PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET OKULASI (Hevea brasiliensis Muell.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK MUTIARA 16:16:16 TERAHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS PERMATA

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

PENGARUH PUPUK NPK PELANGI DAN PUPUK DAUN GROW TEAM M TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum L. Mill) VARIETAS PERMATA

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK BOKASHI DAN PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA L.

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH BERAT BENIH DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT DURIAN (Durio Zibethinus Murr)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH KERITING VARIETAS ARIMBI (Capsicum annuum L.

PENGARUH CAMPURAN MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F1

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

Aplikasi Pemupukan Berimbang untuk Peningkatan Laju Pertumbuhan Tanaman Gaharu (Gyrinops verstegii) di Kabupaten Tabanan

SKRIPSI. KEBERHASILAN OKULASI BIBIT DURIAN (Durio zibethinus Murr.) PADA MODEL MATA TEMPEL DAN STADIA ENTRES YANG BERBEDA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN ZPT HANTU TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG TANAMAN BUAH NAGA DAGING SUPER MERAH (Hylocereus costaricencis).

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 1, Maret 2016 ISSN :

PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK MUTIARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L. )

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN SELANG WAKTU PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

RESPONS TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK DAUN YANG BERBEDA

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN BUD CHIP TEBU (Saccharum officinarum L.) SKRIPSI OLEH:

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 2, Oktober 2017 ISSN P : ISSN O :

PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK GREEN TONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L.

327. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.) VARIETAS MUSTANG F-1

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PRE NURSERY AKIBAT PEMBERIAN PUPUK MELALUI DAUN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Oleh : Bambang Supriyanto Dosen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

PENGARUH KOSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN LIMBAH CAIR PKS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

Pengaruh Pemberian Tandan Kosong Sawit dan Kapur Dolomit Sebagai Campuran Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis quenensis

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

RESPON PEMBERIAN PUPUK ZA DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN PEMBIBITAN KAKAO (Theobroma cacao L.) KLON RCL DALAM POLYBAG

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

III. MATERI DAN METODE

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Erg) KLON UNGGUL PENGHASIL LATEKS-KAYU PADA MEDIUM YANG MENGGUNAKAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

53 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH JARAK TANAM DAN PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mayz saccharata Sturt) VARIETAS SWEET BOY

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LCC (Legum Cover Crop) DENGAN BIOAKTIFATOR ORGADEC PADA PERTUMBUHAN BIBIT OKULASI KARET (Hevea brasiliensis)

PERTUMBUHAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. Officinale) YANG DITANAM MENGGUNAKAN BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI DAN PUPUK ANORGANIK

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

BAHAN METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculantus) PADA PELAKUAN PUPUK DEKAFORM DAN DEFOLIASI

KESESUAIAN SAMBUNG MINI TIGA KULTIVAR DURIAN (Durio zibethinus L. ex Murray) DENGAN BATANG BAWAH BERBAGAI UMUR

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

Transkripsi:

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET OKULASI (Hevea brasiliensis Muell.Arg) KLON PB 260 Agus Selwina 1 dan Hery Sutejo 2 1 Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. 2 Dosen Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124, Indonesia. E-Mail: selwina@untag-smd.ac.id ABSTRAK Pengaruh Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Klon PB 260. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang kambing dan pupuk NPK Phonska serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit karet okulasi,dan untuk mengetahui dosis pupuk yang tepat untuk memperoleh pertumbuhan bibit karet okulasi yang baik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015, di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam faktorial 4 x 4, dan ulangan sebanyak 3 kali, yang terdiri 2 faktor penelitian. Faktor I adalah Pupuk Kandang Kambing (K), terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk kandang kambing atau kontrol (k 0 ), dosis pupuk kandang kambing 5 ton/ha atau setara dengan 5 g/polibag (k 1 ), 10 ton/ha setara 10 g/polibag (k 2 ), dan 15 ton/ha setara 15 g/polibag (k 3 ). Faktor II adalah Pupuk NPK Phonska (P), terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk NPK Phonska atau kontrol(p 0 ), dosis pupuk NPK Phonska 2,5 g/polibag (p 1 ), 5 g/polibag (p 2 ), dan 7,5 g/polibag (p 3 ). Hasil penelitian menunjukkan kambing (K) berbeda sangat nyata terhadap tinggi bibit karet umur 2, 3 dan 4 bulan, jumlah daun umur 3 dan 4 bulan dan diameter bibit umur 4 bulan. Berbeda nyata pada jumlah daun umur 2 bulan dan diameter bibit umur 3 bulan. Berbeda tidak nyata terhadap diameter bibit umur 2 bulan. Perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan, jumlah daun umur 4 bulan serta diameter bibit umur 3 dan 4 bulan. Berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan, jumlah daun umur 2 dan 3 bulan serta diameter bibit umur 2 bulan. Interaksi perlakuan (KxP) berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan. Berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan, jumlah daun umur 2, 3 dan 4 bulan setelah okulasi serta diameter bibit umur 2, 3 dan 4 bulan. Kata kunci : pupuk kandang, pupuk NPK, bibit karet. ABSTRACT Effect of Goat Manure and NPK Phonska Fertilizer on the Growth of Grafted Rubber Seedling (Hevea brasiliensis Muell.Arg.), Clone PB 260. The research objectives were to determine the influence of goat manure and NPK Phonska fertilizers as well as their interaction on the growth of grafted rubber seedlings,and to determine appropriate dosages to obtain better grafted seedling performance. The research conducted from February to May 2015, in the village of Sekolaq Darat, Sekolaq Darat sub District of West Kutai Regency. It used completely randomized design (CRD) with factorial 4 x 4, and repeated 3 times, which comprises two factors research. The first factor was goat manure (K), consisted of four levels, namely: no goat manure application or control (k 0 ), 5ton/ha or equal to 5g/polybag (k 1 ), 10tons/ha or equal to 10g/polybag (k 2 ), and 15tons/ha or equal to 15/polybag (k 3 ). The second factor was NPK Phonska fertilizer (P), consisted of four levels, namely: no NPK Phonska fertilizer aplication or control (p 0 ), 2.5g/polybag (p 1 ), 5g/polybags (p 2 ), and 7.5g/polybag (p 3 ). Result of the reseach revelead that goat manure treatment (K) affects very significantly on the rubber seedling height at age of 2, 3 and 4 months old after grafting, number of leaf at 3 and 4 months after grafting, 17

Pengaruh Pupuk Kandang Agus Selwina dan Hery Sutejo. and stem diameter at 4 months after grafting. It affected significantly on the leaf number at 2 months after grafting and stem diameter at 3 months after grafting. But it did not affect significantly on the stem diameter at 2 months after grafting. The NPK Phonska fertilizer treatment (P) affected very significantly on the seedling height at age of 3 and 4 months after grafting, leaf number and stem diameter at 3 and 4 months after grafting. It affected significantly on the seedling height at 2 months after grafting, number of leaves at 2 and 3 months after grafting, and stem diameter at 2 months after grafting. The interaction treatment (KxP) affected very significantly on the seedling height at 3 and 4 months after grafting. But it did not affect significantly on the seedling height at 2 weeks after grafting, number of leaves at 2, 3 and 4 months after grafting, and stem diameter at 2, 3 and 4 months after grafting. Key words : manure, NPK fertilizer, rubber seeds. 1. PENDAHULUAN Tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg) merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam industri otomotif. Tanaman ini berasal dari benua Amerika dan saat ini menyebar luas ke seluruh dunia. Karet dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Belanda dan merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memberikan sumbangan besar bagi perekonomian Indonesia. Secara nasional diperkirakan terdapat lebih dari 3,4 juta hektar perkebunan karet di Indonesia, dimana 85% diantaranya (atau sekitar 2,9 juta hektar) merupakan perkebunan karet yang dikelola oleh rakyat atau petani skala kecil, dan sisanya dikelola oleh perkebunan besar milik negara atau swasta. Perkebunan karet rakyat biasanya dikelola dengan teknik budidaya sederhana berupa pemupukan sesuai kemampuan petani. Karet ditanam bersama dengan pohon-pohon lain seperti pohon buah-buahan (contohnya durian, petai, jengkol, dan duku) maupun pohon penghasil kayu (contohnya meranti dan tembesu) yang sengaja ditanam atau tumbuh sendiri secara alami. Sebaliknya, perkebunan besar dikelola dengan teknik budidaya yang lebih maju dan intensif dalam bentuk perkebunan. monokultur, yaitu hanya tanaman karet saja, untuk memaksimalkan hasil kebun (Janudianto dkk., 2013) Para petani karet saat ini masih banyak yang menggunakan bibit karet cabutan, anakan liar, atau hasil semaian biji dari pohon karet alam yang dibudidayakan sebelumnya. Meskipun demikian, bibit karet unggul sebenarnya sudah dikenal luas oleh petani. Bibit karet unggul dihasilkan dengan teknik okulasi antara batang atas dengan batang bawah yang tumbuh dari biji-biji karet pilihan. Okulasi dilakukan untuk mendapatkan bibit karet berkualitas tinggi. Batang atas dianjurkan berasal dari karet klon PB260, IRR118, RRIC100 dan batang bawah dapat menggunakan bibit dari biji karet klon PB20, GT1, dan RRIC100 yang diambil dari pohon berumur lebih dari 10 tahun (Setyamidjaja, 1993). Luas areal pertanaman karet di Kalimantan Timur sampai tahun 2013 tercatat seluas 103.117 hektar, yang terdiri dari areal perkebunan rakyat 89.341 hektar, perkebunan besar negara seluas 709 hektar, dan perkebunan besar swasta 13.067 hektar, dengan produksi seluruhnya 59.963 ton karet kering (Laporan TEPPA APBD Dinas Perkebunan Kalimantan Timur 2014). Sedangkan luas areal tanaman karet di Kutai Barat berdasarkan laporan BPS Kutai Barat Dalam Angka 2014 adalah 34.003 hektar atau 83,53 % dari total luas areal perkebunan di Kutai Barat (BPS Kutai Barat 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan 18

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 judul: Pengaruh Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi (Hevea brasiliensis Muell.Arg) Klon PB 260. Tujuan penelitian adalah : Untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang kambing dan pupuk NPK Phonska serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit karet okulasi. Untuk mengetahui dosis pupuk yang tepat untuk memperoleh pertumbuhan bibit karet okulasi yang baik. 2. METODA PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat. Pada bulan Februari-Mei 2015. 2.2. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: pupuk kandang kambing, pupuk NPK Phonska, dan bibit tanaman karet klon PB 260 umur 1 bulan okulasi. Polibag berukuran 15 cm x 20 cm dengan berat polibag (2 kg), basudin 50 EC,dan furadan 3G. Peralatan yang digunakan: parang, cangkul, gembor, alat tulis-menulis, kamera, mikro kalifer, alat ukur, dan kalkulator.. 2.3. Rancangan Percobaan Penelitian ini mengunakan percobaan faktorial 4 x 4, disusun dalam Rancang Acak Lengkap (RAL), dan diulang sebanyak tiga (3) kali, dengan perlakuan sebagi berikut: Pupuk Kandang Kambing (K) terdiri atas 4 taraf, yaitu: k 0 = tanpa pupuk kandang kambing (kontrol) k 1. = dosis pupuk kandang kambing 5 ton/ha (5 g/polibag) k 2 = dosis pupuk kandang kambing 10 ton/ha (10 g/polibag) k 3 = dosis pupuk kandang kambing 15 ton/ha (15 g/polibag Pupuk NPK Phonska (P) terdiri atas 4 taraf, yaitu: p 0 = tanpa pupuk NPK Phonska (kontrol) p 1 = dosis pupuk NPK Phonska 2,5 g/polibag p 2 = dosis pupuk NPK Phonska 5,0 g/polibag p 3 = dosis pupuk NPK Phonska 7,5 g/polibag Secara keseluruhan terdapat 9 kombinasi perlakuan, dan setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga (3) kali, sehingga menjadi 4 x 4 x 3 = 48 satuan percobaan, yang dapat disusun sebagai berikut: k 0 p 0 k 1 p 0 k 2 p 0 k 3 p 0 k 0 p 1 k 1 p 1 k 2 p 1 k 3 p 1 k 0 p 2 k 1 p 2 k 2 p 2 k 3 p 2 k 0 p 3 k 1 p 3 k 2 p 3 k 3 p 3 2.4. Pelaksanaan Penelitian Persiapan Bibit Bibit yang dijadikan bahan penelitian adalah bibit karet yang telah berumur 1 bulan. Bibit kemudian diseleksi, dan dipilih bibit yang seragam pertumbuhannya (jumlah daun, tinggi dan diameter). Ukuran polibag 15 cm x 20 cm dengan berat tanah 2 kg, dan juga disiapkan bibit cadangan sebanyak 9 polibag. Untuk memperoleh bibit yang seragam, maka bibit yang telah diseleksi untuk disiapkan sebagai bahan penelitian kemudian diukur tingginya, jumlah daun dan diameter batang. Pemupukan Pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk NPK Phonska disesuaikan dengan dosis perlakuannya. Pupuk kandang kambing diberikan sesuai dosis perlakuan, yaitu: tanpa pupuk kandang kambing atau kontrol (k 0 ), dosis pupuk kandang kambing 5 ton/ha atau 5 g/polibag (k 1 ), 10 ton/ha atau 10 g/polibag (k 2 ), dan 15 ton/ha atau 15 g/polibag (k 3 ). Pupuk diberikan pada 1 minggu setelah bibit disiapkan untuk 19

Pengaruh Pupuk Kandang Agus Selwina dan Hery Sutejo. bahan penelitian, dengan cara disebar dan dibenamkan di sekitar batang bibit karet. Pupuk NPK Phonska diberikan sesuai dosis perlakuan, yaitu : tanpa pupuk NPK Phonska atau kontrol (p 0 ), dosis pupuk NPK Phonska 2,5 g/polibag (p 1 ), 5 g/polibag (p 2 ), dan 7,5 g/polibag (p 3 ). Pupuk NPK Phonska diberikan 1 minggu setelah bibit disipkan untuk bahan penelitian, dengan cara diberikan sekaligus. Setiap bulan diberikan dosis pupuk yang sama hingga umur bibit 4 bulan. Pemeliharaan Bibit a. Penyiraman Penyiraman dilakukan satu kali sehari (pagi atau sore), disesuaikan dengan kondisi media tanam. a. Penyiangan Penyiangan dilakukan apabila ada gulma yang tumbuh, baik di dalam polibag maupun diantara polibag. c. Penyulaman Penyulaman dilakukan bila ada bibit yang mati atau tidak normal pertumbuhanya dengan tanaman cadangan pada umur 1 minggu sampai 3 minggu okulasi. d. Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian dilakukan bila ada jasad penganggu pada bibit tanaman, dengan cara mengamati gangguan atau gejala serangan baik hama atau penyakit. Bila terdapat gangguan, maka dilakukan tindakan pengendalian dengan menggunakan pestisida. 2.5. Pengumpulan Data Adapun data peneltian yang diukur sebagai parameter penelitian adalah sebagai berikut: Tinggi Bibit (cm) Tinggi bibit diukur pada umur 2 bulan, umur 3 bulan, dan umur 4 bulan. Dengan cara mengukur tinggi tunas dari pangkal tunas (± 1 cm dari pangkal tunas dan diberi tanda dengan cat) sampai ujung tunas. Jumlah Daun (helai) Jumlah daun dihitung pada umur 2 bulan, umur 3 bulan dan umur 4 bulan. Caranya adalah menghitung banyaknya daun yang telah membuka sempurna. Diameter Bibit (mm) Diameter bibit diukur pada umur 2 bulan, umur 3 bulan dan umur 4 bulan. Pengukuran dilakukan dengan cara menjepitkan mikro kalifer pada batang tunas okulasi yang telah diberi tanda (± 1 cm) 2.6. Analisis Data Untuk menguji pengaruh perlakuan dan inteaksinya, digunakan Analisis Sidik Ragam pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada percobaan faktorial menurut Yitnosumarto (1993). Bila hasil sidik ragam terhadap perlakuan berbeda tidak nyata (no significant) yang menunjukan F hitung < F tabel 0,5 %, maka tidak dilakukan uji lanjutan, tetapi bila hasil sidik ragam terhadap perlakuan berbeda nyata (significant) yang menunjukan F hitung > F tabel 5 %, atau hasil sidik ragam terhadap perlakuan berbeda sangat nyata (high significant) yang menunjukkan F.Hitung > F. Tabel 1%, maka untuk membandingkan dua rata-rata perlakuan dilakukan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Rumus Umum Uji BNT disajikan sebagai berikut: BNT 5% = t-tabel (α,db) x 2 KT.Galat/r Keterangan : t-tabel = Nilai Tabel (sebaran nilai pada t- student α 5% dengan dbnya) KT Galat = Kuadrat Tengah Galat r = Ulangan 20

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Tinggi bibit karet umur 2 bulan kambing (K) berbeda sangat nyata, berbeda nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit karet umur 2 bulan berbeda nyata dengan perlakuan k 2 dan k 1, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1. Perlakuan k 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0. Perlakuan k 1 berbeda nyata dengan perlakuan k 0. berbeda nyata dengan perlakuan p 2 dan p 1, tetapi berbeda tidak nyata pada perlakuan p 0. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 1 dan p 0. Perlakuan p 1 berbeda nyata dengan perlakuan p 0. 3.2. Tinggi bibit karet umur 3 bulan kambing (K) dan perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit karet umur 3 bulan. berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. Perlakuan k 2 berbeda nyata dengan perlakuan k 1 dan k 2. Perlakuan k 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 0. berbeda nyata dengan perlakuan p 2, p 1 dan p 0. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan p 0. Perlakuan k 1 berbeda nyata dengan perlakuan p 0. Hasil uji BNT pada interaksi perlakuan (KxM) menunjukkan bahwa perlakuan k 3 p 3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2 p 3, k 3 p 1 dan k 2 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 2 p 1, k 0 p 3, k 3 p 2, k 1 p 0, k 2 p 0, k 1 p 1, k 1 p 2, k 1 p 3,k 0 p 2, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 2 p 3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 3 p 1, k 2 p 2, k 2 p 1, k 0 p 3, k 3 p 2, k 1 p 0, k 2 p 0 dan k 1 p 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 p 2, k 1 p 3,k 0 p 2, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 3 p 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2 p 2, k 2 p 1, k 0 p 3, k 3 p 2, k 1 p 0, k 2 p 0, k 1 p 1, k 1 p 2, k 1 p 3 dan k 0 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 2 p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2 p 1, k 0 p 3, k 3 p 2, k 1 p 0, k 2 p 0, k 1 p 1, k 1 p 2, k 1 p 3 dan k 0 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 2 p 1, k 0 p 3, k 3 p 2, k 1 p 0, k 2 p 0, k 1 p 1 dan k 1 p 2, k 1 p 3, k 0 p 2 dan k 0 p 1 satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 0 p 2, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0 satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata. 3.3. Tinggi bibit karet umur 4 bulan kambing (K), dan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda nyata pada pada tinggi bibit karet umur 4 bulan. 21

Pengaruh Pupuk Kandang Agus Selwina dan Hery Sutejo. berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. Perlakuan k 2, k 1 dan k 0 satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata. berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan p 1 dan p 0. Perlakuan p 2, p 1 dan p 0 satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata. interaksi perlakuan (KxP) menunjukkan bahwa perlakuan k 3 p 3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2 p 3 dan k 2 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 3 p 2, k 2 p 1, k 2 p 0, k 0 p 3, k 3 p 1, k 1 p 1, k 1 p 3, k 1 p 2, k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 2 p 3 dan k 2 p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 3 p 2, k 2 p 1, k 2 p 0, k 0 p 3, k 3 p 1 dan k 1 p 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 p 3, k 1 p 2, k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 3 p 2, k 2 p 1 dan k 2 p 0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 0 p 3, k 3 p 1, k 1 p 1, k 1 p 3 dan k 1 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 0 p 3 dan k 3 p 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1 p 1, k 1 p 3, k 1 p 2, k 0 p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 1 p 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1 p 3, k 1 p 2, k 0 p 2 dan k 1 p 0, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0 p 1, k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 1 p 3 dan k 1 p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 3 p 0 dan k 0 p 0. Perlakuan k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0, satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata, tetapi ke empat perlakuan tersebut (k 0 p 2, k 1 p 0, k 0 p 1, k 3 p 0 ) berbeda nyata dengan perlakuan k 0 p 0. Jumlah Daun 3.4. Jumlah daun bibit karet umur 2 bulan kambing (K) dan perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda nyata, tetapi interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun bibit karet umur 2 bulan. berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2 dan k 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1. Perlakuan k 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. berbeda nyata dengan perlakuan p 2, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 1 dan p 2. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan p 0. Perlakuan p 1 berbeda nyata dengan perlakuan p 0. 3.5. Jumlah daun bibit karet umur 3 bulan kambing (K) berbeda sangat nyata, berbeda sangat nyata, dan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun bibit karet umur 3 bulan. berbeda nyata dengan perlakuan k 2, k 1 dan k 0. Perlakuan k 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0. Perlakuan k 1 berbeda nyata dengan perlakuan k 0. berbeda tidak nyata pada perlakuan p 2, tetapi berbeda nyata pada perlakuan p 1 dan p 0. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata 22

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 dengan perlakuan p 1 dan p 0. Perlakuan p 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 0. 3.6. Jumlah daun bibit karet umur 4 bulan kambing (K) dan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata pada pada jumlah daun bibit karet umur 4 bulan. berbeda nyata dengan perlakuan k 2, k 1 dan k0. Perlakuan k 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0. Perlakuan k 1 berbeda nyata dengan perlakuan k 0. berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan p 1 dan p 0. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan p 1 dan p 0. Diameter Bibit 3.7. Diameter bibit karet umur 2 bulan bahwa perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda nyata, sedangkan perlakuan pupuk kandang kambing (K) dan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap diameter bibit karet umur 2 bulan. berbeda tidak nyata pada perlakuan k 2 dan k 1, tetapi berbeda nyata pada perlakuan p 0. Perlakuan p 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. Perlakuan k 1 berbeda nyata dengan perlakuan p 0. 3.8. Diameter bibit karet umur 3 bulan kambing (K) berbeda nyata, perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, dan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata terhadap diameter bibit karet umur 3 bulan. Hasil uji BNT Taraf 5% pada berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 dan k 2. Perlakuan k 2 berbdeda tidak nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. Perlakuan k 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 0., p 2 dan p 1 satu sama lainnya saling berbeda tidak nyata, tetapi ketiga perlakuan tersebut (p 3, p 2 dan p 1 ) berbeda nyata dengan perlakuan p 0. 3.9. Diameter bibit karet umur 4 bulan kambing (K) dan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata, sedangkan interaksinya (KxP) berbeda tidak nyata pada diameter bibit karet umur 4 bulan. berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 2, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 1 dan k 0. Perlakuan k 2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 1, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan k 0. Perlakuan k 1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan k 0., p 2 dan 23

Pengaruh Pupuk Kandang Agus Selwina dan Hery Sutejo. p 1 saling berbeda tidak nyata, tetapi ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata dengan perlakuan k 0. Tabel 1. Rekapitulasi Data Penelitian Pengaruh Pupuk Kandang Kambing dan Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi (Hevea brasiliensis Muell.Arg) Klon PB 260 Faktor Perlakuan Tinggi Bibit Karet (cm) Jumlah Daun Bibit Karet (helai) Diameter Bibit Karet (mm) 2 Bln 3 Bln 4 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln Pupuk Kandang Kambing (K) ** ** ** * ** ** tn * ** Sidik Ragam 0 ton/ha (k 0) 21,42 c 35,67 c 50,25 c 7,75 b 15,17 c 24,75 c 3,83 5,50 b 6,46 c 5 ton/ha (k 1) 25,34 ab 39,75 bc 57,59 b 8,58 ab 17,33 b 27,42 b 4,34 5,58 b 6,58 bc 10 ton/ha (k 2) 27,08 a 44,58 a 67,75 a 8,67 ab 17,84 b 28,75 b 4,08 5,83 ab 7,04 ab 15 ton/ha (k 3) 24,25 b 42,67 ab 63,17 a 9,17 a 19,84 a 31,00 a 4,42 6,34 a 7,25 a Pupuk NPK Phonska (P) Sidik Ragam * ** ** * * ** * ** ** 0 g/polibag (p 0) 25,33 ab 35,25 c 49,58 c 7,75 c 16,75 b 26,67 b 3,75 b 5,17 b 6,17 b 2,5 g/polibag (p 1) 22,67 c 41,09 b 59,92 b 8,84 ab 16,67 b 26,67 b 4,33 a 5,92 a 6,92 a 5 g/polibag (p 2) 23,58 bc 40,67 b 61,75 a 9,33 a 17,66 ab 28,42 ab 4,08 ab 6,00 a 6,96 a 7,5 g/polibag (p 3) 26,50 a 45,67 a 67,50 a 8,25 bc 19,08 a 30,17 a 4,50 a 6,17 a 7,29 a Interaksi (KxP) Sidik Ragam tn * * tn tn tn tn tn tn k 0p 0 21,33 27,67 f 33,33 g 6,33 13,67 23,67 3,00 5,00 6,17 k 0p 1 35,67 22,00 def 51,33 e 8,00 13,67 22,00 4,33 6,00 7,00 k 0p 2 36,33 53,67 20,00 cdef def 8,33 15,00 24,67 4,00 5,33 6,17 k 0p 3 43,00 62,67 22,33 bcd bcd 8,33 18,33 28,67 4,00 5,67 6,50 k 1p 0 42,67 25,67 bcd 52,00 ef 7,00 17,00 25,67 3,67 4,67 5,50 k 1p 1 39,67 61,00 26,67 bcd bcde 10,00 16,33 26,00 4,67 5,33 6,33 k 1p 2 58,67 25,00 38,67 cd cde 10,33 17,33 28,67 4,33 6,00 7,00 k 1p 3 58,67 24,00 38, cde cde 7,00 18,67 29,33 4,67 6,33 7,50 k 2p 0 41,00 29,00 bcd 65,33 bc 8,67 17,67 29,00 4,33 5,33 6,33 k 2p 1 44,00 22,00 bcd 65,67 bc 8,67 16,00 27,33 4,00 6,33 7,33 k 2p 2 45,00 69,00 26,33 abc abc 9,33 18,67 30,67 4,00 6,00 7,17 k 2p 3 31,00 48,33 ab 71,00 ab 8,00 19,00 28,00 4,00 5,67 7,33 k 3p 0 25,33 29,67 ef 47,67 f 9,00 18,67 28,33 4,00 5,67 6,67 k 3p 1 45,00 61,67 20,00 8,67 20,67 31,33 4,33 6,00 6,92 abc bcde k 3p 2 42,67 23,00 65,67 bc 9,33 19,67 29,67 4,00 6,67 6,96 bcd k 3p 3 28,67 53,33 a 77,67 a 9,67 20,33 34,67 5,33 7,00 7,29 ** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = berbeda tidak nyata, Bln = Bulan kambing (K) berbeda sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 2, 3 dan 4 bulan, jumlah daun umur 3 dan 4 bulan dan diameter bibit umur 4 bulan setelah okulasi. Berbeda nyata terhadap jumlah daun umur 2 bulan dan diameter bibit umur 3 bualan setelah okulasi. Berbeda tidak nyata terhadap 24

Jurnal AGRIFOR Volume XVI Nomor 1, Maret 2017 ISSN P : 1412-6885 ISSN O : 2503-4960 diameter bibit umur 2 bulan setelah okulasi. Secara umum hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi, jumlah daun dan diameter bibit karet okulasi dibandingkan dengan perlakuan kontrol, hal ini diduga bahwa pemberian pupuk kandang kambing mampu memacu pertumbuhan vegetatif bibit karet. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2010) bahwa pemberian bahan organik dapat berfungsi sebagai sumber energi bagi organisme tanah, memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara N, P dan K, menambah kemampuan tanah menahan air serta meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah. Walaupun jumlah unsur hara N, P dan K yang terdapat pada pupuk kandang kambing, hanya sedikit yang dapat disumbangkan pada pertumbuhan bibit karet, namun dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, hal ini sesuai dengan pendapat Lingga dan Marsono (2008), bahwa kandung hara pada pupuk kandang kambing sangat sedikit, yaitu dengan komposisi : 0,95 % N, 0,35 % P 2 O 5 dan 1,00 % K 2 O. Berdasarkan hasil analisis tanah diketahui bahwa kandungan C-Orgaik pada media penelitian adalah sangat tinggi (7,3) dan C/N rasio tanah sedang (15,60), hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian pupuk kandang kambing akan meningkatkan kandungan hara tanaman, sehingga ketersediaan unsur hara di dalam media semakin meningkat pula yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan bibit karet. Khusus unsur N yang terkandung pada pupuk kandang kambing akan mendorong pertumbuhan organ-organ yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu daun, batang dan akar tanaman. Kalium berperan sebagai aktivator berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi serta untuk enzim yang terlibat dalam sistesis protein dan pati. Unsur P merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses metabolisme tanaman serta berperan dalam peningkatan komponen hasil. Pengaruh Pupuk NPK Phonska Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet Okulasi bahwa perlakuan pupuk NPK Phonska berbeda sangat nyata terhadap tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan, jumlahn daun umur 4 bulan setelah okulasi dan diameter bibit umur 3 dan 4 bulan. Berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 2 dan 3 bulan dan diameter bibit umur 2 bulan. Secara umum pemberian pupuk NPK Phonska berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang diamati (tinggi, jumlah daun dan diameter bibit). Adanya peningkatan dosis pupuk NPK Phonska yang diberikan juga berpengaruh terhadap peningkatan tinggi bibit, jumlah daun dan diameter bibit. Ada kecenderungan bahwa dengan semakin meningkatnya pemberian dosis pupuk NPK Phonska ( 2,5 g, 5 g dan 7,5 g) yang diberikan per polibang, secara statistik meningkatkan nilai pertumbuhan setiap parameter yang diamati. Hasil analsis tanah media tanam, yang menunjukkan bahwa ketersediaan unsur hara N, P dan K relatif sangat rendah, sehingga pupuk NPK Phonska yang diberikan akan sangat direspon oleh pertumbuhan bibit karet tersebut, untuk meningkatkan pertumbuahn vegetatif tanaman. Sebagaimana diketahui bahwa pupuk NPK Phonska adalah pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro (N, P dan K) yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman khususnya 25

Pengaruh Pupuk Kandang Agus Selwina dan Hery Sutejo. pertumbuhan bibit karet okulasi. Kandungan unsur hara pada pupuk NPK Phonska adalah: 15% N 2, 15% P 2 O 5 dan 15% K 2 O. Pengaruh Interaksi Perlakuan Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet bahwa interaksi perlakuan berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan. Berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 2, 3 dan 4 bulan serta diameter bibit umur 2, 3 dan 4 bulan. Interaksi perlakuan hanya berbeda nyata pada tinggi bibit pada umur 3 dan 4 bulan, tetapi secara umum berbeda tidak nyata, hal ini diduga bahwa baik perlakuan pemberian pupuk kandang kambing dan pupuk NPK Phonska saling berdiri sendiri, bertindak bebas satu sama lainnya atau saling tidak berinteraksi. 4. KESIMPULAN Kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut: Perlakuan pupuk kandang kambing (K) berbeda sangat nyata terhadap tinggi bibit karet umur 2, 3 dan 4 bulan, jumlah daun umur 3 bulan dan diameter bibit umur 4 bulan setelah okulasi. Berbeda nyata pada jumlah daun umur 2 bulan dan diameter bibit umur 3 bulan setelah okulasi. Berbeda tidak nyata terhadap diameter bibit umur 2 bulan setelah okulasi. Perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan, jumlah daun umur 4 bulan serta diameter bibit umur 3 dan 4 bulan. Berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 2 dan 3 bulan serta diameter bibit umur 2 bulan. Interaksi perlakuan (KxP) berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan setelah okulasi. Berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit umur 2 minggu setelah okulasi, jumlah daun umur 2, 3 dan 4 bulan serta diameter bibit umur 2, 3 dan 4 bulan. DAFTAR PUSTAKA [1] Laporan TEPPA APBD Dinas Perkebunan Kalimantan Timur. http:/disbun.kaltimprov.go.id/sta tis-33-komoditkaret.html.diakses tanggal 23 Januari 2014. [2] BPS Kutai Barat 2014. Kutai Barat Dalam Angka 2014. [3] Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. [4] Janudianto, Prahmono A, Napitupulu H, Rahayu S. 2013. Panduan Budidaya Karet Untuk Petani Skala Kecil. Rubber cultivation guide for small-scale farmers. Lembar Informasi AgFor 5. Bogor, Indonesia: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Program. [5] Lingga, P. dan Marsono. 2009. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. [6] Setyamidjaja, D. 1993. Karet Budidaya Dan Pengolahan.Kanisius, Yogyakarta [7] Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan, Analisis dan Interpretasinya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 26