BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi bagi negara. Seiring bertambahnya pembangunan perusahaan, sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam Purwanto (2011: 16) mengemukakan konsep Triple Bottom Line yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang timbul terhadap lingkungan sekitarnya. Permasalahan lingkungan yang

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini, stakeholder semakin menyadari betapa pentingnya lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Permanasari, 2010). Apabila suatu perusahaan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini topik mengenai Corporate Social Responsibility (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama manajemen perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya ialah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan tidak hanya dituntut dalam mencari laba atau

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai suatu konsep UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. environmental responsibility (Bakdi Soemanto dkk, 2007). Dari penjelasan diatas

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Di antaranya konsumen, stakeholder,

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Sustainability Reporting Awards (ISRA) diselenggarakan sejak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dikontrol dan diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) harus dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam laporan tahunan perusahaan (annual report). Informasi tambahan itu dapat

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. harga saham telah menjadi objek penelitian yang menarik di kalangan para

BAB I PENDAHULUAN. inflasi, dimana hingga Februari 2016 inflasi Indonesia sebesar 4,42%. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan


BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB 1 PENDAHULUAN. Positioning merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh perusahaan, brand, atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik serta menerapkan corporate sosial responsibility

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I. Pendahuluan. disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dimulai tahun 2015 ini. Secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memproses sumber daya (input),

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Angka laba diperkirakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

mengalami penurunan kondisi sosial (Anggraini, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. berbadan hukum yang memproduksi atau menjalankan keuntungan. perusahaan dalam jangka waktu tertentu dengan memperhatikan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi hubungan yang tidak harmonis antar perusahaan dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate social responsibility (CSR) merupakan klaim agar. perusahaan tak hanya beroperasi untuk kepentingan para pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

I. PENDAHULUAN. untuk menghasilkan laba (profit oriented) agar dapat going concern. Namun,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasinya, perusahaan selalu berusaha untuk memperoleh laba sebesar-besarnya atau paling tidak berusaha menjaga kestabilan labanya. Laba tersebut sebagian akan digunakan untuk pengembangan perusahaan, sebagian untuk pemegang saham, dan sebagian lagi untuk kepentingan stakeholders, seperti karyawan, direksi, serta masyarakat dan lingkungan di sekitar perusahaan. Para pemangku kepentingan ini dapat menilai laba perusahaan melalui laba per saham, dividen tunai, return on equity, dan return on asset yang merupakan bagian dari kinerja ekonomi (economic performance). Economic performance merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama periode tertentu (Samsul, 2006:129). Selain itu, Almilia (2007, dalam Tristianasari, 2014) juga menyatakan bahwa economic performance merupakan kinerja keuangan secara relatif (berubah tiap tahunnya) dalam suatu kelompok industri sejenis yang ditandai dengan besarnya laba tahunan. Tingkat laba yang terus meningkat merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan economic performance suatu perusahaan (Tunggal, 2014). Laba merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena pada umumnya masyarakat akan menilai kondisi perusahaan melalui laba yang diperoleh selama periode tertentu. Perusahaan yang ingin 1

2 labanya meningkat akan cenderung lebih efektif dan efisien dalam operasional perusahaannya. Namun, dalam mencapai economic performance, perusahaan juga harus memperhatikan dampak dari operasional perusahaannya seperti kerusakan lingkungan, kerusakan ekosistem, dan peningkatan limbah yang menyebabkan polusi, baik di air, darat, udara maupun suara yang mengakibatkan pemanasan global. Selain itu, dampak lainnya seperti aksi protes dan demo karyawan perusahaan juga masih sering terlupakan. Padahal menurut Wulandari dan Hidayah (2013), saat ini masyarakat mengharapkan terwujudnya kondisi good economic performance, di mana masyarakat bukan hanya mengharapkan terciptanya economic performance yang berfokus pada laba yang besar, melainkan perlunya perilaku perusahaan yang bersifat etis, yaitu bertanggung jawab atas kegiatan operasionalnya dalam memaksimalkan laba. Tanggung jawab perusahaan terkait kehidupan sosial dan lingkungan yang ada disekitarnya disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Tanggung jawab ini wajib dilakukan oleh perusahaan yang dalam kegiatan operasinya paling tidak melibatkan salah satu dari keempat aspek dalam CSR (karyawan, produk dan konsumen, masyarakat, serta lingkungan/energi). Tanggung jawab disini juga bukan hanya berarti apa yang dapat perusahaan berikan bagi masyarakat, karyawan, konsumen, dan lingkungan melainkan umpan balik apa yang dapat dilakukan perusahaan terkait operasi perusahaannya yang telah merusak lingkungan. Hal ini sejalan dengan pernyataan John Elkington bahwa CSR dapat dipahami

3 dengan 3P yaitu profit, people, and planet, di mana konsep ini memuat pengertian bahwa bisnis tidak hanya sekedar mencari keuntungan (profit) melainkan juga kesejahteraan manusia (people) dan menjamin keberlangsungan hidup planet (Suharto, 2008; dalam Dipraja, 2014). Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) juga menyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan tidak hanya mengenai kegiatan yang dilakukan perusahaan di mana perusahaan ikut serta dalam pembangunan ekonomi masyarakat, tetapi juga kewajiban perusahaan dalam melestarikan lingkungan. Adanya pola pikir ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan dan ketertarikan terhadap produk ramah lingkungan sudah mulai tumbuh (Waskito dan Harsono, 2011). Kegiatan tanggung jawab lingkungan perusahaan berupa pelestarian lingkungan, seperti tanam seribu pohon, urban farming, serta pelatihan dan seminar tentang lingkungan telah menjadi hal yang dapat menarik perhatian masyarakat. Melihat situasi ini ditambah dengan adanya aturan dari pemerintah, perusahaan pada akhirnya harus melakukan pencegahan dan penanggulangan atas permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akibat kegiatan operasionalnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan dan mengungkapkan kegiatan-kegiatan lingkungan perusahaan seperti reboisasi, penyaringan asap pabrik, pengolahan kembali limbah, dan lain-lain. Namun, walaupun pengungkapan ini diwajibkan oleh pemerintah (Otoritas Jasa Keuangan/OJK) seperti

4 yang ada pada POJK No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Emiten dan Perusahaan Publik, masih banyak perusahaan yang belum melakukan pengungkapan yang sifatnya wajib ini. Rohman dan Wahyudin (2015) menyatakan bahwa dari total perusahaan di BEI secara keseluruhan, perusahaan yang melakukan pengungkapan lebih dari nilai rata-rata pengungkapan masih kurang dari 50%. Padahal pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) harus dilakukan agar perusahaan tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat (Tristianasari, 2014). Selain dengan mengungkapkan kegiatannya, beberapa perusahaan ternama di Indonesia mulai memperkenalkan dirinya kembali dengan image peduli lingkungan melalui produk-produk ramah lingkungan yang dimiliki perusahaan (Perusahaan-Perusahaan Go Green, 2011). Hal ini dilakukan sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, seperti misalnya PT. Unilever, Tbk. dengan salah satu produk ramah lingkungannya yaitu Molto Sekali Bilas agar lebih menghemat penggunaan air, dan The Body Shop Indonesia dengan produknya yang terkenal melalui 5 slogan utamanya yaitu protect our planet, against animal testing, support community trade, active self esteem, dan defend human rights. Environmental disclosure merupakan salah satu bentuk komunikasi tidak langsung antara perusahaan dengan masyarakat (Tristianasari, 2014). Komunikasi dengan masyarakat menjadi penting karena melalui komunikasilah, pandangan dan kepercayaan masyarakat akan terbentuk. Saat hal ini terjadi, citra perusahaan akan

5 meningkat seiring dengan meningkatnya penjualan dan laba peruasahaan (Suchman, 1995). PT. Unilever, Tbk. dan The Body Shop pun menunjukkan bahwa adanya pengaruh atas kepedulian perusahaan terhadap economic performance perusahaan tersebut. Dilansir dalam KOMPAS.com (Djumena, 2013), strategi ramah lingkungan dan berkelanjutan yang digunakan oleh PT. Unilever, Tbk. sejak November 2010 meningkatkan dampak positif untuk masyarakat, di mana hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan laba bersih perusahaan. Laba bersih PT. Unilever, Tbk. meningkat 15,4% atau Rp 4,9 triliun pada tahun 2012, dan meningkat hingga 21,03% pada semester I tahun 2013 (dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya). Peningkatan laba bersih ini diakibatkan oleh meningkatnya penjualan perusahaan sebesar 15,49% dari tahun sebelumnya pada periode yang sama (Jatmiko, 2013). Sama halnya dengan PT. Unilever, Tbk., The Body Shop juga terus mengalami peningkatan penjualan dan laba yang signifikan karena strategi bisnis yang dilakukannya. Berpegang teguh pada 5 slogan utamanya, The Body Shop turut aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan seperti earth hour, yaitu menghentikan penggunaan listrik selama satu jam (BERITASATU.com, 31 Maret 2012). Partisipasi The Body Shop dalam berbagai kegiatan lingkungan memberikan dampak positif bagi laba perusahaan. Tahun 2012, penjualan The Body Shop meningkat sebesar 4,9% dari tahun sebelumnya, sehingga terjadi peningkatan laba sebesar 9,1% atau 77,5 juta euro (Holland, 2013).

6 Tanggung jawab dan kinerja lingkungan (environmental performance) yang telah dilakukan perusahaan terkait kegiatan operasinya seperti yang dilakukan oleh PT. Unilver, Tbk. dan The Body Shop juga didukung oleh pemerintah. Bentuk dukungan ini dapat dilihat melalui adanya Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). PROPER merupakan sebuah program penilaian yang dilakukan pemerintah untuk mendorong kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan yang dikembangkan dengan beberapa prinsip dasar, yaitu peserta PROPER bersifat selektif (diperuntukkan bagi perusahaan yang menimbulkan dampak besar dan meluas terhadap lingkungan) dan bersifat sukarela (diperuntukkan bagi seluruh perusahaan yang ingin meningkatkan citra atau reputasi perusahaannya). Sedangkan strategi yang digunakan KLH agar perusahaan memperoleh nilai yang baik adalah dorongan, peran, dan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan hidup yang ada (Kementrian Lingkungan Hidup, 2015). Sehingga saat penilaian PROPER akan suatu perusahaan baik karena perusahaan telah menjaga lingkungan yang ada disekitarnya dengan konsisten dan menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan, maka citra perusahaan tersebut di mata masyarakat juga akan meningkat (Freeman, 1983; dalam Susanto dan Tarigan, 2013). Selain itu, saat perusahaan melakukan pengelolaan lingkungan dengan efektif dan efisien, biaya penanggulangan atas kegiatan operasional perusahaan juga dapat berkurang dan diminimalkan. Hal

7 ini, dapat membantu perusahaan dalam melakukan promosi dan pemberian diskon, di mana tentunya ini akan meningkatkan economic performance perusahaan. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2015. Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian dengan 2 pertimbangan yaitu bahwa perusahaan manufaktur memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan (dilihat dari limbah hasil operasional yang dihasilkan), dan adanya peran serta perusahaan dalam PROPER merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan yang ada. Periode penelitian 5 tahun yaitu tahun 2011-2015, di mana melanjutkan dan menanggapi saran dari penelitian Wulandari dan Hidayah (2013) dengan periode 2009-2011 yang menyatakan bahwa sebaiknya dilakukan penambahan jumlah periode tahun penelitian minimal menjadi 5 tahun, sehingga tren yang terjadi dapat terlihat. 1.2. Rumusan Masalah Dari penjelasan pada latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah: Apakah environmental disclosure dan environmental performance berpengaruh terhadap economic performance pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015?

8 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh environmental disclosure dan environmental performance terhadap economic performance pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Sebagai acuan atau perbandingan bagi penelitian berikutnya dengan topik sejenis, yaitu pengaruh environmental disclosure dan environmental performance terhadap economic performance di perusahaan manufaktur. 2. Manfaat Praktis a. Meningkatkan kesadaran manajemen perusahaan akan pentingnya melakukan pengungkapan environmental disclosure dan environmental performance dalam laporan tahunan karena dapat mempengaruhi economic performance perusahaan. b. Meningkatkan kesadaran investor bahwa saat ini tidak hanya aspek keuangan yang harus dipertimbangkan dalam berinvestasi, tetapi environmental disclosure dan environmental performance harus menjadi pertimbangan agar manfaat investasi yang diperoleh dapat maksimal.

9 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penelitian terdahulu; landasan teori tentang Teori Stakeholder dan Teori Ligitimasi; pengembangan hipotesis; serta model analisis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang desain penelitian; identifikasi variabel; definisi operasional; dan pengukuran variabel; jenis dan sumber data; metode pengumpulan data; populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel; serta teknik analisis data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian berikutnya.