BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja semakin dirasa meresahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada usia ini individu

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dalam maupun luar negeri mudah diakses oleh setiap individu, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

PENDAHULUAN. disebut sebagai periode pubertas, pubertas (puberty) adalah perubahan cepat pada. terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa (Santrock,

I. PENDAHULUAN. Remaja sebagai bagian dari masyarakat merupakan mahluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan muncul generasi-generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm.9.

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan-perubahan yang dramatis. Perubahan-perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa-siswi yang sedang berada di tingkat pendidikan SMA. seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan guru, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa dewasa awal adalah suatu masa dimana individu telah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manusia menurut (Marin, 2008) pada dasarnya terdiri

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas yang rutin dalam menjalani

PENDAHULUAN Latar Belakang Memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan dan tantangan, bangsa Indonesia dituntut untuk meningkatkan Sumber

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya. Karena dalam

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB V PENUTUP. dalam arti dia memiliki penyesuaian sosial (social adjustment) yang tepat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FAJAR DWI ATMOKO F

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI DENGAN INTENSI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SKRIPSI. Diajukan oleh : Teguh Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hanya sesuatu yang bersifat biologis dan fisik, tetapi semata juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak disampaikan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Masalah kenakalan remaja dewasa ini semakin dirasa meresahkan masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Permasalahannya semakin meningkat, bukan saja dalam frekuensinya tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah juga karena variasi dan intensitasnya. Dalam kaitan ini, masyarakat Indonesia telah mulai pula merasakan keresahan tersebut. Pada bulan Mei 2013 sebuah kabar mengejutkan warga Cilegon Banten kabar tersebut mengenai beredarnya adegan mesum yang dilakukan salah satu siswi sekolah menengah atas dengan seorang mahasiswa di kota tersebut (www.liputan6.com). Siswa-siswi SMA bahkan SMP saat ini sudah mulai berani photo bugil dengan menggunakan kamera Hp, yang sangat memprihatinkan adegan tersebut disebar melalui internet (www.detikforum.com). Jumlah Institusi Pendidikan mulai dari Sekolah Menengah sampai dengan Perguruan Tinggi, baik Negeri maupun Swasta di kota Malang yang sangat banyak membuat remaja dari luar daerah tertarik untuk melanjutkan pendidikan di kota ini. Awal mula rencana penelitian ini bertempat di SMA PANJURA Malang yang merupakan sekolah swasta akan tetapi dalam pencarian jenis masalah penelitian mengalami kesulitan karena tidak diperbolehkan meminta data-data para siswanya. Ahirnya peneliti mengambil penelitian di SMAN 2 Malang, karena peneliti mempunyai kerabat yang berstatus sebagai siswa. Sehingga peneliti mencoba kembali untuk mengirimkan surat penelitian kesekolah tersebut setelah 1

2 mendapatkan izin peneliti melakukan wawancara dengan waka kurikulum dan menjelaskan jenis penelitian. Setelah proses wawancara dan pencarian data selama 1 minggu peneliti menemukan bahwa lebih dari 40 % dari jumlah keseluruhan siswanya bertempat tinggal tidak dengan orang tua / kos, sehingga di kota Malang banyak terdapat kos-kosan sebagai tempat tinggal sementara bagi remaja yang datang dari luar daerah. Karena bertempat tinggal terpisah dari orang tua dan tidak mendapat pengawasan dari orang tua, hal ini menyebabkan besarnya faktor terjadinya kenakalan remaja. Remaja hendaknya dapat menghindarkan dirinya dari situasi atau keadaan serta pergaulan yang dapat menjerumuskannya kepada perilaku menyimpang yang dapat merugikan dirinya sendiri, keluarga maupun orang lain. Hasil wawancara dan terhadap sebagian siswa yang tinggal dengan orang tua dan siswa yang tidak tinggal dengan orang tua SMA Negeri 2 Malang menunjukkan adanya perilaku kenakalan remaja pada umumnya, saya pernah merokok sembunyi-sembunyi, menonton film porno, membolos sekolah dan keluyuran hingga larut malam (wawancara dengan siswa SMAN 2 Malang). Penulis juga melakukan wawancara dengan pemilik kos yang mengatakan bahwa bagi penghuni kos yang penting adalah mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan sebelumnya, seperti adanya jam malam dan lapor kepada pemilik kos jika ada yang menginap (wawancar dengan pemilik kos). Penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu orang tua siswa yang mengatakan bahwa saya tidak bisa mengawasi anak saya saya selama 24 jam karena saya juga bekerja, yang saya ketahui pagi dia berangkat kesekolah kadang pulangnya hampir malam (wawancara dengan orang tua siswa). Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu guru yang mengatakan bahwa pada umumnya kenakalan yang dilakukan oleh siswa pada umumnya adalah membolos, tidak mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, berkelahi baik dengan sesama teman maupun antar sekolah (wawancara dengan BK dan Tatib). Selain itu, di temukan aksi kenakalan remaja tindakan dan kebiasaan yang dapat dipandang sebagai perbuatan nakal, baik yang biasa dilakukan dalam

3 kehidupan keluarga sendiri maupun dalam kehidupan masyarakat, seperti di sekolah, contohnya seperti suara yang mengganggu dan mengganggu setiap lawan jenis yang lewat, remaja pria maupun wanita secara sembunyi-sembunyi mencoba merokok dan sebagainya adalah sebagian dari kenakalan remaja yang pernah dilakukan oleh siswa SMA Negeri 2 Malang. Masa depan bangsa dan negara adalah terletak di pundak dan tanggung jawab remaja. Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik besar harapan dan kebaikan dan kebahagiaan kehidupan bangsa dapat diharapkan. Namun jika terjadi sebaliknya maka keadaan saling menuding dan menyalahkan tidak dapat dihindarkan sedang permasalahannya semakin nyata dan semakin parah. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja di bawah usia 17 tahun sangat beragam mulai dari perbuatan yang amoral dan anti sosial. Hurlock (Ali dan Asrori, 2006) menganggap remaja secara psikologis, tengah berada pada masa topan dan badai serta tengah mencari jati diri, sehingga menimbulkan konflik dan ketidakstabilan emosi dalam diri remaja masa remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, yang disebut dengan storm and drug sehingga remaja mudah terpengaruh lingkungan tempat tinggalnya. Pada umumnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (High Curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu, dan mencoba segala sesuatu yang

4 belum pernah dialaminya, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kenakalan remaja, baik remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos. Jika remaja tidak diarahkan dengan benar akan menjurus pada perbuatan kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah pelanggaran terhadap norma-norma hukum, sosial, susila dan agama. Menurut Walgito (Sudarsono, 2004) kenakalan remaja adalah perbuatan kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. Menurut Sudarsono (2004) keluarga dan tempat tinggal memiliki peranan penting dalam perkembangan anak. Keluarga atau tempat tinggal yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, karena sejak kecil anak telah dibesarkan oleh keluarga maka dapat dikatakan bahwa timbulnya kenakalan remaja sebagian besar dari tempat tinggal. Perkembangan kognitif remaja, menurut Piaget (Santrock, 2003), merupkan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasional formal (Period of formal operations). Idealnya individu sudah mulai memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak, kemampuan berpikir pada remaja berkembang sedemikian rupa sehingga remaja dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif untuk pemecahan masalah serta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak para remaja berkembang sehingga remaja mampu berpikir multidimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi remaja akan memproses informasi serta mengadaptasikannya

5 dengan pemikiran sendiri. Remaja juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang yang akan ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Para remaja dengan kemampuan operasional formal, mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan, sehingga sudah seharusnya remaja dapat menghindarkan diri dari perilaku nakal dengan kemampuan yang dimiliki untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Hasil penelitian Maria (2007) menyatakan bahwa 37,7% kecenderungan kenakalan remaja dipengaruhi oleh peran keharmonisan keluarga dan konsep diri. Keharmonisan keluarga mempunyai peran dalam menekan perilaku kenakalan remaja dan remaja yang mempunyai konsep diri yang positif maka ia akan mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang, sehingga ia mampu mengantisipasi halhal yang negatif. Penelitian ini mencoba menggunakan salah satu faktor selain peran keharmonisan keluarga dan konsep diri dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tempat tinggal terhadap kenakalan remaja. Tinggal bersama orang tua memiliki arti bahwa individu hidup bersama dalam satu rumah bersama orang tuanya sehingga lebih banyak mendapat bimbingan, perhatian dan kasih sayang. Bertempat tinggal tidak dengan orang tua / di kos yang identik dengan sebuah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal mahasiswa, pelajar yang merantau/ jauh dari kampung halamannya dengan membayar retribusi bulanan sesuai dengan akad yang sudah ditentukan sebelumnya. Bagi remaja yang tinggal dengan orang tua, mereka masih akan mendapat campur tangan dari orang tua dalam segala aktifitasnya, karena banyak orang tua

6 melihat remaja mereka berubah dari seorang anak yang selalu menurut, melawan, dan menentang standar-standar dari orang tua. Menurut Collins (Santrock, 2003) bila ini terjadi, orang tua akan cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan memberikan lebih banyak tekanan kepada remaja agar mentaati aturan orang tua. Sedangkan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / dikos jauh dari pengawasan orang tua dalam menjalani kehidupannya akan lebih menekankan pada konformitas dengan tekanan orang-orang yang berada disekitarnya, menurut Camarena (Santrock, 2003) konformitas dapat bersifat positif maupun negatif. Remaja yang tinggal bersama orang tua dalam hal pengawasan maupun bimbingan lebih ketat karena remaja yang tinggal bersama orang tua lebih sering bertemu dengan orang tuanya sehingga orang tua lebih mengetahui kondisi anaknya. Sedangkan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos memiliki waktu yang lebih sedikit untuk bertemu orang tuanya dan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar tempat kos dan lingkungan teman sebayanya di sekolah. Keluarga merupakan pendidikan yang pertama kali yang diperoleh oleh anak atau remaja. Dimana orang tua mempunyai peranan yang sangat penting guna membentuk pola kepribadian, dan menjadi seperti apa yang di inginkan oleh orang tua. Fungsi dan peranan keluarga sangat berpengaruh untuk menentukan jalannya kehidupan yang akan datang, maka keluarga adalah tempat pertama dan utama untuk pendidikan anak atau remaja. Bagaimana keluarga memberikan pengaruh yang positif terhadap pendidikan anak atau remaja menuju kedewasaan hidup, baik pendidikan agama, moral dan sopan santun dalam bermasyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan faktor kedua yang berperan penting dalam

7 perkembangan remaja, di lingkungan inilah anak atau remaja melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar, mengenal orang lain dan melakukan aktifitas sosial bersama guna kepentingan dirinya sendiri dan kepentingan orang lain. Berdasarkan gambaran di atas dengan melihat adanya perbedaan kenakalan remaja yang terjadi antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / kos pada siswa SMA Negeri 2 Malang, yaitu antara remaja yang tinggal dengan orang tua dan tidak tinggal dengan orang tua / dikos, maka peneliti merasa tertarik dan terdorong untuk mengetahui apakah ada perbedaan kenakalan remaja ditinjau dari tempat tinggal pada siswa SMA Negeri 2 Malang. B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan pemaparan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dapat dirumuskan : 1. Bagaimana tingkat kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua? 2. Bagaimana tingkat kenakalan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos-kosan? 3. Apakah ada perbedaan kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos? C. Tujuan Penelitian 1. Mendiskripsikan tingkat kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua. 2. Mendiskripsikan tingkat kenakalan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos-kosan.

8 3. Mendiskripsikan perbedaan kenakalan remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos. D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dan masukan yang dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan disiplin psikologi untuk bidang psikologi perkembangan khususnya kenakalan pada remaja yang tinggal dengan orang tua dan remaja yang tidak tinggal dengan orang tua / di kos. 2. Secara praktis a. Bagi remaja Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta dapat membantu, khususnya bagi remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik melalui hal-hal yang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga terhindar dari perilaku yang menyebabkan kenakalan remaja. b. Bagi orang tua atau masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja sehingga dapat diterapkan sebagai strategi yang tepat untuk mengurangi, mengatasi, dan meminimalisirkan timbulnya kenakalan pada remaja.