GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

Evaluasi Pengembangan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Di RSUD Djojonegoro, Temanggung

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun oleh: ISNANI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR SKEMA... x

OLEH : Arlis Ernawati NIM : ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Pengaruh Penerapan Supervisi Terhadap Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Lantai 2 IRNA GPS RSUP Fatmawati

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

ERY SANDI NIM I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dokumentasi Keperawatan merupakan bagian dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah sakit merupakan suatu institusi yang terintegrasi dalam pelayanan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS KELAS III DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam memberikan pelayanan kepada klien. Pelayanan keperawatan

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus selama 24 jam kepada pasien (Simamora, 2013). Pelayanan

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PERAWAT DI RUANG MPKP DAN BUKAN MPKP DI RSUD KABUPATEN BATANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam memberikan asuhan keperawatan antara lain mengkaji kebutuhan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL DI RUANG RAWAT INAP RS. JIWA PROF.

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan keluarga sejahtera dan pemberdayaan bidan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER DI RSUD BANYUMAS

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Transkripsi:

Sekolah TinggiIlmuKesehatan Kendal ISSN : Print 2089-0834 GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN Tina Solawati 1, Qurrotul Aeni 1, Dewi Sulistiyowati 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal 2 Program Studi Ilmu Keperwatan, Universitas Diponegoro Semarang Email: qurrotul.aeni@gmail.com ABSTRAK Pendahuluan: Kualitas pelayanan keperawatan berkaitan erat dengan kinerja perawat, sehingga kualitas pelayanan dapat dilihat melalui evaluasi kinerja perawat.salah satu metode dalam menilai kinerja perawat yaitu dengan melihat standar praktek keperawatan.pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman atau tolak ukur dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kinerja perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan di RSU Kendal. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif dengan menggunakan survey.sampel dalam penelitian ini sebanyak 97 yang diambil dengan menggunakan uji presentase. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebagaian besar umur perawat > 35 tahun sebanyak 62 (63,9%),berjenis kelamin perempuan sebanyak 75 (77,3%) dan berpendidikan D3 sebanyak 82 (84,5%) sebagian besar responden mempunyai kinerja perawat baik sebanyak 62 (63,9%) dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan lengkap sebanyak 71 (73,2%). Diskusi: Saran dalam penelitian ini diharapkan RSU Kendal memperhatikan kinerja perawat sehingga perawat akan memiliki kesadaran untuk tetap melaksanakan aktivitas kerja dengan maksimal dengan melakukan asuhan keperawatan yang baik. Kata kunci: Kinerja perawat, dokumentasi asuhan keperawatan ABSTRACT Introduction: The quality of nursing care is closely related to the performance of nurses, so the quality of service can be seen through the evaluation of the performance of nurses. One method of assessing the performance of the nurse is to see the standard of nursing practice.in principle, the nurse measured the performance of the implementation of nursing care that serves as a guideline or benchmark in the implementation of the practice of nursing services. Methods:. The purpose of this study to describe the performance of nurses in nursing care documentation in Hospital Kendal. This research is descriptive by using survey. The sample in this study as many as 97. Results: The results show a large part of nurses aged> 35 years were 62 (63.9%), female 75 (77.3%) and educated D3 by 82 (84.5%) mostly the respondents have a good performance as much as 62 nurses (63.9%), and perform complete documentation of nursing care were 71 (73.2%). Discussion: Suggestions in this study is expected to Hospital Kendal attention to the performance of nurses so that nurses will have to continue to implement awareness activities with maximum employment by doing good nursing care Keywords: The performance of nurses, nursing care documentation PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau upaya kesehatan penunjang.keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Nursalam, 2008). Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berperan besar dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan dan proses pelayanan kesehatan. Hal ini dikarenakan perawat merupakan tenaga kesehatan yang memiliki interaksi paling lama terhadap pasien.perawat merupakan ujung tombak dari 16

kualitas pelayanan kesehatan dan kunci utama dalam keberhasilan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.kualitas pelayanan di rumah sakit tidak terlepas dari masalah kinerja perawat. Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam melayani pasien. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah memiliki perawat yang berkinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan atau pasien (Swansburg,Russel C. 2010). Kualitas pelayanan keperawatan berkaitan erat dengan kinerja perawat, sehingga kualitas pelayanan dapat dilihat melalui evaluasi kinerja perawat.salah satu metode dalam menilai kinerja perawat yaitu dengan melihat standar praktek keperawatan.pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan yang berfungsi sebagai pedoman atau tolak ukur dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan.berdasarkan hasil penelitian oleh Walin (2005) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam penerapan standar asuhan keperawatan diketahui bahwa variabel yang berhubungan dengan kinerja perawat adalah pengetahuan, motivasi, kepemimpinan, supervisi dan sistem kompensasi. Menurut Mangkunegara dalam Edy (2008) bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.untuk mencapai kinerja yang baik, maka perlu diperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhinya.baik buruknya kinerja perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan yang lengkap, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hasil penelitian Nelyati (2010) mengenai kinerja perawat pelaksana di RSI Ibnu Sina Padang menunjukkan 52,1% dari 48 perawat memiliki kinerja yang kurang. Hasil penelitian Nurlis (2008) mengenai kinerja perawat pelaksana diinstalasi Rawat Inap Penyakit Dalam RS Padang 9,6% dari 52 perawat masih belum memiliki kinerja yang baik. Standar asuhan keperawatan pedoman kerja bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Oleh karena itu, penilaian atau pengukuran mutu dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat dapat diketahui dari beberapa besar standar yang telah dilaksanakan akan untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan agar dapat bermutu tinggi, PPNI telah menjabarkan standar asuhan keperawatan yang terdiri dari lima komponen yaitu pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan. Penilaian dapat dilakukan dengan cara menilai kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh perawat sesuai memberikan pelayanan asuhan keperawatan (Nursalam, 2008). Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan saat ini masih banyak menemui kesulitan menurut Boediarsih dalam Fikri (2011), disebabkan oleh banyaknya variasi format dokumentasian sehingga staf perawat mengalami kesulitan dan proses pendokumentasian memerlukan waktu yang lama yaitu sekitar 35-40 menit METODE Jenis penelitian deskriptif yaitu di lakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran (Notoatmojo, S. 2010) Pada penelitian ini menggunakan desain survey. Survey adalah suatu cara penelitian diskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah rekam medis yang ada di ruang Cempaka, Flamboyan, Kenanga dan Mawar RSUD Dr. H. Soewondo Kendal.Sampel dalam penelitian ini adalah rekam medis yang ada di ruang Cempaka, Flamboyan, Kenanga dan Mawar RSU Kendal yang memenuhi kriteria inklusi. 17

HASIL Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan umur perawat Umur Frekuensi Persentase 20-35 tahun 35 36,1 >35 tahun 62 63,9 Tabel 1 diatas menunjukkan sebagaian besar umur perawat > 35 tahun sebanyak 62 (63,9%) dan umur perawat 20-35 tahun sebanyak 35 (36,1%). Tabel 2. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan jenis kelamin perawat Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 22 22,7 Perempuan 75 77,3 Tabel 2 diatas menunjukkan sebagaian besar jenis kelamin perawat perempuan sebanyak 75 (77,3%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 (22,7%). Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan pendidikan perawat Pendidikan Frekuensi Persentase D3 82 84,5 S1 15 15,5 Tabel 3 diatas menunjukkan sebagaian besar responden berpendidikan D3 sebanyak 82 (84,5%) dan berpendidikan S1 sebanyak 15 (15,5%). Tabel 4. Distribusi frekuensi berdasarkan kinerja perawat Kinerja perawat Frekuensi Persentase Baik 62 63,9 Kurang 35 36,1 Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa kinerja perawat baik sebanyak 62 (63,9%) dan kinerja perawat kurang sebanyak 35 (36,1%). Tabel 5. Dokumentasi asuhan keperawatan Frekuensi Persentase Lengkap 71 73,2 Tidak lengkap 26 26,8 Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan lengkap sebanyak 71 (73,2%) dan dokumentasi asuhan keperawatan tidak lengkap sebanyak 26 (26,8%). Tabel 6. Jawaban Total Tidak Ya Kejelasan 1 1,0% 96 99,0% 97 (100,0%) Total 1 1,0% 96 99,0% 97 (100,0%) 18

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan jelas. Tabel 7. Jawaban Total Sulit Mudah Terkomunikasikan 24 25,0% 73 75,3% 97 (100,0%) Total 24 25,0% 73 75,3% 97 (100,0%) Tabel 7 diatas menunjukkan bahwa dilakukan oleh perawat terkomunikasikan dokumentasi asuhan keperawatan yang dengan mudah Tabel 8. Jawaban Total Tidak Sesuai Kesesuaian antara diagnosa, 4 4,1% 93 95,9% 97 (100,0%) intervensi dan evaluasi Total 4 4,1% 93 95,9% 97(100,0%) Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat sesuai antara diagnosa intervensi dan evaluasi. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat baik sebanyak 62 (63,9%) dan kinerja perawat kurang sebanyak 35 (36,1%). Kinerja perawat baik hal ini karenakan perawat sudah mempunyai ilmu yang didapatkan dari bangku kuliah yaitu ilmu keperawatan dan kinerja perawat baik karena perawat melakukan sudah sesuai dengan SAK dan SOP yang ada diruangan masing-masing. Kinerja perawat adalah penampilan hasil karya dari perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan berupa asuhan keperawatan. Berdasarkan penilaian kinerja perawat untuk mengetahui kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien digunakan indikator kinerja perawat menurut Direktorat pelayanan dan Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Tahun 2011 menyatakan bahwa penilaian kinerja perawat terhadap mutu asuhan keperawatan dilakukan melalui penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) pada pedoman studi dokumentasi asuhan keperawatan, evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dan evaluasi tindakan perawat berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) (Depkes, 2013) Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Kinerja perawat yang baik merupakan jembatan dalam menjawab jaminan kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan terhadap pasien baik yang sakit maupun sehat. Dengan kinerja perawat yang baik diharapkan pasien akan sembuh dan merasa senang dirawat dirumah sakit. Kinerja perawat di ruang Cempaka, Flamboyan, Kenanga dan Mawar RSU Kendal berada pada kategori baik. Kinerja perawat merupakan ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Kinerja perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepedapasien (Ali, 2009& Mulati, 2006). Kinerja perawat dinilai dari kepuasan pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi (Syaiin, 2008). Pasien akan sembuh dan pulang dengan senang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumentasi asuhan keperawatan lengkap sebanyak 71 (73,2%) dan dokumentasi asuhan keperawatan tidak lengkap sebanyak 26 (26,8%). Hal ini dikarenakan perawat 19

melakukan dokumentasi dengan lengkap seperti pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi. Hal ini sesuai terori Nurachmah (2009) salah satu standar yang dipergunakan untuk menilai seberapa baik asuhan keperawatan adalah penilaian terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan. Penilaian tersebut mengenai apakah terdapat catatan pada setiap tahap dari 5 tahap asuhan keperawatan di lembar rekam medis yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, intervensi dan evaluasi. Pencatatan juga merupakan bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat dari profesi keperawatan terhadap setiap kegiatan yang dilakukannya bagi klien. Dengan dokumentasi, dapat dilihat catatan perkembangan pasien dan evaluasi apakah pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau belum dengan standar yang dipakai atau dengan kata lain, dokumentasi merupakan bukti otentik kualitas asuhan keperawatan. Pendokumentasian juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, keuangan, hukum dan etika. Untuk mewujudkan pelayanan yang optimal, dibutuhkan tenaga perawat yang profesional. Profesionalisme perawat dalam bekerja dapat dilihat dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien yang dirawatnya. Perawat perlu mendokumentasikan segala bentuk asuhan keperawatan yang diberikan melalui pencatatan atau pendokumentasian. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap klien yang dirawatnya. Oleh karena itu pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan salah satu tolak ukur kualitas pelayanan dari suatu rumah sakit. Hal inilah yang masih memerlukan perhatian bagi para pelaksana asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan (Ali, 2009). Asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan atau kewenangan pelayanan keperawatan melaksanakan pengkajian keperawatan kepada individu di sarana kesehatan yang meliputi status bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual klien, merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, menyusun rencana untuk tindakan keperawatan sederhana dan kompleks pada individu, kelompok, dan masyarakat di sarana kesehatan, melaksanakan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, mendokumentasikan hasil keperawatan yang dilaksanakan (Kusnanto, 2009). Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja perawat pelaksana dalam memberikan proses asuhan keperawatan kepada pasien selama pasien dirawat di rumah sakit. Dokumentasi proses asuhan keperawatan yang baik dan berkualitas haruslah akurat, lengkap dan sesuai standar. Apabila kegiatan keperawatan tidak didokumentasikan dengan akurat dan lengkap maka sulit untuk membuktikan bahwa tindakan keperawatan telah dilakukan dengan benar (Hidayat, 2010). Pendokumentasian proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh perawat pelaksana sebagai bagian dari standar kerja yang telah ditetapkan (Nursalam, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan Warsito (2006) mengenai persepsi perawat terhadap fungsi manajerial kepala ruang di rumah sakit jiwa Semarang bahwa perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik, dan perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik, cenderung pelaksanaan manajemen asuhan keperawatannya juga tidak baik. Pencatatan asuhan keperawatan merupakan suatu komponen penting dari infrastrukturteknologi informasi di rumah sakit khususnya keperawatan. Infrastruktur tersebut terdiri dari catatan elektronik medis, yang membuat digital penyimpanan data pasien diantara berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalampemberian perawatan kesehatan.(michael F Furukawa, 2010). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mustagfiroh (2012) tentang gambaran dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kasus diabetes militus pada ruang 20

Multazam dan Firdaus di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta didapatkan hasil pendokumentasian asuhan keperawatan dalam ketegori baik sebanyak 67 (85,7%). Penelitian yang sama yang dilakukan oleh Solekah (2011) tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pengetahuan perawat di Rumah Sakit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang diapatkan hasil pengetahuan perawat baik sehingga kinerja perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatab juga biak. Penelitian yang sejenis dilakukan oleh Septiana (2014) tentang kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan pelatihan perawat di RSUD Kraton Pekalongan didapatkan hasil perawat yang sudah melakukan pelatihan mempunyai kinerja baik dalam dokumentasi asuhan keperawatan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil penelitian menunjukkan sebagaian besar umur perawat > 35 tahun sebanyak 62 (63,9%),berjenis kelamin perempuan sebanyak 75 (77,3%) dan berpendidikan D3 sebanyak 82 (84,5%) sebagian besar responden mempunyai kinerja perawat baik sebanyak 62 (63,9%) dan melakukan dokumentasi asuhan keperawatan lengkap sebanyak 71 (73,2%). Hidayat (20 10).Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Nursalam, 2007.Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya, Penerbit Salemba Konsep dan penerapan metodologi penelitian keperawatan. Jakarta. Kusnanto, (2009). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. EGC Mangkunegara.(2005). Manajemen Sumber daya Manusia.Perusahaan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Michael F Furukawa, 2010. Studi literatur tentang pendokumentasian proses asuhan keperawatan Nurachmah.(2009). Asuhan keperawatan yang bermutu di Rumah Sakit, http//www.bogger.com diakses tanggal 29 September 2015. Swansburg, Russel C. (2010). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis, Jakarta: EGC. Saran Saran dalam penelitian ini diharapkan RSU Kendal memperhatikan kinerja perawat sehingga perawat akan memiliki kesadaran untuk tetap melaksanakan aktivitas kerja dengan maksimal dengan melakukan asuhan keperawatan yang baik. DAFTAR PUSTAKA Ali, 2009 & Mulati, (2006). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Ali. (2010). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan.EGC. Jakarta Depkes, (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 21