BAB IV ANALISIS FIKIH MURĀFA A<T TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSIVERBALISAN MENURUT PUTUSAN NOMOR 2822/PID.B/2012/PN.SBY.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. preventif maupun represif. Apabila undang-undang yang menjadi dasar

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB III IMPLIKASI YURIDIS PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DALAM PERSIDANGAN TERHADAP KEKUATAN ALAT BUKTI

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

A. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Perkara Perceraian Putusan. mediator yang tujuannya agar dapat memberikan alternatif serta solusi yang terbaik

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV. A. Bantuan Hukum Terhadap Tersangka Penyalahgunaan Narkotika. Dalam Proses Penyidikan Dihubungkan Dengan Undang-Undang

JUSTICE COLLABORATORS DALAM HUKUM POSITIF DAN FIQH JINAYAH

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

place, product, process, physical evidence

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI VERBALISANT DALAM SIDANG PERADILAN PIDANA

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

APA ITU CACAT HUKUM FORMIL?

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG KHALWAT (MESUM) BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 84 PK/Pid/ TENTANG PEMBUKTIAN PERKARA ILLEGAL FISHING

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN MENURUT UU RI NOMOR 13 TAHUN 2006 DAN FIQH SIYASAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. nampaklah bahwa pembuktian itu hanyalah diperlukan dalam berperkara dimuka

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

IMPLIKASI YURIDIS PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA TERHADAP KEKUATAN PEMBUKTIAN. Ridwan Fakultas Hukum Universitas Mataram. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSI VERBALISANT DALAM SIDANG PERADILAN PIDANA. Abstrak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB III DASAR HUKUM PEMBERHENTIAN TIDAK TERHORMAT ANGGOTA KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA MENURUT PERPRES NO 18 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

BAB IV ANALISIS KEWENANGAN HAKIM TATA USAHA NEGARA MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2004 DALAM PANDANGAN FIQH SIYASAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

PERANAN KETERANGAN AHLI DALAM PROSES PERKARA PIDANA PENGADILAN NEGERI

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PROBOLINGGO NO. 179/PID.B/PN.PBL TENTANG TINDAK PIDANA ILLEGAL LOGGING

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

ANALISA YURIDIS PENARIKAN KEMBALI KETERANGAN TERDAKWA DALAM BERITA ACARA PENYIDIKAN. Sering terjadi, seorang terdakwa di depan sidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB IV PENENTUAN HARGA TEMBAKAU DI PAMEKASAN. 1. Analisis Penentuan Harga Tembakau di Pamekasan

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme adalah perbuatan melawan hukum. secara sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan

KESAKSIAN PALSU DI DEPAN PENGADILAN DAN PROSES PENANGANANNYA 1 Oleh: Gerald Majampoh 2

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV. Sebagaimana deskripsi pada dua bab terdahulu dapat dipahami. bahwa dalam hukum Islam dan hukum positif di Indonesia menjelaskan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Hakim memiliki peranan penting dalam suatu proses persidangan yaitu. mengambil suatu keputusan hukum dalam suatu perkara dengan

BAB IV ANALISIS HUKUMPIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERHENTIAN DENGAN TIDAK TERHORMAT ANGGOTA KOMISI KEJAKSAAN RI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sehingga menyampingkan keadilan. mengikat kepada mereka yang tinggal di Indonesia.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini bertujuan akan memberikan gambaran mengenai objek yang dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tugas dan Wewenang Hakim Dalam Proses Peradilan Pidana

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018

Pernyataan Pers MAHKAMAH AGUNG HARUS PERIKSA HAKIM CEPI

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI ETIKA BISNIS ISLAM PADA PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 SURABAYA

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

ALUR PERADILAN PIDANA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN LAMONGAN

RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KEBOLEHAN PENDAFTARAN PENCATATAN PERKAWINAN PADA MASA IDDAH

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN. PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO. 244/PID.B/PN.Sby TENTANG TINDAK PIDANA SENGAJA MEMAKAI SURAT PALSU

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan pencurian kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. menimbulkan kerugian bahkan membahayakan masyarakat.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FIKIH MURĀFA A<T TENTANG KEKUATAN PEMBUKTIAN SAKSIVERBALISAN MENURUT PUTUSAN NOMOR 2822/PID.B/2012/PN.SBY. A. Kekuatan Pembuktian saksi Verbalisan dalam Proses Persidangan Menurut Putusan Nomor 2822/Pid.B/2012/PN.Sby. Kekuatan pembuktian memang sangat penting dalam persidangan, karena hal itu menentukan bersalah atau tidaknya seorang terdakwa. Dalam putusan Nomor 2822/Pid.B/2012/PN.Sby. saksi yang dihadirkan sebenarnya telah memenuhi persyaratan sah, yaitu dua alat bukti yaitu saksi-saksi dan barang bukti. Saksi tersebut yaitu, Joko Santoso dan Khoirul Anam. Akan tetapi terdakwa dengan didampingi penasehat hukumnya mencabut BAP dari penyidik. Sehingga saksi verbalisan sangat dibutuhkan, dalam hal ini penyidik yaitu Kusmianto, SH. dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam persidangan. Kedudukan saksi verbalisan tersebut yaitu sebagai penguat alat bukti lainnya dan memperkuat keyakinan hakim. Hal ini tidak dilarang dalam praktek hukum, asalkan sesuai koridor hukum. Melihat begitu besarnya peranan keterangan saksi verbalisan dalam masalah pencabutan ini, yang menjadi landasan hakim dalam mempercayai keterangan saksi verbalisan tersebut, yaitu karena hakim tentunya mempunyai dasar yang kuat dalam mempercayai keterangan saksi verbalisan. Pada dasarnya seorang hakim tidak boleh langsung mempercayai keterangan saksi verbalisan, karena mungkin saja keterangan dari penyidik 69

70 juga terdapat unsur kebohongan, untuk menghindari hal tersebut hakim memilik beberapa prinsip yang menjadi landasan hakim dalam menilai kebenaran keterangan saksi verbalisan, antara lain yaitu: 1. Dengan disumpah Sumpah dilakukan menurut agama atau keyakinan saksi verbalisan, sumpah bertujuan agar saksi verbalisan dalam memberikan keterangannya tidak berdusta. Karena sumpah dilakukan atas nama Tuhan, maka diyakini bahwa setelah disumpah saksi verbalisan tidak akan memberikan keterangan bohong maupun keterangan palsu (perjury), dengan asumsi bila saksi verbalisan memberikan keterangan bohong atau palsu, maka akan mendapatkan hukuman langsung dari Tuhan. Namun demikian, ternyata sumpah saja tidak cukup untuk membuktikan kebenaran keterangan saksi verbalisan dan tidak menjamin sepenuhnya kebenaran keterangan saksi verbalisan, karena pada kenyataannya masih mungkin saksi verbalisan memberikan keterangan bohong maupun keterangan palsu meskipun telah disumpah. Terlepas dari hal demikian, setidaknya sumpah mampu memberikan tambahan keyakinan bagi Hakim dalam menilai dan mempercayai kebenaran keterangan saksi verbalisan. 2. Menghubungkan keterangan saksi verbalisan dengan alat-alat bukti lainnya

71 Dalam perakteknya tidak harus serta merta mempercayai keterangan saksi verbalisan, karena tidak tertutup kemungkinan saksi verbalisan dapat memberikan keterangan bohong maupun keterangan palsu meskipun telah disumpah. Oleh karena itu sekedar sumpah saja tidaklah cukup bagi hakim untuk mempercayai keterangan saksi verbalisan, melainkan harus didukung oleh keterangan alat-alat bukti lain yang mengacu pada kebenaran keterangan saksi verbalisan. Dengan adanya kesesuaian antara keterangan saksi verbalisan dengan keterangan alat-alat bukti lain, hakim akan merasa lebih yakin dalam mempercayai keterangan saksi verbalisan. Sehingga penting bagi hakim untuk melakukan analisa dan mencari keterkaitan antara keterangan saksi verbalisan dengan keterangan alat-alat bukti lainnya, guna mendapatkan sebenar-benarnya keyakinan atas kebenaran keterangan saksi verbalisan. 3. Kepercayaan atas kode etik setiap jabatan Setiap penegak hukum pasti memiliki etika profesi sesuai dengan jabatannya. Selain itu penegak hukum juga berkewajiban melaksanakan jabatannya sesuai dengan kode etik profesinya. Bagi penegak hukum sendiri, ada kode etik yang harus ditaati dan dijunjung tinggi sebagai pedoman dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum. Salah satu kode etik penegak hukum adalah kewajiban untuk berlaku jujur, saling menghormati dan saling

72 membantu antara sesama penegak hukum. Berdasarkan hal ini kiranya dapat dimengerti bahwa sebagai penegak hukum hakim dan penyidik (polisi) harus saling percaya, saling menghormati dan saling membantu atau bekerja sama dalam menegakkan hukum. Atas dasar tersebut hakim merasa dapat mempercayai keterangan saksi verbalisan, karena hakim menilai bahwa penyidik dalam memberikan keterangan pastilah dilandasi dengan kode etik korps penegak hukum yaitu kejujuran, sehingga tidak mungkin akan memberikan keterangan bohong atau keterangan palsu yang dapat mencoreng kehormatan korps penegak hukum. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya hakim tidak boleh serta-merta mempercayai keterangan saksi verbalisan, dan menjadikannya sebagai dasar penolakan pencabutan keterangan terdakwa, karena jika hakim hanya mempercayai keterangan saksi verbalisan saja, maka dapat dikatakan hakim cenderung tidak adil karena sifatnya yang subyektif atau sepihak. Apabila hakim mempercayai keterangan saksi verbalisan tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, dikhawatirkan dapat merugikan terdakwa dalam pembelaan diri. Untuk itu hakim perlu memikirkan pertimbangan-pertimbangan lain, termasuk isi hati nuraninya sendiri, sebelum memutuskan menerima keterangan saksi verbalisan tersebut.

73 4. Hambatan dalam persidangan Dalam hal ini yang sering terjadi dalam persidangan adalah keterangan yang diberikan oleh terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangannya, sehingga hakim harus jeli dalam menilai keterangan terdakwa dan menghubungkannya dengan alat bukti lainnya. 1 B. Tinjauan fikih mura>fa a>t tentang kekuatan pembuktian saksi verbalisan Pada dasarnya semua orang bisa dipakai sebagai saksi. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, Q.S. Al-Baqarah (2): 282 yang berbunyi:...dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki di antaramu jika tidak ada dua orang saksi, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil 2 Hanya saja terdapat syarat-syarat menjadi saksi yaitu: a. Beragama Islam; 1 Abdul Rahman, Pelaksanaan Pencabutan Keterangan Terdakwa Dalam Persidangan Dan Implikasi Yuridisnya Terhadap Kekuatan Alat Bukti Putusan Nomor: 733/Pib.B/2011/Pn.Pbr., http://repository.unri.ac.id/xmlui/handle/123456789/4496?show=full, diakses pada 19 Juni 2014. 2 Departemen Agama RI, Mushaf al-qur an Terjemah, 49.

74 b. Baligh; c. Berakal; d. Merdeka; e. Terpercaya (adil). Jadi pihak-pihak yang dinilai menjadi pertimbangan hukum sangat menentukan dalam putusan hakim suatu perkara, keterangannya itu dapat diterima dan akan menjadi pertimbangan hukum yang sangat menentukan dalam putusan hakim, sepanjang keterangannya itu tidak membohongi petunjuk-petunjuk keadaan. 3 Diperbolehkannya hisbah menjadi seorang saksi yaitu berdasarkan kaidah ushul fiqh sebagai berikut: ا ا ت ى ا ا ا ا ل ا أ ل ى ف ا ا ى ف ا أ ل ا أ ل ا اا ا أ ل ا أ ل ل ى ف اا أ ل ا لى ف أ ل ل ا ا اال أ ل ى ف ل ل ا Asal sesuatu adalah boleh, sampai ada dalil yang menunjukkan keharamnnya Kaidah ini bersumber dari sabda Rasulullah Saw.: ا اا ا ا ا ا أ ل ا ى ف ا اا ل ا اا أ ل ء ا ل أ ل, ا ل ا ا أ ل ل ا ا ا ا ا ا ا ا ا ا ل ا ل ا ا ا ا ا ا ل ا ا ا ا ل ا ا اى ف ا ا أ لا ل أ لى ف أ ل ا ل ا أ ل ااى ف Apa-apa yang dihalalkan Allah adalah halal dan apa-apa yang diharamkan Allah adalah haram dan apa-apa yang didiamkan dimaafkan. Maka terimalah dari Allah pemaafan-nya. Sungguh Allah itu tidak melupakan sesuatu pun. (HR. Al-Bazar dan at-thabrani). 3 Ibid., 33.

75 Kandungan hadits di atas menunjukkan bahwa segala sesuatu yang belum ditunjuk oleh dalil yang tegas tentang halal dan haramnya, hendaklah dikembalikan kepada ketentuan aslinya, yaitu mubah. 4 Ibn Khaldun mengemukakan bahwa di bebepa wilayah kekuasaan Islam seperti Ubaidiyun, di Mesir dan Maghribi, serta Bani Umayah di Andalusia, kekuasaan hisbah berada di bawah lembaga peradilan. Ketika kedudukan raja hampir menguasai seluruh urusan politik, maka seara berangsur-angsur hisbah itu berada pada kekuasan raja, dan instuisi ini dibentuk menjadi lembaga tersendiri. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa pasca Khulafa al-rashiddin, kekuasaan hisbah itu tetap berjalan, meskipun senangtiasa mengalami pasang surut, penyesuaian dan perubahan, baik dalam pelaksanaan, segi kekuasaan dan kewenangan, maupun dalam intensitas kegiatannya. Dewasa ini, khususnya di Indonesia, lembaga yang tugas operasionalnya mirip lembaga hisbah itu adalah lembaga kepolisian (al-shurthah). 5 Lembaga hisbah mirip dengan lembaga kepolisian pada saat ini. Hisbah berarti menyuruh kepada kebaikan jika terbukti kebaikan ditinggalkan (tidak diamalkan) dan melarang dari kemungkaran jika terbukti kemungkaran dikerjakan. 6 Hal ini sesuai terdapat dalam surat Ali Imra>n ayat 104, yang berbunyi: 4 Imam Musbikin, Qawa> id Al-Fiqhiyah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 58-59. 5 Oyo Sunaryo Mukhlas, Perkembangan Peradilan Islam, 27-28. 6 Ibid., 23.

76 Dan hendaklahada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. 7 Sebagian dari tugas kepolisian sebagai penyelidik dan lembaga hisbah sama-sama menerima pengaduan dari orang yang bersengketa, sama-sama penegak hukum yang memberantas kezaliman dan menegakkan keadilan. Hisbah berarti menyuruh kepada kebaikan jika terbukti kebaikan ditinggalkan (tidak diamalkan) dan melarang dari kemungkaran jika terbukti kemungkaran dikerjakan. 8 Atas dasar tugas lembaga hisbah menegakkan menerima pengaduan dari orang-orang yang bersengketa, maka tidak menjadi larangan bagi seorang muhtashib untuk menjadi saksi atas apa yang telah diadukan di depan hakim di persidangan. Meskipun hal ini belum pernah diterapkan dalam sejarah peradilan Islam. Berkaitan dengan putusan Nomor 2822/Pid.B/2012/PN.Sby. dengan adanya hal yang melatarbelakangi kesaksian dari pihak kepolisian yaitu pencabutan terdakwa atas BAP yang telah diakuinya, maka hal ini terdapat dalam kaidah: 7 Departemen Agama RI, Mushaf al-qur an Terjemah, 64. 8 Ibid., 23.

77 1. Bahwa pengakuan orang yang dipaksa (vi coactus), jika bersamanya diketemukan barang bukti, adalah milik kekuatan hukum dan sah sebagai bukti. 2. Bahwa orang yang dipaksa mengakui melakukan pencurian, lalu dia mengaku, dan terbukti barang curiannnya berada ditangannya, maka dia dijatuhi hukuman potong tangan. 9 Maka menurut keyakinan hakim Pengadilan Negeri Suarabaya terdakwa diputus dengan sanksi pasal Jo pasal 53 ayat (1) KUHP yaitu percobaan pencurian. Hal itu karena hakim memutus telah berdasarkan undang-undang dan keyakinan hakim. 9 Ibid., 10.