BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN TERHADAP RADIASI SINAR-X PADA PEKERJA DI UNIT RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM HARAPAN PEMATANGSIANTAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya oleh pemerintah, namun juga masyarakat. Salah satu fasilitas

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PROTEKSI RADIASI PADA PEKERJA BIDANG RADIOLOGI DAN PENERAPANNYA DI RSUD TARUTUNG TAHUN 2017

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan

Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 Tentang : Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu pelayanan publik dikatakan berkualitas apabila pelayanan yang

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.


BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan khususnya yang lama dan berkelanjutan dengan dosis relatif kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN KE 2 (50 MENIT)

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

APLIKASI TEKNIK PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PADA DOMAIN SPASIAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA SINAR-X

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

Traktus Gastro Instestinal Traktus Urogenital dan organ reproduksi Traktus Respiratorius Sistem Syaraf Mamae dan organ-organ superfisial

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

Hospital by laws. Dr.Laura Kristina

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

MAKALAH PROTEKSI RADIASI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PANDUAN MENJALANKAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Peraturan Menteri

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat dan selamat bukanlah segalanya, tetapi tanpa itu, segalanya tidak ada artinya (Health and safety is not everything, but without it, everything is nothing). Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan manusiawi apabila standar standar yang berlaku di dunia dapat pula berlaku di setiap tampat kerja di Indonesia. UUD 1945, pasal 27 mengisyaratkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Hal ini akan terpenuhi apabila persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja dilaksanakan secara sunguh sunguh di tempat keja. Dengan lingkungan kerja yang sehat dan selamat, maka produktivitas secara otomatis akan meningkatkan pula sesuai dengan martabat kemanusian indonesia ( Budiono dkk, 2003 ) Tujuan inti penerapan sistem manajamen keselamatan dan kesehatan kerja adalah memberi perlindungan kepada pekerja.bagaimanapun, pekerja adalah aset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya ( Suardi,2005 ). Radiasi pengion adalah gelombang elektromagnetik dan partikel yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya. Sinar X di bidang kesehatan mempunyai peranan penting dalam diagnostik medik dan terapi, untuk bebarapa penyakit diagnosis awalnya harus terlebih dahulu dengan menggunakan sinar X. Namun di samping manfaatnya yang begitu penting 1

2 sinar X juga mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap Personil, sehingga dalam pemanfaatannya harus berwawasan keselamatan seperti yang diatur dalam peraturan pemerintah RI No.33 tahun 2007 tentang keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan Radiasi pengion. Selama dasawarsa pertama dan kedua abad ini, barulah diketahui bahwa puluhan ahli radiologi menjadi korban sinar Roentgen ini. Salah seorang di antara korban sinar roentgen ini ialah dr. Max Hermann Knoch, seorang Belanda kelahiran paramaribo yang bekerja sebagai ahli radiologi indonesia. Beliau adalah dokter tentara di jakarata yang pertama kali menggunakan alat roentgen di Indonesia. Karena waktu itu masih belum diketahui bahaya sinar roentgen maka ia bekerja tanpa mempergunakan proteksi terhadap radisasi, misalnya pada waktu ia membuat foto seorang penderita patah tulang, anggota tubuhnya pun ikut terkena sinar, sehingga sampai akhir hidupnya beliau mengalami nekrosis pada hampir seluruh lengan kiri dan kanannya dan dr. Knoch meninggal dunia setelah menderita metastasis luas di paru parunya (Rasad,1999 ) Mengingat potensi bahaya radiasi yang cukup besar maka untuk menjamin keselamatan dan kesehatan personil, maka pemanfaatan radiasi haruslah menerapkan manajemen keselamatan radiasi yang meliputi : Penanggung Jawab keselamatan Radiasi, Budaya Keselamatan, Pemantauan Kesehatan, Personil, Pendidikan Dan Pelatihan, dan Rekaman.

3 Keselamatan dan kesehatan terhadap radiasi pengion yang selanjutnya disebut keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak melampui nilai batas yang ditentukan (BAPETEN 2000 ) RS AL dr. Komang Makes Belawan adalah rumah sakit tingkat III yang melayani anggota TNI AL beserta keluarga serta masyarakat umumyang membutuhkannya dengan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan penunjang klinik. Seperti di rumah sakit lainnya, RS AL dr. Komang Makes Belawan juga memiliki unit radiologi yang mempuyai peranan penting dan memiliki peralatan medis yang menggunakan radiasi sinar- X. Unit radiologi berperan sangat penting untuk beberapa kasus yang hanya dapat ditegakkan dengan menggunakan pemeriksaan sinar X seperti kasus patah tulang. Di unit radiologi ini pekerja radiasi melaksanakan pemeriksaan dengan menggunakan sinar X yang diinstruksikan oleh dokter, dari mulai mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan, melaksanakan pemeriksaan, menggunakan peralatan proteksi radiasi, dan memproses menjadi sebuah film roentgen yang akan selanjutnya diberikan kepada dokter untuk dapat menegakkan diagnosa terhadap pasien. Resiko yang dapat dialami pekerja akibat penggunaan peralatan medis yang menggunakan radiasi tersebut adalah pusing, kerontokan rambut, leukimia bahkan steril (mandul). Resiko ini perlu dikendalikan dengan sebaik baiknya agar

4 kemungkinan timbulnya tingkat kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja dapat diminimalkan, atau bahkan ditiadakan sesuai dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang. Dengan memperhatikan aspek K3 diharapkan tidak ada tenaga kerja yang mengalami gangguan kesehatan, meningkatkan kapasitas dan produktivitas kerja serta kesejahteraan tenaga kerja yang bertugas di lingkungan kerja. Sedangkan upaya untuk mengendalikan resiko yang muncul dalam pemanfaatan radiasi dapat dikendalikan melalui manajemen keselamatan radiasi. Keenam unsur keselamatan radiasi diatas wajib dipenuhi dan dilaksanakan sebaik - baiknya agar tidak timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat merugikan kepada semua pihak. Dari penelitian terdahulu masih ada salah satu unsur dari manajemen keselamatan radiasi sinar X yang belum diterapkan di unit radiologi rumah sakit umum santa elisabeth Medan tahun 2005 yaitu pemeriksaan kesehatan yang tidak sesuai dengan PP RI no 33 tahun 2007, menurut PP RI no 33 tahun 2007 bahwa keenam unsur dari manajemen keselamatan radiasi sinar X harus diterapkan di setiap instalasi yang menggunakan sinar X. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk meneliti bagaimana Gambaran Manajemen Keselamatan Radiasi Sinar X Di Unit Radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan Tahun 2010.

5 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan adalah bagaimana gambaran manajemen keselamatan radiasi radiasi sinar X di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010. 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran manajemen keselamatan radiasi sinar X di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010, sesuai dengan PP RI No 33 Tahun 2007. 1.3.2.Tujuan khusus 1. Untuk mengetahui peran penanggung jawab keselamatan radiasi di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010. 2. Untuk mengetahui budaya keselamatan radiasi di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010. 3. Untuk mengetahui pelaksanaan pemantauan kesehatan di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010. 4. Untuk mengetahui keadaan personil yang ada di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes Belawan tahun 2010. 5. Untuk mengetahui pelaksanaan pendidikan dan latihan bagi personil di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes tahun 2010.

6 6. Untuk mengetahui metode penyimpanan rekaman di unit radiologi RS AL dr. Komang Makes tahun 2010. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit tentang gambaran manajemen keselamatan radiasi sinar X di unit radiologi. 2. Menambah wawasan dan informasi bagi pekerja tentang manajemen keselamatan radiasi sinar X di unit radiologi. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama.