BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan selama empat tahun maka sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi; uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi, output dari uji diatas adalah sebagai berikut: A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, serta nilai rata-rata serta standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, pertumbuhan perusahaan serta struktur modal. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation STRUKTUR AKTIVA 32.08.72.3225.17504 UKURAN PERUSAHAAN 32 8.48 13.34 10.6747 1.94317 LIKUIDITAS 32.26 10.64 2.4419 1.89593 PERTUMBUHAN PENJUALAN 32-1.98.68 -.0219.44888 STRUKTUR MODAL 32.17 2.16.6837.46413 Valid N (listwise) 32 Sumber : Output SPSS, data diolah Setelah dilakukan pengolahan data, semua data yang diperoleh adalah valid sebanyak 32 sampel. Dari 32 data variabel struktur modal, nilai minimum 0,17 dengan nilai maksimum 2,16. Nilai rata-rata sebesar 0,6837 dengan standar deviasi 0,46413. Semakin kecil standar deviasi, menandakan semakin rendah penyebar data pengamatan dan memiliki variabilitas rendah. Dari 32 data variabel independen Ukuran Perusahaan, nilai minimum 8,48 dengan nilai maksimum 13,34. Nilai rata-rata sebesar 10,6747 dengan standard deviasi 1,94317. Semakin kecil standar deviasi, menandakan semakin rendah menyebar data pengamatan dan memiliki kecenderungan setiap data berbeda atau memiliki variabilitas rendah. Dari 32 data variabel independen Likuiditas, nilai minimum 0,26 dengan nilai maksimum 10,46. Nilai rata-rata sebesar 2,4419 dengan standar deviasi 1,89593. Semakin kecil standar deviasi, menandakan semakin rendah penyebar data pengamatan dan memiliki variabilitas rendah.

Dari 32 data variabel independen Pertumbuhan Penjualan, nilai minimum -1,98 dengan nilai maksimum 68. Nilai rata-rata sebesar -0,0219 dengan standar deviasi 0,44888. Semakin besar standar deviasi, menandakan semakin menyebar data pengamatan dan memiliki variabilitas tinggi. Dari 32 data variabel independen struktur aktiva, nilai minimum 08 dengan nilai maksimum 72. Nilai rata-rata sebesar 0,3225 dengan standar deviasi 0,17504. Semakin kecil standar deviasi, menandakan semakin rendah penyebar data pengamatan dan memiliki variabilitas rendah. B. Hasil Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk mengatahui apakah data yang akan diregresikan tersebut layak untuk diteliti atau tidak. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi secara normal. Ada tiga cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik, analisis statistik, dan uji Kolmogorov-Smirnov. Cara yang paling sederhana adalah dengan melihat histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal sebagaimana Gambar 4.1. berikut:

Gambar 4.1 Gambar Grafik Histogram (Sumber: Output SPSS, data diolah) Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal, tidak menceng ke kiri maupun ke kanan. Namun demikian dengan hanya melihat histogram dinilai kurang memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu melihat normal probability plot, di mana pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2. berikut:

Gambar 4.2 Gambar Grafik Normal Plot (Sumber: Output SPSS, data diolah) Berdasarkan grafik normal plot, menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai dalam penelitian ini karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Selain menggunakan grafik histogram dan grafik normal plot, uji statistik yang dapat dilakukan dalam uji normalitas adalah Uji Kolmogorov Smirnov. Data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi diatas 0,05. Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap data statistik terlihat dalam tabel 4.2. berikut :

Tabel 4.2 Tabel Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 32 Normal Parameters a Mean.0000000 Std. Deviation.32110939 Most Extreme Differences Absolute.091 Positive.091 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z.517 Asymp. Sig. (2-tailed).952 a. Test distribution is Normal. (Sumber: Output SPSS, data diolah) Berdasarkan hasil pada tabel 4.2. di atas, data terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,517 dan signifikan pada 0,952 yang lebih besar dari dari 0,05. Hal ini berarti data residualnya terdistribusi secara normal, karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara residualnya (SRESID) dan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-y sesungguhnya) yang telah di studentized. Grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3. berikut : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot (Sumber: output SPSS, data diolah) Pada gambar di atas, titik-titik yang terbentuk menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Dengan hanya melihat grafik scatterplot dinilai kurang memberikan hasil yang maksimal sehingga perlu melihat uji glejser, Hal ini terlihat dari struktur modal signifikansinya di atas kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskdastisitas. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut:

Tabel 4.3 Uji Glejser Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant).670.241 2.781.010 STRUKTUR AKTIVA -.645.203 -.569-3.174.044 UKURAN PERUSAHAAN -.027.020 -.268-1.390.176 LIKUIDITAS.032.018.301 1.772.088 PERTUMBUHAN PENJUALAN -.067.077 -.151 -.863.396 Dependent Variable: abs Nilai t-statistik dari seluruh variabel penjelas menunjukkan dengan jelas bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai abs (Absolut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel. Dalam mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model persamaan pertama digunakan variance inflation factor (VIF). Nilai yang menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam

output SPSS versi 17 maka besarnya VIF dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.4. sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Perhitungan VIF Coefficients a Collinearity Statistics Model 1(Constant) Tolerance VIF STRUKTUR AKTIVA.797 1.255 UKURAN PERUSAHAAN.691 1.448 LIKUIDITAS.886 1.129 PERTUMBUHAN PENJUALAN.843 1.187 a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL (Sumber: output SPSS, data diolah) Berdasarkan tabel 4.4. menunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance 0.10 atau VIF 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian empat variabel independen (struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, pertumbuhan perusahaan) dapat digunakan untuk memprediksi Struktur Modal. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam penellitian ini pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) yang dapat dilihat dari hasil output spss berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.722 a.521.450.34407 1.567 a. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Berdasarkan hasil hitung Durbin-Watson sebesar 1,567 sedangkan dalam tabel DW untuk k = 4 dan N = 32 besarnya DW-tabel: du (batas atas) = 1,7323 dan dl (batas bawah) = 1,1769. Sehingga 4- du = 4 1,7323= 2,2831 dan 4 - dl = 4-1,1769 = 2,2677. Maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Hal ini dapat dilihat pada gambar 4.4. sebagai berikut: Gambar 4.4 Hasil Uji Durbin Watson Tidak Ada Autokorelasi Ada Autokorelasi + Ada Autokorelasi- 1,1769 1,7323 2 2,2831 2,2677

Sesuai dengan gambar diatas menunjukkan bahawa nilai Durbin Watson sebesar 1,567 nilai berada diantara 1,1769 dan 1,7323 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terjadi autokorelasi positif. C. Hasil Pengujian Hipotesis Model Analisis data dengan menggunakan pengujian regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh secara serempak dan secara parsial antara struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, pertumbuhan perusahaan terhadap Struktur Modal. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tiga metode, yakni metode berdasarkan uji t statistik, uji F statistik dan koefisien determinasi. 1. Analisis Regresi Linier Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Perhitungan regresi berganda dilakukan dengan bantuan program spss. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik T Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.186.469 2.529.018 STRUKTUR AKTIVA -.766.395 -.289-1.937.063 UKURAN PERUSAHAAN.000.038 -.004 -.023.982 LIKUIDITAS -.104.035 -.426-3.014.006 PERTUMBUHAN PENJUALAN -.433.150 -.419-2.889.008 a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL (Sumber: output SPSS, data diolah) t Sig.

Dari tabel 4.6 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Struktur Modal = 1,186 0,766 struktur aktiva + 0,000 ukuran perusahaan 1,104 likuiditas - 0,433 prtumbuhan penjualan + e a. Konstanta (β0) sebesar 1,186 artinya jika struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan prtumbuhan penjualan konstan, maka rata-rata tingkat Struktur Modal sebesar 1,186 % b. Koefisien regresi untuk struktur aktiva (β 1 ) adalah 0,766 dan pertanda negatif, artinya setiap kenaikan 1% struktur aktiva mengalami penurunan tingkat Struktur Modal sebesar 0,766 % dalam hal ini faktor yang mempengaruhi Struktur Modal dianggap tetap. c. Koefisien regresi untuk ukuran perusahaan (β 2 ) adalah 0,000 dan pertanda negatif, artinya setiap kenaikan 1% ukuran perusahaan, pengaruh Struktur Modal mengalami penurunan sebesar 0,000 %. d. Koefisien regresi untuk likuiditas (β 3 ) adalah -1,104 dan pertanda negative, artinya setiap kenaikan 1% likuiditas, pengaruh Struktur Modal akan mengalami peningkatan sebesar 1,104 % e. Koefisien regresi untuk pertumbuhan penjualan (β 4 ) adalah -0,433 dan pertanda negative, artinya setiap kenaikan 1% pertumbuhan penjualan, pengaruh Struktur Modal akan mengalami peningkatan sebesar 0,433 %

2. Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya. Berdasarkan output SPSS versi 17 secara parsial pengaruh dari ketiga variabel independen yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan pertumbuhan penjualan terhadap variabel dependen struktur modal ditunjukkan pada tabel 4.7. sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.186.469 2.529.018 STRUKTUR AKTIVA -.766.395 -.289-1.937.063 UKURAN PERUSAHAAN.000.038 -.004 -.023.982 LIKUIDITAS -.104.035 -.426-3.014.006 PERTUMBUHAN PENJUALAN -.433.150 -.419-2.889.008 a. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL (Sumber: output SPSS, data diolah) a. Pengaruh Struktur Aktiva (X1) terhadap Struktur Modal (Y) Dari hasil output SPSS, nilai t hitung untuk Struktur Aktiva sebesar - 1,937 dengan nilai signikansi 0,063 (diatas 0,05) atau t hitung (-1,937) > t tabel (1,694) dan pertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Maka H 0 1 diterima dan H a 1 ditolak. t Sig.

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan (X2) terhadap Struktur Modal (Y) Dari hasil output SPSS, nilai t hitung untuk ukuran perusahaan sebesar -0,023 dengan nilai signikansi 0,982 (diatas 0,05) atau t hitung (- 0,023) > t tabel (1,694) dan pertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Maka H 0 2 diterima dan H a 2 ditolak c. Pengaruh Likuiditas (X3) terhadap Struktur Modal (Y) Dari hasil output SPSS, nilai t hitung untuk likuiditas sebesar -3,014 dengan nilai signikansi 0,006 (dibawah 0,05) atau t hitung (-3,014) > t tabel (1,694) dan pertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal. Maka H 0 3 ditolak dan H a 3 diterima d. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan (X4) terhadap Struktur Modal (Y) Dari hasil output SPSS, nilai t hitung untuk ukuran perusahaan sebesar -2,889 dengan nilai signikansi 0,008 (dibawah 0,05) atau t hitung (- 2,889) > t tabel (1,694) dan pertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Maka H 0 4 ditolak dan H a 4 diterima

3. Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik f dalam penelitian digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model regresi penelitan ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen hasil pengujian statistik f untuk penelitan ini dapat dilihat pada tebel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F Model ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.482 4.870 7.352.000 a Residual 3.196 27.118 Total 6.678 31 a. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL (Sumber: output SPSS, data diolah) Dari uji anova atau f test didapati nilai f hitung sebesar 7,352 dengan signifikansi probabilitas 0,000. Karena probabilitas dibawah 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. 4. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai (R 2 ) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependennya. Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat terlihat pada tabel 4.9. berikut: Tabel 4.9 Koefisien Determinasi atau R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.722 a.521.450.34407 a. Predictors: (Constant), PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL Berdasarkan hasil uji determinasi koefisien pada tabel besarnya nilai adjusted R 2 adalah 0,45 hal ini berarti 45 % variabel dependen struktur modal dapat dijelaskan oleh variabel independen (struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan pertumbuhan penjualan). Sedangkan sisanya (100 % - 45 % = 55 %) dijelaskan oleh variabel- variabel yang lain.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kesatu (H1) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai t hitung untuk Struktur Aktiva sebesar -1,937 dengan nilai signikansi 0,063 (diatas 0,05) atau t hitung (-1,937) > t tabel (1,694). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Mustaqim (2012) yang menyatakan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Aktiva tetap dalam perusahaan akan ditutup menggunakan modal sendiri, yang membuat sebagian dana untuk aktiva tetap tersebut tidak harus dipenuhi melalui hutang. Hal ini berarti perusahaan mampu menggunakan modal sendiri dalam melakukan kegiatan investasi untuk mengembangkan usahanya tanpa menggunakan hutang. Selain itu, aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk kegiatan operasi peusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga laba yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk menambah investasinya kembali. Penggunaan modal sendiri dalam melakukan kegiatan investasi akan mengurangi risiko terhadap kebangkrutan yang dihadapi perusahaan. Hal ini juga menolak hasil penelitian yang di lakukan oleh Ni matul Mar ah (2012) dan Eka Septia Nurwahyuni (2014) yang struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai t hitung untuk ukuran perusahaan sebesar -0,023 dengan nilai signikansi 0,982 (diatas 0,05) atau t hitung (-0,023) > t tabel (1,694). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Mustaqim (2012), Ari Nir Aini (2012), Nuril Hidayati (2009), Wisnu Eka Pradana (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan yang lebih besar akan lebih menjamin memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan sumber modalnya. Kemungkinan yang dapat terjadi dari hasil penelitian ini adalah bahwa perusahaan lebih cenderung menyukai pendanaan yang berasal dari internal dibandingkan dari hutang, sehingga ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap penggunaan sumber dana eksternal. Kemungkinan lain adalah bahwa perusahaan besar yang mempunyai akses lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil belum tentu dapat memperoleh dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini disebabkan karena para investor akan membeli saham atau menanamkan modalnya tidak hanya mempertimbangkan besar-kecilnya perusahaan, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain, seperti prospek perusahaan, sifat manajemen perusahaan saat ini dan lain sebagainya.

Hal ini juga menolak hasil penelitian yang di lakukan oleh Muhammad Yalis (2012), Helda Endah Herdiana (2009), Eka Septia Nurwahyuni (2013) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. 3. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga (H3) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai t hitung untuk likuiditas sebesar -3,014 dengan nilai signikansi 0,006 (dibawah 0,05) atau t hitung (-3,014) > t tabel (1,694). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Hafizah Ritongan(2010) dan Ali Mustaqim(2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Manfaat bagi perusahaan jika perusahaan tersebut baik likuiditasnya adalah perusahaan tersebut akan mampu meminjam dengan suku bunga yang murah. Dengan kata lain, perusahaan yang likuiditasnya terjaga dengan baik, memungkinkan memperoleh kredit dengan tingkat bunga yang rendah karena dimata para kreditur perusahaan tersebut di nilai aman. Sehingga penggunaan hutang dengan tingkat bunga yang lebih rendah pada akhirnya akan menurunkan modal perusahaan dan perusahaan dapat memaksimalkan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan menggunakan modal perusahaan.

4. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat (H4) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan, nilai t hitung untuk pertumbuhan penjualan sebesar -2,889 dengan nilai signikansi 0,008 (dibawah 0,05) atau t hitung (-4,471) > t tabel (1,694). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Hafizah Ritongan(2010) dan Ari Nur Aini (2012) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Salah satu yang menjadi faktor penentu struktur modal adalah pertumbuhan penjualan. Tingginya penjualan akan meningkatkan laba perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan menunjang pertumbuhan perusahaan. Jika penjualan meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang dengan beban tertentu akan meningkatkan pendapatan pemegang saham. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi akan cenderung menggunakan jumlah hutang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan hutang sehingga semakin tinggi struktur modalnya. Hal ini juga menolak hasil penelitian yang di lakukan oleh Helda Endah Erdiana (2011) yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

5. Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan nilai signifikansi probabilitas 0,000. Karena dibawah 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa secara bersama-sama struktur aktiva, ukuran perusahaan, likuiditas dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal.