THE TRADITION OF PACU JAWI IN SUNGAI TARAB SUBDISTRICT TANAH DATAR REGENCY OF WEST SUMATERA PROVIENCE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB I PENDAHULUAN. devisa negara. Berbagai pihak menyadari bahwa pariwisata mendatangkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Festival merupakan sebuah satu hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TEKS LAGU JOGET DANGKONG KECAMATAN MORO KABUPATEN KARIMUN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibukota Batusangkar. Batusangkar dikenal sebagai Kota Budaya yang

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

Renja ( Rencana kerja ) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Barat Tahun Indikator Kegiatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siaran yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat dalam memberi

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

DAYA TARIK PACU JAWI SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN TANAH DATAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

HISTORY AND PRESERVATION OF MUSICAL ARTS CALEMPONG BAOGUONG IN BANGKINANG CITY KAMPAR DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambaha

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenangsenang,

THE TRADITION OF DO A PADANG OF THE COMMUNITY KUANTAN HILIR SUBDISTRICT, KUANTAN SINGINGI REGENCY

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beraneka ragam suku budaya dan kebudayaan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

RANCANGAN PERATURAN NAGARI SITUJUAH GADANG Nomor: 03/NSG/2002. Tentang BENTUK PARTISIPASI ANAK NAGARI DALAM PEMBANGUNAN NAGARI

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tari Piring Salah Satu Seni Budaya Khas Minangkabau

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

Indonesia yang Berbudaya Gobak Sodor, Gasing, Congklak Apa Kabar Permainan Tradisional Indonesia?

BENTUK PENYAJIAN MUSIK AGUANG JANA DALAM ACARA PACU JAWI DI KABUPATEN TANAH DATAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan. Seluruh kebudayaan yang ada di bumi ini memiliki keunikan masingmasing

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumedang merupakan kota yang kaya akan kebudayaan, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang sentralistik, dimana segala bentuk keputusan dan kebijakan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI KESENIAN TUMBUAK BANYAK DI DESA UJUNG PADANG KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

Photo 8 Saluang Darek (Dokumentasi: Wardizal)

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama dan bahasa daerah berbeda sehingga, Indonesia tercatat sebagai negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2007 POKOK-POKOK PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

PENDAHULUAN. (feedback) dan respon yang sesuai dengan keinginan atau tujuan komunikator.

FUNGSI SILEK DALAM UPACARA MANJALANG NINIK MAMAK DI KENAGARIAN SIALANG KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN 50 KOTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terkenal dengan keberagaman budaya yang dimilikinya,

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut observasi awal peneliti kelompok-kelompok beladiri ini mulai banyak

Transkripsi:

1 THE TRADITION OF PACU JAWI IN SUNGAI TARAB SUBDISTRICT TANAH DATAR REGENCY OF WEST SUMATERA PROVIENCE Meza Arianti*, Dra. Bedriati Ibrahim. M.Si**, Drs. H. Ridwan Melay. M.Hum*** Mezaarianti45@gmail.com, Bedriati.ib@gmail.com, Ridwanmelay@yahoo.com CP : 082383982616 History Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Riau University Abstract: The purpose of this research is (1) to know the history of the origin of the tradition of Pacu Jawi in Sungai Tarab Subdistrict Tanah Datar Regency of west Sumatera Provience (2) to know how the implementation of Pacu Jawi tradition in Sungai Tarab Subdistrict Tanah Datar Regency of west Sumatera Provience (3) to know the function of Pacu Jawi tradition for the community in Sungai Tarab Subdistrict Tanah Datar Regency of west Sumatera Provience (4) to know the values that are contained in the tradition of Pacu Jawi in Sungai Tarab Subdistrict Tanah Datar Regency of west Sumatera Provience (5)to know the shifts that occur in the tradisional of Pacu Jawi in Subdistrict Tanah Datar Regency of west Sumatera Provience. This research use descriptive method with qualitative approaches which will give complete information that can useful to science. The result of this research show that the Pacu Jawi is a tradition which had already been passed down from ancestor since hundreds of years ago that is still maintained until now. Pacu Jawi has a function and contains the values for the life of the community. Key words: Pacu Jawi, Tradition

2 TRADISI PACU JAWI DI KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT Meza Arianti*, Dra. Bedriati Ibrahim. M.Si**, Drs. H. Ridwan Melay. M.Hum*** Mezaarianti45@gmail.com, Bedriati.ib@gmail.com, Ridwanmelay@yahoo.com CP : 082383982616 Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui sejarah asal usul tradisi pacu jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (2) untuk mengetahui cara pelaksanaan tradisi pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (3) untuk mengetahui Untuk mengetahui fungsi tradisi pacu Jawi bagi masyarakat Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (4) Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi pacu jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat (5) Untuk mengetahui pergeseran yang terjadi dalam tradisi pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana hal ini akan memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Hasil dari penelitian ini bahwa Pacu Jawi merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dari nenek moyang semenjak ratusan tahun yang lalu yang masih dipertahankan sampai sekarang. Pacu Jawi mempunyai fungsi dan mengandung nilainilai bagi kehidupan masyarakat. Kata Kunci : Pacu Jawi, Tradisi

3 PENDAHULUAN Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, ini dapat dilihat dari tradisi dan kebudayaan yang ada di daerah tersebut. Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turuntemurun. 1 Salah satu daerah yang memiliki keunikan budaya dan tradisinya adalah Sumatera Barat. Sumatera Barat merupakan daerah yang terkenal karena keunikan budaya, tradisi, adat dan keindahan alamnya. Salah satunya tradisi yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar. Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu daerah tertua di Minangkabau yang diyakini sebagai asal mula nenek moyang atau disebut dengan Luhak Nan Tuo yaitu tepatnya di Nagari Tuo Pariangan. Kabupaten Tanah Datar memiliki banyak daya tarik wisata seperti: wisata alam, wisata sejarah, wisata bahari, wisata budaya dan atraksi seni tradisional. Kabupaten ini juga kaya dengan situs budaya dan adat istiadat yang masih kental dengan nilai-nilai budaya Minangkabau. Banyak tradisi yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar salah satunya adalah tradisi yang terdapat di Kecamatan Sungai Tarab yaitu tradisi Pacu Jawi. Pacu Jawi merupakan tradisi dari nenek moyang yang sudah turun-temurun, dari ratusan tahun yang lalu dan terus berkembang sampai saat ini. Pacu berarti lomba kecepatan dan Jawi maksudnya sapi atau lembu. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tradisi Pacu Jawi semangkin dikenal oleh masyarakat luas. Tentunya ini tidak hanya membawa dampak positif tetapi juga membawa dampak negatif, karena dengan perkembangan teknologi serta masuknya budaya asing ke Indonesia, di khawatirkan dapat mempengaruhi tradisi dan budaya serta bergesernya nilai-nilai yang terdapat dalam suatu tradisi dan budaya tersebut. Karena sebuah tradisi atau perayaaan nasional tidak akan tergeser oleh peradapan modren selama kita masyarakat tetap mengangkat dan melestarikannya. Semakin luas dan semakin berkembang suatu masyarakat tradisional, dalam arti bahwa masyarakat tradisional itu bersentuhan dengan masyarakat yang lain, maka akan semakin besar kemungkinan longgar pula sistem yang mengikat para warga masyarakatnya, tradisi menjadi lebih bervariasi. 2 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi Pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui sejarah asal usul tradisi Pacu Jawi, tata cara pelaksanaan tradisi Pacu Jawi, fungsi tradisi Pacu Jawi bagi masyarakat, nilainilai yang terkandung dalam tradisi Pacu Jawi dan pergeseran tradisi Pacu Jawi. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat Kecamatan Sungai Tarab dalam rangka mengetahui bagaimana tradisi Pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Selain dari pada itu yang dijadikan sasaran adalah buku-buku, arsip, kliping, surat kabar, majalah dan media lain yang relevan yang ada relevansinya dengan judul yang akan diteliti. Di 1 Dadang Supardan. 2011. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : Bumi Aksara, Hal.207 2 Mursal Esten. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung : Angkasa,Hal. 23

4 dalam melakukan penelitian diperlukan waktu agar dalam penelitian mendapat data-data yang akurat. Tempat penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Waktu yang digunakan dalam penelitian dimulai dari keluarnya Surat Riset hingga selesainya skripsi. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Observasi merupakan pengambilan data di lapangan dengan pengamatan lansung di lapangan mengenai fenomena yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data melalui teknik dokumentasi. Data dengan metode dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data lansung dari tempat penelitian. Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data lansung melalui percakapan atau tanya jawab. 3 Teknik kepustakaan suatu teknik pustaka dilakukan dengan menelaah data sekunder, pengumpulan data diambil dari buku-buku, majalah, booklet, brosur, penelitian ilmiah, tesis, literature, informasi internet yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap mengenai tradisi Pacu Jawi. Dalam penelitian ini, metode yang penulis gunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah teknik deskripsi analisis kualitatif, dimana peneliti menggambarkan keadaan yang diperoleh dan kemudian dianalisis dalam bentuk katakata untuk memperoleh simpulan. Penelitian ini pada akhirnya menggambarkan segala temuan-temuan atau peristiwa yang terjadi yang dilihatnya maupun yang didapatkan di lapangan, baik itu dari pengamatan secara langsung maupun hasil wawancara dalam bentuk kata-kata, selanjutnya penelti menganalisisnya dengan data yang telah didapatkan dalam penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan dan analisis data mengenai Tradisi Pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Asal Usul Tradisi Pacu Jawi Pacu jawi merupakan tradisi yang sudah ada semenjak ratusan tahun yang lalu. Asal mula pacu jawi dimulai disebuah nagari yaitu nagari tuo Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Pacu jawi merupakan upaya bagi para petani pada waktu dulu untuk menemukan cara membajak sawah yang baik dan benar, karena belum ada alat atau mesin bajak seperti pada saat sekarang. Penemu pacu jawi adalah datuak (Dt) Tantejo Gurhano. Dt. Tantejo Gurhano merupakan orang tetua yang arif dan bijaksana. Dt Tantejo Gurhano mencari cara agar sawahnya menjadi subur dan mudah ditanami. Caranya adalah dengan membajak sawah menggunakan jawi. Dalam membajak Dt. Tantejo Gurhano mengajak kemenakannya sebagai joki yang akan mengendalikan jawi dan dua orang lagi untuk memegang dan mengarahkan jawi. Tujuan menambah dua orang tadi adalah sebagai pemegang tali jawi yang terdapat dimulut jawi. Membajak menggunakan jawi akan membuat tanah menjadi gembur dan subur, tanah yang subur disebabkan oleh kotoran jawi. Dengan tanah yang gembur dan subur membuat hasil panen padi berlimpah. Keberhasilan Dt. Tantejo Gurhano dalam membajak sawah 3 Djam an Satori dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Hal. 130

5 tersebar kelingkungan sekitar dan daerah lain, sehingga masyarakat ingin mengikuti metode yang digunakan oleh Dt. Tantejo dalam membajak sawah agar mendapatkan tanah yang subur dan gembur serta panen yang melimpah. Tata Cara Pelaksanaan Tradisi Pacu Jawi 1. Tahap Persiapan Sebelum kegiatan Pacu Jawi diselenggarakan masyarakat di nagari tuan rumah akan melakukan gotong royong. Mereka bergotong royong membersihkan lokasi dan melancarkan saluran air. Setelah selesai kegiatan Pacu Jawi masyarakat juga bergotong royong meratakan lumpur di sawah dan membersihkan petak-petak sawah yang siap dipakai untuk Pacu Jawi agar sawah siap untuk ditanam kembali. Pada tahap persiapan ynag dilakukan adalah : mencari dan menentukan lokasi atau lahan untuk kegiatan Pacu Jawi, mencari air dan menghaluskan lahan. 2. Tahap Pelaksanaan a. Acara Pembukaan Dalam acara Pacu Jawi sebelum acara di mulai maka acara akan dibuka terlebih dahulu oleh kepala Dinas atau pemerintah Daerah juga di hadiri oleh tokoh adat dan pembuka masyarakat. Pada acara pembukaan biasanya juga diiringgi oleh musik tradisonal seperti talempong. b. Kegiatan Perlombaan Pacu Jawi Kegiatan Pacu Jawi dilaksanakan 4 kali seminggu setiap hari sabtu, secara bergilir di empat kecamatan yaitu di kecamatan Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum dan Kecamatan Rambatan. Sedangkan yang mengatur jadwal kegiatan Pacu Jawi adalah PORWI (Persatuan Olahraga Pacu Jawi). PORWI merupakan sebuah organisasi yang mengatur tentang jadwal Pacu Jawi. Setelah Jadwal Pacu Jawi ditentukan kemudian Ketua Porwi akan memberitahukannya kepada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar. Kemudian pemerintah akan melakukan pembinaan, pembimbingan, memperkenalkan dan mempromosikan Pacu Jawi. Setelah jadwal ditentukan kemudian acara Pacu Jawi akan dilaksanakan. Acara Pacu Jawi akan dimulai pada pukul satu siang sampai dengan pukul empat sore. Sebelum acara dimulai arena Pacu Jawi sudah dipenuhi oleh ratusan penonton. Sawah tempat berlansungnya pacu jawi digunakan sawah yang siap panen. Dengan panjang sawah sekitar seratus lima puluh sampai dengan dua ratus meter dan lebar antara dua puluh lima sampai tiga puluh meter. Sehari sebelum pertandingan sawah akan dialiri air, ini tujuannya agar sapi bisa berlari diatas lumpur yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Pada saat lomba, jawi secara berpasangan akan lari dari garis star sampai ke finish. Dimana jawi dikendalikan oleh seorang joki yang berpegangan pada tangkai bajak, dengan tidak memakai alas kaki ikut berlari bersama jawinya di dalam sawah yang penuh lumpur dan air. Joki bertugas menjaga keseimbangan kedua sapi, agar sepasang sapi tidak berpisah dan bisa lari lurus sampai ke finish. Seorang joki memiliki peran yang sangat penting dalam Pacu Jawi karena menjadi seorang joki bukanlah perkara yang mudah ia harus bisa mengendalikan 2 ekor sapi sekaligus. Cara penilaian dan menentukan juara dalam tradisi Pacu Jawi berbeda dengan menentukan juara

6 balapan sapi lainnya, karena dalam Pacu Jawi tidak ada juri khusus. Penonton sudah bisa menjadi juri menilai mana jawi yang bagus pada saat jawi berlari di area pacuan. Dalam penilaian pacu Jawi ini terdapat nilai-nilai filosofi bagi manusia. Cara penilainya adalah jawi harus berjalan lurus, tidak miring dan tidak melenceng kemana-mana dan dapat menuntun temannya untuk berjalan lurus. 3. Tahap Penutup Pada tahap penutupan dalam acara Pacu Jawi lebih meriah dibandingan acara pembukaan. Ini disebabkan karena pada penutupan tidak hanya jawi yang akan berpacu tetapi juga ada penampilankesenian dari masyarakat. Pada tahap penutupan juga dihadiri oleh pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat. Pemerintahjuga akan memanfaatkan acara ini untuk menyampaikan program-program yang akan berjalan kepada masyarakat. Acara pada penutupan pacu Jawi adalah: a. Pawai atau Arak-arakan Pada tahap penutupan pawai sangat ditunggu-tunggu oleh penonton karena pada acara pawai ini kita akan melihat sapi yang didandani dan diberi suntiang. Bagi kita yang pertama kali melihat sapi yang didandani dan diberi suntiang ini akan menjadi sangat menarik dan unik. Karena hanya disinilah kita dapat melihat ada sapi yang didandani. Jawi-jawi yang didandani ini akan di arak bersama dengan ibu-ibu yang membawa dulang yang dibungkus dengan kain yang berwarna-warni, dulang ini berisi makanan khas daerah. b. Penampilan kesenian dari masyarakat Penampilan kesenian tradisional khas masyarakat Minangkabau dapat kita lihat pada penutupan pacu jawi. Terdapat sebuah tenda kesenian tempat para seniman mempertunjukkan kepandaian mereka seperti tari piriang, talempong pacik, aguang jana. Pada penutupan ninik mamak tidak mau ketinggalan mereka akan menampilkan kepintaran mereka dalam berdialog, dengan menggunakan petatah petitih yang dialunkan sambil berdendang dengan kata-kata penuh makna. Di dalam pepatah ini digambarkan peranan niniak mamak, alim ulama, bundo kanduang, anak muda dalam nagari. Fungsi Tradisi Pacu Jawi Bagi Masyarakat 1. Sebagai sarana untuk melestarikan dan memperkenalkan tradisi Pacu Jawi merupakan salah satu tradisi yang terdapat di Minangkabau yang harus di lestarikan. Pacu Jawi merupakan sarana bagi masyarakat untuk tetap melestarikan tradisi dan budaya yang ada. Karena banyak tradisi dan budaya yang hilang dan ditinggalkan karena tidak lagi dilaksanakan oleh masyarakatnya. Dengan masyarakat tetap melaksanakan tradisi Pacu Jawi, maka secara otomatis budaya dan tradisi tersebut akan tetap terjaga kelestariannya. Pacu Jawi berfungsi memperkenalkan tradisi yang ada kepada masyarakat terutama sekali kepada generasi muda. Karena pada saat sekarang, banyak generasi muda yang tidak mau mengenal dan mempelajari tentang tradisi dan budaya yang ada. Melalui pacu jawi ini maka generasi muda dapat mengenal dan mempelajari tradisi khususnya tentang tradisi Pacu Jawi.

7 2. Meningkatkan Silaturahmi Pacu Jawi sebagai ajang untuk meningkatkan silaturahmi antar masyarakat, antar daerah maupun antar Provinsi. Karena banyak orang yang berasal dari daerah yang berbeda datang untuk menonton acara Pacu Jawi ini. Ditempat pacu jawi mereka bisa saling menjaga dan meningkatkan silaturahmi. Awalnya mereka tidak kenal satu sama lain, dengan sama-sama melihat acara Pacu Jawi mereka akan saling mengenal satu dengan yang lainnya dan memperkuat hubungan silaturahmi antara panitia dan masyarakat. 3. Sebagai Hiburan Pacu Jawi berfungsi sebagai hiburan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Pada saat menonton Pacu Jawi kita melihat bagaimana ekspresi bahagia dari para penonton. Mereka akan bersorak sorai gembira saat jawi mulai berpacu karena ini merupakan tontonan yang sangat menghibur dan mereka melupakan penat aktifitas kerjanya dan menikmati kegembiraan dari pacu jawi. 4. Meningkatkan perekonomian masyarakat Pacu jawi juga berfungsi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, karena pada saat acara pacu jawi berlansung banyak masyarakat memanfaatkannya untuk berdagang. Nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi Pacu Jawi 1. Nilai kerja sama Nilai kerja sama tercermin dalam proses persiapan maupun perlombaan Pacu Jawi. Masyarakat dan panitia bekerja sama agar acara Pacu Jawi dapat berjalan dengan baik. Ini dapat kita lihat ketika kerja sama masyarakat dan panitia mempersiapkan lokasi untuk pacuan, mencari air dan menyiapkan tenda-tenda. Kerja sama antara pemilik sapi dengan pemilik sapi lainnya serta joki saat memasang bajak kepada sapi, mereka saling bahu-membahu agar bajak bisa terpasang. Kerja sama antara penonton untuk saling menjaga keamanan dan kenyamanan saat menonton Pacu Jawi. Jadi nilai kerja sama dalam Pacu Jawi dapat kita lihat dari semua elemen baik dari masyarakat, panitia, pemilik sapi, joki dan masyarakat. 2. Nilai seni Nilai seni yang tercermin dalam Pacu Jawi adalah permainan dari anak nagari seperti tari piring, talempong, aguang jana. Kesenian tradisional ini mengiringi pesta Pacu Jawi. Dapat kita lihat pada saat musik talempong mengiringgi penari saat menarikan tari piring dan pada saat ninik mamak berdialog dengan menggunakan petatah petitih yang dialunkan sambil berdendang dengan kata-kata penuh makna. 3. Nilai agama Nilai agama yang tercermin dalam Pacu Jawi adalah ungkapan rasa syukur masyarakat atas hasil panen mereka. Mereka menyadari bahwa semua yang didapatkan harus disyukuri.

8 4. Nilai Ketertiban Nilai ketertiban tercermin pada saat peserta dengan sabar menunggu giliran sapisapi mereka untuk berpacu. Dalam perlombaan Pacu Jawi sapi yang berlomba hanya sepasang-sepasang, sehingga peserta yang lain harus menunggu gilirannya dengan tertib dan sabar. Pergeseran Tradisi Pacu Jawi 1. Awalnya Pacu Jawi murni hanya sebagai hiburan bagi para petani sehabis panen, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan sebagai tempat menjalin hubungan silaturahmi antar masyarakat. Pada saat sekarang tradisi Pacu Jawi tidak hanya sebagai hiburan bagi masyarakat, tetapi sebagai ajang bagi para pemilik jawi untuk memperlihatkan kemampuan sapinya agar menjadi pemenang. 2. Dahulu tidak ada sistem menang kalah dalam melakukan kegiatan Pacu Jawi dan tidak ada hadiah untuk jawi yang menang. Tetapi sekarang sapi yang menang diberi hadiah. Jawi yang menang akan diincar oleh para pedagang karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan jawi-jawi yang lainnya. Pemilik sapi akan bangga jika sapinya menang. Karena kalau jawinya menang akan diincar oleh para pedagang dan harga jawi akan naik dua kali lipat. Tentu ini akan membawa dampak adanya perbandingan antara sapi yang menang dengan sapi yang kalah. 3. Dahulu tidak ada transaksi jual beli jawi saat kegiatan Pacu Jawi berlansung. Sekarang ada terjadi transaksi jual beli sapi selama Pacu Jawi berlansung. Pada saat sekarang Pacu Jawi sudah merupakan sebuah objek wisata di Kabupaten Tanah Datar. Pemerintah mempromosikan, memperkenalkan dan memfasilitasi agar Pacu Jawi menjadi sebuah objek wisata dan kegiatan Pacu Jawi bisa berjalan dengan lancar. Dahulu belum ada organisasi yang mengatur jadwal Pacu Jawi tetapi sekarang Pacu Jawi sudah memiliki organisasi yaitu PORWI. PORWI berfungsi untuk mengatur dan menentukan jadwal Pacu Jawi dan sekaligus menjadi panitia waktu acara Pacu Jawi berlansung. Lewat organisasi ini juga Pacu Jawi bisa dikenal oleh masyarakat. Karena selain peran dari pemerintah dan fotografer, organisasi ini juga berperan aktif dalam memperkenalkan dan mempromosikan tradisi Pacu Jawi. Pada saat sekarang kita juga dapat melihat dan mencari info tentang Pacu Jawi melalui televisi, internet dan koran. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tradisi Pacu Jawi di Kecamatan Sungai Tarab Provinsi Sumatera Barat dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

9 1. Pada awal mulanya asal Pacu jawi merupakan upaya bagi para petani pada waktu dulu untuk menemukan cara membajak sawah yang baik dan benar, karena belum ada alat atau mesin bajak yang canggih seperti pada saat sekarang. Penemu pacu jawi adalah datuak (Dt) Tantejo Gurhano. 2. Dalam pelaksanaan tradisi pacu jawi di Kecamatan Sungai Tarab dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penutup. 3. Fungsi pacu jawi bagi masyarakat adalah sebagai sarana untuk melestarikan dan mempekenalkan tradisi, Meningkatkan silaturahmi, sebagai hiburan dan meningkatkan perekonomian masyarakat. 4. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Pacu Jawi adalah nilai kerja sama, nilai seni, nilai agama dan nilai ketertiban. 5. Pergeseran tradisi Pacu Jawi yaitu awalnya pacu jawi murni hanya sebagai hiburan bagi para petani sehabis panen. Pada saat sekarang tradisi Pacu Jawi tidak hanya sebagai hiburan bagi masyarakat, tetapi sebagai ajang bagi para pemilik jawi untuk memperlihatkan kemampuan sapinya agar menjadi pemenang. Dahulu tidak ada sistem menang kalah dalam melakukan kegiatan Pacu Jawi dan tidak ada hadiah untuk jawi yang menang. Tetapi sekarang sapi yang menang diberi hadiah. Dahulu tidak ada transaksi jual beli jawi saat kegiatan Pacu Jawi berlansung. Sekarang ada terjadi transaksi jual beli sapi selama Pacu Jawi berlansung. Rekomendasi Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan diantaranya : 1. Bagi pemuka adat, tokoh masyarakat dan alim ulama sebaiknya memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai tradisi ini terutama kepada generasi muda agar tertarik, peduli dan ikut mempertahankan tradisi tersebut. Karena pacu jawi sudah merupakan sebuah tradisi yang mendunia banyak orang luar yang tertarik untuk melihat dan menyaksikan tradisi ini. Jangan sampai orang luar lebih mengetahui dan tertarik dengan tradisi ini dibandingkan kita sendiri yang memiliki tradisi pacu jawi. 2. Bagi pemerintah diharapkan dapat lebih giat lagi mempromosikan tradisi pacu jawi baik di dalam maupun luar negeri. Serta untuk kedepannya pemerintah bisa membuat kalender iven pacu jawi agar masyarakat lebih mudah mendapatkan dan mengetahui jadwal pacu jawi.

10 DAFTAR PUSTAKA Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya. Bandung : Angkasa. Satori, Djam dan Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung Supardan, Dadang. 2011. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta : Bumi Aksara.