1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang pemilik saham akan memperhatikan kondisi keuangan suatu perusahaan. Salah satunya adalah keuntungan, baik keuntungan saat ini maupun keuntungan di masa-masa yang akan datang, dengan diketahuinya perkembangan keuntungan tersebut dan perbandingannya dengan perkembangan keuntungan perusahaan lain. Pemilik saham akan menaruh minat pada kondisi keuangan perusahan sejauh hal itu dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk berkembang, membayar deviden, dan menghindari kebangkrutan. Salah satu laporan keuangan yang menjadi parameter pengukur kinerja manajemen adalah laporan laba rugi. IAI dalam PSAK No.25 tahun 2009 menyatakan manfaat dari informasi laba yaitu untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomis yang mungkin dapat dikendalikan di masa depan, menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada, dan untuk perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 1 menyebutkan bahwa informasi laba pada umumnya merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja atau pertanggung-jawaban manajemen dan informasi laba tersebut membantu
2 pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan dimasa yang akan datang (Financial Accounting Standart Board, 1987). Hal ini menjadikan perhatian Investor dan calon Investor terpusat pada laba suatu perusahaan. Perhatian investor yang sering terpusat pada informasi laba, tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut mendorong manajer untuk melakukan manajemen atas laba (earnings management). Salah satu tindakan manajemen laba adalah praktik perataan laba (income smoothing). Perataan income dapat dipandang sebagai upaya yang sengaja di lakukan untuk menormalkan income dalam rangka mencapai kecendrungan atau tingkat income yang di inginkan (Belkaoui, 2000: 56). Hal tersebut dilakukan untuk membuat entitas tampak lebih bagus secara finansial. Menurut Salno dan Baridwan dalam Dewi (2011) usaha untuk mengurangi fluktuasi laba adalah suatu bentuk manipulasi laba agar jumlah laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Oleh karena itu perataan laba meliputi penggunaan teknik-teknik tertentu untuk memperkecil atau memperbesar jumlah laba suatu periode sama dengan jumlah laba periode sebelumnya. Tindakan perataan laba ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai laba menjadi menyesatkan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak eksternal.
3 Beidlmen (2000) dalam Belkoui (2000) mempertimbangkan dua alasan bagi manajemen untuk meratakan earnings yang dilaporkan. Argumen pertama adalah berdasarkan pada asumsi bahwa sebuah arus earnings yang stabil mampu mendukung tingkat deviden yang lebih tinggi daripada arus earnings yang lebih variabel, dan memiliki pengaruh yang menguntungkan dalam nilai saham perusahaan karena risiko perusahaan yang berkurang. Argumen kedua berkaitan dengan perataan adalah kemampuan untuk melawan sifat siklis earnings yang dilaporkan dan mengurangi korelasi return yang di ekspetasikan perusahaan dengan return portofolio pasar. Perataan laba merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi varibilitas laba yang dilaporkan agar dapat mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga pasar perusahaan. Risiko pasar yang besar akan memberikan informasi bagi investor untuk berhati hati dalam pengambilan keputusan berinvestasi. Para investor berhati-hati (cenderung menunggu) ketika kondisi pasar tidak stabil sehingga menimbulkan permintaan saham oleh pasar yang menurun. Dengan menurunnya minat investor tersebut, maka harga saham relatif menurun sehingga berdampak pada investor yang menanamkan investasinya pada situasi atau kondisi yang berisiko tinggi (Solechan, 2010). Kondisi perusahaan yang berisiko tinggi akan dipertimbangkan oleh investor dalam penanaman sahamnya, investor tidak ingin berspekulasi yang mengakibatkan kerugian yang besar (capital loss). Hal ini membuat manajemen melakukan manajemen laba agar kondisi perusahaan secara finansial seolah-olah dalam keadaan baik. Sehingga manajemen melakukan manajemen laba yang salah satunya dengan praktek perataan laba.
4 Dalam berinvestasi faktor penting lainnya yang mesti diperhatikan adalah risiko investasi, karena return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Suatu investasi yang mengandung risiko lebih tinggi seharusnya memberikan return yang diharapkan yang juga lebih tinggi. Semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan (Samsul, 2006). Konsep perataan laba mengasumsikan bahwa investor adalah orang yang menolak risiko. Oleh karena itu, investor lebih menyukai aliran laba yang stabil. Perilaku investor yang demikian, menyebabkan manajemen melakukan perataan laba. Secara teoritis, manajemen yang melakukan perataan laba bertujuan agar laba yang dilaporkan stabil tersebut menyebabkan risiko menjadi rendah (Agriyanto, 2006). Beberapa Penelitian mengenai perataan laba terhadap reaksi pasar dan risiko investasi telah dilakukan di Indonesia, diantaranya adalah : Suzanti (2001) melakukan penelitian dengan judul analisis pengaruh perataan laba terhadap return saham dan risiko investasi pada perusahaanperusahaan publik di Bursa Efek Jakarta diperoleh bahwa tidak tedapat perbedaan risiko investasi antara kelompok perusahaan perata laba dan bukan perata laba. Khadafi (2002) melakukan penelitian dengan judul analisis income smoothing: pengaruhnya terhadap reaksi pasar dan risiko investasi pada perusahaan publik di Indonesia dengan menggunakan cummulative abnormal return dengan beberapa masa periode dengan hasil yang berbedabeda. Agriyanto (2006) melakukan penelitian dengan judul analisis perataan laba dan pengaruhnya terhadap reaksi pasar dan risiko investasi pada perusahaan publik di Indonesia diperoleh hasil bahwa pasar tidak menunjukan reaksi atas diumumkannya laba dan tidak terdapat perbedaan reaksi antara kelompok perata laba dan perusahaan bukan perata laba. Dan memperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan risiko investasi antara kelompok perusahaan perata laba dan bukan perata laba.
5 Berdasarkan penelitian-penelitian di atas ditemukan hasil yang berbeda yaitu, hasil penelitian Khadafi (2002), dengan Suzanti (2001) dan Agriyanto (2006). Khadafi (2002) memperoleh hasil bahwa dengan menggunakan standar deviasi dalam penentuan risiko pasar diperoleh bahwa terdapat perbedaan risiko investasi antara perusahaan perata laba dan perusahaan bukan perata laba. Sedangkan Agriyanto (2006) dan Suzanti (2001) dengan menggunakan standar deviasi memperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan risiko investasi antara kelompok perusahaan perata laba dan bukan perata laba. Maka peneliti ingin melakukan penelitian kembali tentang pengaruh perataan laba terhadap reaksi pasar dan risiko investasi. Penelitian yang dilakukan merupakan replikasi dan pengujian kembali dari beberapa penelitian yaitu penelitian Khadafi (2002) dan Agriyanto (2006). Beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian Agriyanto (2006) yaitu diantaranya: Pertama, penelitian terdahulu saat dilakukan pengumuman laba sampai dengan tiga hari setelah pengumuman laba, sedangkan penelitian ini menggunakan periode pengamatan 15 hari sebelum pengumuman laba dan 15 hari setelah pengumuman laba. Kedua, penelitian ini menggunakan sampel 2007,2008,2009, 2010, dan 2011. Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan penelitian serupa dengan judul: Pengaruh Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar dan Risiko Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
6 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di kemukakan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah ada perbedaan reaksi pasar antara perataan laba dan bukan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2) Apakah ada perbedaan risiko investasi antara perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 3) Apakah perataan laba berpengaruh terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4) Apakah perataan laba berpengaruh terhadap risiko investasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.3. Batasan Masalah Mengingat luasnya aspek pembahasan pada penelitian ini, serta keterbatasan waktu, kemampuan dan tenaga, maka dalam penelitian ini dibatasi pada : Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama kurun waktu 2007 sampai dengan 2011. 1. Periode pengamatan yang digunakan hanya selama 5 tahun, yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. 2. Variabel yang diteliti meliputi perataan laba, reaksi pasar, dan risiko investasi.
7 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan reaksi pasar antara perusahaan perataan laba dan bukan perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan risiko investasi antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh perata laba terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 4. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh bukan perata laba terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.5. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap mempunyai manfaat sebagai berikut 1) Bagi Penulis Akademis dan Peneliti Berikutnya Penelitian ini diharapkan akan menambah ilmu dan pengalaman penulis tentang pasar modal terutama dalam penilaian laba, khususnya mengenai pengaruh perataan laba terhadap reaksi pasar dan risiko investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEI). Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa yang hendak dilakukan oleh peneliti-peneliti berikutnya di masa depan.
8 2) Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor, serta pelaku pasar lainnya dalam memandang laba yang diumumkan perusahaan dan risiko investasi antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba. Oleh karena itu, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai salah satu pertimbangan bagi para praktis tersebut dalam membuat keputusan investasi, memberikan suatu pertimbangan mengenai pengaruh perataan laba terhadap reaksi pasar dan risikonya. 3) Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk memberikan penjelasan secara empiris tentang pengaruh perataan laba terhadap reaksi pasar dan risiko investasi.