IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

4. METODOLOGIPENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Jenis dan Sumber Data. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS TATANIAGA BUAH NAGA ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

ANALISIS TATANIAGA KELINCI (Orictolagus, Spp.) DI KABUPATEN KARO ABSTRAK

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

ANALISIS KERAGAAN PASAR PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN IKAN GURAMI (Oshpronemus Gouramy) DI KELURAHAN DUREN MEKAR DAN DUREN SERIBU DEPOK JAWA BARAT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KELAPA KOPYOR DI KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang terletak di Jalan Taman Cut Mutiah nomor 11, Menteng, Jakarta Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS TATA NIAGA TELUR AYAM RAS (LAYER) SISTEM KEMITRAAN UD. JATINOM INDAH KABUPATEN BLITAR. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PEMASARAN KOPI DI KECAMATAN BERMANI ULU RAYA KABUPATEN REJANG LEBONG

BAB III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan STITEK Balik Diwa Makassar ABSTRAK

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TALAS (Kasus di Desa Taman Sari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh SRI WIDIYANTI A

III. KERANGKA PEMIKIRAN

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pola saluran pemasaran terdiri dari: a) Produsen Ketua Kelompok Ternak Lebaksiuh Pedagang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN *

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan desa yang diberi nama sebagai Kampoeng Kelinci oleh Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Republik Indonesia. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada Bulan Oktober 2011 sampai Juni 2012, yaitu mulai dari persiapan pembuatan proposal sampai penyerahan skripsi, sedangkan pengambilan data dilapangan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2012. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari masing-masing lembaga pemasaran dalam saluran pemasaran Kelinci di Desa Gunung Mulya kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, yaitu produsen, pengumul, koperasi, pengecer dan agen. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data kualtitatif dan kuantitatif mengenai nilai dan volume penjualan serta pembelian masing-masing lembaga pemasaran, alur pemasaran, kondisi, struktur, serta keragaan pasar. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Badan Pusat Statistik Jakarta, Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Perpustakaan LSI, Koperasi Peternakan Kelinci (KOPNAKCI), Poktan Budi Asih, internet, serta literatur yang terkait dengan Kelinci. 4.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara langsung yang dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan jumlah responden baik itu peternak, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, koperasi dan (Freezer Point). Penentuan responden yang dilakukan berdasarkan keterlibatannya secara langsung dalam kegiatan tataniaga dan lembaga-lembaga tataniaga yang mendukung. 31

Data responden berasal dari peternak kelinci di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya, Koperasi Peternakan Kelinci (KOPNAKCI) dan Lembaga Tataniaga Kelinci. Jumlah responden pelaku pasar yang terdiri dari pedagang pengumpul, koperasi dan pedagang pengecer yang diambil berdasarkan penelusuran jumlah yang ada di lapangan. Dari penelusuran ini diketahui lembaga-lembaga apa saja yang terlibat dalam proses tataniaga kelinci di Desa Gunung Mulya. 4.4. Metode Penarikan Responden Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan responden adalah Peternak Kelinci (produsen), Koperasi dan Pedagang (lembaga tataniaga). Penarikan responden dari peternak pada penelitian ini dengan cara sensus dari peternak yang berjumlah 25 orang yang ada di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjo Laya. Penggunaan metode sensus karena responden diketahui berjumlah sedikit yaitu 25 orang. Sedangkan penarikan responden dari lembaga pemasaran menggunakan metode snawball. Pemilihan penggunaan metode snawball, karena penulis kurang mendapatkan informasi secara jelas tentang jumlah responden lembaga tataniaga, sehingga masih harus dilakukan lagi penelusuran terhadap alur pemasaran dari kelinci dari peternak sampai ke konsumen. Jumlah responden dari lembaga tataniaga adalah 8 orang, dimana pedagang pengumpul desa berjumlah 1 orang, pengecer 4 orang yang terdiri dari 3 pengecer dalam Bogor dan 1 pengecer luar Bogor, 2 anggota koperasi dan 1 agen (freezer point) dalam Bogor. 4.5 Metode Pengolahan Data Data dan informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan kalkulator, komputer dan disajikan dalam bentuk deskriptif, gambar dan tabulasi yang digunakan untuk mengelompokkan dan mengklasifikasikan data yang ada dalam melakukan analisis data. Perhitungan marjin pemasaran, farmer s share dan rasio keuntungan dan biaya (Benefit/Cost ratio) dilakukan dengan menggunakan kalkulator. Pengolahan data dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pengelompokan data, perhitungan penyesuaian- 32

penyesuaian dengan kalkulator tangan untuk kemudian ditabelkan menurut keperluan. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ditujukan untuk menganalisis saluran pemasaran, struktur pasar, dan perilaku pasar. Analisis kuantitatif digunakan pada aspek-aspek efisiensi pemasaran, yakni margin tataniaga, farmer s share, serta rasio keuntungan dan biaya. 4.5.1 Analisis Saluran dan Fungsi Tataniaga Analisis ini digunakan untuk mengetahui saluran tataniaga kelinci baik itu jenis kelinci hias lokal, luar dan pedaging di Desa Gunung Mulya dan lembagalembaga yang melakukan fungsi- fungsi tataniaga, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan juga fungsi fasilitas. Saluran tataniaga adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran tataniaga kelinci dapat ditelusuri dari titik produsen sampai ke konsumen akhir. Alur pemasaran tersebut dijadikan dasar dalam menggambarkan pola saluran pemasaran. Semakin panjang rantai yang dilalui, maka saluran tataniaga tersebut biasanya tidak efisien, karena dengan rantai yang semakin panjang maka margin yang tercipta antara produsen dengan konsumen akan semakin besar. Saluran tataniaga kelinci di wilayah Bogor baik itu kelinci jenis hias lokal, luar dan pedaging dapat dianalisis dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga yang membentuk rantai saluran pemasaran tersebut. Para lembaga tataniaga ini akan membentuk sebuah alur, yakni berupa saluran tataniaga. Lembaga-lembaga tataniaga tersebut berperan sebagai perantara dalam penyampaian kelinci dari produsen kepada konsumen akhir. Saluran tataniaga (pemasaran) yang berbeda akan menyebabkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat. Metode analisis saluran tataniaga diperlukan untuk menelusuri saluran tataniaga kelinci dari produsen yaitu petani sampai ke konsumen akhir. Dari saluran tataniaga yang terbentuk, dapat digambarkan secara keseluruhan pola saluran tataniaga. 33

Selain melakukan analisis tataniaga kelinci, penelitian ini juga menganalisis lembaga-lembaga yang melakukan fungsi-fungsi tataniaga. Lembaga-lembaga ini juga berfungsi sebagai sumber informasi mengenai suatu barang dan jasa. Fungsi pertukaran meliputi pembelian dan penjualan, fungsi pembelian merupakan penyaluran barang dari produsen kepada konsumen untuk memenuhi permintaan konsumen. Fungsi penjualan dapat meliputi seluruh kegiatan penjualan. Kegiatan periklanan dan kegiatan-kegiatan promosi lainnya merupakan bagian dari fungsi penjualan yang dapat mempengaruhi permintaan. Keputusan penjulan, pengemasan, pemilihan saluran pemasaran yang terbaik, serta pemilihan waktu dan tempat dan tepat untuk memperoleh konsumen merupakan keputusan-keputusan yang termasuk dalam fungsi penjualan. Fungsi pengangkutan dilakukan agar produk tersedia di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Fungsi ini termasuk pemilihan alternatif jalur dan jenis alat transportasi yang digunakan yang akan mempengaruhi biaya transportasi. Fungsi pengolahan tidak selalu termasuk dalam fungsi pemasaran, namun dalam pemasaran produk pertanian, fungsi pengolahan ini tidak dapat dihilangkan. Fungsi pengolahan meliputi kegiatan-kegiatan yang merubah bentuk dasar dari suatu produk. Fungsi pembayaran merupakan kegunaan uang untuk berbagai aspek pemasaran. Fungsi penanggulangan risiko merupakan kemungkinan mengalami resiko kerugian dari pemasaran produk. Risiko ini terdiri dari dua bagian, yaitu risiko fisik dan risiko harga. Risiko fisik terjadi akibat kerusakan produk, sementara risiko harga terjadi karena perubahan nilai produk di pasar. Analisis dari fungsi pemasaran juga dapat digunakan untuk mengevaluasi biaya pemasaran. Kegunaan dari fungsi pemasaran juga dapat membandingkan biaya dari dua lembaga pemasaran. Perbandingan ini dapat dilakukan jika antar lembaga pemasaran saling berhubungan. 4.5.2 Analisis Struktur dan Perilaku Pasar Struktur pasar dapat diketahui dengan mengetahui jumlah pembeli dan penjual yang terlibat, heterogenitas produk yang dipasarkan, kondisi dan keadaan produk, kemudahan memasuki pasar, serta informasi perubahan harga pasar. 34

Untuk analisis perilaku pasar, dilakukan pengamatan mengenai praktek penjualan dan pembelian antara produsen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, sistem penentuan dan pembayaran harga, serta kerjasama antara lembaga pemasaran. Metode analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah struktur pasar yang terbentuk cenderung mendekati persaingan sempurna atau persaingan tidak sempurna dengan melihat komponen yang mengarahkan pasar ke suatu struktur pasar tertentu. Semakin banyak penjual dan pembeli dan semakin kecilnya jumlah yang diperjualbelikan oleh setiap lembaga pemasar, maka struktur pasar tersebut semakin mendekati kesempurnaan dalam persaingan. Adanya kesepakatan antar sesama pelaku pemasar menimbulkan struktur pasar yang cenderung tidak bersaing sempurna. Untuk mengetahui struktur pasar kelinci yang terjadi di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjo Laya dapat dilihat berdasarkan jumlah lembaga pemasar yang terlibat, mudah tidaknya memasuki pasar, differensiasi produk dan informasi pasar. Tingkah laku pasar dapat dianalisis dengan mengamati praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan oleh pelaku pasar melalui sistem penentuan dan penyebaran harga, dan kerjasama diantara lembaga-lembaga tataniaga yang terlibat. Perilaku pasar diasumsikan bagaimana pelaku pasar yaitu peternak kelinci, konsumen dan lembaga pemasar menyesuaikan diri terhadap situasi penjualan dan pembelian yang terjadi. 4.5.3 Analisis Efisiensi Pemasaran 4.5.3.1. Margin Tataniaga Analisis ini digunakan untuk mengetahui efisiensi pemasaran produk dari produsen kepada konsumen. Margin tataniaga merupakan perbedaan harga diantara lembaga pemasaran. Dengan margin tataniaga dapat diketahui biaya pemasaran dan keuntungan pemsaran. Besarnya margin tataniaga pada dasarnya merupakan pertambahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh masing-masing lembaga. Secara matematis, margin tataniaga lembaga ke-i dapat dinyatakan sebagai berikut: 35

Mi = Psi Pbi...(1) Keterangan: Mi = Margin Tataniaga di lembaga ke-i Psi = Harga jual pasar di tingkat ke-i Pbi = Harga beli pasar di tingkat ke-i Margin Total adalah penjumlahan dari margin lembaga ke-i, ke-j dan seterusnya.secara matematis margin total dapat dinyatakan sebagai berikut: MT = Mi + Mj +... Keterangan : MT = Margin Total Mi = Margin Lembaga ke-i Mj = Margin Lembaga ke-j Margin tataniaga dapat juga diperoleh melalui penjumlahan biaya dan keuntungan pada masing-masing lembaga pemasaran. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Mi = Ci + i...(2) Keterangan: Ci = Biaya lembaga pemasaran di tingkat ke-i i = Keuntungan lembaga pemasaran di tingkat ke-i Dengan menggabungkan kedua persamaan (1) dan (2), maka dapat diperoleh: Psi Pbi = Ci i...... (3) Dengan demikian, keuntungan lembaga pemasaran pada tingkat ke-i adalah: i = Psi - Pbi - Ci... (4) Keterangan : i = Keuntungan lembaga ke-i Psi = Harga Jual di tingkat lembaga ke-i Pbi = Harga Beli di tingkat lembaga ke-i Ci = Biaya tataniaga lembaga ke-i 4.5.4.2 Farmer s Share Indikator lain yang digunakan untuk membandingkan harga yang diterima produsen dibandingkan dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir disebut dengan farmer s share dan dinyatakan dalam persentase. Farmer s share memiliki hubungan negatif dengan margin tataniaga. Semakin tinggi nilai margin 36

tataniaga, maka bagian yang diterima produsen akan semakin rendah. Secara matematis, farmer s share dapat dirumuskan sebagai berikut: Fs = Pf / Pr x 100% Dimana Fs = Farmer s share Pf = Harga di tingkat produsen Pr = Harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir 4.5.4.3 Rasio Keuntungan dan Biaya Tingkat efisiensi sebuah sistem pemasaran juga dapat dilihat dari rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran. Dengan semakin meratanya rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran, maka secara teknis (operasional) sistem pemasaran tersebut semakin efisien. Untuk mengetahui penyebaran rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga pemasaran, dapat dinyatakan sebagai berikut : Rasio Keuntungan/Biaya = i / Ci. Dimana i = Keuntungan tataniaga lembaga ke-i Ci = Biaya tataniaga ke-i 37