sebagaimana tunduk kepada Pasal 1131 KUHPer. Dengan tidak lahirnya jaminan fidusia karena akta fidusia tidak didaftarkan maka jaminan tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rangkaian pembahasan sebelumnya mengenai perlindungan

DAFTAR PUSTAKA. BUKU Achmad, Ichsan. Hukum Perdata I B. Jakarta: PT Pembimbing Masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.

ASPEK HUKUM PERSONAL GUARANTY. Atik Indriyani*) Abstrak

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Moch Chidin, dkk Pengertian Pengertian Elementer Hukum Perjanjian Perdata. Bandung: Mandar Maju.

EKSEKUSI BARANG JAMINAN FIDUSIA DAN HAMBATANNYA DALAM PRAKTEK

BAB III PENUTUP. piutang macet dilakukan dengan dua cara, yaitu: surat-surat/dokumen penting.

BAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : Memberikan Kredit Dengan Jaminan Fidusia. tahun 1999 tentang jaminan fidusia.

EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI JAMINAN FIDUSIA. Jaminan Fidusia telah digunakan di Indonesia sudah sejak masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

Dalam dunia usaha maka diperlukan modal. Modal ini yang merupakan hal yang amat

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. ditentukan 3 (tiga) cara eksekusi secara terpisah yaitu parate executie,

Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satu

MANFAAT JAMINAN FIDUSIA DALAM PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK 1 Oleh : Riedel Wawointana 2

3 Lihat UU No. 4 Tahun 1996 (UUHT) Pasal 20 ayat (1) 4 Sudarsono, Kamus Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 339

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

Mengenai Hak Tanggungan. Sebagai Satu-Satunya Lembaga Hak Jaminan atas Tanah

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR PUSTAKA. Algra N.E et.al, 1983.Kamus Istilah Hukum Fockema Andreae Belanda-Indonesia, Bina Cipta Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR REFERENSI. Permasalahan hukum..., Ellen Mochfiyuni Adimihardja, FH UI, Universitas Indonesia

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB III PENUTUP. Jayapura, apabila perjanjian kredit macet dan debitur wanprestasi yaitu: (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

ANALISIS PERJANJIAN JAMINAN FIDUSIA TERHADAP PARATE EKSEKUSI DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA BAGI KREDITUR

PELAKSANAAN PERJANJIAN FIDUSIA PADA FIF ASTRA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam suatu perjanjian kredit memerlukan adanya suatu jaminan. Namun

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. meningkat sesuai dengan usia dan status sosialnya namun seringkali

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta,

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DALAM PENYELESAIAN KREDIT MACET DI PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE KOTA JAYAPURA

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku. Abdul Kadir, Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan Perdagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

DAFTAR PUSTAKA. A. Pittlo, 1978, Pembuktian dan Daluarsa, Terjemahan M. Isa Arif, PT Intermasa,

DAFTAR PUSTAKA. Ashsofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

AKIBAT HUKUM PENDAFTARAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA DI DALAM PERJANJIAN KREDIT

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA. Istilah fidusia berasal dari bahasa belanda, yaitu fiducie, sedangkan dalam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN KREDIT. dikembalikan oleh yang berutang. Begitu juga halnya dalam dunia perbankan

PELAKSANAAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN PADA PT. BANK. MANDIRI (PERSERO) Tbk. BANDAR LAMPUNG. Disusun Oleh : Fika Mafda Mutiara, SH.

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA. Lembaga jaminan fidusia merupakan lembaga jaminan yang secara yuridis

AKIBAT HUKUM TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA YANG SUDAH DIALIHKAN SEBELUM JAMINAN FIDUSIA DIDAFTARKAN

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-Buku:

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Riswanto, Asas Keseimbangan dalam Suatu Perjanjian Timbal Balik, Citra Ilmu, Jakarta, 2012

PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK TANGGUNGAN YANG OBYEKNYA DIKUASAI PIHAK KETIGA BERDASARKAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

PERJANJIAN PENYERAHAN BENDA BERGERAK YANG TERIKAT LEASING SEBAGAI JAMINAN HUTANG

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

JAMINAN KEBENDAAN DALAM PROSES PERJANJIAN KREDIT PERBANKAN (Tinjauan Yuridis Terhadap Jaminan Benda Bergerak Tidak Berwujud)

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

BAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. risiko yaitu yang paling mungkin terjadi adalah terjadinya tunggakan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITOR DALAM PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA APABILA DEBITOR WANPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi, Hukum Hak Tanggungan, Jakarta, Sinar Grafika, Adrian Sutedi, Hukum Kepailitan, Bogor, Ghalia Indonesia, 2009.

PENJUALAN DIBAWAH TANGAN TERHADAP OBYEK JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI PENYELESAIAN KREDIT NARATAMA BERSADA CABANG CIKUPA, KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien. Salah satu

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Undang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP OBYEK JAMINAN GADAI PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

PARATE EXECUTIE PADA HAK TANGGUNGAN SEBAGAI PERLINDUNGAN ASET KREDITOR DAN DEBITOR

Munir Fuady, 2000, Jaminan Fidusia, Citra Aditya Bakti, Bandung

BAB III TINJAUAN UMUM. pembangunan nasional perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Guna mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam perkembangan dunia perbankan hingga beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB III PENUTUP. tangan terkait objek jaminan pada perjanjian kredit usaha mikro adalah dengan

DAFTAR PUSTAKA. A, Kohar, 1984, Notarial Berkomunikasi,Alumni, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB II TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HIPOTIK DAN HAK TANGGUNGAN. Hipotik berasal dari kata hypotheek dari Hukum Romawi yaitu hypotheca yaitu suatu jaminan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI JAMINAN FIDUSIA. banyak dipraktikkan dalam lalu lintas hukum perkreditan atau pinjam meminjam.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN FIDUSIA. Kebutuhan akan adanya lembaga jaminan, telah muncul sejak zaman romawi.

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, 1982, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung , 1993, Hukum Perdata Indonesia, Citra

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK TANGGUNGAN SEBAGAI HAK JAMINAN. A. Dasar Hukum Pengertian Hak Tanggungan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai orang perseorangan dan badan hukum 3, dibutuhkan penyediaan dana yang. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA. Ashshofa, Burhan, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.

Lex Administratum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016. PROSES PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN Oleh : Naomi Meriam Walewangko 2

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA BENDA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK TESIS. Oleh. AMALIA YULIA NASTITI /MKn

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN DENGAN PEMBEBANAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN SUKINO Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Riau

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM JAMINAN STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : HKT4017 PRASYARAT :

Transkripsi:

81 suatu benda jaminan. Kedua, dengan tidak lahirnya jaminan fidusia maka benda jaminan tidak menjadi jaminan yang diistimewakan sesuai undang-undang (preferen) melainkan menjadi jaminan umum (konkuren) yang tidak diistimewakan sebagaimana tunduk kepada Pasal 1131 KUHPer. Dengan tidak lahirnya jaminan fidusia karena akta fidusia tidak didaftarkan maka jaminan tersebut tidak mempunyai kekuatan sita eksekutorial sebagaimana Pasal 29 UUJF, artinya apabila terjadi sengketa terkait wanprestasi atas perjanjian pembiayaan maka kreditor tidak dapat mengajukan fiat eksekusi ke pengadilan negeri melainkan harus menggunakan sarana gugat menggugat atas dasar wanprestasi. Ketiga, terhadap akta jaminan fidusia yang telah di daftarkan, maka apabila debitor telah melakukan wanprestasi maka kreditor mempunyai kewenangan atas kekuasaan sendiri untuk melakukan penjualan atas obyek fidusia, artinya kreditor memiliki hak eksekusi terhadap objek jaminan fidusia. Eksekusi jaminan fidusia dapat dilakukan apabila debitor tidak melakukan kewajibannya. Sertifikat jaminan fidusia mempunyai titel eksekutorial, yang kekuatannya sama dengan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Eksekusi terhadap jaminan fidusia bersifat final dan mengikat. Apabila debitor telah melakukan wanprestasi maka berdasarkan dengan Pasal 29 UUJF dilakukan dengan cara : a. fiat eksekusi, yaitu dengan cara mengajukan permohonan eksekusi ke pengadilan negeri setempat untuk selanjutnya meminta pengadilan

82 melakukan teguran/aanmaning kepada debitor, apabila debitor tidak memenuhi teguran pengadilan tersebut maka pengadilan negeri akan melakukan sita atas obyek fidusia dilanjutkan dengan proses lelang yang hasil lelangnya digunakan sebagai pelunasan kredit macet. b. menjual atas kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum, dimana berdasarkan janji-janji yang tercantum dalam sertipikat fidusia bahwa kreditor dapat melakukan permohonan penjualan atas obyek fidusia melalui pelelangan umum guna mengambil pelunasan atas hutang/kredit macet debitor. c. menjual di bawah tangan untuk mengambil pelunasan hutang. Hal ini atau syarat ini bisa dilakukan apabila di dalam akta jaminan fidusia/sertipikat fidusia disepakati janji-janji bahwa penerima fidusia diberi kewenangan atas kekuasaan sendiri melakukan penjualan obyek fidusia secara di bawah tangan guna mengambil pelunasan hutang pemberi fidusia berdasarkan perjanjian kredit pembiayaan. B. Saran 1. Perlunya sosialisasi lebih lanjut mengenai fidusia dan penyadaran hukum mengenai pelaksanaan Undang-Undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusi, agar jangan sampai ada debitor yang menjadi korban semena-mena kreditor dengan menggunakan jasa debt collector untuk mengambil begitu saja obyek fidusia, padahal lembaga pembiayaan tersebut tidak mendaftarkan Akta Jaminan Fidusia ke Depkumham.

83 2. Kreditor juga perlu memahami pentingnya pendaftaran akta jaminan fidusia, agar memperoleh perlindungan hukum ketika debitor wanprestasi.

DAFTAR PUSTAKA Badrulzaman, Mariam Darus et al. Kompilasi Hukum Perikatan, dalam Rangka Menyambut Masa Purnabakti Usia 70 Tahun, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2001) Hamzah, A; Senjun Manullang, Lembaga Fidusia Dan Penerapannya Di Indonesia, (Jakarta : Ind-Hill Co, 1987 ) Hasbullah, Frieda Husni, Hukum Kebendaan Perata, Hak- Hak Yang Memberi Jaminan, ( Jakarta : Ind- Hill Co, 2002 ) HS, Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004 ) Indonesia, Undang-undang Tentang Jaminan Fidusia, UU No.24 Tahun 1999. LN. No.168 Tahun 1999, TLN. No.3889. KUHPerdata KUHP Kamelo, Tan, Hukum Jaminan Fidusia, Suatu Kebutuhan Yang Didambakan, (Bandung : Alumni, 2004 ) Muhammad, Abdul Kadir, Hukum Perikatan, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1992) Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, ( Jakarta : UI-Press,1986 ) Subekti, Hukum Perjanjian (Jakarta : PT. Intermasa, 1990) Subekti, R., Aneka Perjanjian (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995) Satrio, J., Hukum Perikatan, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995)

Setiawan, R., Pokok-pokok Hukum Perikatan, (Bandung : Alumni, 1999) Sofyan, Sri Soedewi Masjchun, Beberapa Masalah Pelaksanaan Lembaga Jaminan Khususnya Fidusia di Dalam Praktek dan Pelaksanaannya Di Indonesia, (Yogyakarta : Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1977 ) Sofyan, Sri Soedewi Masjchun, Hukum Jaminan Di Indonesia Pokok- PokokHukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, (Yogyakarta : Liberty, 1980 ) Tiong, Oey Hoey, Fidusia Sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1984 ) Wiryono Prodjodikoro, R., Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bandung : Sumur, 1993)