PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

DINA WAHYU ROSYADI J

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

: DESI SETIYANI J

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI SURAKARTA

Lesy Lailatul Hikmati 1) Siti Novianti dan Andik Setiyono 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 DAN BANYUDONO 2

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014 ABSTRACT

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

Jurnal Husada Mahakam Volume IV No.4, November 2017, hal

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANGSAWIT SURAKARTA

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

Ratih Wahyu Susilo, Dwi Astuti, dan Noor Alis Setiyadi

Predictor Factors Related Diarrhea Incidence on Children Age 0-3 Years

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian bayi terbanyak adalah diare (31,4%) dan pneumonia

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

Bela Bagus Setiawan 1 Rochman Basuki 2

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE PADA BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARANGLOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH TAHUN 2012

STUDI TENTANG DIARE DAN FAKTOR RESIKONYA PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALASAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: DINA WAHYU ROSYADI J

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERILAKU IBU DALAM CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO II KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: YUNI SURYANINGTYAS J 410 120 034 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN PERILAKU IBU DALAM CUCI TANGAN PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO II KABUPATEN BOYOLALI Oleh Yuni Suryaningtyas 1, Bejo Raharjo 2, Kusuma Estu W 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, yunisuryaningtyas@ymail.com 23 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Jumlah keseluruhan kasus diare yang ditangani Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar 624 orang dan untuk jumlah kasus kejadian diare pada bayi yang ditangani Puskesmas Banyudono II pada tahun 2015 sebanyak 74 orang. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2015 hanya sekitar 79 bayi (24,9%) dari jumlah bayi yang berumur 6 bulan sebanyak 127 bayi dan orang tua yang sudah berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) 284 orang (88%). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberian ASI eksklusif dan perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun terhadap kejadian penyakit diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sejumlah 127 orang di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Pemilihan sampel sebanyak 106 bayi dengan menggunakan teknik proportionate random sampling, sedangkan teknik uji statistik menggunakan chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif (p=0,004) dan hubungan antara perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun (p=0,003) dengan kejadian penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Kata Kunci : Pemberian ASI Eksklusif, Perilaku Ibu CTPS, Penyakit Diare 1

Abstract The number of cases of diarrhea treated at the health center Banyudono II Boyolali, Central Java in 2015 that is equal to 624 votes (78.96%) and to the number of incident cases of diarrhea in infants treated Puskesmas Banyudono II in 2015 as many as 74 infants. Babies who are exclusively breastfed in 2015 only about 79 infants the number of babies aged 6 months as many as 127 babies and parents who already had a clean and healthy living behaviors (PHBs) 284 (88%). This study aimed to analyze the relationship between the exclusive breast feedingmother and maternal behavior in handwashing with soap to incidence of diarrhea in infants aged 6-12 months working area Banyudono II Boyolali district health centers. This type of research is observational with cross sectional approach. The population in this study are all mothers with babies aged 6-12 months a number of 127 people in Puskesmas Banyudono II Boyolali. Selection of a sample of 106 infants using proportionate random sampling technique, while the technique of using a statistical test Chi Square. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (p = 0.004) and the relationship between the mother's behavior in handwashing with soap (p = 0.003) and the incidence of diarrheal disease in PuskesmasBanyudono II Boyolali. Keywords : Exclusive Breastfeeding, Mother Behavior In The Use Of Soap To Wash Hands, Diarrhea 1. PENDAHULUAN Data nasional Indonesia pada tahun 2014 mencatat jumlah angka kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum memenuhi target Millenium Development Goals (MDG), yaitu sebesar 24 kematian per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Kejadian diare pada bayi juga cukup tinggi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 yaitu sebesar 42,6% (Dinkes Jateng, 2015). Diare hingga kini masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita di negara yang sedang berkembang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 46% dibanding pneumonia 27%, sedangkan untuk golongan usia 1-4 tahun penyebab kematian karena diare 2

sebanyak 25,2% dibandingkan pneumonia sebanyak 15,5%. Anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun. Hal ini menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian pada bayi dan balita (Aman, 2006). Bayi mengalami rata-rata 3-4 kali kejadian diare per tahun tetapi di beberapa tempat terjadi lebih dari 9 kali kejadian diare per tahun atau hampir 15-20% waktu hidup bayi dihabiskan karena diare (Soebagyo, 2008). Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, yaitu terdiri dari faktor agent, penjamu, lingkungan, dan perilaku. Jumlah keseluruhan kasus diare yang ditangani di Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu sebesar 624 orang dan untuk jumlah kasus kejadian diare pada bayi yang ditangani di Puskesmas Banyudono II pada tahun 2015 sebanyak 74 orang. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2015 hanya sekitar 37 bayi (29,1%) dari jumlah bayi yang berumur 6 bulan sebanyak 127 bayi dan orang tua yang sudah ber-perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu sebesar 284 orang (88%) (Dinkes Boyolali, 2015). Meskipun orang tua yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sudah cukup besar, tetapi hasil studi pendahuluan menunjukkan bukti yang sedikit berbeda. Data penyakit diare pada bayi yang masih tinggi dimungkinkan karena bayi tidak diberi ASI eksklusif dan perilaku cuci tangan pakai sabun pada ibu setelah beraktifitas di luar rumah yang masih cukup rendah. Kondisi ini juga terlihat pada ibu ibu di wilayah Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI esklusif dan perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun dengan kejadian penyakit diare di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. 2. METODE Jenis penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016. Tempat penelitian di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12 3

bulan sejumlah 127 orang di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus Lemeshow (1997). Pemilihan sampel sebanyak 106 bayi dengan menggunakan teknik proportionate random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden Gambaran umum karakteristik responden menyajikan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner, dalam karakteristik responden disajikan data mengenai profil responden yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin anak, umur ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Hasil penelitian secara lengkap tentang karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Menurut Karakteristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Bayi Laki-laki 39 36,8 Perempuan 67 63,2 Umur Bayi 6 9 bulan 71 67,0 10 12 bulan 35 33,0 Umur Ibu 22-27 tahun 23 21,7 28-33 tahun 51 48,1 34-40 tahun 32 30,2 Pendidikan Ibu Tidak Sekolah 19 17,9 SD 30 28,3 SMP 16 15,1 SMA 32 30,2 Perguruan Tinggi 9 8,5 Pekerjaan Ibu IRT 32 30,2 Pegawai Swasta 31 29,2 Wiraswasta 27 25,5 Petani 16 15,1 Sumber : Data Primer terolah Oktober 2016 4

Bayi dalam penelitian ini paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 63,2% dan umur rata-rata 8,70 ± 1,79 bulan dalam rentang 6 12 bulan. Paling banyak bayi berumur 9 bulan yaitu 20 bayi (18,9%) dan paling sedikit berumur 12 bulan (6,6%). Ibu bayi memiliki umur rata rata 31,14 ± 4,59 tahun dalam rentang 22-40 tahun. Mayoritas ibu berumur 28 33 tahun (48,1%), dan berpendidikan SMA (30,2%). Sebagian besar ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (30,2%), pegawai swasta (29,2%), dan wiraswasta (25,5%). 3.2 Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini menjelaskan tentang distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif, perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun dan kejadian penyakit diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Distribusi frekuensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Pemberian ASI Ya 79 74,5 Tidak 27 25,5 Pemberian Kolostrum Ya 32 69,8 Tidak 74 30,2 Pemberian MP-ASI Ya 72 67,9 Tidak 34 32,1 Pemberian ASI Eksklusif Tidak 76 71,7 Ya 30 28,3 Perilaku Ibu Dalam Cuci Tangan Pakai Sabun Benar 23 21,7 Tidak Benar 83 78,3 Kejadian Penyakit Diare pada Bayi Usia 6-12 Bulan Ya 67 63,2 Tidak 39 36,8 Sumber: Data Primer yang diolah Oktober 2016 5

Berdasarkan pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa 79 bayi (74,5%) diberi ASI dengan rata rata lama pemberian ASI 3,26 ± 1,83 bulan. Sebanyak (30,2%) ibu tidak memberikan kolostrum pada awal setelah melahirkan karena sakit dan tidak keluar saat akan diberikan. Sedangkan rata rata umur bayi pada saat pemberian MP-ASI 4,19 ± 2,05 bulan, yaitu sebanyak 72 orang (67,9%). Hasil penelitian menunjukkan paling banyak ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 76 responden (71,7%) sedangkan yang memberikan ASI secara ekslusif hanya sebanyak 30 responden (28,3%). Sebanyak 83 responden (78,3%) tidak benar dalam praktik perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun, dan 23 responden (21,7%) menunjukkan perilaku yang benar dalam praktik cuci tangan pakai sabun. Sebagian besar (63,2%) bayi usia 6-12 bulan mengalami kejadian penyakit diare, sedangkan (36,8%) bayi usia 6-12 bulan tidak mengalami kejadian penyakit diare. Berikut Tabel 3. Distribusi Observasi Perilaku Ibu Cuci Tangan Pakai Sabun. Tabel 3. Distribusi Observasi Perilaku Ibu Cuci Tangan Pakai Sabun Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%) Mencuci tangan di air mengalir 64 60,4 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun 25 23,6 Telapak tangan kanan dan tangan kiri saling 43 40,6 berhadapan dan digosok dengan gerakan memutar. Telapak tangan kanan menggosok punggung 35 33,0 kiri dengan jari jari saling mengunci antara tangan kanan dan tangan kiri. Dan sebaliknya Gosok telapak tangan kanan dan telapak 41 38,7 tangan kiri dengan saling berhadapan dan jari jari saling mengunci. Ujung jari tangan kanan dan ujung jari tangan 31 29,2 kiri saling mengunci dan lakukan gerakan memutar kira kira 45 0-90 0 ke atas dan ke bawah. Tangan kanan memegang jempol tangan kiri 35 33,0 dan lakukan gerakan menggosok ke atas bawah. Lakukan sebaliknya. Letakkan ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan lakukan gerakan memutar 180 0 kemudian berbalik 33 31,1 6

Tabel 3 menunjukkan bahwa hanya 25 ibu (23,6%) yang mencuci tangan dengan menggunakan sabun, sedangkan sebanyak 64 ibu (60,4%) mencuci tangan di air mengalir. Akan tetapi, secara keseluruhan praktik mencuci tangan yang benar masih cukup rendah. Sebagian besar ibu hanya mencuci tangan sekadarnya dengan menggunakan air tanpa memperhatikan cara yang benar dalam cuci tangan. 3.3 Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun terhadap kejadian penyakit diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Hasil uji chi square dengan taraf signifikansi 95% dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dan Perilaku Ibu dalam Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Kejadian Penyakit Diare pada Bayi Usia 6-12 Bulan Variabel Pemberian ASI Eksklusif Kejadian Diare Ya Tidak n (%) n (%) Tidak 55 21 (72) (28) Total n (%) 76 (100) Nilai p PR 95%CI Ya 12 (40) 18 (60) 30 (100) 0,004 1,809 1,142-2,865 Perilaku Ibu Dalam CTPS Kurang Benar 59 (71) 24 (29) 83 (100) Benar 8 (35) 15 (65) 23 (100) 0,003 2,044 1,149-3,363 Berdasarkan tabel 4, bayi yang tidak diberi ASI eksklusif dan menderita penyakit diare sebanyak 55 orang (72%) sedangkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif dan tidak menderita penyakit diare sebanyak 21 orang (28%). Sebanyak 12 orang (40%) bayi diberi ASI eksklusif dan menderita penyakit diare sedangkan 18 orang (60%) bayi diberi ASI eksklusif dan tidak menderita penyakit diare. Dari 7

hasil analisa statistik chi square diperoleh nilai signifikansi p= 0,004< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Dari hasil perhitungan dimana Ratio Prevalence= 1,809 (95% CI=1,142 2,865) artinya bayi yang tidak diberi ASI eksklusif berpeluang mengalami kejadian penyakit diare sebesar 1,809 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Mohammad, dkk (2014) dan Wijaya (2012) bahwa ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada bayi. Bayi yang diberi ASI tidak eksklusif memiliki peluang lebih besar untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Risiko bayi yang mendapat ASI parsial terhadap kejadian kematian akibat diare sebesar 2,23 kali lebih tinggi dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif. Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa 59 orang (71%) ibu yang berperilaku kurang benar dalam cuci tangan pakai sabun dan bayi menderita kejadian penyakit diare, sedangkan 24 orang (29%) ibu berperilaku kurang benar dalam cuci tangan pakai sabun dan tidak menderita kejadian penyait diare. Ibu yang berperilaku benar dalam cuci tangan pakai sabun dan bayi menderita kejadian penyakit diare sebanyak 8 orang (35%) sedangkan Ibu yang berperilaku benar dalam cuci tangan pakai sabun dan bayi tidak menderita kejadian penyakit diare 15 orang (65%). Penelitian ini menunjukkan bahwa diketahui mayoritas ibu berpendidikan rendah (tidak sekolah, SD, SMP) yaiu (61,32%). Tingkat pendidikan seseorang berhubungan dengan peran penting dalam menentukan perilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki seseorang diharapkan tingkat pengetahuan tentang sesuatu juga lebih tinggi sehingga mampu meningkat perilaku yang lebih baik Dari hasil analisa statistik chi square diperoleh nilai signifikansi p= 0,003< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di 8

wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali. Hasil perhitungan nilai Ratio Prevalence= 2,044 (95% CI=1,149 3,636) artinya ibu yang kurang benar dalam cuci tangan pakai sabun berpeluang sebesar 2,044 kali lebih besar bayinya mengalami kejadian penyakit diare dibandingkan dengan ibu yang benar dalam cuci tangan pakai sabun di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Hasil observasi dan wawancara untuk praktik mencuci tangan cukup rendah sebagian besar ibu tidak mengetahui bagaimana mencuci tangan dengan benar karena belum ada praktik saat sosialisasi mengenai cuci tangan yang benar. Biasanya sosialisasi hanya saat posyandu dan dengan metode ceramah saja sehingga ibu tidak memperhatikan benar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Luby (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat mengurangi diare dan penyakit pernapasan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan CTPS tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 %. Hal ini selaras dengan panduan Depkes RI (2011) yang menyatakan bahwa mencuci tangan yang baik dan benar dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%. 3.4 Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa paling banyak ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayi mereka dan mengalami kejadian penyakit diare (51,9%). Hasil analisis statistik chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali (p= 0,004<0,05). Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Mohammad (2014) dan Wijaya (2012) bahwa ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian diare pada bayi. Bayi yang diberi ASI tidak eksklusif memiliki peluang lebih 9

besar untuk mengalami kejadian diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Risiko bayi yang mendapat ASI parsial terhadap kejadian kematian akibat diare sebesar 2,23 kali lebih tinggi dibanding bayi yang diberi ASI eksklusif. Hasil penelitian Sukardi (2016) dan Rahmadhani (2013) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat ASI eksklusif dengan kejadian diare pada balita. Riwayat balita tidak ASI eksklusif lebih banyak menderita diare dibandingkan balita yang ASI eksklusif. Angka kejadian diare pada bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif lebih rendah. 3.5 Hubungan antara Perilaku Ibu Dalam Cuci Tangan Pakai Sabundengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui bahwa paling banyak ibu kurang benar dalam berperilaku cuci tangan pakai sabun dengan adanya kejadian penyakit diare pada bayi usia 6 12 bulan (76%). Hasil analisis chi square diketahui bahwa ada hubungan antara perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali (nilai p= 0,002<0,05). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Luby (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat mengurangi diare dan penyakit pernapasan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan penyakit infeksi saluran nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa kebiasaaan CTPS tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga 50 % dan ISPA hingga 45 %. Hal ini selaras dengan panduan Depkes RI (2011) yang menyatakan bahwa mencuci tangan yang baik dan benar dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 47%. Selain itu hasil penelitian Wijaya (2012) diketahui bahwa ada hubungan antara kebiasaan ibu mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita. Risiko terkena diare pada balita yang memiliki ibu dengan kebiasaan tidak mencuci tangan 16 kali lebih besar dibandingkan yang memiliki ibu dengan 10

kebiasaan mencuci tangan atau dapat diartikan bahwa ibu-ibu yang memiliki kebiasaan mencuci tangan yang baik, lebih kecil risikonya untuk terkena diare dibandingkan dengan ibu yang memiliki kebiasaan mencuci tangan kurang baik. Hasil penelitian Karyono (2009) dan Mansyah (2005) menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku cuci tangan dengan insiden diare. Cuci tangan dengan sabun secara konsisten dapat mengurangi diare. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dapat mengurangi diare sebanyak 31% dan secara statistik terdapat hubungan antara tidak mencuci tangan dengan terjadinya diare. Tangan dapat terkontaminasi kuman dari kotoran bila tidak dicuci dengan sabun. Tidak mencuci tangan sebelum makan atau memberi makan balita dapat menyebabkan diare, karena tangan masih terkontaminasi dengan kuman. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1 Sebagian besar bayi berjenis kelamin perempuan (63,2%), ibu berumur 28 33 tahun (48,1%), tingkat pendidikan ibu lulusan SMA (30,2%) dan ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga (30,2%). 4.1.2 Sebagian besar ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya (71,7%). 4.1.3 Sebagian besar ibu menunjukkan perilaku yang tidak baik dalam cuci tangan pakai sabun (78,3%). 4.1.4 Sebagian besar bayi usia 6-12 bulan pernah mengalami kejadian penyakit diare (63,2%). 4.1.5 Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali (p= 0,004 < 0,05). 4.1.6 Ada hubungan antara perilaku ibu dalam cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali (p= 0,003 < 0,05). 4.2 Saran 4.2.1 Bagi Puskesmas Banyudono II Kabupaten Boyolali 11

Diharapkan masyarakat khususnya ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi usia 0 6 bulan dan memberikan MP-ASI setelah usia 6 bulan dengan selalu memperhatikan kebersihan tangan sebelum memberikan MP-ASI kepada anaknya terutama dari hal paling kecil misalnya mencuci tangan di air mengalir dengan menggunakan sabun agar kejadian diare pada bayi tidak semakin meningkat. 4.2.2 Bagi Ibu Diharapkan pihak puskesmas perlu melakukan upaya peningkatan promotif dan preventif dengan melakukan sosialisasi dan praktik langsung di masyarakat mengenai cara mencuci tangan yang benar khususnya untuk ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan. Sehingga dapat mengurangi faktor resiko terjadinya penyakit diare pada bayi. 4.2.3 Bagi Peneliti Lain a) Peneliti lain dapat menambah variabel penelitian dan memperluas ruang lingkup penelitian, misalnya di seluruh wilayah kerja puskesmas di Kecamatan Banyudono, sehingga hasil penelitian dapat menjadi sumber data terkait kejadian diare pada bayi usia 6-12 bulan. b) Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan memperhatikan faktor lain misalnya faktor lingkungan, faktor sosial ekonomi, faktor sosio demografi, dan lain - lain yang dapat menyebabkan kejadian penyakit diare pada bayi usia 6-12 bulan. DAFTAR PUSTAKA Depertemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen PPM dan PL. Fikawati. 2015. Gizi Ibu Dan Bayi. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Luby. 2009. Difficulties in Maintaining Improved Handwashing Behavior, Karachi, Pakistan. Am. J. Trop. Med. Hyg, 81(1), 140 145. Markum.2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. FKUI. 12

Mohammad. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Galesong Utara. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 19. No 3. Juli 2006. ISSN 1411-6197 : 319-332. Rahmadhani. 2013. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol 2. No 2. Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2007. Diakses 6 Juli 2016. Soebagyo. 2008. Diare Akut pada Anak. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. WHO. 2005. Pocket Book of Hospital Care for Children. Switzerland: WHO Press Widjaja. 2004. Kesehatan Anak: Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta: Kawan Pustaka. Wijaya. 2012 Faktor Risiko Kejadian Diare Balita di Sekitar TPS Banaran Kampus UNNES.Unnes Journal of Public Health.Vol.2. Nomor.1. 13