HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

BAB II KETERAMPILAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI MEDIA PIRING PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

THE EFFECT OF ABDOMNAL STRENGHT AND ARM MUSCLE STRENGHT IN THE ABILITY OF SHOT-PUT STYLE SIDEWAYS IN CLASS IX SMP NEGERI 3 KEDIRI ACADEMIC YEAR

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

Yan Indra Siregar. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan arah lemparan yang telah ditentukan. Menurut Fadillah Rachmat

SKRIPSI. Oleh: DWI EKO PURNOMO NPM

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

Yeni Andriyani 1, M. Rifa at Hamdy 2, Wakidi 3 1 Mahasiswa Lulusan Program Studi PENJASKESREK Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. olahraga atletik maka atletik terbagi dalam 4 nomor pokok, yaitu: nomor lari,

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU. (Jurnal) Oleh YANDRI NAULI

Sejarah Lempar Lembing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA ORTODHOX PADA SISWA PUTRA KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN PRESTASI LEMPAR CAKRAM SISWA KELAS XI SMA PGRI PURI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

III. METODOLOGI PENELITIAN. masalah. Tujuannya untuk menemukan jawaban terhadap persoalan yanag signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP PRESTASI LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG BAGI SISWA KELAS X SMK PGRI 2 KEDIRI SKRIPSI

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

SKRIPSI. Disusun Oleh : PURYONO NPM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan kegiatan jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan

SKRIPSI. Disusun : GUNTORO NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

HUBUNGAN PANJANG TUNGKAI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MURID SD INPRES NO. 132 BUTTALE LENG KABUPATEN JENEPONTO

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

PENGARUH ANTARA PUSH UP TERHADAP PRESTASI LEMPAR LEMBING GAYA CROSS STEP SISWA PUTRA KELAS XI SMA PGRI PURI KABUPATEN MOJOKERTO SKRIPSI

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

KAJIAN PUSTAKA. pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lompat, lari, dan. lempar (Eddy Purnomo, 2007:1). Bila dilihat dari arti atau istilah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh:

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 S K R I P S I

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTURAN PINGGANG DENGAN HASIL LEMPAR CAKRAM

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

S K R I P S I. Oleh : EKO ANDITA JUNIANTO NPM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN DAN KESEIMBANGAN TUBUH TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU GAYA OBRIEN PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 3 CIKARANG UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Susi Yundarwati dan Intan Primayanti Dosen Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram Abstrak: Untuk mendapatkan atlet lempar cakram yang berprestasi harus memiliki berbagai macam aspek seperti: Aspek fisik, Teknik dan mental. Dari beberapa aspek di atas, aspek yang memegang peranan yang sangat penting terhadap aspek lainya. Karena hal ini berhubungan erat dengan keseimbangan kondisi fisik seorang atlet untuk menunjang tercapainya aspek-aspek yang lain. Oleh sebab itu, setiap program latihan, aspek ini selalu menjadi Prioritas Utama khususnya dalam menjaga daya tahan (Ketahanan), Daya Ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, keseimbangan, kelenturan, ketepatan dan reaksi. Hampir semua cabang olahraga setiap komponenkomponen tersebut dibutuhkan namun demikian, prioritas peningkatanya tergantung dari karekteriktis dari cabang olahranga yang dibimbingnya. Dari urutan penekanan latihan yang dimaksud di atas, yaitu latihan yang berfungsi untuk meningkatkan dan pembentukan fisik agar mampu melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan cabang olahraga yang digelutinya. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan Terhadap Prestasi Lempar Cakram Pada Siswa Kelas X SMAN 3 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ingin mengetahui Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan Terhadap Prestasi Lempar Cakram Pada Siswa Kelas X SMAN 3 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil akhir yang di peroleh dari data tersebut adalah sebagai berikut : nilai t-hitung sebesar 20,2143, lebih besar dari nilai t-tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,404 dan pada taraf signifikan 1% sebesar 0,515 atau dengan kata lain bahwa : Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan Terhadap Prestasi Lempar Cakram Pada Siswa Kelas X SMAN 3 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016,sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan diterima serta menolak hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa : Tidak Ada Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan Terhadap Prestasi Lempar Cakram Pada Siswa Kelas X SMAN 3 Praya Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Panjang Lengan, Prestasi LemparCakram. PENDAHULUAN Dikarenakan sebagian besar gerakan gerakan yang ada dalam tiap cabang olahraga tercakup dalam cabang olahraga atletik maka atletik dipandang sebagai induk dari semua cabang olahraga karena itulah atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Hal lnl juga disebabkan oleh mudahnya mempelajari cabang olahraga ini, disamping dalam tiap gerakannya tidak membutuhkan gerakan yang terlalu rumit. Diantara beberapa nomor atletik yang biasa di kembangkan ialah, lari, lempar, dan lompat. Dan diantara nomor nomor yang khusus untuk lempar dan sering diperlombakan yakni lempar cakram, dan lempar lembing. Terkait dengan hal tersebut akan menjadi suatu keniscayaan untuk menghadirkan tenaga tenaga profesional, yang memiliki pengetahuan yang luas tentang cabang atletik, khususnya nomor lempar cakram, yakni dengan dilengkapi pengetahuan dan pembinaan yang cukup tentang hal-hal yang diperlukan dalam peningkatan prestasi. Berdasarkan cacatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor atletik, hal inid apat kita ketahui dari buku karangan Homerus yang berjudul Odyssy pada zaman purba. Dalam buku Odyssy tersebut menceritakan bahwa gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah dikenaloleh bangsa primitive pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia, gerak-gerakan itu dikenal. Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata- 28

mata untuk Mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam usaha ini mereka sangat tergantung dari efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang tangkas melompat akan menjadi mangsa binatang buas bahkan mungkin menjadi korban bencan alam. Olahraga lempar cakram adalah salah satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada sejak olimpiade kuno. Dalam perlombaan lempar cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengi atlet berlomba melemparkan objek berbentuk cakram sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Terkait dengan hal tersebut akan menjadi suatu keniscayaan untuk menghadirkan tenaga-tenaga professional, yang memiliki pengetahuan yang luas tentang azaz-azaz olahraga tentang pencapaian prestasi yang diharapkan. Di samping untuk menjadi tenaga pelatih, juga terus meningkatkan minat dan prestasi pada siswa terhadap cabang atletik, khususnya nomor lempar cakram, yakni dengan dilengkapi pengetahuan dan pembinaan yang cukup tentang hal-hal yang diperlukan dalam peningkatan prestasi. Prestasi adalah hasil yang diperoleh individu setelah individu yang bersangkutan telah mengalami suatu proses belajaratau yang diajarkan sesuatu pengetahuan tertentu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi yang dimaksud adalah hasil yang dicapai siswa setelah ia melakukan lempar cakram. Mengingat atletik adalah salah satu cabang olahraga yang berprestasi, maka oleh sebab itu perlu diperhatikan beberapa faktor untuk menunjang pencapaian prestasi tersebut yakni : a. Faktor interensik (dalam diri sendiri) yaitu seperti bakat, minat, kemampuan, kesungguhan, kekuatan daya tahan, daya ledak otot, kecepatan, kelenturan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi. b. Faktor ekstransik (dari luar) yang meliputi pelatih, keuangan, motivasi, perlengkapan, alat dan tempat, organisasi dan lingkungan serta partisipasi pemerintah. Namun demikian, dengan memperhatikan beragam faktor tersebut, tidak mesti kita berpedoman pada faktor itu saja tanpa didukung oleh misalnya latihan yang teratur dan terprogram. Mengingat lempar cakram juga telah diajarkan ditingkat sekolah dasar bahkan SMP dan SMA, maka untuk pengembangan prestasi kedepan, semestinya dapat dimulai dari sekolah juga, karena pada kenyataannya beberapa faktor seperti unsur bentuk fisik, misalnya kekuatan otot lengan dan panjang lengan kerap kali kurang disadari oleh para guru yang merupakan salah satu faktor yang pentingdalampencapaiandanpeningkatanpretasik hususnyauntuklemparcakram. Berdasarkan beberapa permasalahan yang diuraikan di atas, maka ingin mencari apakah ada Hubungan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram pelajaran 2015/2016. KAJIAN PUSTAKA 1. Hubungan Hubungan berasal dari kata hubung, berhubung yang berarti berkaitan, bersambung, bertalian, bersangkutan, karena, oleh sebab. Jadi hubungan disini ialah dua hubungan yang sangat berkaitan dan sangat kuat terhadap prestasi lempar cakram. 2. Kekuatan Otot Lengan Kekuatan otot lengan adalah kemampuan kelompok otot-otot lengan untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas. Kekuatan merupakan salah satu komponen dari beberapa komponen kondisi fisik yang kita miliki. Dalam olahraga, kebanyakan keterampilan melibatkan gerakangerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi otot. Adapun batasan dari kekuatan menurut para ahli adalah sebagai berikut: oleh Harsono (1988: 176) Kekuatan (strength) adalah kemempuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Sedangkan Sajoto (1995: 8) mengemukakan bahwa: Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk memberikan beban sewaktu bekerja. 3. Panjang Lengan Panjang lengan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam olahraga khususnya lempar cakram, karena panjang lengan akan memungkinkan dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Hal ini sesuai dengan 29

pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh atau postur tubuh merupakan salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi yang maksimal. Standar yang digunakan untuk mengukur panjang lengan menggunakan meteran baja (Antropometer) yang diukur melalui pangkal persendian bahu yang paling atas sampai ujung jari tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa lengan adalah anggota gerak bagian atas mulai dari gelang bahu sampai ujung jari. Berdasarkan pendapat diatas, maka hasil pengukuran dapat dibaca sesuai dengan apa yang tertera pada alat ukur. Siswa yang memiliki panjang lengan diatas rata-rata maka dianggap sebagai siswa berlengan panjang, sedangkan siswa yang memiliki panjang lengan dibawah rata-rata diangggap sebagai siswa yang berlengan pendek. 4. Lempar cakram Untuk memahami pengertian lempar cakram, terlebihdahulu kita memahami pemgertian lempar cakram. Lempar adalah olahraga dengan melempar (lembing, peluru, martil, cakram).sedangkan cakram sebuah benda kayu yang berbentuk piring berbingkai sabuk besi. Jadi lempar cakram adalah salah satu nomor lomba dalam atletik yang menggunakan sebuah benda kayu yang berbentuk piring bersabuk besi, atau bahan lain yang bundar pipih yang dilemparkan. Untuk dapat mendapatkan hasil lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, maka diperlukan latihan dasar dalam olahraga lempar cakram. Adapun teknik dasar yang perlu dipelajari oleh seorang atlit, serta mahasiswa pada umumnya adalah sebagai berikut : a. Cara awalan yang baikdanbenar. b. Cara melemparkan cakram. c. Cara mengukur hasil lemparan lempar cakram. d. Peraturan keselamatan dalam melakukan lempar cakram. Tehnik-Tehnik yang Digunakan Dalam Lempar Cakram a. Cara Memegang Cakram Untuk memudahkan memegangnya, cakram diletakkan pada telapak tangan kiri (bagi pelempar kanan) sedangkan telapak tangan kanan diletakkan diatas tengah cakram, keempat jari agak jarang (terbuka) menutupi pinggiran cakram (ruas jari yang terakhir menutupi cakram) sedangkan ibu jari bebas. Gaya Dalam Lempar Cakram. b. Gaya samping Sikap permulaan berdiri miring atau menyamping kearah sasaran, sesaat akan memulai berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang, sumbu putaran pada kaki kiri (telapak kaki bagian depan atau ujung) selama berputar lengan kanan selalu di belakang, pada posisi melempar badan merendah lengan kanan di belakang pandangan kearah sasaran, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan melangkah ke depan berpijak dibekas telapak kaki kiri yang saat itu telah berayun ke belakang. c. Gaya belakang Sikap pertama berdiri membelakangi arah lemparan sesaat akan berputar lengan kanan diayun jauh ke belakang pandangan mulai melirik ke kiri, saat mulai berputar ujung telapak kaki kiri sebagai sumbu dan tolakan kaki kiri itu pula badan meluncur ke arah lemparan, kaki kanan secepatnya diayun memutar ke kiri untuk berpijak, sesaat kaki kanan mendarat kaki kiri dengan cepat pula diayum ke kiri untuk berpijak dan terjadilah sikap lempar, setelah cakram lepas dari tangan kaki kanan segera diayun ke depan dan kaki kiri diayun ke belakang. d. Cara MelakukanAwalanLemparan Dengan cara melakukan awalan lempar pertama-tama dimulai dengan posisi pelempar yang berdiri di belakang lingkaran dengan posisi punggung menghadap ke arah sektor lemparan. Pelempar harus membuat beberapa kali ayunan cakram dengan lengan lempar untuk membuat pertimbangan dan mengatur keseimbangan. Badan dan lengan yang berlawanan dengan lengan lempar bergerak mengikuti gerakan lengan lempar. Untuk tahap selanjutnya posisi badan masih berputar dan sedikit condong ke belakang. Sampai saat ini kedua tungkai masih ditekuk dengan baik, tetapi ketika kaki kiri membuat kontak dengan lantai tungkai kiri hampir diluruskan penuh. Sementara lutut kaki dan pinggul meneruskan gerakan berputar ke arah lemparan dengan tepat, tariklah bagian atas badan mengikuti perputaran ini. Pada keadaan seperti ini lengan kiri mulai dibuka ke samping dan lengan kanan mulai mengayun berputar 30

dengan gerakan cepat di dalam sebuah busur yang lebar dan bergerak sedikit ke arah atas. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasi atau hubungan. Metode korelasi adalah metode yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable atau lebih yang bersifat kuantitatif. Rancangan Penelitian adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam buku metodologi penelitian dijelaskan bahwa Rancangan penelitian pada dasarnya seluruh proses pemikiran dan penentuan matang-matang tentang hal-hal yang dilakukan serta dapat pula dijadikan dasar penilaian yang baik oleh peneliti itu sendiri maupun orang lain terhadap semua langkah yang diambil. Berdasarkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, maka rancangan penelitian yang digunakan adalah kekuatan otot lengan yang dilakukan dengan cara push up sebagai variabel bebas (X 1 ) dan panang lengan sebagai varibel bebas (X 2 ) dan kemampuan melempar cakram sebagai variabel terikat (Y). Rancangan tersebut digambarkan sebagai berikut : Variabel X 1 Variabel X 2 Variabel Y Kekuatan otot Panjang lengan Hasil lempar lengan cakram Berdasarkan rancangan di atas, maka hasil dari melempar cakram di lakukan setelah melakukan tes kekuatan otot lengan dengan cara push up dan mengukur panjang lengan dengan cara mengukur panjang lengan mulai dari ujung jari tengah sampai pangkal bahu. PEMBAHASAN Proses penelitian ini menghasilkan datadata tentang nama-nama siswa yang menjadi subjek penelitian. Data-data tersebut diperoleh dengan metode dokumentasi yaitu pada saat penentuan sampel penelitian, sedangkan datadata hasil tes diperoleh pada saat pemberian perlakuan yang berupa tes kekuatan otot lengan, pengukuran panjang lengan dan tes lempar cakram. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan kekuatan otot lengan dan panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram pada siswa kelas X SMAN 3 Praya tahun pelajaran 2015/2016, maka dilakukan uji tes. 1. Kekuatan Otot Tungkai Dengan taraf signifikasi 5 % dan jumlah sample 24 diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel kofisien korelasi produck momentr tabel0,404. Sedangkan nilai r. hitung yang diperoleh sebesar sehinggar. Hitung lebih besar darit. Tabel pada taraf signifikan 5% yaitu - < 0,444. Ini berarti bahwa Ha ditolak yang berbunyi Tidak ada hubungan signifikan kekuatan otot lengan terhadap prestasi cakram pelajaran 2015/2016, dan Ho diterima dengan bunyi Ada hubungan signifikan antara. Kekuatan otot lengan terhadap prestasi lempar cakram pada siswa kelas X SMAN 3 Praya tahun pelajaran 2015/2016. 2. Panjang Tungkai Dengan taraf signifikasi 5 % dan jumlah sample 24 diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel kofisien korelasi produck moment r tabel 0,404. Sedangkan nilai r. hitung yang diperoleh sebesar sehinggar. Hitung lebih besar dari t table pada taraf sigifikansi 5% yaitu <0,404 Ini berarti bahwa Ha Ditolak yang berbunyi Tidak ada hubungan signifikan panjang lengan 2015/2016, dan Ho diterima dengan bunyi Ada hubungan signifikan antara. Panjang lengan kelas X SMAN Praya tahun pelajaran 2015/2016. 3. Mana Lebih Baik Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Panjang Tungkai dengan taraf signifikasi 5 % dan jumlah sample 24 diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel kofisien korelasi produck momentr tabel 0,404. Sedangkan nilai r. hitung yang diperoleh Kekuatan Otot Lengan Sebesar r Hitung - dan Panjang Lengan sebesar sehingga dalam analisa data yang lebih baik tesnya adalah panjang lengan yang dilihat dari hasil penelitian. 4. Rumus Korelasi Berganda Dengan taraf signifikasi 5 % dan jumlah sample 24 diperoleh angka batas penolakan hipotesis yang diajukan pada tabel kofisien korelasi produk momentr tabel 0,404. Sedangkan nilai r. hitung yang diperoleh sebesar 20,2143 sehinggar. Hitung lebih besar dari t. table 31

pada taraf sigifikansi 5% yaitu 20,2143 > 0,444. Ini berarti bahwa Ha diterima yang berbunyi ada hubungan signifikan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan 2015/2016, dan Ho ditolak dengan bunyi tidak ada hubungan signifikan antara. Kekuatan otot lengan dan panjang lengan 2015/2016. SIMPULAN Dari analisis data yang sudah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara kekuatan otot lengan dan panjang lengan terhadap prestasi lempar cakram pelajaran 2015/2016, dan Ho ditolak dengan bunyi tidak ada hubungan signifikan antara. Kekuatan otot lengan dan panjang lengan 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. 2013. Prosudur Prnelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Wineka cipta. Drs. Zainul Johor M.Pd, 2009. Pembelajaran Atletik IKIP Mataram, 2011. Pedoman Bimbingan Dan Penulisan Kurya Ilmiah. Jess Jarver, 2008. Belajar dan berlatih atletik Lalu Hulfiandi M.Pd, Kondisifisik dan tes pengukuran dalam olahraga, Lembaga penelitiandan pendidikan (LPP) Mandala. Maksum Ali, 2009. Metodelogi Penelitian dalam Olahraga.Fakultas ilmu Keolahragaan Universitas Negri Surabaya, Surabaya. Nur Ichsan Halim. 2011. Tes dan pengukuran kesegaran jasmani, Makassar. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbi Alfabeta, Bandung. Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Departemen pendidikan nasional, direktorat jendral olahraga Jakarta. SutrisnoBudi. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional, Jakarta. Sudjana Nana dan Ibrahim 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung.: Sinar Baru Algesindo. 32