.. ; i' Ii ; I " i BABVI KESIMPULAN DAN SARAN ',\,
BABVI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Program simulasi siklus uap ini diciptakan bukan hanya untuk mensimulasikan perhitungan siklus uap saja tetapi juga agar pemakai program dapat lebih mudah belajar dan memahami mengenai siklus uap itu sendiri. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari simulasi perhitungan menggunakan program ini diantaranya : 1. Pada siklus uap sederhan~ Makin tinggi tekanan boiler atau Makin rendah tekanan kondensor akan menyebabkan kenaikan efisiensi termal. Namun kenaikan tekanan boiler atau penurunan tekanan kondensor akan menurunkan kualitas uap pada campuran keluaran turbin. Menurunnya kualitas uap ini dapat menurunkan efisiensi turbin dan merusak sudu turbin. 2. Pada siklus uap reheat, kualitas uap yang rendah dan rasio tekanan melalui turbin yang sangat tinggi sebagaimana terjadi pada siklus uap sederhana dapat diatasi dengan adanya reheater dan penggunaan turbin bertingkat. Hasil simulasi pada siklus uap reheat menunjukkan untuk tekanan kondensor tetap (p kondensor = 0,008 Mpa), temperatur masuk turbin tetap (TI = 480 C) dan temperatur pemanasan kembali tetap (T3 = 440 C), puncak efisiensi termal berada pada rasio tekanan reheater dengan tekanan boiler 20 % sampai 25 %. Namun basil simulasi dengan variasi Tl dan T3, puncak efisiensi termal berada pada rasio tekanan reheater dengan tekanan boiler 20 % sampai 25 % untuk tekanan boiler berturut-turut 8 MP~ 14 MP~ 18 Mpa dan 22 Mpa. 3. Pada siklus uap sederhana dan reheat pemasukkan panas terjadi pada temperatur yang relatif rendah, ini mengakibatkan temperatur rata-rata panas yang ditambahkan menjadi rendah, pada akhirnya menyebabkan efisiensi termal pun menjadi lebih rendah. Untuk meningkatkan temperatur rata-rata panas yang ditambahkan ini maka digunakan regeneration, yaitu panas diambil dari uap antara turbin bertingkat kemudian digunakan untuk memanaskan air yang melalui pompa. Hasil simulasi pada siklus uap TEKNlK MESIN ITS
«) TUGAS AKHIR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!~!!!!!!!!!!!!!!! KONVERSIENERGI hal VI-2 regeneratif dengan open FWH, dengan tekanan kondensor yang tetap (0,008 Mpa) menunjukkan puncak efisiensi termal berada pada rasio tekanan boiler dengan tekanan open FWH yang mendekati temperatur jenuh rata-rata boiler dan kondensor. 4. Berbeda dengan siklus uap regeneratif yang menggunakan open FWH, pada siklus uap regeneratif dengan closed FWH, dengan tekanan kondensor yang tetap (0,008 Mpa), semakin tinggi tekanan closed FWH efisiensi termal semakin turun. Perbandingan penggunaan open FWH dengan closed FWH tipe aliran balik antara lain pada open FWH konstruksinya lebih sederhana, efek pemanasan lebih tinggi, cocok beroperasi pada tekanan rendah, namun membutuhkan pompa untuk menaikkan tekanan kondensat keluar dari feedwaterheater, sedangkan pada siklus uap regeneratif dengan closed FWH cocok beroperasi pada tekanan tinggi dan memerlukan katup penurun tekanan untuk mengalirkan kurasan ke kondensor. 6.2 Saran Agar terciptanya suatu program simulasi yang lebih lengkap dan lebih baik lagi, penulis mengharapkan adanya suatu program lanjutan yang dapat melengkapi kekurangan-kekurangan pada program simulasi siklus uap yang telah dibuat ini. Adapun harapan penulis untuk programer selanjutnya adalah : 1. Perancangan model sistem siklus uap juga memungkinkan untuk sistemsistem siklus uap yang lebih kompleks. 2. Memasukkan perhitungan analisis ekonomi, sehingga dapat diketahui hasil yang optimum baik dari segi termodinamis maupun ekonomis. 3. Simulasi hasil perhitungan tidak hanya dapat ditampilkan pada model proses, tetapi juga dapat terlihat pada model sistem, dimana simulasi keduanya saling berhubungan. 4. Membuat program simulasi ini terintegrasi dengan program-program lain, misalnya dengan program perancangan kondensor. TEKNIK MESIN ITS
l' ': \ '. i I ~,1 DAFTARPUSTAKA
O TUGASAKHIR ~!!I!!!!!!!!!!!!!!I!!!!!!!!!!!!!!I!!!!!!!!!!!!~ KONVERSI ENERGI DAFTAR PUSTAKA 1) J. Moran, Michael and N Shapiro, Howard, "FUNDAMENTALS OF ENGINEERING THERMODYNAMICS", 2 nd Edition, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1993. 2) C. Reynolds, William and C. Perkins, Henry, "ENGINEERING THERMODYNAMICS", 2 nd Edition, Mc-Graw-Hill, Inc. 1977. Alih bahasa DR.Ir. Filino Harahap, M.Sc, Erlangga, Jakarta, 1991. 3) Kiameh, Philip, "POWER GENERATION HANDBOOK", McGraw-Hill, Inc., USA, 2003. 4) A. Cengel, Yunus and A. Boles, Michael, "THERMODYNAMICS AN ENGINEERING APPROACH", 3 rd Edition, WCBIMcGraw-Hill, USA, 1998. 5) Wark Jr., Kenneth and E. Richards, Donalds, "THERMODYNAMICS", 6 th Edition, McGraw-Hill, Inc., Singapore, 1999. 6) Alam, M. Agus J.;" MENGOLAH DATABASE DENGAN BORLAND DELPHI 7".Pt. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003. 7) Cantu, Marco; " MASTERING DELPHI 2 ", Sybex Inc., Alameda, 1996. 8) Divisi Penelitian dan Pengembangan MADCOMS; "PEMROGRAMAN BORLAND DELPID 7 jilid 1 ", Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. 9) Don Taylor, Jim Mischel, Jon Penman, Terence Goggin; "KICK ASS DELPHI PROGRAMMING ", The Coriolis Group Inc., Arizona, 1996. 10) http://www.thermonet.edu. TEKNIK MESIN ITS