BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posisi kerja duduk adalah salah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di mana badan tegak atau membungkuk. Sikap duduk memerlukan lebih sedikit energi, karena hal ini dapat mengurangi beban otot statis pada kaki. Posisi duduk saat bekerja tidak hanya dilakukan di perkantoran atau industri saja, namun mengendarai mobil khususnya pengemudi angkutan kota juga termasuk pekerjaan dalam posisi duduk (Mauldhina, 2014). Sopir angkutan kota mengemudi dengan posisi duduk lebih dari 30 menit sehingga rentan terhadap gangguan kesehatan, khususnya nyeri punggung. Samara (2015) mengemukakan bahwa posisi duduk tegak maupun membungkuk dalam jangka waktu lebih dari 30 menit dapat mengakibatkan gangguan pada otot punggung. Sikap duduk yang paling baik dari ilmu ergonomi adalah sedikit membungkuk. Dilihat dari anatomi dan fisiologi tulang lebih baik tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas, untuk itu dianjurkan memiliki sikap duduk yang tegak, diselingi istirahat dengan sedikit membungkuk (Anies, 2005). Sesuai dengan bentuk alamiah kurva tulang belakang, maka sikap kerja duduk yang paling baik adalah sedikit lordose pada pinggang dan sedikit kifose pada punggung. Dengan posisi seperti ini pengaruh buruk pada tulang belakang terutama pada lumbosacral dapat dikurangi. Hal ini dapat dicapai dengan 1
2 penggunaan kursi dengan sandaran pinggang yang sesuai dengan bentuk anatomis tulang belakang (Kuntodi, 2008). Menurut Sritomo (1995) perancangan kursi mobil yang sesuai dengan ilmu ergonomi yaitu, letaknya bisa digeser maju atau mundur, dan sudut sandarannyapun bisa diubah-ubah. Namun perancangan kursi mobil pada mobil angkutan kota letaknya tidak bisa digeser maju atau mundur bahkan kursi mobil terkadang tidak nyaman dan rusak. Posisi duduk yang tidak alamiah atau tidak ergonomis dapat menimbulkan kontraksi otot secara isometris (melawan tahanan) pada otot-otot utama yang terlibat dalam pekerjaan. Studi tentang keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah. Di antara keluhan otot skeletal tersebut, yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian punggung (Tarwaka, 2008). Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu gangguan musculoskeletal yang disebabkan oleh posisi tubuh individu yang tidak benar saat melakukan aktivitas ataupun bekerja dengan posisi statis dalam jangka waktu yang lama. (Maher dan Pellino, 2002). NPB diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok yaitu kronik dan akut. NPB akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan NPB kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2006). Diana Samara mengatakan bahwa duduk lama merupakan penyebab tersering timbulnya NPB dengan angka kejadian pada orang dewasa 39,7 60 %. NPB dikatakan berkaitan dengan duduk selama lebih dari 4 jam per hari. Magora
3 menemukan prevalensi NPB sebesar 12,6 % pada orang yang sering bekerja duduk lebih dari 4 jam. Penelitian yang dilakukan Lam (1999), menyatakan bahwa duduk dengan posisi badan membungkuk sangat membebani struktur jaringan lunak vertebra pada diskus intervertebra, ligament dan otot. Orang yang duduk tegak lebih cepat letih karena otot-otot punggungnya lebih tegang. Sementara kerja otot lebih ringan saat duduk membungkuk, namun tekanan pada bantalan saraf lebih besar (Samara, 2015). Penelitian tentang keluhan nyeri punggung bawah sudah pernah diteliti sebelumnya. Namun di Bali khususnya Denpasar belum pernah dilakukan penelitian tentang keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota. Sehingga peneliti tertarik mengambil judul tentang Hubungan Posisi Duduk Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik Pada Pengemudi Angkutan Kota di Terminal Ubung. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah posisi duduk pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung? 2. Bagaimanakah keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung? 3. Apakah ada hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung?
4 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk menganalisis posisi duduk pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung. b. Untuk mengidentifikasi keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung. c. Untuk menganalisis hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah non spesifik pada pengemudi angkutan kota di Terminal Ubung. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Pengemudi Angkutan Kota Memberikan informasi pada pengemudi angkutan kota tentang posisi duduk yang benar saat mengemudi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah sehingga informasi ini dapat digunakan untuk mencegah terjadinya nyeri punggung bawah yang diakibatkan dari duduk lama saat bekerja.
5 1.4.2 Ilmu Pengetahuan Menambah pengetahuan tentang hubungan posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah yang mungkin dapat dijadikan perbandingan bagi peneliti. 1.4.3 Pengetahuan Fisioterapi Memperoleh tambahan kajian tentang dampak posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pengemudi angkutan kota. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman dan wawasan dalam melakukan penelitian dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya.