PENGARUH KOMUNIKASI KELOMPOK TERHADAP SIKAP ANAK (Studi Korelasional tentang Pengaruh Komunikasi Kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap Sikap Anak di Daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan) Tina Margareth Hutabarat 100922006 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Pengaruh Komunikasi Kelompok terhadap Sikap Anak. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Metode yang digunakan adalah korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh dan seberapa besar pengaruh tersebut antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang mengikuti kelompok belajar Pengembangan Kesehatan Masyarakat (PKM) Anak dengan jumlah anak sebanyak 70 orang. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis yang menggunakan rumus Rank Spearman melalui aplikasi seri 18.0. Berdasarkan hasil uji korelasi diketahui bahwa pada nilai korelasi komunikasi kelompok terhadap sikap anak adalah 0,497, artinya terdapat pengaruh antara komunikasi kelompok (X) terhadap sikap anak (Y). Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat pengaruh tersebut digunakan nilai koefisien korelasi yaitu: 0,40-0,70. Berdasarkan skala Guilford berada pada skala yang menunjukkan hubungan yang cukup berarti. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara komunikasi kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Kata kunci: Komunikasi Kelompok, Sikap Anak, Fasilitator, Materi Pelajaran 1
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Simpang Kongsi adalah daerah tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) seluruh kota Medan. Pada tahun 1986 setelah tempat pembuangan sampah di Simpang Kuala ditutup, pemerintah menjadikan daerah tersebut menjadi tempat pembuangan sampah dari kota Medan. Setelah TPA dibangun, jumlah penduduk yang tinggal di Simpang Kongsi semakin banyak dan mereka bekerja sebagai pemulung karena tidak membutuhkan modal untuk bekerja. Masyarakat yang ada di Simpang Kongsi menggantungkan hidup mereka sebagai pemulung dengan cara menceker (mengais) segala jenis bahan-bahan yang ada di gunung sampah misal: plastik, sisa-sisa makanan, cacing tanah untuk dapat dijual kembali ke agen atau biasa disebut botot. Karena banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup hanya dengan sampah-sampah yang berserakan di gunung sampah tersebut, maka persaingan untuk mendapatkan sampah juga meningkat. Hubungan antar anggota keluarga di masyarakat Simpang Kongsi memiliki komunikasi yang kurang baik, hal ini disebabkan oleh kondisi kehidupan mereka yang memaksa untuk bekerja keras agar bisa menutupi kehidupan sehari-hari. Para orang tua/bapak biasanya pergi ke lokasi pembuangan sampah pada pukul 06.00 pagi dan kembali ke rumah pada pukul 07.00 malam. Sementara para ibu mempersiapkan dan memperhatikan keadaan anak-anak dan keluarga. Kondisi ini membuat komunikasi diantara mereka kurang berjalan dengan baik. Orang tua tidak melihat apa yang dikerjakan oleh anaknya sepanjang hari dan anak juga kurang memiliki rasa sayang kepada orang tua karena tidak adanya komunikasi yang baik. Pada umumnya anak dalam usia sekolah di Simpang Kongsi memiliki semangat yang rendah untuk bersekolah dan belajar, hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan orang tua dan banyak orang tua yang mengharapkan anaknya untuk membantu mereka mencari nafkah dengan bekerja di tempat pembuangan sampah. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 2. Responden penelitian ini adalah anak yang berusia 5-13 tahun. 3. Komunikasi kelompok ini terbatas antara fasilitator dan anak. 4. Penelitian ini hanya meneliti sikap anak terhadap pelajaran matematika, kesehatan fisik dan moral, angklung, dan Bahasa Inggris. 5. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2013 sampai dengan lama penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh komunikasi 2
kelompok oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui deskripsi pelaksanaankomunikasi kelompok di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 2. Untuk mengetahui sikap anak di Simpang Kongsi. 3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara akademis: penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut tentang komunikasi kelompok dan sikap anak. 2. Secara teoritis: untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU, serta menambah cakrawala dan wawasan peneliti mengenai pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak. 3. Secara praktis: penelitian ini dapat memberikan masukan kepada siapa saja termasuk menjadi masukan dan kontribusi yang positif pada pihak Lembaga Obor Sahabat. URAIAN TEORITIS Teori S-O-R Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti mengenai suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy, efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2003:254) Jika substansi teori diatas dikaitkan dengan penelitian mengenai fasilitator dan pengaruhnya terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir kota Medan Simpang Kongsi, maka hubungannya dengan teori S-O-R dapat dikemukakan sebagi berikut: 1. Stimulus (pesan) yang dimaksud adalah materi pelajaran yang disampaikan oleh fasilitator. 2. Organism (komunikan) yang menjadi sarana adalah anak yang sudah menerima materi pelajaran, yang dalam penelitian ini merupakan anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. 3. Response (efek) yang dimaksud adalah adanya perubahan sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan setelah mendapatkan materi pengajaran dari fasilitator Lembaga Obor Sahabat. 3
Kerangka Konsep Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi kelompok. 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap anak. 3. Karakteristik responden Karakteristik responden adalah variabel yang menghubungkan variabel terikat dan variabel bebas. Variabel Penelitian Variabel Teoritis Variabel Bebas (X) Komunikasi Kelompok Variabel Terikat (Y) Sikap Anak Karakteristik Responden Variabel Operasional a. Pengertian b. Mengulangi pesan c. Meyakinkan d. Kesan e. Waktu 1. Kognitif a. Pengetahuan b. Pemahaman 2. Afektif a. Senang b. Puas 3. Konatif a. Keinginan b. Keputusan a. Jenis Kelamin b. Usia c. Pendidikan Hipotesis Berdasarkan konsep dan judul dari landasan teori diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: Ha: Terdapat hubungan antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Ho: Tidak terdapat hubungan antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian Simpang Kongsi terletak di Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Pancur Batu dan merupakan lokasi TPA (Tempat Pembuangan Sampah Akhir) dari Medan. 4
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket atau disebut pula metode kuesioner. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan anak yang mengikuti pertemuan belajar dan bermain yang dilakukan oleh Lembaga Obor Sahabat yang berjumlah 70 orang. Pada penelitian ini karena jumlah populasinya 70 maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau total sampling. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah: 1. Penelitian Lapangan (Field research). 2. Penelitian Kepustakaan (Library research). Teknik Analisis Data Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Tabel Tunggal 2. Analisis Tabel Silang 3. Uji Hipotesis HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tabel Tunggal Komunikasi yang dilakukan Fasilitator No Keterangan F % 1 Sangat dimengerti 22 31,43 2 Dimengerti 43 61,43 3 Tidak dimengerti 4 5,71 4 Sangat tidak dimengerti 1 1,43 Total 70 100,0 Sumber: P.4/FC.5 Tabel di atas menunjukkan bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh Fasilitator ketika mengajar Bahasa Inggris, Matematika, Angklung serta kesehatan fisik dan moral. Ada 43 orang anak yang mengerti terhadap komunikasi yang disampaikan atau 61,43%, Sebanyak 22 orang yang sangat mengerti atau 31,43%, ada 4 orang yang tidak mengerti atau 5,71% dan 1 orang atau 1,43% yang sangat tidak mengerti. Jadi, komunikasi yang dilakukan oleh fasilitator terhadap setiap materi pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti oleh anak. Isi materi pelajaran yang disampaikan Fasilitator No Keterangan F % 1 Sangat dimengerti 11 15,71 2 Dimengerti 56 80,00 3 Tidak dimengerti 3 4,29 5
4 Sangat tidak dimengerti 0 0 Total 70 100,0 Sumber: P.5/FC.6 Tabel di atas menunjukkan bagaimana isi materi pelajaran yang disampaikan oleh Fasilitator. Responden yang menyatakan dimengerti ada 56 orang (80,00%), sedangkan responden yang menyatakan sangat dimengerti ada 11 orang (15,71%) dan responden yang tidak mengerti sebanyak 3 orang (4,29%), selanjutnya tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak mengerti. Berdasarkan wawancara peneliti kepada beberapa orang anak bahwa materi pelajaran yang disampaikan cukup jelas dan dapat dimengerti oleh hampir semua anak. Materi pelajaran yang disampaikan yaitu: kesehatan moral dan fisik, Bahasa Inggris, angklung dan matematika. Analisis Tabel Silang Hubungan antara komunikasi yang dilakukan Fasilitator dalam menyampaikan pelajaran dapat dimengerti terhadap bertambahnya pengetahuan Matematika. Komunikasi yang dilakukan Fasilitator Menambah Pengetahuan Matematika dalam menyampaikan pelajaran dapat dimengerti Sangat Menambah Tidak Sangat Tidak Total Menambah Menambah Menambah Sangat dimengerti 9 13 0 0 22 Dimengerti 9 34 0 0 43 Tidak dimengerti 2 2 0 0 4 Sangat tidak dimengerti 1 0 0 0 1 Total 21 49 0 0 70 Sumber: P.4/FC.5 dan P.18/FC.19 Tabel di atas menunjukkan tentang hubungan antarakomunikasi yang dilakukan Fasilitator dalam menyampaikan pelajaran dapat dimengerti terhadap penambahan pengetahuan matematika. Dari 70 responden memiliki tanggapan yang berbeda terhadap komunikasi yang dilakukan Fasilitator dalam menyampaikan pelajaran dapat dimengerti terhadap bertambahnya pelajaran Matematika. Dari 70 responden, 43 orang mengatakan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh Fasilitator dalam menyampaikan pelajaran dimengerti, dan 1 orang mengatakan sangat tidak dimengerti. Sementara itu pendapat responden tentang bertambahnya pengetahuan metematika, bahwa 21 orang mengatakan sangat menambah, 49 orang 6
mengatakan menambah dan tidak ada yang mengatakan tidak menambah dan sangat tidak menambah. Dapat dilihat dari data tersebut bahwa responeden mengatakan pengetahuan matematika menambah melalui komunikasi yang dimengerti yang dilakukan Fasilitator dalam menyampaikan pelajaran. Maka hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan antara komunikasi yang dilakukan oleh Fasilitator terhadap bertambahnya pengetahuan matematika. Uji Hipotesa Correlations Sikap Anak di daerah Pembuangan Sampah Akhir Komunikasi Kelompok Simpang Kongsi Medan Spearman's rho Komunikasi Kelompok Correlation 1,000,497 ** Coefficient Sig. (2-tailed),000. N 70 70 Sikap Anak di daerah Pembuangan Sampah Correlation Coefficient,497 ** 1,000 Akhir SimpangKongsi Sig. (2-tailed),000. Medan N 70 70 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat tingkat signifikansi = 0.0000. Dari tabel diatas didapatkan hasil koefisien korelasi sebesar 0, 497. Menurut Guilford, angka 0,497 menunjukkan bahwa hubungan masuk dalam kategori hubungan yang cukup berarti. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan. Pembahasan Berdasarkan hasil tabel dari analisis tabel tunggal dan tabel silang yang telah dilakukan, maka dapat dilihat ada korelasi antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak. Terdapat perbedaan efek atau dampak yang dirasakan oleh anak, namun sebagian besar anak menyatakan ada korelasi antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak. Terkait dengan hubungan kuat lemahnya korelasi dengan menggunakan skala Guilford, maka hasil korelasi Spearmen pada anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi sebesar 0,497. Nilai 0,497 menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti. Maka hipotesis Terdapat pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan diterima. Besarnya pengaruh variabel X terhadap Y dengan menggunakan rumus Kp=(Rs)x100%, diperoleh hasil sebesar 25%. Maka hal tersebut diatas menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah Pembuangan Sampah Akhir Simpang Kongsi Medan sebesar 25% 7
selebihnya 75% dipengaruhi faktor lain diluar komunikasi kelompok. Secara sederhana dapat diartikan bahwa pengaruh komunikasi kelompok terhadap sikap anak memiliki pengaruh sebesar 25% dari komunikasi kelompok. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian, pelaksanaan komunikasi kelompok yang dilakukan oleh Lembaga Obor Sahabat terhadap anak yang ada di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana komunikasi dilakukan ketika menyampaikan pelajaran, pengulangan materi pelajaran, lamanya waktu dalam menyampaikan pelajaran, dan kesan yang didapatkan ketika menyampaikan pelajaran. 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti,terdapat perubahan sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi. Hal ini dapat dilihat dari perubahan kognitif, afektif dan konatif anak. 3. Berdasarkan Uji Hipotesis yang telah dilakukan peneliti, terdapat hubungan antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Terdapat hubungan yang cukup berarti (0,497) antara komunikasi kelompok terhadap sikap anak di daerah pembuangan sampah akhir Simpang Kongsi Medan. Saran Responden Penelitian Setelah melakukan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan peneliti selama penelitian, maka peneliti memiliki saran sebagai berikut: menurut peneliti, komunikasi kelompok yang dilakukan antara Fasilitator dengan anak semakin ditingkatkan terutama ketika berinteraksi langsung kepada anak-anak dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam pelajaran matematika beberapa anak merasa sulit untuk memahaminya. Sementara untuk mata pelajaran angklung dan Bahasa Inggris anak-anak memiliki perasaan kurang percaya diri ketika memainkan angklung di depan umum dan mempraktekkan Bahasa Inggris di depan umum. Untuk pelajaran kesehatan fisik dan moral diharapkan lebih sering disampaikan kepada anak-anak supaya mereka semakin paham pentingnya kesehatan dan kebersihan diri sendiri dan lingkungan sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diharapkan akan memberikan perubahan sikap yang lebih besar lagi kepada anak-anak yang ada di daerah Simpang Kongsi Medan. Saran dalam kaitan Akademis 1. Diharapkan skripsi ini dapat dijadikan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan komunikasi khususnya bagi Departemen Komunikasi mengenai pengaruh komunikasi terhadap sikap anak. 8
2. Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan referensi atau perbandingan bagi penelitian lain. Saran dalam kaitan Praktis Diharapkan kepada Fasilitator Lembaga Obor Sahabat supaya meningkatkan kualitas komunikasi dalam menyampaikan mata pelajaran yang diajarkan sehingga meningkatkan perubahan sikap pada anak. DAFTAR REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Rhineka Cipta, Jakarta. Anwar Arifin, 1984.Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas. Armico, Bandung Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.. 2008. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya, Bandung. Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Graha Ilmu, Yogyakarta. Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Kriyantono, Rachmat.2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Mulyana, Deddy. 2007.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Prisgunanto, Ilham. 2006. Komunikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Sarwono, Sarlito, W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Rajawali Pers, Jakarta. Suyanto, Bagong. 2011. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Sumber lain: http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2012/02/prinsip-dasar-komunikasidalam kelompok.html (diakses tanggal 10 Januari 2013) http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/03/komunikasi-kelompok.html (diakses 16 Februari 2013) 9
http://siswoyo22.wordpress.com/2008/09/14/bagaimana-menjadi-fasilitator-yangbaik/ (diakses 20 Februari 2013) http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yangmempengaruhi/(diakses 21 Februari 2013) 10