BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang menuntut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa, menumbuhkan secara sadar Sumber Daya Manusia (SDM) melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan kompleksnya tingkat berpikir siswa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

NERIS PERI ARDIANSYAH,

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANTARA KELOMPOK SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL POE DAN MODEL DISCOVERY

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan sebagai tempat tinggal manusia begitu komplek dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembaharuan di bidang pendidikan pada dasarnya diarahkan pada

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan kualitas belajar dan prestasi belajar. keterampilan belajar (learning skill). Menurut Harefa (2008:119), seseorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran sains yang sangat erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sering disebut IPA

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Model Pembelajaran Predict, Observe And Explain terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balaesang

Ermika Cahya Widayanti, Indrawati. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan dimasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh perkembagan ilmu

Jurnal Bio Educatio, Volume 2, Nomor 1, April 2017, hlm ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB I PENDAHULUAN. proses penemuan (Depdiknas, 2003(a)). Oleh karena itu, tuntutan untuk terus. melakukan aktivitas ilmiah (Hidayat, 2013).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NW NARMADA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJARFISIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN DAN LKS BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, sikap, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk

PENERAPAN PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA MATERI Ksp

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE- EXPLAIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MODEL POE (PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION) Oleh: Sholikhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyiapkan tenaga ahli tingkat pemula dan terampil, harus tanggap terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

Unnes Physics Education Journal

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai pretest dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kompleksitas berpikir siswa menuntut guru atau pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang menuntut pengalaman belajar siswa aktif selama di kelas. Guru tidak lagi dominan di dalam kelas, melainkan siswa yang menjadi subjek belajar. Hal ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan meningkatkan pemahaman materi belajar siswa. Pemahaman materi belajar siswa ini erat kaitannya dengan hasil belajar siswa. Untuk mendukung pembelajaran seperti itu dibutuhkan teknik pembelajaran yang bersifat inovatif, interaktif, menyenangkan, menantang dan memotivasi. Teknik pembelajaran seperti itu sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar siswa SMK khususnya pada Jurusan Teknik Gambar Bangunan. Karena siswa dituntut untuk dapat memahami dan memiliki daya nalar yang baik dalam proses pembelajaran yang mengandung indikator kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimana persentase alokasi waktu pembelajaran materi yang mengandung indikator psikomotor lebih banyak dibandingkan indikator kognitif. Oleh karena itu, pemberian materi yang mengandung indikator kognitif belajar siswa hendaknya lebih maksimal. Apabila pengalaman belajar siswa sebatas pada mendengarkan dan menyimak penjelasan dari guru, tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu tidak akan tercapai sepenuhnya, sehingga pengalaman belajar yang diterapkan

2 harus bersifat student centered. Pembelajaran seperti ini mengikuti prinsip konstruktivisme. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rustaman (2003: 202) dalam tulisannya tentang keberhasilan belajar dan pembentukan makna berdasarkan paham konstruktivisme bahwa keberhasilan belajar bukan bergantung hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan makna oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengan pembentukan makna merupakan proses aktif. Berdasarkan hasil observasi penulis tentang kegiatan pembelajaran, pada mata pelajaran Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior ditemukan masalah antara lain sebagai berikut: Pertama, kemampuan pemahaman materi siswa pada mata diklat menggambar lay out dekorasi interior dan eksterior masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. Kedua, model pembelajaran yang digunakan merupakan metode konvensional yang bersifat monoton, cenderung kaku dan kurang menarik. Siswa hanya menerima dan mendengarkan materi dari guru, sehingga siswa hanya mempelajari konsep materi secara abstrak dan pengetahuan yang diperoleh siswa pun sebatas hanya bagian permukaan dari lingkup konsep secara keseluruhan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran yang dikembangkan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai suatu konsep,

3 yaitu strategi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang dikenal dengan strategi Predict-Observe-Explain atau POE. Strategi POE di mana guru menggali pemahaman siswa dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi, observasi,dan memberikan penjelasan (explain). Strategi POE membelajarkan siswa dengan membuat prediksi atas suatu materi berdasarkan konsepsi mereka sendiri, kemudian mengobservasi pengetahuan materi tersebut secara nyata, dan yang terakhir menjelaskan hasil pengamatan mereka serta menjelaskan ketidaksesuaian prediksi mereka dengan keadaan yang sebenarnya. Strategi pembelajaran POE ini menghadirkan suatu keadaan konkret dari suatu konsep pengetahuan. Kegiatan memprediksi dalam strategi POE ini menuntut siswa untuk mengenal kebutuhan-kebutuhan yang mungkin belum pernah mereka pelajari, tetapi sering mereka jumpai, terutama mengenai kebutuhan ruang serta perletakan furnitur yang efektif. Kegiatan observasi atau mengamati dapat membuat siswa lebih paham dengan tahapan merancang dekorasi interior. Siswa tidak lagi hanya mengira-ngira bagaimana perletakan furnitur interior, tetapi juga mengamati langsung dari kegiatan pengamatan dalam strategi pembelajaran ini. Seperti yang dikemukakan oleh Rustaman (2003:35) dalam Strategi Belajar dan Mengajar bahwa kemampuan observasi sangat mendasar untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan dan untuk menguji gagasan dengan melibatkan semua indera. Observasi amat erat kaitannya dengan keingintahuan (curious) pengamatnya.

4 Kegiatan yang terakhir yaitu menjelaskan kesesuaian dan ketidaksesuaian hasil prediksi dengan hasil pengamatan langsung. Siswa diminta menjelaskan hasil pengamatan mereka yang diuraikan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Jika hanya menjelaskan secara konvensional atau ceramah saja, penalaran siswa akan terbatas sehingga siswa tidak menguasai konsep pembelajaran. Pembentukan atau rekonstruksi pengetahuan siswa ini akan menghasilkan suatu pemahaman dalam diri siswa tersebut. Siswa dapat mengenal, mengetahui dan menggunakan pengetahuannya melalui pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya kegiatan ini, siswa dituntut untuk bersikap aktif dan sebanyak-banyaknya mengeluarkan apa yang mereka ketahui dan pada akhirnya mereka merekonstruksi dan mengkombinasikan pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan yang baru mereka dapatkan. Penerapan strategi pembelajaran seperti itu diharapkan mampu menjadikan siswa lebih aktif di dalam kelas dan termotivasi dalam memahami materi pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan strategi POE ini juga proses pembelajaran dapat dipelajari dan diamati sehingga lebih konkret dalam penalaran siswa. Sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan sejak awal tercapai dengan baik. Penelitian sebelumnya tentang strategi POE yang dilakukan di tingkat SMA dalam mata pelajaran Fisika menyatakan bahwa POE dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam materi tentang tekanan dan keterampilan berpikir kreatif

5 (Nurjanah, 2008:55). Selain itu, Wu-Tsai (20050 dalam penelitiannya yang berjudul Effects of Constructivist-oriented On Elementary School Students Cognitive Structure, menerapkan POE sebagai strategi dalam pembelajaran yang berorientasi pada paham konstruktivisme terhadap siswa sekolah dasar dalam pembelajaran sains. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diberi judul Penerapan Strategi Predict-Observe-Explain (POE) pada Mata Diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior di SMK Negeri 6 Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah ditetapkan untuk memperjelas kemungkinankemungkinan masalah yang timbul dari topik penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka permasalahan-permasalahan yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut: - Adanya kesulitan pada siswa untuk menguasai dan memahami materi pembelajaran, sehingga hasil belajar masih kurang dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) 75. - Sebagian besar siswa cenderung bosan di kelas saat guru menerangkan pelajaran, karena metode pembelajaran konvensional yang kaku dan membosankan.

6 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini tidak melebar, maka dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut. a. Kegiatan yang diteliti adalah aktifitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain. b. Aspek yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan soal-soal tes yaitu pre-test dan post-test dalam bentuk uraian pada empat kompetensi dasar yang mengandung indikator pemahaman siswa pada ranah kognitif saja. Yaitu pada kompetensi dasar sebagai berikut: - Mengidentifikasi elemen ruang, dekorasi interior dan eksterior - Mendeskripsikan ruang, estetika, dekorasi interior, dan eksterior - Membaca gambar lay out dekorasi interior dan eksterior - Mendeskripsikan fungsi, suasana, harmoni interior dan ekterior Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah gambaran penerapan strategi Predict-Observe- Explain pada mata diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior? b. Bagaimana gambaran hasil belajar pada Standar Kompetensi Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior setelah dilakukan treatment menggunakan strategi Predict-Observe- Explain?

7 1.4 Penjelasan Istilah Dalam Judul Beberapa penjelasan istilah yang digunakan dalam judul di atas adalah sebagai berikut. a. Penerapan Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan. Pelaksanaan; perihal mempraktikan teori. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:640) b. Strategi Predict-Observe-Explain (POE) POE adalah singkatan dari prediction, observation, dan explanation (Suparno, 2007:102). Pembelajaran dengan model POE menggunakan 3 langkah utama dari metode ilmiah yaitu Prediction (prediksi) atau membuat, Observation (observasi) yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi dan Explanation (eksplanasi) yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi. c. Mata Diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior Mata diklat atau mata pelajaran merupakan bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi (Depdiknas : 2009). Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior merupakan mata diklat pada silabus untuk kelas XII program keahlian Teknik Gambar Bangunan 3 SMK Negeri 6 Bandung. Materi berisikan mengenai

8 bagaimana tata cara mengatur tata letak atau lay out dekorasi ruang interior dan eksterior pada rumah tinggal. d. SMK Negeri 6 Bandung Merupakan lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan negeri di Bandung yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Komplek Riung Bandung. Jadi, definisi dari judul dapat disimpulkan sebagai pelaksanaan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) yaitu prediksi, mengamati, dan menjelaskan pada mata diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior terhadap siswa di SMK Negeri 6 Bandung. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan tujuan penelitian, yaitu: a. Untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran selama penerapan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain pada mata diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior. b. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil belajar berkaitan dengan pemahaman materi siswa pada mata diklat Menggambar Lay Out Dekorasi Interior dan Eksterior dengan penerapan strategi pembelajaran Predict-Observe-Explain.

9 1.6 Kegunaan penelitian Kegunaan dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi pengaruh penerapan strategi pembelajaran POE untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan memberikan pengaruh terhadap pemahaman materi dan hasil belajar siswa. 3. Bagi guru, diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi strategi pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan kejuruan dan SDM. 4. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi praktikal menggambar. 1.7 Sistematika penulisan Sistematika penulisan dari penelitian pada skripsi ini adalah : Bagian awal penelitian skripsi yang berisi tentang judul penelitian, lembar pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian isi yang terdiri dari : BAB I Pendahuluan yang memuat Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Penjelasan Istilah

10 Dalam Judul, Tujuan dan Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan. BAB II Landasan Teoritis yang memuat Kajian Pustaka dan Anggapan Dasar. BAB III Metodologi Penelitian yang memuat tentang Metode Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Teknik Analisis Data serta Tahapan dan Prosedur Penelitian. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang memuat Deskripsi Data, Hasil Analisis Data serta Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V Penutup yang memuat Kesimpulan dan Saran. Bagian akhir yang memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.