Pengaruh Metode KWL (Know, Want to Know, Learned) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Pienti Mala Ningsih Manalu 2103111049 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode KWL (Know- Want to Know,Learned) terhadap kemampuan memahami teks eksposisi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negei 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 415 orang siswa. Sampel diambil secara acak kelas yaitu kelas X IPA 2 dan X IPA 6 yang masing-masing kelas berjumlah 40 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian Two Group Post Test Only Design yang dilakukan terhadap dua kelas, dimana satu kelas sebagai kemlompok eksperimen yang diberikan metode KWL,dan satu kelas lagi sebagai kontrol yang diberikan metode konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan berganda. Dari pengolahan data diperoleh hasil di kelas eksperimen dengan rata-rata = 79,13 dan di kelas control dengan rata-rata = 67,37. Selanjutnya t o diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% = 2,03, karena t o yang diperoleh lebih besar dari tabel yaitu 4,86 > 2,02, maka hipotesis diterima yang membuktikan bahwa metode KWL (Know, Want to Know, Learned) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memahami teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kata Kunci: pengaruh, Metode KWL, teks eksposisi PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013, disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulisan dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran. Peserta didik dalam kurikulum ini diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Dalam kurikulum ini siswa juga diajak belajar 1
untuk memahami, menerapakan, dan menganalisis pengetahuan mereka berdasarkan rasa ingin tahu mereka. Guru harus menggali rasa ingin tahu siswa tentang teks yang akan dipelajari, sehingga hasilnya siswa dapat menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang ditemuinya. Sesuai dengan kompetensi dasar pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013, salah satunya adalah memahami struktur dan kaidah teks eksposisi, baik melalui lisan maupun tulisan. Jika dikaitkan dengan empat kemampuan berbahasa, memahami termasuk ke dalam kemampuan membaca. Kemampuan membaca merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting, dengan tujuan mendapatkan informasi dari teks yang dibaca, dan lebih dari itu melalui kegiatan membaca diharapkan mampu memahami, menerapakan, dan menganalisis informasi yang dibaca dari teks. Teks eksposisi merupakan jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Struktur teks eksposisi terdiri dari tiga struktur yaitu: 1. Pernyataan pendapat, yang berisi tentang pendapat penulis mengenai topik yang sedang dibahas. 2. Argumentasi berisi penjelas yang berfungsi untuk memperkuat argumentasi yang dimaksud 3. Pernyataan pendapat merupakan tempat gagasan pribadi disampaikan, yang diyakini kebenarannya melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelas argumentasi penulis. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami teks eksposisi, peneliti juga akan menilai aspek yang akan dinilai. Ada tiga aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu: 1) gagasan, 2) struktur teks, 3) isi teks. Sikap membaca siswa sering kali tidak baik, seperti sering kalinya mengulang bacaan beberapa kali karena mereka tidak bisa menangkap isi bacaan. Hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki skema bacaan di pikiran mereka sebelum mulai membaca teks bacaan. Sebelum membaca, mereka tidak memperhatikan apa isi 2
bacaan yang akan mereka baca. Dengan demikian, saat dihadapkan pada pertanyaan mengenai teks tersebut, mereka mengulang kembali teks yang telah dibaca. Hal ini juga terjadi karena kegiatan membaca tidak diikuti dengan metode yang tepat, yang dapat meningkatkan pemahaman terhadap teks yang dibaca. Berbagai penelitian tentang membaca telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nandang S. dalam jurnal pendidikan dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu Kalimat di Kelas 3 SD Negeri Cililitan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya, menemukan bahwa kemampuan siswa dalam memahami bacaan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata membaca pemahaman adalah 58 dan nilai 100 hanya dicapai oleh 3 orang. Hal ini disebabkan banyak siswa yang belum baik dalam menjawab pertanyaan, menyatakan pendapat atau perasaan berkaitan dengan isi teks dan menyimpulkan isi teks dalam beberapa kalimat. Sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Guru juga tidak menggunakan metode membaca yang dapat mengantarkan siswa memahami bacaan. Siswa terlihat pasif. Hal ini juga ditunjukkan dari interaksi pembelajaran yang tidak muncul, ada pertanyaan yang tidak terjawab, ada permasalahan tetapi siswa tidak mau mengungkapkan, materi tidak variatif dan kurang menarik perhatian siswa. Permasalahan yang muncul tersebut mengakibatkan kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah. Salah satu metode yang tepat digunakan dalam kegiatan membaca adalah metode K-W-L. Metode K-W-L adalah salah satu metode pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar belakang pengetahuan pembaca (Sani,2013:274). Metode KWL merupakan metode yang menuntut peran aktif siswa, karena dalam metode ini siswa diajak berperan aktif sebelum membaca, saat membaca, dan setelah membaca. Metode ini membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Carr (1987:6) menjelaskan tentang metode KWL sebagai berikut: 3
K-W-L adalah sebuah strategi sederhana dalam membaca dengan cepat menjadi sebuah piranti yang penting bagi ahli membaca. Kepanjangan dari Mengetahui, Ingin, belajar dan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam membaca sebuah teks. Para siswa memulai dengan mengumpulkan pengetahuan yang telah mereka ketahui tentang sebuah topik dari bacaan. Kemudian, mereka mengembangkan sebuah daftar sesuatu yang ingin mereka ketahui. Selama membaca, atau merefleksi sebuah bacaan, para siswa membuat daftar sesuatu yang mereka pelajari. Metode K-W-L adalah metode yang memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Dalam hal ini metode tersebut dapat membantu siswa untuk memikirkan informasi baru yang diterima, meningkatkan kemampuan siswa untuk mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik dan mampu menilai hasil belajar mereka sendiri. Metode KWL merupakan sebuah metode sederhana untuk mengembangkan pemahaman membaca dengan mengaktifkan apa yang diketahui, menentukan apa yang ingin dipelajari dan memahami apa yang telah dipelajari. Kemudian dapat ditingkatkan dengan cara membuat pertanyaan fokus kedalam prosedur dasar. Penggunaan sebuah latihan dalam belajar dengan penglihatan untuk menunjukkan bagaimana cara ini bisa dilakukan. Eksposisi menguraikan bentuk retorika yang digunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang lain. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis. Setiap pembaca boleh menerima atau menolak apa yang dikemukakan oleh penulis. Tujuan teks eksposisi adalah untuk memberikan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan mengemukakan fakta dan data. Keraf (1980:3) menyatakan, Eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca 4
uraian tersebut. Eksposisi merupakan bentuk retorika yang sering dipergunakan dalam menyampaikan uraian-uraian ilmiah populer dan uraian-uraian ilmiah lainnya yang tidak berusaha mempengaruhi pendapat orang lain. Makalah-makalah ilmiah popular dalam harian-harian, mingguan, dan majalah-majalah bulanan biasanya disajikan dalam bentuk eksposisi. Pembaca sama sekali tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan penulis. Tetapi sekurang-kurangnya pembaca sudah tahu bahwa ada orang yang berpendapat atau berpendirian demikian. Dalam Kemendikbud (2013:121) menyatakan, Eksposisi adalah jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapakan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi atau tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan fakta. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi merupakan tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuannya adalah mengungkapakan gagasan atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. METODOLOGI PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode memegang peranan yang sangat penting karena semua kegiatan yang dilakukan dalam penelitian bergantung pada metode yang digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dan jenis desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Post-test Only Design. Desain penelitian Post-Test Only Design merupakan eksperimen yang dilaksanakan pada dua kelompok, satu kelas sebagai eksperimen yang diberikan metode KWL dan satu kelas sebagai kontrol yang diberikan metode konvensional (ceramah). Dan pada akhir pembelajar, kedua kelas sama-sama diberikan tes, berupa tes objektif pilihan berganda. Metode KWL ini dipergunakan karena peneliti ingin 5
mengetahui pengaruh metode KWL (Know, Want to Know, Learned) Terhadap Kemampuan Memahami Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2013/2014. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penggunaan metode KWL dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dan setelah dilakukan perhitungan pengaruh metode KWL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memahami teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Metode KWL dalam penelitian ini merupakan salah satu metode yang mengundang peran aktif siswa dalam kegiatan membaca, yaitu sebelum, saat, dan sesudah membaca. Selain mendapatkan informasi, dengan metode ini siswa dapat menghubungkan apa yang telah diketahui sebelumnya dengan apa yang telah dipelajari. Model ini menggunakan tabel sebagai media untuk mengungkapkan gagasannya. Dimulai dengan kolom K- diisi dengan apa yang telah diketahui sebelumnya mengenai topic yang sedang dibahas, kemudian dilanjutkan dengan kolom W- diisi dengan apa yang ingin diketahui mengenai topik tersebut yang dibuat dalam bentuk pertanyaan, dan terakhir kolom L- yang diisi dengan apa yang telah dipelajari atau yang didapat dari topik tersebut. Data yang diperoleh terdiri dari data hasil kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan yang berjumlah 415 orang. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan X IPA 6 sebagai kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 40 orang. Data memahami teks eksposisi siswa dengan menggunakan metode KWL dinyatakan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil kelas eksperimen yang menggunakan metode KWL termasuk kategori sangat baik sebanyak 14 orang siswa atau 35 %, kategori baik sebanyak 21 orang siswa atau 52,5 %, kategori cukup 6
sebanyak 4 orang siswa atau 10 %, dan kategori kurang sebanyak 1 orang atau 2,5 %. Identifikasi kecenderungan hasil kelas eksperimen berada dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 79,13. Dan kemampuan memahami teks eksposisi pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional, kategori sangat baik sebanyak 5 orang siswa atau 12,5 %, kategori cukup sebanyak 13 orang siswa atau 40 %, dan kategori kurang sebanyak 6 orang siswa atau 15 %. Identifikasi kecenderungan hasil kelas kontrol dalam memahami teks eksposisi dengan metode konvensional termasuk dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 67,37. Selain itu, pengaruh metode KWL dapat dilihat dari selisih nilai yang sudah diterapkan sesuai dengan gagasan, struktur teks eksposisi, dan isi teks. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Perbedaan Pencapaian Aspek Penilaian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Aspek Penilaian Pencapaian Aspek Penilaian Rata-Rata Selisih Ratarata Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 1 Gagasan 128 102 3,2 2,5 0,7 2 Struktur Teks 91 72 2,3 1,8 0,5 3 Pemahaman Isi 440 359 11 9 2,0 Deskriptor penilaian kemampuan memahami teks eksposisi diuraikan sebagai berikut. Gagasan a. Menemukan ide pokok Hasil penelitian pada indikator menemukan ide pokok pada kelas eksperimen, sebanyak 40 siswa atau 100% berhasil mendapat skor 1 dan tidak ada yang mendapat skor 0. Begitu juga di kelas kontrol, sebanyak 40 siswa atau 100 % berhasil mendapat skor 1 dan tidak ada yang mendapat skor 0. 7
Dalam indikator menemukan ide pokok ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama bisa menjawab dengan baik. b. Menemukan ide penjelas Hasil penelitian pada indikator menemukan ide penjelas pada kelas eksperimen, sebanyak 23 orang siswa atau 57% mendapat skor 1, dan 17 orang siswa atau 43% mendapat skor 0. Sementara di kelas kontrol 28 orang siswa atau 70% mendapat skor 1 dan 12 orang siswa atau 30% mendapat skor 0. Dalam indikator menemukan ide penjelas, kelas eksperimen lebih sedikit mendapat skor 0 daripada kelas kontrol. c. Menemukan letak ide pokok Hasil penelitian pada indikator menemukan letak ide pokok pada kelas eksperimen, sebanyak 40 siswa atau 100 % memperoleh skor 1 dan tidak ada yang memperoleh skor 0. Begitu pula dengan kelas kontrol, sebanyak 40 siswa atau 100 % memperoleh skor 1 dan tidak ada yang memperoleh skor 0. Dalam indikator menemukan letak ide pokok ini, kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama bisa menjawab dengan baik. Ketiga indikator di atas termasuk kedalam deskriptor gagasan. Setelah ketiga indikator di atas dihitung, maka dapat disimpulkan rata-rata kelas control dalam indikator ini 3,2 sedangkan kelas kontrol 2,5. Dalam hal ini terjadi peningkatan 0,7 selisih rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Struktur Teks Berdasarkan hasil penelitian pada kelas eksperimen, sebanyak 6 orang siswa atau 15% memperoleh skor 1, 17 orang siswa atau 42,5% memperoleh skor 2, dan 17 orang siswa atau 42,5% memperoleh skor 3, dan tidak ada yang memperoleh skor 0. Semenatara di kelas kontrol sebanyak 16 orang siswa atau 40 % mendapat skor 1, 10 8
orang siswa atau 25% mendapat skor 2, sebanyak 11 orang siswa atau 27,5% mendapat skor 3, dan 3 orang siswa atau 7,5% mendapat skor 0. Dalam desckiptor ini kelas eksperimen memiliki rata-rata 2,3 dan kelas kontrol 1,8. Sehingga diperoleh selisih rata-rata 0,5. Walaupun memiliki selisih yang tidak terlalu jauh, namun hasil belajar menggunakan metode KWL lebih tinggi dari metode konvensional. Isi Teks a. Pemahaman isi dalam teks Hasil penelitian pada indikator memahami isi teks dalam kelas eksperimen, sebanyak 5 orang siswa atau 7,5% mendapat skor 5, sebanyak 2 orang siswa atau 5% mendapat skor 6, sebanyak 6 orang siswa atau 15% mendapat skor 8, sebanyak 9 orang siswa atau 22,5% mendapat skor 9, sebanyak 5 orang siswa atau 12,5% mendapat skor 10, sebanyak 8 orang siswa atau 20% mendapat skor 11, sebanyak 7 orang atau 17,5% siswa mendapat skor 12, dan tidak ada yang mendapat skor 0. Sementara di kelas kontrol, 1 oarang siswa atau 2,5% mendapat skor 3, sebanyak 4 orang siswa atau 12,5% mendapat skor 5, sebanyak 2 orang siswa atau 5% mendapat skor 6, sebanyak 6 orang siswa atau 15% mendapat skor 7, sebanyak 16 orang siswa atau 40 % mendapat skor 8, sebanyak 10 orang siswa atau 22,5% mendapat skor 10, sebanyak 1 orang siswa atau 2,5% mendapat skor 10, dan tidak ada yang mendapat skor 0. b. Menemukan fakta dan opini Hasil penelitian pada indikator menemukan fakta dan opini pada kelas eksperimen, sebanyak 24 orang siswa atau 60% mendapat skor 1, sebanyak 16 orang siswa atau 40 % mendapat skor 2, dan tidak ada yang mendapat skor 0. Sementara di kelas kontrol sebanyak 23 orang siswa atau 57,5% mendapat skor 1, sebanyak 17 orang siswa atau 42,5% mendapat skor 2, dan tidak ada yang mendapat skor 0. Dan dari keseluruhan soal memahami isi teks, siswa 9
yang paling banyak menjawab benar adalah pada bagian tujuan penulisan teks. Indikator pemahaman isi teks dan menemukan fakta dan opini termasuk ke dalam indikator isi teks. Pada deskriptor inilah yang terlihat jelas perbedaan hasil memahami teks eksposisi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena metode KWL membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam memahami isi ;teks. Terlihat dari selisih perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa metode KWL memberikan pengaruh terhadap kemampuan memahami teks eksposisi. Berdasarkan perhitungan uji normalitas, diperoleh L hitung sebesar 0,12 dengan menggunakan α = 0,05, dan N = 40, serta nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh L tabel sebesar 0,141. Dengan demikian, L hitung < L tabel yaitu 0,12 < 0,141 dan hal ini membuktikan bahwa data hasil kelas eksperimen berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada data hasil kelas kontrol juga membuktikan data berdistribusi normal, dengan perolehan L hitung sebesar 0,13 dengan menggunakan α = 0,05, dan N = 40, serta nilai kritis melalui uji Liliefors diperoleh L tabel sebesar 0,141. Dengan demikian, L hitung < L tabel yaitu 0,13 < 0,141. Perhitungan uji homogenitas juga menunjukkan varians kedua variabel tersebut homogen, terbukti dengan F hitung = 1,13 dengan dk pembilang dan penyebut N = 40 dari tabel distribusi F untuk α =0,05 diperoleh F tabel untuk dk pembilang dan penyebut N = 40 yaitu F tabel = 1,69. Jadi, F hitung < F tabel yakni 1,13 < 1,69. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh (4,86 > 2,02) dengan syarat yaitu t hitung > t tabel, hal tersebut membuktikan bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian, metode KWL (Know, Want to Know, Learned) mempunyai pengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan memahami teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. 10
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode KWL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami teks eksposisi. Kemampuan memahami teks eksposisi siswa kelas di kelas eksperimen dengan menggunakan metode KWL memiliki rata-rat 79,13 berada pada kategori baik. Dan kemampuan memahami teks eksposisi siswa di kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional memiliki rata-rata 67,37 berada pada kategori cukup. Penggunaan metode KWL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memahami teks eksposisi. Siswa mampu berperan lebih aktif dalam kegiatan membaca. Karena metode ini melibatkan peran aktif siswa dalam semua proses membaca, baik sebelum, saat, dan setelah membaca. Jadi, pengaruh metode KWL (Know, Want to Know, Learned) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memahami teks eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. DAFTAR PUSTAKA Carr, E. & Ogle, D. (1987). K-W-L Plus: A Strategy for Comprehension and Summarization. Journal of Reading, 30 (7), 626-631. Diperoleh 24 Oktober 2011, dari http://eric.ed.gov/ericwebportal Kemendikbud. 2013. Buku Guru Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan. Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif. Gorys, Keraf. 1980. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta : Nusa Indah Nandang. S. 2009. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu Kalimat di Kelas 3 SD Negeri Cililitan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya http://jurnaljpi.wordpress.com/jpi-volume -4/nomor-2/sri-rahmawati/. Diakses apada tanggal 10 Oktober 2011 Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara 11