BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

[Type the document title]

Gambar 7. Lokasi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

NUR MARTIA

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODOLOGIPENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini telah dilakukan tepatnya pada Agustus 2008, namun penyusunan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

BAB IV BASIS DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk

Dekstop Mapping (Bagian 1)

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

PEMETAAN JARINGAN JALAN KAWASAN PERKOTAAN TONDANO

BAHAN AJAR ON THE JOB TRAINING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan pendekatan spasial. Metode penelitian kuantitatif dapat

BAB I PENDAHULUAN I-1

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah sebuah cara yang digunakan untuk mencapai

PURWARUPA SISTEM INFORMASI KADASTER 3D BERBASIS WEB (STUDI KASUS : RUMAH SUSUN PENJARINGAN SARI, KOTA SURABAYA)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ditentukan sesuai dengan SNI nomor :1994 yang dianalisis dengan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... iii. INTISARI... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR...

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

PEMILIHAN LOKASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KABUPATEN BANGKALAN DENGAN BANTUAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

III. BAHAN DAN METODE

C. Prosedur Pelaksanaan

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Membuat Layer dan Digitasi Peta

MODUL 3 REGISTER DAN DIGITASI PETA

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

Gambar 1. prinsip proyeksi dari bidang lengkung muka bumi ke bidang datar kertas

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sumber Data, Masukan Data, dan Kualitas Data. by: Ahmad Syauqi Ahsan

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

Daftar Isi. Daftar Isi Daftar Gambar Bab 1. Pendahuluan... 5

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

PENDAHULUAN. menggunakan Analisis Tidak Langsung berdasarkan SNI Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1 DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS UNTUK KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL

Perumusan Masalah Bagaimana kondisi perubahan tutupan lahan yang terjadi di daerah aliran sungai Ciliwung dengan cara membandingkan citra satelit

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Persiapan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dasar yang ada di Kabupaten Boalemo dengan jumlah sekolah 141 unit.

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 hingga Maret 2014.

Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki enam kemampuan berikut dalam mengangani data yang bereferensi geografis :

BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

Analisis dan Pemetaan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan Sistem Informasi Geografis dan Metode Simple Additive Weighting

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Pemetaan Potensi Bahaya Tanah Longsor ini berlangsung selama 4 bulan mulai dari bulan Februari hingga bulan Mei 2016, dilaksanakan di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat terletak antara 01 0 00-02 o 30 LS dan 131 o 00-133 o 00 BT, serta berada pada ketinggian 0 1.362 meter dari permukaan laut. Luas wilayah Kabupaten Maybrat mencapai 5.461,69 km 2 yang terbagi menjadi 24 distrik dan terdiri dari 158 kampung (Maybrat dalam angka 2013) 3.2. Alur Penelitian Secara umum diagram alur yang digunakan dalam menghasilkan pemodelan tanah longsor ini diperlihatkan sebagai berikut: Survey Lapangan Depht Interview Ploting, Titik Lokasi Tanah Longsor Pencarian Sumber Data Skoring dan Pembobotan 1. Peta TutupanLahan 2. Peta Kemiringan Lereng 3. Peta Jenis Tanah 4. Peta Geologi 5. Peta Curah Hujan Overlay Penzonaan Overlay Peta Potensi Bahaya Tanah Longsor 19

Gambar 3.1. Alur Penelitian 3.3. Sampel Penelitian Pada penelitian ini, analisis daerah rawan longsor dilakukan dengan cara deskriptif yaitu melakukan pengecekan kejadian longsor yang ada di lapangan menggunakan GPS Heandhel dengan keakurasian mencapai ± 3 m. sebelum melakukan Ground check langsung di lapangan, penulis mencari informasi tentang daerah sekitar menggunkan Depht Interview terhadap masyarakat yang terkait agar mendapatkan titik sampel, kemudian dilakukan pengecekan untuk pengambilan sampel dengan jumlah sampel yang diambil sebagai berikut, dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Jumlah Titik Sampel No. KET Koordinat X Y Kampung Distrik 1 GC 2.2 246182 9853045 Aiwesa Aifat Timur 2 GC 2.1 247069 9848652 Aisa Aifat Timur 3 GC 2.4 239422 9854941 Ayata Aifat Timur 4 GC 3.1 217832 9871670 Ayawasi Aifat Utara 5 GC 1.5 232184 9849592 Tasikmaran Aifat 6 GC 1.1 221691 9861251 Kemurkek Aifat 7 GC 1.2 221886 9861083 Kemurkek Aifat 8 GC 1.4 218025 9850664 Susumuk Aifat 9 GC 4.1 200799 9861086 Mapura Ayamaru 10 GC 4.2 196959 9856444 Kambuaya Ayamaru 11 GC 5.1 187863 9859094 Framu Ayamaru Timur 12 GC 4.3 198139 9852230 Kambufia Ayamaru 13 GC 6.1 208678 9840769 Aitinyo Aitinyo Utara 14 GC 6.2 209268 9841734 Korom Aitinyo Utara 15 GC 6.3 210042 9841368 Sris Aitinyo Utara 16 GC 1.3 214442 9865955 Kokas Aifat 17 GC 1.6 232489 9849991 Fan Aifat 18 GC 4.4 203861 9876294 Sire Ayamaru 20

19 GC 2.3 246983 9848539 Aikrer Aifat Timur 20 GC 3.2 220767 9875806 Man Aifat Utara 21

21 Gambar 3.2. Peta Titik Persebaran Sempel Kabupaten Maybrat

3.4.Alat dan Bahan Perlengkapan yang digunakan pada penelitian ini antara lain berupa : 1. Hardware : Laptop Model : ASUS A455L Prosesor : Intel Core i3-4030u CPU @ 1.90GHz RAM : 2.00 GB 2. Sofware : ArcGIS 10.2 3. Operating System : Windows 10 Pro 64-Bit 4. Garmin GPS 60Csx Navigasi untuk proses GC (Ground Chek) 5. Alat transfortasi berupa kendaraan roda 2 (dua) untuk memasuki daerah tinjauan lokasi. 6. Peta Parameter 7. Lain-lain 3.4.1. Definisi Alat dan Bahan a. Garmin GPS Navigasi 60Csx Garmin GPS navigasi adalah salah satu receiver GPS tipe navigasi, yang di lengkapi dengan kompas digital dan altimeter digital, alat ini punya kemampuan sebagai berikut : Dapat menentukan posisi koordinat dalam format geografi ( lintang dan bujur ), koordinat pada proyeksi peta ( UTM ) Dapat menentukan ketinggian tempat dengan menggunakan altimeter Dapat menentukan waktu, kecepatan, dan arah dengan bantuan kompas Dapat menyimpan koordinat sebanyak 1000 titik ( waypoint ) Dapat menyimpan jalur track otomatis sebanyak 20 track 22

Fungsi Garmin GPS navigasi yakni menunjukkan lokasi, selanjutnya adalah fitur yang selalu ada pada GPS ini adalah tracklog/ rekaman perjalanan. Fitur tracklog inilah yang di manfaatkan untuk mengukur luas lahan pada sistem GPS, ada sebuah menu Track yang akan merekam setiap perjalanan Jika sebuah track berjalan, dan track tersebut mengelilingi sebuah tempat sementara titik awal dan titik akhirnya adalah sama, maka dari data track tersebut GPS akan mengkalkulasi panjang perjalanan dan luas lahan yang dikelilingi. GPS ini mempunyai tingkan akurasi, yakni 5-10 meter, yang akan berpengaruh pada hasi pengukuran, Oleh karenanya GPS ini cocok jika digunanakan untuk perhitungan kasar. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan Garmin GPS navigasi sebagai pengambilan data lapangan yang meliputi track perjalanan, waypoint atau titik lokasi untuk mengetahui koordinat dengan keakurasian mencapai 3 meter, infotmasi ketinggian dan sebagai alat navigasi perjalanan. b. Laptop Pengertian laptop adalah computer portable, yang bisa di gunakan secara mobile dan tidak tergantung pada tempat. Sepintas dari pengertian laptop tersebut yang memang dibutuhkan membuat laptop sendiri kian diminati. Keunggulan laptop dibanding PC adalah kemudahannya, jika laptop bisa di bawa kemana saja maka PC tidak. Sehingga sekarang ini semakin banyak orang yang menggunakan laptop baik itu untuk pekerjaan ataupun hanya sebagai kebutuhan sehari-hari. Penulis menggunakan laptop diperuntukan untuk pengoprasian data yang terkait yang sudah di ambil di lapangan mengunakan GPS Heandhel, Laptop ini juga berfungsi sebagai penyimpanan media data penelitian dan kenapa penulis memilih Laptop ASUS ini karna untuk 23

pengoprasian sofware pemetaan lumayan ringan, karna Laptop ASUS ini memenuhi syarat untuk pengoprasian sofware yang terkait seperti prosessornya Intel Core i3-4030u CPU @ 1.90GHz, RAMnya 2.00 GB dan Operating Systemnya Windows 10 Pro 64-Bit. c. ArcGIS 10.2 ArcGIS adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari produk perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) yang diproduksi ESRI (Environment Science & Research Institute) dengan segala kecanggihannya. Sofware ArcGIS merupakan penggabungan atau modifikasi dan peningkatan dari 2 sofware ESRI yang sudah terkenal sebelumnya yaitu ArcView 3.3 dan ArcINFO Workstation 7.2 (Wikipedia ArcGIS). ArcGIS meliputi perangkat lunak berbasis windows sebagai berikut: a). ArcView yang memungkinkan pengguna menampilkan data spasial, membuat peta berlapis, serta melakukan analisis spasial dasar, b). ArcMap memiliki kemampuan utama untuk visualisasi, membangun database spasial yang baru, memilih (querry), editing, menciptakan desain-desain peta, analisis dan pembuatan tampilan akhir dalam laporan-laporan kegiatan. Berdasarkan hal yang dapat dilakukan oleh ArcMap diantaranya yaitu penjelajahan data (exploring), analisis SIG (analyzing), presenting result, customizing data dan programming, c). ArcEditor, memiliki kemampuan sebagai ArcView dengan tambahan peralatan untuk memanipulasi berkas shapefile dab geodatabase, d). ArcInfo, memiliki kemampuan sebagai ArcEditor dengan tambahan fungsi manipulasi data, penyuntingan dan analisis, e). ArcCatalog, tool untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution) mendokumentasikan data spasial maupun metadata dan menyimpan (documentation) data-data SIG. 24

ArcCatalog membantu dalam proses eksplorasi dan pengelolahan data spasial. Setelah data terhubung, ArcCatalog dapat digunakan untuk melihat data. Bila ada data yang akan dipergunakan, dapat langsung ditambahkan pada peta. Seringkali, saat memperoleh data dari pihak lain, data tidak dapat langsung digunakan. Data tersebut mungkin masih perlu diubah sistem koordinat atau proyeksinya, dimodofikasi atributnya, atau dihubungkan antara data geografis dengan atribut yang tersimpan pada tabel terpisah, pada saat data siap, isi dan struktur data sebagaimana halnya perubahan-perubahan yang dilakukan, harus didokumentasikan. Berbagai aktivitas pengelolahan data ini dapat dilakukan menggunakan fasilitas yang tersedia pada ArcCatalog (Wordpress, Pengenalan ArcMap) Penulis dalam penelitian ini menggunakan aplikasi yang ada pada ArcGIS yaitu Aplikasi ArcMap adalah aplikasi GIS untuk pemetaan dengan komputer, dimana sudah dijelaskan di atas bahwa ArcMap memiliki kemampuan untuk membangun database spasial, editing, menciptakan desain peta dan analisis yang mana berguna dalam pembuatan peta resiko bencana tanah longsor. d. Peta Parameter Peta parameter adalah kumpulan peta yang akan dipakai untuk keperluan analisis daerah penelitian yang sudah ditentukan terlebih dahulu menurut PUSLITANAK yaitu peta tutupan lahan yang diperuntukan untuk informasi tutupan lahan daerah penelitian, peta curah hujan untuk keperluan analisis daerah yang memiliki intensitas curah hujan tinggi, peta jenis tanah diperuntukan untuk mengetahui persebaran jenis tanah yang ada di daerah penelitian, peta jenis batuan diperuntukan sebagai informasi daerah yang memiliki bidang luncur dalam proses terjadinya longsor dan peta kemiringan lereng sebagai informasi terhadap ketinggian suatu daerah yang akan di ambil sample. 25

a). Garmin GPS 60Csx Navigasi b) Laptop Core i3 Gambar 3.3. Alat Penelitian a). Peta Curah Hujan b). Peta Jenis Batuan c). Peta Jenis Tanah d). Peta Administrasi Gambar 3.4. Bahan Penelitian (Peta Parameter) 26

3.5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penyusun diawali dengan pengumpulan data dasar berupa peta-peta pendukung, studi pustaka dan pengumpulan data sekunder terutama berkaitan dengan sejarah kejadian tanah longsor. Pada tahap ini juga dilakukan konsultasi ke instansi pemerintahan yang terkait seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Maybrat (BPBD Kab. Maybrat), selanjutnya data tersebut dianalisis serta pengecekan lapangan secara langsung untuk mengetahui koordinat dilapangan dengan menggunakan GPS. Data GPS ini selanjutnya dijadikan acuan dalam validasi kejadian longsor di daerah penelitian Tabel 3.2. Sumber Data. No. Data Sumber 1. Peta Tutupan Lahan BIG 2. Peta Kemiringan Lereng BAPPEDA 3. Peta Geologi BAPPEDA 4. Peta Jenis Tanah BAPPEDA 6. Peta Curah Hujan BAPPEDA 7. Peta Administrasi BIG 8. Peta Topografi SRTM 3.6. Pengolahan Data Spasial Data spasial dalam SIG dipresentasikan dalam dua format, yaitu format vektor dan format raster. Data spasial itu sendiri merupakan data yang bersifat keruangan. Data yang telah dikumpulkan sebelumnya dalam format vektor berupa peta analog, yaitu Peta Parameter dan data GPS lokasi kejadian 27

longsor. Peta analog tersebut selanjutnya dikonversi menjadi peta digital melalui proses digitasi on screen, kemudian dilakukan koreksi geometri atau georeferensi. Proses pemasukan data GPS dan peta analog dilakukan melalui seperangkat komputer dengan software ArcGIS 10.2. Koreksi geometri atau georeferensi merupakan proses memproyeksi peta ke dalam suatu sistem proyeksi peta tertentu. Penyeragaman data-data ke dalam sistem koordinat dan proyeksi yang sama perlu dilakukan, guna mempermudah proses pengintegrasian data-data (Hermon 2012). Proyeksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah UTM (Universal Transverse Mercator) datum WGS 84 dan zone 53N, menggunakan software ArcGIS versi 10.2. Setelah proses koreksi terhadap peta selesai, maka dilanjutkan dengan pemotongan peta untuk menentukan daerah penelitian, dengan acuan peta batas administrasi Kabupaten Maybrat. Gambar 3.5. Alur Pembutan Peta 28

3.7. Teknik Analisis Data Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah penskoran dan pembobotan peta-peta parameter yang ada, setelah itu pembuatan unit lahan untuk membuatan peta rawa bencana longsor, Pembuatan peta bahaya longsor dengan tumpang tindih (overlay) dari peta-peta parameter penyebab terjadinya longsor. Dalam proses tumpang tindih, parameter tersebut diberi skor dan pembobotan sesuai dengan potensinya dalam menyumbangkan terjadinya longsor. Semakin tinggi skor dan pembobotan, mencerminkan semakin besar potensinya dalam menyumbangkan terjadinya longsor, dan begitu juga sebaliknya. Penentuan bobot menggunakan beberapa parameter penyebab longsor meliputi curah hujan, lereng, geologi, jenis tanah, dan tutupan lahan. Penggunaan bobot dan skor parameter bahaya longsor ini mengacu pada skor parameter Puslittanak 2004. Sesuai dengan tujuan pertama penelitian ini, pembuatan peta resiko bahaya tanah longsor menurut Puslittanak tahun 2004. Tingkat bahaya longsor dianalisis secara semi kuantitatif menggunakan kombinasi antara skoring dan pembobotan berdasarkan kontribusi relatif parameter terhadap bahaya tanah longsor. Pembobotan parameter menggunakan formula (tersaji pada persamaan 1). Sedangkan kelas bahaya tanah longsor dibuat berdasarkan nilai interval bahaya longsor (tersaji pada persamaan 2), Dalam penentuan skor total dari berbagai skor setiap parameter (tersaji pada persamaan 3) 29

... (1) dimana: Wj = Nilai bobot yang dinominalkan n = Jumlah kriteria (1,2,3... n) rj = Posisi urutan kriteria n = Total jumlah kriteria... (2) Skor Total = 0.15 FPL + 0.15 FKL + 0.2 FJT + 0.2 FJB + 0.3 FCH... (3) dimana: FPL = Faktor Penutupan Lahan FKL = Faktor Kemiringan Lereng FJT = Faktor Jenis Tanah FJB = Faktor Jenis Batuan FCH = Faktor Curah Hujan 0.3, 0.2, 0.15 = Bobot Nilai 30