ANALISA PENGARUH VARIASI MAIN JET DAN PILOT JET TERHADAP PERFORMANCE MESIN PADA SEPEDA MOTOR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

ANALISIS CELAH BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KINERJA PADA MESIN SUZUKI TORNADO GX

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

Surya Didelhi, Toni Dwi Putra, Muhammad Agus Sahbana, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 23-28

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125


DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

BAB II LANDASAN TEORI

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

Wardoyo. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI SARINGAN UDARA KARBURATOR TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Jurnal Teknik Mesin UMY

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH VARIASI TINGKAT PANAS BUSI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR 4 TAK

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN (Studi Kasus Beberapa Tingkat Oktan)

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

ABSTRAKSI ABSTRACT. Kata kunci : Roller, CVT, Performa, Sistem Transmisi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN

PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

Syaiful Mukmin, Akhmad Farid, Nurida Finahari, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 53-58

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

SWIRL SEBAGAI ALAT PEMBUAT ALIRAN TURBULEN CAMPURAN BAHAN BAKAR DAN UDARA PADA SALURAN INTAKE MANIFOLD

LEMBAR PERSETUJUAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Spark Ignition Engine

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

LAPOR. Program JURUSA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) terhadap Konsumsi Bahan Bakar, SFC dan Emisi Gas Buang Pada Mobil

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

Pengaruh variasi celah reed valve dan variasi ukuran pilot jet, main jet terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Yamaha F1ZR tahun 2001

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

JTM. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, PENGARUH PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI PEMANAS INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SUPRA X TAHUN 2002

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

Faizur Al Muhajir, Toni Dwi Putra, Naif Fuhaid, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 24-29

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

VARIASI JUMLAH KOIL DENGAN 2 BUSI TERHADAP PERFORMA YAMAHA JUPITER Z 110 CC

UJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR OTTO BERBAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN CAMPURAN PERTALITE-ZAT ADITIF CAIR

Pengaruh Medan Magnet Terhadap Efisiensi Bahan Bakar dan Unjuk Kerja Mesin

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

ASPEK TORSI DAN DAYA PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM METHANOL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH VARIASI MAIN JET DAN PILOT JET TERHADAP PERFORMANCE MESIN PADA SEPEDA MOTOR Purwanto 1, Abdul Wahab 2, Artono Raharjo 3 1. Mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik 2. Dosen Teknik Mesin Universitas Islam Malang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Malang Jl. Mayjen Haryono 193, Malang, 65144, Indonesia E-mail: evoe.89@gmail.com ABSTRACT Motor vehicle is a ground transportation that are beneficial to the community for personal and business purposes. Fuel intake system is one that affects engine performance. Carburetor is the fuel intake system, and has a main jet and pilot components jet.karburator is a tool for mixing fuel with air. Main function is to supply jet fuel to the engine cylinders when the engine in conditions adle round. As well as the pilot jet is used to supply the fuel needs of the appropriate materials at all levels of engine speed and load on the idle rotation speed. The influence of the main jet and pilot jet standards, main jet and pilot jet and main jet small variation and large variation of the pilot jet engine performance include, power, torque, fuel consumption, specific fuel consumption and the effective thermal efficiency effectively. The method is carried out in the laboratory and conduct experimental data using statistical analysis to determine the results of the data. With a 4 stroke motorcycle gasoline. Main jet and pilot jet used in the study is the main jet (72) and pilot jet (38) standard, the main jet (70) and pilot jet (35) small variations, as well as the main jet (75) and pilot jet (40) variations large. With a 3500 rpm engine speed, load 5 kg, and 16 ml of fuel. The resulting torque main jet and pilot jet standards, small variations, as well as a large variety of the same, namely 1.25 (kg.m). The resulting effective power was the same, namely 6.11 (PS) or 6.031 (HP). Fuel consumption resulting from the main jet and pilot jet standard is 0.617 (kg/hour), a small variation produces 0,972 (kg/hour), and fuel consumption resulting large variation 0.483 (kg/hour). Specific fuel consumption resulting main jet and pilot jet standard 0.102 (kg/hp.m), a small variation of 0.161 (kg/hp.m), a large variation is 0.080 (kg/hp.m). As well as the effective thermal efficiencies generated by the main jet and pilot standard is 0.648. The resulting effective thermal efficiency of the main jet and pilot jet and the variation resulting 0.412 kesil main jet and pilot jet large variation 0.828. Main jet and pilot jet large variations are increasing. Keyword: Entry System, Carburetor, Main Jet and Pilot Jet, Performance PENDAHULUAN Kendaraan bermotor merupakan alat transportasi darat yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, sebab kendaraan bermotor ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi maupun untuk bisnis. Kendaraan bermotor yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah sepeda motor. Ada beberapa hal yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor di antaranya jenis kendaraan bermotor. Jenis kendaraan bermotor digolongkan menjadi dua macam yaitu: kendaraan dua langkah dan empat langkah. Kendaraan dua langkah dalam satu siklus kerja poros engkol berputar satu kali sedangkan kendaraan empat langkah poros engkol berputar dua kali putaran. Sehingga untuk mencapai putaran mesin (putaran poros engkol) yang sama motor dua langkah lebih besar konsumsi bahan bakarnya dari pada motor empat langkah. Karburator digunakan hampir semua sepeda motor karena pada umumnya sepeda motor berbahan bakar bensin. Karburator adalah alat untuk mencampur bahan bakar dengan udara pada perbandingan yang benar untuk pembakaran yang efisien. Karburator ini bekerja berdasarkan perbedaan tekanan antara ruang di dalam silinder dan tekanan di luar silinder. Untuk mengetahui pengaruh main jet dan pilot jet pada karburator dengan variasi main jet dan pilot jet terhadap performance, meliputi torsi, daya efektif, konsumsi bahan 9

bakar, konsumsi bahan bakar spesipfik efektif, serta efisiensi thermal efektif. Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi di peroleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga mengubah energi tersebut yang terjadi di dalam dan di luar mesin kalor. Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder. Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran pada motor bakar. Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan torak ke batang torak, kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros engkol nantinya akan diubah menjadi gesekan putar. Motor bakar ini terbagi menjadi dua (2) jenis utama yaitu motor diesel dan motor bensin. Perbedaan umum terletak pada sistem penyalaan. Penyalaan pada motor bensinterjadi karena loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi atau juga sering disebut juga spark ignition engine. Sedangkan pada motor diesel penyalaan terjadi karena kompresi yang tinggi di dalam silinder kemudian bahan bakar disemprotkan oleh nozzle atau juga sering disebut juga Compression Ignition Engine. Pembakaran Pembakaran dalam motor adalah hal yang sangat menentukan besarnya tenaga yang dihasilkan motor dengan disuplainya sejumlah bahan bakar kedalam silinder. Hal ini disebabkan karena dengan pembakaran inilah tenaga motor dihasilkan. Dengan adanya pembakaran ini maka temperatur ruang pembakaran akan naik yang akan mengakibatkan naiknya tekanan dalam silinder dan kemungkinan tejadinya gerakan torak akibat tekanan tersebut dan selanjutnya motor dapat bekerja. Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi persenyawaan bahan bakar dan oksigen dengan diikuti sinar atau panas. Pembakaran bahan bakar di dalam silinder terjadi karena adanya percikan bunga api pada busi. Busi dapat memercikkan bunga api karena adanya tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil pengapian. Prinsip Kerja Motor Bensin Motor bensin adalah suatu motor yang bahan bakarnya berupa campuran uap bensin dan udara. Alat yang untuk mencampur udara dan bahan bakar disebut karburator, karburator menyediakan suatu campuran udara bahan bakar dengan perbandingan tetap. Proses pembakaran didalam mesin otto terjadi secara periodik, langkah tiap-tiap siklus ditunjukkan pada gambar.1. Gambar 1. Skema Langkah Kerja Motor Bakar 4 Langkah (Sumber: Motor Bakar Torak, Arismunandar, 2002, hal 8) Dimana langkah tiap siklus yaitu: 1. Langkah Hisap (Suction Stroke) 2. Langkah Kompresi (Compression Stroke) 3. Langkah kerja (Explosion/Power Stroke) 4. Langkah Buang (Exhaust Stroke) Tinjauan Bahan Bakar Bahan bakar bensin merupakan bahan bakar yang diperoleh dari pengolahan minyak mentah, dan didalamnya terkandung unsurunsur karbon sehingga disebut dengan hidrokarbon.berdasarkan nilai oktan, bahan bakar minyak dibedakan menjadi 3 macam yaitu premik, premium, dan bensin biru. Tabel 1. Spesifikasi Bahan Bakar Bensin No Jenis Angka Octane 1. 2. 3. Premium Premix Super 98 88-90 92-94 96-98 (Sumber:Bahan Bakar & Teknologi Pembakaran, I.N.G Wardana, 2008, hal: 28) Karburator Karburator adalah alat untuk mencampur bahan bakar dengan udara pada perbandingan yang benar untuk pembakaran yang efisien. Karburator dipasang pada saluran pemasukan (intake manifold) dan bagian atasnya dilengkapi dengan penyaring udara. Karburator ini bekerja berdasarkan perbedaan tekanan antara ruang di dalam silinder dan tekanan di luar silinder.salah satu tugas karburator adalah harus dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan campuran bensin dengan udara sesuai dengan putaran mesin pada 10

berbagai situasi baik kondisi jalan ataupun cuaca yang dapat mempengaruhi kerja mesin. Prinsip kerja karburator adalah berdasarkan hukum Bernoulli. T= Torsi yang dihasilkan (kg.m) F= Besarnya beban pada timbangan (kg) L= Panjang lengan dynamometer (m) Daya Efektif (Ne) Gambar 2. Bagian - Bagian Karburator (Sumber: www.google.com/karburator) Macam-Macam Karburator 1. Karburator Arus Naik Pada karburator tipe ini campuran udara dan bensin mengalir dari bawah ke atas, sehingga efisiensi pengisian rendah yang diakibatkan adanya kerugian gravitasi dari campuran itu sendiri. 2. Karburator Arus Sisi Datar Pada karburator tipe ini arah campuran udara dan bensin adalah mendatar, sehingga memungkinkan untuk membuat intake manifold lebih pendek, maka jumlah kerugian gesekan pada sistem intake menjadi kecil sehingga efisiensi pengisian lebih tinggi. 3. Karburator Arus Turun Pada karburator tipe ini campuran udara dan bensin mengalir dari atas ke bawah sehinga kerugian gravitasi tidak ada. Pilot Jet Dan Main Jet Pilot Jet dan Main Jet merupakan komponen dari karburator. Fungsi dari karburator mensuplai gas hasil pencampuran bahan bakar. Pilot jet berfungsi untuk mensuplai bahan bakar ke dalam silinder mesin pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam/adle. Putaran langsam adalah putaran mesin (rpm) terendah tanpa beban sesuai spesifikasi pabrik. Main Jet berfungsi untuk mensuplai bahan kebutuhan bakar yang sesuai pada semua tingkat kecepatan mesin maupun beban di atas putaran lamgsam/idle speed. Tinjauan Prestasi Mesin Torsi (T) T = F.L (kg.m) ݔߨ = 1 ݔ ݔ 30 75 ݔ = 716,2 ( ) Ne = DayaEfektif (PS) T = Torsi (kg.m) n = Putaranmesin (rpm) 1 PS = 1/1,013 HP Konsumsi Bahan Bakar (Fc) ௧ ߛ. = ܨ. ଷ ଵ Fc = Konsumsibahanbakar (kg/jam) b = Volume bahanbakarselama t detik (ml) t = waktuuntukmenghabiskanbah anbakarsebanyak b ml (s) γ =Berat jenis bensin 0,74 (kg/l). (Arismunandar : 169) KonsumsiBahanBakarSpesifikEfektif (SFCe) = ܥܨ SFCe = Specific Fuel Consumtion Effective (kg/hp.jam) Fc = konsumsibahanbakar( kg/jam) Ne = Dayaefektif (HP) Effisiensi Thermal Eefktif (η te ) = ௧ ߟ = 632. 623 = ܪܮ. ܥܨ ܪܮ. ܨ Dimana: ηte = Efesiensi Thermal Efektif Qe = JumlahKalor yang digunakanuntukdayaefektif (kkal/jam) Qb = Jumlahkalor yang dihasilkandaripembakaranb ahanbakardanudara (kkal/jam) LHVbb = Nilaikalorirendahbahanbakar (kkal/kg) *) = Nilaikalorirendahbahanbakardi 11

gunakan(premiunm) 9530 kkal/kg (Petrovsky: 43) METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental. Metode ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung untuk mengetahui pengaruh Main Jet dan Pilot Jet terhadap performance mesin pada sepeda motor. Dan analisa data menggunakan statistik untuk mengetahui hasil data. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional Malang. Peralatan Yang Digunakan Satu unit sepeda motor dengan spesifikasi standar. Sepeda motor yg digunakam Honda Supra X 110 CC tahun 2007. Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara Karburator : Merk KEIHIN - Tipe: Skep (piston valve) - Diameter venturi : 16 mm atau yang sejenis Diameter x langkah : 50 x 49,5 mm Volume langkah : 97,1 cc Perbandingan kompresi: 9,0 : 1 Daya maksimum : 7,3 PS/8.000 rpm Torsi maksimum : 0,74 kgf.m/6.000 rpm 1. Tachometer Merupakan alat untuk mengetahui putaran mesin yang terjadi pada poros output. Besarnya putaran mesin yang terjadi dapat langsung dibaca pada skala pengukur. Satuannya adalah rpm (rotation per menit). 2. Dynamometer Alat untuk mengukur besarnya beban yang dihasilkan oleh motor akibat adanya gaya putar atau momen. 3. Alat Pengukur Bahan Bakar Suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur pemakaian bahan bakar dalam satuan ml. 4. Stopwatch Digunakan untuk mengukur bahan bakar per satuan waktu (detik atau menit). pada motor bakar bensin dengan jenis mesin Honda Supra X 110 cc. Hasil yang didapatkan dari penelitian konsumsi bahan bakar dengan menggunakan putaran konstan 3500 rpm ini ada tiga data, yaitu menggunakan main jet dan pilot jet standart, serta main jet dan pilot jet variasi kecil dan besar. Tabel 2. Data Hasil Rekapitulasi Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam) No Variasi Main Jet dan Pilot Jet 75 40 72 38 85 45 1 0,618 0,976 0,481 2 0,621 0,998 0,486 3 0,617 0,968 0,490 4 0,610 0,928 0,476 5 0,620 0,988 0,483 0,617 0,972 0,483 Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam) 1.200 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 0.617 0.972 y = -0.4212x 2 + 1.6178x - 0.5793 R² = 1 75-40 72-38 85-45 Main Jet Dan Pilot Jet 0.483 Gambar 3. Grafik Perhitungan Rata Rata Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam) Dilihat dari grafik perhitungan rata-rata konsumsi bahan bakar diatas maka pada saat main jet (75) dan pilot jet (40) standart membutuhkan konsumsi bahan bakar 0,617 kg/jam. Pada saat main jet (72) dan pilot jet (38) variasi kecil membutuhkan konsumsi bahan bakar 0,972 kg/jam. Dan pada saat main jet (85) dan pilot jet (45) variasi besar membutuhkan konsumsi bahan bakar 0,483 kg/jam. Jadi kesimpulannya bahwa main jet dan pilot jet variasi besar membutuhkan konsumsi bahan bakar lebih besar dari main jet dan pilot jet standart serta main jet dan pilot jet variasi kecil. FC Poly. (FC) PEMBAHASAN Padaanaliasa dan pembahasan ini mengenai perhitungan-perhitungan secara matematis dan analisa statistik yang menyangkut parameter-parameter permesinan 12

Tabel 3. Data Hasil Rekapitulasi Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Spesifik (kg/hp.m) No Variasi Main Jet dan Pilot Jet 75 40 72 38 85 45 1 0,103 0,162 0,080 2 0,103 0,166 0,081 3 0,102 0,161 0,081 4 0,101 0,154 0,079 5 0,103 0,164 0,080 0,102 0,161 0,080 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif (kg/hp.m) 0.200 0.150 0.100 0.050 0.000 0.102 0.161 y = -0.0698x 2 + 0.2683x - 0.0961 75-40 R² 72-38 = 1 85-45 Main Jet Dan Pilot Jet 0.080 Gambar 4. Grafik Perhitungan Rata Rata Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Efektif (kg/hp.m) Dilihat dari grafik perhitungan rata-rata konsumsi bahan bakar spesifik efektif diatas maka pada saat main jet (75) dan pilot jet (40) standart membutuhkan konsumsi bahan bakar spesifik efektif 0,102 kg/hp.m. Pada saat main jet (72) dan pilot jet (38) variasi kecil membutuhkan konsumsi bahan bakar spesifik efektif 0,161 kg/hp.m. Dan pada saat main jet (85) dan pilot jet (45) variasi besar membutuhkan konsumsi bahan bakar spesifik efektif 0,080 kg/hp.m. Jadi kesimpulannya bahwa main jet dan pilot jet variasi besar membutuhkan konsumsi bahan bakar spesifik efektif lebih besar dari main jet dan pilot jet standart serta main jet dan pilot jet variasi kecil. Tabel 4. Data Hasil Rekapitulasi Efisiensi Thermal Efektif No Variasi Main Jet dan Pilot Jet 75-40 72-38 85-45 1 0,647 0,410 0,832 2 0,644 0,401 0,822 3 0,648 0,413 0,815 4 0,656 0,431 0,840 5 0,645 0,405 0,828 0,648 0,412 0,828 SFCe Poly. (SFCe) Efesiensi Thermal Efektif 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 Efisiensi Thermal Efektif y = 0.3258x 2-1.2135x + 1.5356 R² = 1 0.828 0.648 0.412 75-40 72-38 85-45 Main Jet Dan Pilot Jet Gambar 5. Grafik Perhitungan Rata Rata Efisiensi Thermal Efektif Dilihat dari grafik perhitungan rata-rata efisiensi thermal efektif diatas maka pada saat main jet (75) dan pilot jet (40) standart menghasilkan efisiensi thermal efektif 0,648. Pada saat main jet (72) dan pilot jet (38) variasi kecil menghasilkan efisiensi efektif 0,412. Dan pada saat main jet (85) dan pilot jet (45) variasi besar menghasilkan efisiensi thermal efektif 0,828. Jadi kesimpulannya bahwa main jet dan pilot jet variasi besar menghasilkan efisiensi thermal efektif yang lebih besar dari main jet dan pilot jet standart serta main jet dan pilot jet variasi kecil. Nte Poly. (Nte) KESIMPULAN Padapenelitianinitelahdilakukanpengujia nterhadapvariasiperubahanukuran main jet dan pilot jet yaituukuran 75 dan 40 untukukuranstandar, ukuran 72 dan 38 untukukuranvariasikecildanukuran 85 dan 45 untukukuranvariasibesar. Dari hasilpengujiantelahdiperolehkesimpulansebag aiberikut. 1. Untukhasilpengujiankonsumsibahanbakar (Fc), kesimpulannyaadalah main jet dan pilot jet variasibesarmembutuhkankonsumsibahanb akarlebihbesar (kurang efisien) dari main jet dan pilot jet standart lebih efisienserta main jet dan pilot jet variasikecil lebih efisien. 2. Untukhasilpengujiankonsumsibahanbakaref ektif(sfce), kesimpulannyaadalah main jet dan pilot jet variasibesarmembutuhkankonsumsibahanb akarspesifiklebihbesar (kurang efisien)dari main jet dan pilot jet standart lebih efisienserta main jet dan pilot jet variasikecil lebih efisien. 3. Untukhasilpengujian efisiensithermal efektif ௧ ), kesimpulannyaadalah main jet dan ߟ) pilot jet variasibesarmenghasilkanefisiensi thermal efektif yang lebihbesar (lebih efisien)dari main jet dan pilot jet 13

standartserta main jet dan pilot jet variasikecil. DAFTAR PUSTAKA Arismunandar, Wiranto. 1988. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi Kelima. ITB: Bandung Berenschot, H. 1980. Motor Bensin. Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta Djarwanto, Drs., Pangestu Subagyo M.B.A. Drs. 1996. Statistik Induktif. Edisi Keempat. BPFE: Yogyakarta Furuhama, Shoichi. DR.Soenarta, Nakoela. 1995. Motor Serbaguna. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Pradnya Paramita Harsanto. 1981. Motor Bakar. Edisi Keenam. Djambatan: Jakarta Kovakh, M. 1979. Motor Vechicle Engine. Third Edition. Mir Publisher: Moscow Maleev. V.L. 1945. Internal Combustion Engines. Second Edition. McGraw Hill. Kogakusha: Japan Petrovsky, N. Marine Internal Combustion Engine. Mir Publisher: Moscow Toyota Astra-Motor.(1996). Materi Pelajaran Engine Group Step 2. PT. Toyota Astra Motor: Jakarta Uyanto, Stanislaus S, Ph.D. 2009. Pedoman Analisa Data Dengan SPSS. Edisi ketiga. Graha Ilmu: Yogyakarta Wardana, I.N.G. 2008. Bahan bakar dan teknologi pembakaran. Edisi pertama. PT. Danar Wijaya-Brawijaya University Press: Malang Yaswaki Kiyaku dan DM. Murdhana. (1998). Teknik Praktis Merawat Sepeda Motor. Pustaka Setia: Bandung www.google.com/syaratsyaratbahanbakarminyak www.google.com/karburator http://id.answers.yahoo.com/question/index?qi d=20110823205142aaelni4 14