daya manusia.

2. Gedung Kegiatan Penunjang Stasiun Kereta Api dan Gedung Jasa Pelayanan Khusus Di Stasiun Kereta Api a) Tidak mengganggu pergerakan kereta api. b)tidak mengganggu pergerakan penumpang dan/atau barang. c) Menjaga ketertiban dan keamanan. d)menjaga kebersihan lingkungan. e) Tidak mengganggu bangunan dan Iingkungan sekitar stasiun serta disesuaikan dengan daya tampung dan kebutuhan.

INSTALASI PENDUKUNG

INSTALASI LISTRIK a. Komponen Listrik terdiri atas: 1. Catu daya utama; 2. Catu daya cadangan; 3. Panel listrik; dan 4. Peralatan listrik lainnya. b. Standar komponen dan peralatan listrik sesuai standar persyaratan umum instalasi listrik. c. Peralatan dan komponen listrik yang dioperasikan harus aman dan tidak membahayakan operasi stasiun, kereta api dan pengguna jasa. d. Suplai listrik harus mampu mencukupi kebutuhan operasi bangunan stasiun dan operasi kereta api.

INSTALASI AIR a.instalasi Air Bersih 1. Ketersediaan air bersih harus mampu memenuhi kebutuhan operasi stasiun dan kereta api. 2. Sistem distribusi air bersih dalam bangunan Stasiun Kereta Api harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang disyaratkan. b.instalasi Air Kotor 1. Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan. 2. Pertimbangan tingkat bahaya air limbah dan/atau air kotor diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya. 3. Air limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya tidak boleh digabung dengan air Iimbah domestik. 4. Air limbah yang berisi bahan beracun dan berbahaya (B3) harus diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.

c. Komponen Instalasi Air 1. Pipa air; 2. Peralatan instalasi; 3. Penampungan air; dan 4. Fasilitas dan peralatan instalasi air lainnya.

PEMADAM KEBAKARAN a. Jenis 1. Hydran dengan selang dan/atau tabung; 2. Sprinkle. b. Komponen instalasi kebakaran meliputi: 1. tabung pemadam kebakaran; 2. selang tabung; dan 3. fasilitas dan peralatan pemadam kebakaran lainnya. c. Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku di bidang pemadam kebakaran.

PERON STASIUN KA

PERSYARATAN PEMBANGUNAN PERON 1. Tinggi a) Peron tinggi, tinggi peron 1000 mm, diukur dari kepala rel; b)peron sedang, tinggi peron 430 mm, diukur dari kepala rel; dan c) Peron rendah, tinggi peron 180 mm, diukur dari kepala rel. 2. Jarak tepi peron ke as jalan rel a) Peron tinggi, 1600 mm (untuk jalan rel lurusan) dan 1650 mm (untuk jalan rel lengkungan); b)peron sedang, 1350 mm; dan c) Peron rendah, 1200 mm.

3. Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang beroperasi. 4. Lebar peron dihitung berdasarkan jumlah penumpang dengan menggunakan formula sebagai berikut: 0,64 m 2 /orang V LF b I dimana: b = Lebar peron (meter) V = Jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk dalam satu tahun (orang) LF = Load factor (80%) I = Panjang peron sesuai dengan rangkaian terpanjang kereta api penumpang yang beroperasi (meter)

5. Hasil penghitungan lebar peron menggunakan formula di atas tidak boleh kurang dari ketentuan lebar peron minimal sebagai berikut: Diantara Dua Di Tepi Jalur Jalur No. Jenis Peron (Side (Island Platform) Platform) 1. Tinggi 2 meter 1,65 meter 2. Sedang 2,5 meter 1,9 meter 3 Rendah 2,8 meter 2,05 meter 6. Lantai peron tidak menggunakan material yang licin. 7. Peron sekurang-kurangnya dilengkapi dengan: a) lampu; b) papan petunjuk jalur; c) papan petunjuk arah; dan d) batas aman peron.

PERSYARATAN OPERASI PERON 1. Hanya digunakan sebagai tempat naik turun penumpang dari kereta api. 2. Dilengkapi dengan garis batas aman peron a) Peron tinggi, minimal 350 mm dari sisi tepi luar ke as peron; b)peron sedang, minimal 600 mm dari sisi tepi luar ke as peron; dan c) Peron rendah, minimal 750 mm dari sisi tepi luar ke as peron.

PERKEMBANGAN PELAYANAN DI STASIUN KA

STASIUN KA PENUMPANG Pelanggan dan masyarakat dapat memperoleh tiket KA di : stasiun; agen; PT. Pos; Indomaret; agen-agen dibawah pengelolaan CITOS CONNECTION; dan/atau contact center mobile ticketing on line. Sistem on line di daerah Jawa telah dilaksanakan hampir di semua Daerah Operasi (Daop).

JENIS PELAYANAN TITAM : Tiket Terpadu Antar Moda Reforward : pengembalian tiket antar moda karena pembatalan. Cancel : pembatalan, minimal 30 menit sebelum keberangkatan KA dengan potongan 25% dari harga tiket. Re-schedule : perubahan yang dilakukan atas permintaan penumpang, minimal H-1 sebelum berangkat, dengan biaya administrasi Rp. 10.000,-/tiket/penumpang. KABILA (Kereta Api Mobile Application), adalah layanan informasi perjalanan KA kepada masyarakat, meliputi: check update, info produk KA, berita KA, hot offer (layanan informasi berkaitan dengan discount), fun content (download, screen saver dan ringtones), info jadwal dan tarif, lokasi penjualan, heritage dan agen.

STASIUN KA BARANG Jenis KA Barang 1. KA Barang Angkutan Retail a. angkutan KA rangkaian Kereta B (Parcel dan ONS); b. KA barang angkutan BHP, kereta angkutan barang dirangkaikan dengan KA penumpang. 2. KA Barang Angkutan Kontainer, gerbong PPCW (GD; Gerbong Datar), 20 feet @ 2 unit atau 40 feet @ 1 unit. 3. KA Barang Angkutan Curah a. yang diangkut batubara, pasir, batu balas kricak; b. gerbong KKBW ZZOW (gerbong ½ terbuka). 4. KA Barang Angkutan Barang Cair a. jenis gerbong tangki (KKW); b. yang diangkut CPO, BBM.

PERALATAN KESELAMATAN DI STASIUN KA 1. Tabung Pemadam Kebakaran; 2. Peralatan Hydran; 3. Telepon Umum/Emergency; 4. Kursi Roda; 5. Pengeras Suara/Public Address; 6. Fire Alarm; 7. Peralatan CCTV; 8. Metal Detector; 9. Kotak P3K; 10.Genset Cadangan; 11.Fasilitas Keselamatan Lainnya: a. pos kesehatan; b. tanda batas pinggir peron; c. tandu; d. lampu penerangan; e. petunjuk jalur evakuasi; f. jalur pemisah masuk-keluar stasiun; g. jalur pemisah antrian di loket; h. petunjuk menyeberang jalan rel.

PERALATAN KESELAMATAN DI STASIUN KA TABUNG PEMADAM KEBAKARAN TABUNG HYDRAN TELEPON UMUM PENGERAS SUARA KURSI RODA FIRE ALARM PERALATAN CCTV

DOKUMENTASI STASIUN KA

TERIMA KASIH